Home / Pernikahan / Jodohku Dokter Galak / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Jodohku Dokter Galak: Chapter 51 - Chapter 60

76 Chapters

Bab 50

Tidak punya banyak waktu untuk menghilangkan jejak bau yang memenuhi si putih ketika pada akhirnya Valentina membuat kesalahan tuk kedua kali. Dewi batinnya ingin menyuruh agar segera membersihkan muntahan yang berceceran di dasbor mobil kesayangan Raditya sampai mengenai karpet mobil, namun tertahan dengan gelombang yang berulang kali datang tanpa memberi Valentina kesempatan bernapas. Dia meminta maaf kepada Raditya karena tahu kalau si putih seperti anak pertama yang tidak boleh terkena dosa sekecil apa pun. Air matanya tumpah tanpa bisa dihentikan meski Raditya sudah memaafkan Valentina. Gadis itu tahu arti ekspresi yang ditunjukkan Raditya bukanlah sebuah keikhlasan menerima petaka. Lihat saja kerutan di dahi juga sorot tajam seakan ingin mencabik-cabik Valentina menjadi potongan-potongan kertas. Ditambah seberkas ingatan saat Valentina mencoret si putih dengan cat semp
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Bab 51

Raditya mengamati Julia yang sedang tertidur di atas kasur dengan selang infus yang terpasang di tangan kanannya. Setelah mendapat telepon dari teman satu kelompok bahwa Julia pingsan akibat demam tinggi juga faktor kelelahan, Raditya langsung meluncur ke rumah sakit. Dia pikir sakit flu yang dialami mantan kekasihnya itu biasa-biasa saja, tapi ternyata Julia juga mengalami radang tenggorokan ditambah typhus. Satu perpaduan penyakit yang bikin orang enggan untuk memasukkan makanan ke dalam lambung. Yang disayangkan adalah kenapa Julia menahan sakitnya seorang diri dan berlagak baik-baik saja. Padahal dia bisa saja bilang kepada Raditya untuk ijin digantikan teman-teman yang lain. Apa Julia benar-benar menjaga jarak darinya? Bukankah masalah yang terjadi sudah berlalu? Raditya pun berusaha bersikap profesional dan mengesampingkan urusan pribadi yang pernah terjadi. Atau ... masih adakah secuil perasaan yang tertinggal di hati Julia hingga dia menyiksa diri sendiri? Bukannya dia udah
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Bab 52

Seraya mengunyah permen asam Jawa yang dibelikan Raditya hingga satu dus, Valentina menulis laporan revisi semalaman ditemani ibu dan mertuanya. Jangan tanya bagaimana keriting jarinya saat ini merangkai tulisan demi tulisan tanpa berhenti. Dari anamnesa sampai evaluasi keperawatan terpaksa dia ubah sesuai permintaan dosen daripada harus mendapat nilai jelek. Salah dirinya juga mengapa tidak cross check kembali antara data yang diterima dengan teori. Valentina terlalu cepat mengambil kesimpulan hingga harus mengulang sampai mampus.Sesekali dia mengendus aroma-aroma yang melintas di lubang hidung, takut jika aroma tubuh Raditya tercium. Bukannya menjadi istri durhaka, tapi kehamilan pertamanya ini benar-benar menyiksa dirinya sekarang. Kemarin melihat wajah suaminya yang luar biasa tampan dan memesona saja gelombang dalam perut Valentina langsung naik menimbulka
last updateLast Updated : 2024-01-21
Read more

Bab 53

Bus bercat abu-abu dengan aroma solar khas menyengat hidung tengah terparkir tepat di depan kampus Valentina ketika teman-temannya berbaris rapi. Bak anak TK mau kunjungan wisata, mahasiswa berseragam biru tersebut membawa tas ransel juga kantung plastik berisi makanan pengganjal lapar. Wajah-wajah kusut yang biasanya dipenuhi tugas asuhan keperawatan kini berubah menjadi secerah pelangi. Mereka sibuk mengambil foto selfie seolah-olah perjalanannya bakal memakan waktu panjang. Padahal dari Wonokromo ke area Ujung Surabaya hanya memakan waktu sekitar satu jam jika tidak macet. Ditambah suara-suara antusias yang mengatakan kalau tidak sabar berenang dan menyelam.Sementara ada beberapa anak laki-laki membawa kardus berisi minuman kemasan dan roti karena kegiatan akan diperkirakan sampai sore hari. Manalagi lokasi simulasi evakuasi laut berada di dalam salah satu i
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Bab 54

"Udah demam hari ke berapa baru dibawa ke rumah sakit?" tanya Raditya melalui sambungan telepon yang terhubung dengan UGD. "Hari kelima. Ini tensinya rendah sampai enggak bisa terukur dengan tensimeter, Dok! Akralnya juga dingin dan mimisan sejak lima belas menit lalu," lapor seorang perempuan. "Kami curiga syok dengue hemoragik fever.""Pasang double IV line, nanti kamu guyur dengan ringer laktat. Berat badan?""Lima puluh kilogram, Dok. Untuk mimisannya sementara kami beri tampon epinefrin," jelas si perempuan. "Iya udah, kamu guyur dulu 1000 cc sampai tiga pulut menit nanti cek tensinya lagi. Kalau belum naik ulangi kayak tadi. Nanti kabari saya," ucap Raditya. "Ha
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Bab 55

