Briella dan Zayden berjalan sekitar dua puluh menit dan akhirnya sampai di rumah mereka. Briella menyewa rumah seluas 60 meter persegi yang berada di sebuah lingkungan tua."Zayden, nonton televisi dulu, ya. Mama mau ganti baju."Briella segera masuk ke kamar tidur, bersandar ke pintu dan membungkuk dalam-dalam. Dia menutupi wajahnya, tidak mampu lagi menahan emosinya dan menangis tanpa suara.Saat ini, dia merasa sedih, takut, terhina dan tidak berdaya. Semua itu mengungkungnya seakan ingin melahapnya tanpa sisa. Martabat yang dia junjung tinggi selama ini ternyata sangat rapuh.Setelah cukup lama melampiaskan emosinya, Briella keluar dari kamar seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan bersiap untuk memasak."Kenapa mata Mama merah?""Bulu mata Mama masuk ke mata. Karena dikucek terlalu keras, jadi merah begini."Zayden tidak mengatakan apa pun lagi, tetapi dalam hati dia merasa sedih.Dia tahu kalau ibunya berbohong.Namun, Zayden tahu kalau saat ini ibunya lebih ingin melihatnya berpur
Baca selengkapnya