Share

Dinner

Penulis: Rucaramia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-07 12:24:54

“Apa kamu lapar? Aku akan buatkan sesuatu untuk mengisi energimu,” ujar Jiyya setelah gadis itu memutuskan membawa Joan ke kediamannya. Tapi pria itu malah justru memilih untuk memeluknya dari belakang begitu mereka berdua telah benar-benar masuk ke dalam.

“Aku lebih suka tinggal di tempat tidur,” gumam pria itu lagi. Bibirnya begitu dekat dengan cuping telinganya sehingga Jiyya dapat merasakan seluruh tubuhnya langsung terasa kesemutan.

Tiba-tiba seluruh ketenangan yang Jiyya bangun selama perjalanan pulang tadi langsung terkikis dan hilang. “Kalau begitu kau bisa ke tempat tidur,” katanya menjawab, seraya menggeliat sehingga dapat bebas dari pelukan Joan.

Pria itu langsung membuat suara yang mengindikasikan bahwa dirinya kecewa begitu menyadari bahwa Jiyya memilih untuk menjauh darinya. Tapi rasa kecewanya itu berlangsung hanya sesaat sebab ketika dia menatap punggung Jiyya yang menjauh dari tempatnya berdiri sekarang dia bisa melihat bahwa Jiyya secara perlahan membuka pakaianny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Ooh~ Ketahuan

    “Kamu ada kelas hari ini?” Jiyya menoleh untuk melihat Joan mengenakan sepatunya di depan pintu. Dia tidak bisa menahan senyum ketika pria itu mengenakan kemeja yang kancingnya terlepas sehingga dada-nya dapat terekspos bebas. Ya, itu pun terjadi karena ulahnya. Sedikit banyak memberinya memori yang lumayan baik. Walaupun itu sedikit buruk, tapi Jiyya menyukai kenakalannya. “Ya, saya ada kelas hari ini,” kata Jiyya menjawab pertanyaan pria itu. “Ms. Donna menawarkan dirinya untuk memberikanku jam ekstra untuk mengajar secara khusus di minggu ini. Silvana juga mendapatkan penawaran yang sama, tapi kurasa dia akan lebih memilih untuk menghabiskan seminggu penuhnya dengan Si—” Jiyya kontan langsung menutup mulutnya sendiri. Dia hampir saja mengatakan sebuah omong kosong kepada Joan. Joan hanya mendongak dari posisinya yang terduduk, seraya mengangkat alis. “Dengan Leon?” tebaknya yang membuat Jiyya kontan tersentak. Mulut Jiyya menganga. “Tidak! eh? Apa? bagaimana bisa Sir Joan meneb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Joan Sagapung

    Ini sedikit mengherankan, pasalnya Ms. Donna tidak mengatakan apa-apa tentang dia yang sempat memergoki Jiyya dan Joan di dalam mobil. Sepanjang kelas, dan bahkan hingga berarkhir pun nyatanya Jiyya merasa tidak tenang dan takut kalau-kalau wanita itu akan mengatakan sesuatu tentang hubungannya dengan Sir Joan. Bukankah itu sudah pasti karena mereka berdua terlampau tak hati-hati?Sebelum setiap intruksi di lontarkan, Jiyya selalu tersentak seolah wanita itu akan memarahinya atau barangkali mendapatkan caci maki dan cela darinya. Tapi anehnya Ms. Donna tidak menyinggung soal itu dan tetap memberikannya kelas ekstra seperti biasa tanpa ada perubahan yang berarti. Diam-diam Jiyya memperhatikan dosen wanita yang memfavoritkan dirinya sebagai mahasiswi kesayangan. Ms. Donna sepertinya berada dalam suasana hati yang bagus. Dia sesekali memberikan beberapa arahan yang di barengi dengan senyuman di wajah, memberinya pujian saat Jiyya melakukan sesuatu yang bagus, dan kritik yang terbilang ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   On The Table

    Jiyya melepaskan ciumannya untuk mengerang hebat, menempatkan kedua tangannya untuk bertahan di leher Joan saat pria itu menarik dirinya sesaat. Merasa belum puas hanya dengan mengisi relung terdalam Jiyya, Joan menundukan kepalanya dan melahap satu puncak yang sejak tadi sedikit mendistraksi dan menarik perhatiannya. Memberi jilatan lembut seraya menggerakan pinggulnya, sekali lagi Jiyya hanya dapat mengerang keras. Pria itu menahan beban Jiyya menggunakan kedua tangannya di pinggul yang berarti Jiyya akan hanya akan bergerak atas pergerakannya. Jiyya sendiri mulai kehilangan kendali, dia meracau liar sementara jari jemarinya bergerak ke atas dan menjerat rambut bagian belakang Joan. Dia terengah atas sensasi di bawah sana yang sungguh tidak dapat di ungkapkan dengan kata. Terlebih pria itu memang selalu punya cara untuk memanjakannya tidak hanya di satu titik, melainkan di beberapa titik yang merupakan kelemahannya. Joan pandai mengirimkan perasaan yang penuh nikmat luar biasa ke s

