All Chapters of Romansa Valerio dan Briella: Chapter 461 - Chapter 470

583 Chapters

Bab 461

#Setelah mengakhiri panggilan dengan Klinton, Briella segera melajukan mobilnya menuju tempat percobaan gaun berada.Tempat itu sudah ditutup untuk umum. Di sana hanya ada pelayan, Klinton dan Davira saja.Begitu Briella masuk, Davira langsung menarik lengan Klinton saat melihat kedatangannya"Apa yang dia lakukan di sini, Kak?""Aku yang menyuruhnya untuk datang.""Bukannya Kakak membawaku ke mari buat pilih gaun?""Nggak juga." Klinton malah bertanya kepada Davira, "Bukannya aku memintamu buat memilihkan beberapa gaun buat Renata pakai ke pesta? Lagipula aku ini laki-laki, nggak begitu mengerti selera perempuan. Kamu akan lebih paham dariku.""Apa!" Davira kesal dan menjawab gusar, "Jadi, kamu membawaku ke sini hanya untuk memanfaatkanku sebagai alat? Kak, apa kamu tahu apa yang Renata lakukan di belakangmu? Kenapa kamu masih mau sama dia setelah dibodohi olehnya?"Klinton menimpali tidak senang, "Davira, aku tahu kamu kesal karena Renata membuatmu dibawa polisi. Tapi ini memang sala
Read more

Bab 462

Klinton mengangkat pandangannya, memelototi Davira dan menegurnya, "Davira!"Davira menjulurkan lidahnya, merasa kalau hatinya belum terpuaskan. Jadi, dia kembali berkata kepada Briella."Ayo masuk ke dalam. Barusan aku lihat ada gaun yang bagus di dalam sana dan sesuai dengan ukuranmu."Davira berjalan ke depan dengan tangan bersedekap dan Briella mengikuti di belakang, berjalan ke arah bagian gaun berada.Briella melangkah pelan, tetapi kakinya tiba-tiba tersandung. Tubuhnya pun jadi gontai, membuatnya jatuh ke lantai. Tangannya membentur lantai, kulitnya terasa panas dan perih.Davira bersandar di ambang pintu dengan tangan bersedekap, menarik kakinya yang mengadang Briella sambil menyeringai penuh kemenangan.Kemarin Briella sudah mempermalukannya di taman kanak-kanak. Bagaimana mungkin dia membiarkan Briella lolos begitu saja hari ini?"Wah, kamu jatuh? Kenapa kamu ceroboh sekali? Untung saja bukan wajah cantikmu yang membentur lantai. Kalau nggak, nanti kamu nggak akan cantik lag
Read more

Bab 463

Davira menjawab tidak senang, "Ini model gaun utama di tempat ini dan semuanya model terbaru, ratusan kali lebih baik daripada model-model yang jelek itu. Kamu nggak mau menerima saran gaun dariku, apa ini tanda kamu kesal kepadaku? Biar kuberitahu, aku sudah menghabiskan waktu dan tenaga untuk memilihnya secara khusus. Karena kamu pendamping wanita kakakku, aku nggak bisa membiarkanmu mempermalukan kakakku di sana.""Terima kasih atas niat baiknya. Tapi gaun ini nggak cocok untukku."Briella berjalan berkeliling, melihat berbagai macam gaun yang ada. Memang gaun yang lain tidak terlalu bagus. Deretan rak terpisah yang dimaksud Davira memang gaun paling bagus, baik dari segi gaya maupun bahan dan warna.Mata Briella tiba-tiba berbinar, teringat akan salep yang diberikan Valerio kepadanya.Dia ingin tahu apakah salep itu seajaib yang dikatakan Valerio? Apa salep itu akan berguna di saat seperti ini?Hanya saja, Briella tidak bisa bertaruh pada keberuntungan. Lebih baik berhati-hati dala
Read more