Si putih kesayangan Raditya berhenti di depan kantor kelurahan Sukolilo Baru ketika matahari merangkak naik namun sinarnya sudah menyengat kulit. Dia keluar dari mobil dan disambut aroma ikan-ikan yang dijemur di sepanjang jalan. Hal itu bukan pemandangan asing bagi Raditya karena sebagian besar mata pencaharian warga di sini adalah nelayan dan sering mengolah hasil tangkapan untuk dijual. Ada juga sentra Bulak yang beberapa tahun lalu dibuka dan diresmikan oleh pemerintah sebagai tempat jual-beli berbagai jenis ikan.Selain itu,  toko-toko berjajar menjajakan hasil olahan laut lain seperti kerupuk terung atau teripang, rambak kulit kakap, kerupuk udang, ikan asin, kerupuk udang, hingga lorjuk--kerang bambu tengah ramai dikunjungi wisatawan. Ada juga yang menyediakan aksesoris dari kerang yang dibentuk tirai atau hiasan cermin. Dibandingkan jaman dulu, penataan di area Kenjer
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Bab 56

"Pagi, Bu, gimana kabarnya?" sapa Raditya saat visite harian. "Kemarin sempat tinggi ya kadar gula darahnya?""Baik, Dok. Ya gimana enggak tinggi, Dokter, kaki saya sakitnya bukan main. Demam saya juga enggak turun-turun, Dokter ... ini enaknya dikasih apa to?" keluh seorang perempuan paruh baya menunjuk kakinya yang luka dan dibalut perban sampai menguning karena mengeluarkan nanah berbau. "Ini saya kapan dioperasi, Dok? Saya enggak kuat sama nyerinya.""Gula darahnya kita stabilkan dulu, Bu, kalau enggak gitu saya juga enggak berani ACC operasi. Apalagi ibu juga punya penyakit jantung," tukas Raditya. "Kalau ada apa-apa gimana?" sambungnya sambil memeriksa dada dengan stetoskop."Terus sampai kapan, Dok? Masa iya saya di sini terus?" pa
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Bab 57

"Mau apa kamu sama istri saya!" hardik Raditya melipat tangan di dada. Sorot mata di balik kacamata minus itu bagai mengirim laser panas yang bisa membelah tubuh Brian menjadi dua. Lihat saja muka Raditya memerah menahan amarah sementara keningnya berkerut seakan-akan tak terima istrinya didekati pria bermulut buaya."Maaf, Dok!" Brian menunduk ketakutan. "Saya cuma kirim salam perpisahan.""Kirim salam bisa ke saya langsung, enggak usah pakai ngajak Tina berduaan di sini. Dia tuh hamil anak saya. Kalau ada yang bilang macam-macam gimana?" cerocos Raditya makin terbakar emosi. "Lama-lama saya bisa buang kamu ke laut.""Wuih ..." Valentina malah takjub di belakang punggung Raditya."Kamu juga!" Raditya berpaling ke a
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Bab 58

"Waduh, trombositnya agak rendah ya?" tanya Valentina begitu terkejut mendengar laporan dari temannya melalui sambungan telepon. "HCT-nya aman enggak? Tadi widalnya berapa, Ver?""Agak tinggi sih. Menurutku kamu bawa aja ke rumah sakit biar ada yang memantau, Tin," ucap Vera. "Widal ... 1/320, hari ke berapa sih demamnya?""Kata dia sih hari ke ..." Valentina menghitung sejak malam pertama Raditya demam menurut pengakuan lelaki itu. "Keempat. Berarti kemungkinan demam berdarah sama typhus ya.""Enggak kemungkinan lagi, udah fix ini sih. Bisa makin turun lagi tuh trombosit, Tin. Lagian suamimu dokter masa enggak berani dirawat di rumah sakit?"  cibir Vera."Dia sendiri yang minta
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Bab 59

Valentina datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi Raditya setelah berhasil mendapatkan sponsor terakhir untuk acara jalan sehat yang diadakan minggu depan. Menenteng totebag berisi baju bersih Raditya di tangan kanan dan plastik berisi makanan yang diminta sang suami akibat tidak suka dengan menu makanan rumah sakit. Kalau bukan karena ingin lelaki itu segera pulih, Valentina akan melempar panci dan mengolok Raditya terlalu pemilih makan padahal tinggal melahapnya sampai habis. Apa salahnya dengan menu yang disediakan ahli gizi? Mereka susah payah merumuskan kandungan yang dibutuhkan pasien dan tidak asal menyajikan hidangan untuk orang-orang sakit.Dia berhenti sebentar sekadar mengambil napas karena makin ngos-ngosan untuk kegiatan jarak jauh. Manalagi bayi dalam kandungannya suka sekali menendang-nendang perut terutama ketika Valentina menemui Raditya. Se
last updateLast Updated : 2024-01-28
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status