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   F--kfinger

    Jiyya hanya melepaskan tawa kecil untuk menanggapi pertanyaan Joan. Wajahnya kontan memerah, seraya mencengkram botol air mineral dengan sedikit lebih keras. “Ya, bagaimana pun juga saya di hantam dari dua sisi,” ujar Jiyya mengkonfirmasi kepada pria itu. “Kelas ekstra Ms. Donna memang selalu sulit,” tutup Jiyya kemudian seraya meneguk air di dalam botol tersebut. Matanya tertuju pada lantai dan meja, pikirannya sedikit tidak beres saat itu. “Tapi sejujurnya, kalau Sir Joan bertanya soal pendapatku mengenai percintaan kita. Maka berhubungan seks di atas meja tidak membantu meringankan otot saya yang lelah.” Joan hanya menyeringai dan meneguk air mineral miliknya pula. Pria itu tiba-tiba tergoda untuk meremas paha Jiyya yang baginya terlalu menggemaskan. “Maaf ya,” ujar pria itu. Nada bicaranya menunjukan bahwa sesungguhnya dia sama sekali tidak menyesal telah berbuat demikian. Justru dia merasa senang bukan kepalang setelah mengerjai mahasiswi manisnya itu dengan sebuah permainan spo

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   You are My Soulmate

    Pertanyaan itu Joan ujarkan seraya menambah satu jarinya lagi dan mendorongnya ke dalam. Dia menyukai moment tertentu menyiksa Jiyya dengan seluruh kenikmatan yang bisa dia berikan. Dan Jawaban Jiyya? tentu saja gadis itu hanya bisa membalasnya sebatas dari rintihan keras saja. Joan berseringai, dia memilih untuk membungkam bibir gadis itu dengan bibirnya sementara jarinya masih sibuk memompa di bawah sana. Ciuman itu memang berawal dengan lembut, tetapi semakin lama makin berkembang menjadi liar dan tidak terkendali karena gairah. Jiyya bahkan kini sudah melepaskan satu tangannya untuk berpegangan pada bahu Joan dan memperdalam pergulatan lidah mereka. Menggesekan tubuh satu sama lain, berusaha untuk memberikan perlawanan atas pergerakan jari pria itu di dalamnya. Tapi Joan memang bukan tipe yang mudah mengalah. Alih-alih memberikan kesempatan dia justru mempercepat pergerakan jarinya. Jiyya kontan melepaskan ciumannya dan mengerang keras lagi. Jika bukan karena kursi dan sebelah t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-09
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Dukungan Dari Teman Masa Kecil Silvana

    “Hai Sir Leon.”“Ah, Jarvis,” sahut Leon sembari mengucapkan kalimat sapaan balik bahkan sebelum kepalanya berbalik menghadap mahasiswa pintar kesayangannya. Dia sudah terbiasa dengan Jarvis yang kerap kali memilih untuk berjalan dibelakangnya dibandingkan sejajar meskipun mereka sudah cukup akrab. Leon melirik dan mendapati mahasiswanya itu sedang merokok. “Sejak kapan kau merokok?” tanya Leon agak heran sebab seingatnya Jarvis membenci asap rokok. “Entahlah aku tidak begitu ingat,” sahut si pemuda. Sebetulnya ada alasan mengapa Leon sengaja mendekati pemuda ini, dia ingin melihat Silvana lantaran gadis itu jarang sekali terlihat batang hidungnya. Sebenarnya sejak kemarin dan sejujurnya dia agak merindukan si gadis cerewet itu ada disekitarnya. Padahal dia berulang kali mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia telah dewasa dan seharusnya cinta antara orang dewasa tidaklah begitu. Namun tetap saja sudut hatinya terlalu kuat untuk diabaikan. Leon terlalu merindukannya, sampai rasan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Kunjungan Pertama Ke Rumah Silvana