Bab 464

"Bagaimana kalau begini, kita tunggu sebentar lagi, sepertinya dia ingin pergi ke tempat lain untuk memilih pakaiannya. Aku akan lihat apa yang bisa dia pilih nanti. Setelah itu, kita baru putuskan apa yang harus kita lakukan.""Baiklah kalau begitu. Ditha, begitu dulu saja. Kita bicara lagi nanti."Briella berdiri di luar dan mendengar apa yang dikatakan Davira dengan sangat jelas.Sepertinya ini memang jebakan besar. Tidak ada yang tahu trik apa yang akan dilakukan Davira dan Ditha.Musuh menyembunyikan diri dengan baik, sementara Briella tidak. Jadi, lebih baik berjaga-jaga.Briella berdiri untuk beberapa saat, lalu masuk ke dalam seolah tidak ada yang terjadi. Dia mengambil tasnya dan pergi.Dia berjalan keluar dari ruang ganti dan masuk ke dalam mobilnya.Mengingat pesta itu akan dilangsungkan dalam beberapa hari, sudah terlambat kalau ingin membuat gaun secara khusus. Jadi, Briella harus pergi ke butik untuk mencoba peruntungannya.Saat menjadi sekretaris Valerio, dia juga biasa
Read more

Bab 465

Jam empat sore adalah waktu Queena pulang sekolah.Queena berjalan keluar dari sekolah dengan riang seperti biasa, tiba-tiba melihat seorang pria jangkung yang mengenakan jas hitam berjalan ke arahnya."Nona Queena, Pak Valerio datang menjemput Nona. Beliau sudah menunggu di dalam mobil. Ayo kita ke mobil."Setelah mengatakan itu, pria itu membungkuk, berniat menggendong Queena. Di samping pria itu, ada beberapa pengawal berpakaian preman yang juga turut mengawal.Setiap kali Valerio datang untuk menjemput Queena, dia pasti selalu melakukan tindakan berlebihan begini.Queena melihat Rolls Royce milik ayahnya yang berada tak jauh dari situ, seketika raut wajahnya berubah cemberut tidak senang."Bukannya seharusnya Tante Renata yang menjemput Queena hari ini? Queena mau dijemput Tante Renata saja!"Pria itu sedikit bingung, tetapi tetap menggendong Queena berjalan ke mobil Valerio berada. "Ini keputusan Pak Valerio. Jadi, Nona Queena sebaiknya bicara sendiri dengan Pak Valerio."Queena d
Read more

Bab 466

Queena bertepuk tangan dengan gembira. "Yeay, Queena senang sekali bisa bermain dengan Kak Zayden.""Kalau begitu, Queena akan terus tinggal sama Papa dan Kakak mulai sekarang, ya?""Ya." Queena memiringkan kepalanya, lalu bertanya, "Bagaimana dengan Mama dan Nenek?""Mereka ...." Raut wajah Valerio berubah muram, suaranya langsung terlontar dingin, "Mereka bukan keluarga Queena yang sebenarnya, jadi nggak perlu khawatir."Queena menganggukkan kepalanya seolah-olah mengerti. Dia memang tidak mengerti kenapa wajah tampan Papa nya yang berubah muram. Namun, apa yang dikatakan Papa nya pasti demi kebaikannya. Jadi, dia akan mengingatnya!Mobil melaju sampai ke Galapagos dan berhenti di depan vila.Valerio keluar dari mobil dengan menggendong Queena dan berjalan masuk ke dalam vila.Berjalan ke pintu depan vila, suara permainan piano terdengar di ruang tamu. Saat berjalan masuk dan melihat lebih dalam, terlihat ada seorang remaja yang duduk di depan piano, tengah berkonsentrasi dengan perm
Read more

Bab 467

"Cekik sampai mati kalau bisa. Aku akan merasa lega kalau mati. Kamu juga bisa cari pewaris lain siapa pun itu. Aku nggak peduli!"Alis Valerio diselipi lapisan kemarahan dan cengkeraman tangannya di leher Zayden makin menguat. "Katakan, apa yang terjadi kepadamu. Kenapa kamu membuat adikmu menangis?""Dia bisa menangis kalau dia mau, apa hubungannya denganku!" Tangan Zayden menyentuh lehernya, mencoba melawan tangan Valerio dengan tangannya. Dia mencoba melepaskan cengkeraman tangan Valerio, tetapi dia tidak bisa mengerahkan kekuatannya karena cengkeraman Valerio terlalu kuat."Ah! Aku sangat membencimu!" Zayden berseru keras, nadanya diwarnai dengan keputusasaan dan ketidak berdayaan.Zayden membenci dirinya yang lemah dan tidak berdaya. Di depan Valerio, dia adalah orang lemah yang hanya bisa melampiaskan emosinya dengan menjadi pemarah."Zayden, kamu kenapa lagi? Apa yang terjadi?"Valerio bertanya dengan marah, melepaskan tangannya dan menatap tajam ke arah Zayden."Kenapa aku ngg
Read more