    Dia telah tiba dikediaman gadis itu, tapi setelah turun dari jok motornya sekarang Leon malah bingung harus bagaimana. Pria itu sempat mondar-mandir sebentar sambil meremas kedua tangannya yang terasa dingin, alisnya bertautan. Entah kenapa rasanya lebih sulit dari pada saat ujian pertama kelayakannya sebagai dosen di kampus, yang ini dua kali lipat lebih menyeramkan dibandingkan yang bisa dia bayangkan.Ditambah kedua orang tua gadis itu tidak tahu apa-apa tentang hubungannya dengan Silvana. "Segalanya akan baik-baik saja. Kau bisa melewati rintangan ini, jika kau mampu menghadapinya," gumam Leon pada dirinya sendiri. Sisanya segala macam mantra dia ujarkan untuk mengurangi kegugupan. Oh, ayolah dia tidak datang untuk melamar anak gadis mereka, tapi kenapa dia harus merasa tulang belakangnya kaku, dan tangannya bergetar begini? Kegelisahan itu semakin nampak saat pria itu menekan bel pintu rumah dihadapannya. Leon benar-benar seperti anak kecil yang membutuhkan toilet dibandingkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-10
  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Medan Perang Sesungguhnya

    “Kenapa memangnya Ayah?” Silvana tiba-tiba membalas perkataan ayahnya sendiri, gadis itu terlihat gusar. Ini mungkin terbilang ekspresi baru yang Leon dapati dari si gadis yang selalu menampakan raut muka yang selalu optimis dan kerap menggodanya. “Kami bahagia saat bersama. Dia bahagia saat bersamaku, begitupun aku,” tambahnya lagi mencoba memberikan penjelasan dan pengertian kepada sang ayah.“Silvana kau bahkan masih dua puluh tahun! Dan dia adalah dosen yang harusnya mendidikmu, bukan malah berani mengencanimu!” Sang kepala keluarga nampak murka, Leon bertaruh pria itu bahkan hampir mencabut seluruh rambutnya karena terlalu kesal memberikan pengertian terhadap putrinya yang bebal. Bisa dilihat dari ekspresi dan nada suaranya yang naik beberapa oktaf dan penuh dengan emosional. Ketika segalanya nyaris meledak dan menjadi sebuah kekacauan, untung saja sang istri cepat mengintervensi. Pertengkaran antara ayah dan anak di depan Leon nyaris terjadi sebetulnya tetapi wanita itu bisa den

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Extra Part Silvana x Leon II

    Silvana mengerang ketika merasakan dirinya dibombardir tanpa ampun di bawah sana oleh suaminya. Kenikmatan yang dia rindukan sungguh luar biasa, dan wanita itu sudah mulai dapat merasakan gelombang orgasme mendekat. Leon yang menyadari bahwa istri kecil kesayangannya mulai mendekati puncak semakin memperdalam ciumannya dibawah sana. Menyelipkan lidahnya ke dalam lubang panasnya membuat Silvana berputar-putar dalam kepuasan yang tiada tara. Silvana menundukan kepalanya ke belakang, sekarang dia tidak dapat lagi fokus kepada pekerjaannya sendiri dan kedua matanya mulai mengabur. Lidahnya keluar dari mulut ketika dia menoleh ke arah suaminya dibelakang sana. Leon hanya menyeringai melihat reaksi kepayahan istrinya setelah berhasil dia bombardir bahkan dia makin tergoda untuk menambah permainan menjadi semakin panas lagi. Secara tiba-tiba Leon menghisap clitoris wanita itu tanpa aba-aba. “Ahhh!” Silvana tidak tahan untuk mencengkram kedua kaki suaminya untuk berpegangan ketika serangan t

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Extra Part Silvana x Leon

    Mereka sekarang sudah menikah, dan karena kehamilannya pula Silvana merasa akhir-akhir ini dia jadi sangat mudah bergairah tetapi tidak dengan Leon suaminya yang sekarang tampak bekerja lebih keras daripada biasanya. Silvana terjaga malam itu dan menyadari bahwa suaminya tidak berada di sisi ranjang yang dia tempati. Dia jadi tidak bisa kembali tidur lagi. Sepanjang hari mereka tidak bersua karena Leon cukup sibuk di kampus dan baru pulang sore hari, itu pun dia langsung kembali menekuni berkas yang entah apa dan akan mengurung diri di ruang kerjanya selama berjam-jam dan hanya ada disisinya untuk tidur. Dia tidak suka hubungan yang seperti ini, dia merindukan Leon kekasihnya dahulu. Dia berharap bisa mengubah itu, tetapi bagaimana? Silvana sangat gelisah. Wanita itu berbalik ke samping, menatap lantai dengan matanya yang tampak lelah. Dia merasa letih untuk alasan yang tidak bisa dijelaskan, tapi yang pasti dominan diisi oleh rasa kesal dan kesepian. Sekali lagi pikiran wanita itu

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Akhir Kisah Ini

    Dua tahun kemudian…“Jadi, katakan apa alasanmu kemari?” Sang Ayah menjadi perisai yang cukup kuat untuk menghadang kedatangan Leon ke kediaman mereka malam itu. Pria dewasa itu nampak memberikan tatapan tajam andalannya, namun untung saja kekasihnya tidak bisa digertak hanya dengan tatapan itu. “Saya ingin melamar Silvana,” ujar Leon dengan tutur kata yang di penuhi oleh keyakinan dan kepercayaan diri yang tingginya selangit. Ini mungkin kalimat yang paling Silvana tunggu setelah hubungan mereka yang berlangsung lebih dari dua tahun. Gadis itu sudah menyelesaikan study-nya dan mereka tidak lagi berada dalam sebuah lingkungan yang sama. Ini adalah bentuk komitmen atas hubungan mereka juga. “Silvana….” Panggil sang ayah terhadap gadis itu, pandangannya cukup serius pada Silvana kala itu. “Kau sudah tahu soal ini?” “Ya.” “Kenapa kau tidak mendiskusikannya lebih dulu dengan kami?” sang ayah kembali bertanya dengan nada yang tinggi kepada putrinya. Bukannya pria itu tidak senang denga

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Keputusan Akhir Jiyya

    “Aku tidak mengira bahwa kau tidak juga menyerah untuk bicara denganku. Kali ini aku harus mendengar apa darimu? Permintaan maaf?” Jiyya tetap diam, dia hanya mengaduk wiski yang di hidangkan oleh bartender belum lama. Pertemuan ini terjadi karena Jiyya mendatangi sebuah pub, dan ini bisa di bilang perdana dia masuk ke tempat ini sendirian. Dia sungguh putus asa mencari Dean. Namun beberapa saat yang lalu dan dia mendapatkan informasi kalau sahabat masa kecilnya itu ada disini. Dan benar saja pemuda itu ada, anehnya lagi dalam kondisi menyendiri dan muram. Sejujurnya Dean bukan tipe seorang pria yang akan melakukan hal seperti ini. Jiyya mendengarkan tanya yang pemuda itu ujarkan, tapi seluruh pemikiran di kepalanya terlalu rumit dan berseliweran. Sehingga pada akhirnya Jiyya tidak bisa mengatakan sepatah kata pun kepada Dean. Sesuatu seperti itu rupanya cukup dapat Dean nilai sebagai prilaku yang tidak biasa dari Jiyya. Dia kontan mencondongkan tubuhnya agar lebih mendekat pada sa

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Harus Bahagia

    Situasi bandara yang hiruk pikuk menjadi pemandangan yang sudah terbilang akan menjadi rutinitas bagi setiap orang yang biasa menjajakan kakinya kemari. Kehidupan manusia yang sibuk akan urusannya masing-masing adalah bagian yang tidak terpisahkan dari situasi dan aktivitas di bandara. Termasuk untuk ke empat orang yang ada di sana. Joan, Jiyya, Silvana dan Leon. Silvana dan Leon baru saja tiba, mereka bergandengan tangan mesra memberi ruang bagi Jiyya untuk melepas kekasihnya untuk waktu yang tidak di tentukan. Cengkeraman tangan Silvana kepada Leon sedikit lebih erat dari pada biasanya, dan mudah bagi pria itu untuk menebak apa yang ada di kepala sang gadis. Bagi Silvana perpisahan seperti ini adalah kali kedua dia menyaksikannya, haru biru di depan sana jadi lebih seperti kumpulan awan badai yang gelap. Firasat buruk yang tak terbendung tentang seluruh praduga negatif memenuhi kepalanya. Seperti Bestian yang tidak juga kembali setelah beberapa tahun lamanya. Walaupun Silvana berh