Bab 468

"Biarkan aku menemuinya sebentar, aku sangat merindukannya. Aku mohon, Papa."Wajah dingin Valerio sedikit mengendur. Dia mengangkat tangannya dan menepis tangan Zayden. "Bersihkan air matamu."Zayden yang mendengar itu pun menyeka air mata dari telapak tangannya dan berkata sambil terisak, "Apa boleh? Biarkan aku bertemu dengannya.""Apa gunanya bertemu dengannya?" Valerio berkata dengan suara yang dalam, "Kalau kamu bertemu dengannya dan membuat emosimu jadi lebih baik dalam belajar dan menjalani hidup, aku akan kasih izin. Tapi, mana mungkin aku percaya padamu? Bertemu dengannya sekali saja sudah membuatmu seemosional ini."Zayden berjanji dengan penuh keyakinan, "Aku janji. Selama bisa bertemu dengannya, aku akan menjalani hidupku dengan baik dan nggak akan mengganggunya lagi."Valerio akhirnya berkompromi, mengambil pulpen dan kertas dari mejanya dan menuliskan serangkaian alamat di atasnya."Ini alamat tempat tinggal ibumu sekarang. Aku akan mengizinkanmu untuk menemuinya, tapi k
Read more

Bab 469

Zayden melirik alamat yang ditulis di catatan itu, lalu memberikan alamat lengkap Briella kepada penjaga pintu gerbang.Penjaga itu menelepon apartemen Briella, tetapi panggilan tidak dijawab.Dia pun menyerah dan berjalan keluar menghampiri Zayden. "Pemiliknya lagi nggak di rumah. Karena kamu pengunjung, kamu pasti punya nomornya. Telepon dulu saja. Kalau sudah dapat izin, kami baru bisa membiarkanmu masuk."Zayden sedikit kecewa. "Aku nggak punya nomor teleponnya.""Nggak punya nomor teleponnya?" Penjaga itu pun tidak berdaya. "Kalau begitu, kami nggak bisa kasih izin kamu masuk."Zayden melihat lampu-lampu di lingkungan sekitar, tatapannya perlahan-lahan meredup. Dia berdiri diam dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku jaket yang dia kenakan.Dia hanya berdiri di sana, menatap lalu lintas yang terlihat di depannya. Setelah sekitar sepuluh menit, dia melihat sebuah mobil SUV putih melintas. Melalui kaca jendela, dia melihat wajah yang selalu dia pikirkan siang dan malam.Itu Mam
Read more

Bab 470

"Aku nggak berbohong."Zayden menatap lurus ke arah Briella. Briella benar-benar tidak mengingatnya sama sekali."Kenapa aku nggak percaya? Kalau kamu nggak jawab jujur, aku akan telepon polisi."Zayden terpaksa mengatakan yang sebenarnya. "Mama sudah nggak menginginkanku lagi. Aku tinggal sama Papa dan adik perempuanku. Aku bertengkar sama Papa dan pergi dari rumah. Aku nggak mau pulang.""Ternyata begitu."Pakaian anak ini cukup rapi, tetapi wajahnya terlihat muram. Ternyata dia anak yang suka memberontak."Kalau begitu aku akan menghubungi Papa mu. Perseteruan ayah dan anak nggak akan bertahan lama, jadi kamu harus kembali. Kalau nggak, Papa mu akan khawatir.""Aku nggak akan pergi." Zayden berkata dengan keras kepala, "Aku datang untuk menemui Mama.""Eh ...." Briella bertanya dengan penasaran, "Apa Mama mu ada di sekitar sini?""Ya.""Pantas saja." Briella mulai berspekulasi, "Jadi, kamu menghentikan mobilku, masuk ke lingkungan ini untuk memintaku membantumu mencari Mama?"Zayden
Read more
PREV
1
...
4546474849
...
59
DMCA.com Protection Status