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Last Farewell

    Joan menggeram begitu dia terpikirkan hal itu, dia menekankan dahinya ke dahi sang kekasih sementara dirinya terus menggerakan pinggul, mengirim Jiyya menuju ke pusat kenikmatan. Dia membawa salah satu tangannya ke wajah Jiyya sementara tangan yang lain berstagnasi di paha mulusnya.“You’re mine,” bisiknya penuh penekanan. Jiyya menatap tepat ke arah kedua kelopak matanya. “Then you’re mine,” balasnya pula. Joan menutup matanya sejenak sebelum mendorong dirinya lebih dalam dan lebih keras, mengerang ketika dia menyandarkan kepalanya di lekukan leher kekasihnya. Desahan Jiyya mengirimkan getaran euphoria ke dalam diri sang pira, seolah dia di bawa ke surga atas kenikmatan yang dia dapatkan. Sentuhan kulitnya yang halus dan lembut di bawahnya terasa begitu rapuh namun begitu keras di saat yang bersamaan. Semua itu adalah hal yang dia butuhkan. Jiyya mengerang lagi ketika seluruh tubuhnya bergetar lagi karena kekuatan atas pelayanan yang Joan berikan terhadapnya. Dia menempel padanya,

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Bagaimana Bisa Aku Hidup Tanpanya?

    Leon mencoba untuk menerapkan senyumannya kepada sang kekasih. Tapi sayangnya itu tidak cukup kuat untuk menghapus ekspresi cemberut Silvana. “Ugh.” Leon tanpa sadar melenguh, ketika Silvana menepis tangan Leon yang berusaha menggapainya. Akhirnya pria itu hanya sebatas bisa menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal sama sekali. “Maaf, bukan seperti itu. Aku hanya tidak terbiasa menjadi pusat perhatian dan umm… aku merasa tersinggung saat wanita lain menatapmu dengan cara yang kurang baik.” Silvana sedikit melunak mendengar penuturan Leon. Tapi bukan berarti wajah marahnya sirna seutuhnya. “Jadi kau tadi berusaha menutupiku dari mereka?”“Y-ya, aku hanya merasa bahwa kau tidak pantas mendapatkan pandangan seperti itu.” Silvana memutar matanya, tapi tak lama kemudian dia menghela napasnya dan senyuman manis terbit di wajahnya. “Biarkan mereka menatapku,” jawab Silvana sebelum bergerak mendekat dan kembali menggandeng tangan Leon seolah dia tidak pernah marah beberapa saat yang lal

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Play & Out

    Silvana memang selalu saja pandai menggodanya dengan senyum nakal yang selalu sukses mengirimkan getaran tertentu ke dalam tubuh sang dosen muda. Pria itu hanya bisa menutup matanya dan menarik napas ketika bibir itu telah mulai berada di sekitar sana. Dia mengerang sedikit, menurunkan tangannya hanya untuk sekadar membelai rambut sang kekasih ketika gadis itu mulai memanjakannya di bawah sana. Mulutnya seperti biasa selalu saja panas dan basah. Tapi bukan Silvana namanya bila dia hanya dapat memberikan sensasi demikian, sebab tak berselang lama jarinya mulai aktif merambah pangkalnya. Sementara gadis itu sibuk menjilatinya di bawah sana membuat Leon hanya bisa pasrah dan sedikit mundur. Begitu dia menggerakan pinggulnya, kecepatan Silvana justru malah kian meningkat. Dia tercekik sedikit karena ukuran sang dosen, tapi seolah tanpa hambatan dia malah terus bergerak jauh lebih agresif. Membawanya lebih kedalam sebelum melepaskannya dan memasukannya lagi. Pergerakan konstan namun liar

  • Pemuas Hasrat Dosen Tampanku   Ayo mulai!

    Silvana merasa lega sekaligus nyaman sekarang. Senyum bodoh terlihat di wajahnya ketika dia meringkuk lebih dekat lagi kepada sang dosen muda. Jika ada orang yang bertanya apa penyebabnya, maka Silvana akan bilang bahwa dia baru saja di berikan kesenangan yang luar biasa setelah di rusak oleh kekasihnya. Ya, mereka baru saja tertidur bersama setelah bermain gila dengan cara yang kasar namun hebat. Setelahnya rasa yang tersisa hanyalah rasa sakit yang terasa di bagian pinggul dan lengannya. Dia mungkin akan menjadi perempuan muda jompo jika terus menerus digagahi Sir Leon. Oke, mungkin Silvana harus menarik kembali ucapannya yang berkata bahwa dia telah terbiasa dengan gaya permianan Leon yang terlalu gahar. Padahal itu bisa di bilang sebagai pelecehan, tapi karena nikmat bagaimana Silvana bisa marah kan? Mau bilang tersiksa tapi ya enak, mau bilang enak tapi ya ujungnya badannya malah terasa sakit dibeberapa bagian.Terlebih hal ini sebetulnya di picu oleh Leon sendiri. Pria itu tiba

DMCA.com Protection Status