Semua Bab Terjerat Mantan Kekasih Ibu Tiriku: Bab 121 - Bab 130
186 Bab
Olivia Berhenti!
"Bisa kita cari tahu kebenarannya. Mudah-mudahan semua informasi yang aku dapatkan benar,” jawab Alex. Nolan merasa jika Alex masih belum yakin benar dengan informasi yang didapatkannya. Dia beranjak dan berjalan mendekat ke arah pintu. Dia membukanya dan melihat seorang pengawal sedang memegang pakaian yang sudah dipesan olehnya. “Tuan, apakah ada yang Anda perlukan lagi?” tanya sang pengawal pada tuannya yang ada di hadapannya. “Tidak. Kamu boleh pergi!” Nolan melihat sang pengawal mengangguk. Lalu pergi meninggalkannya. Dia pun masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya. Dia berjalan menuju kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya. Setelah dia selesai bersiap. Dia ke luar dari dalam kamar mandi. Dia mendengar ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya yang ada di atas meja dan melihat siapa yang menghubunginya. “Halo,” sapa Nolan setelah dia mengangkat teleponnya. Di mana orang yang menghubunginya adalah Ian. Dan dia pun mendengarkan perkataan pria itu. Nolan memberikan is
Baca selengkapnya
Meminta Ampun
Nolan masih mengarahkan senjatanya ke arah Olivia dan juga Adel. Dia merasa kesal dengan mereka berdua. Dia juga kesal dengan Ian yang berusaha menghentikannya. “Olivia!” teriak Nolan sembari menarik pelatuk senjata api yang ada di tangannya ke atas. Olivia sedikit terkejut saat mendengar suara tembakan dan dia menghentikan motornya sejenak. Dia melihat ke arah belakang , tidak begitu lama dia kembali memacu motornya dengan kecepatan tinggi. Akhirnya Olivia berhasil melarikan diri dari kejaran Nolan. Dia sudah ada di bandara. Dia menatap Adel yang ada di hadapannya karena wanita itu sudah membantunya. “Apa kamu yakin akan pergi dari sini?” tanya Adel pada Olivia. “Iya. Aku memerlukan waktu untuk berpikir. Serta mengambil langkah selanjutnya. “Baiklah. Aku tidak bisa melarangmu. Aku juga akan selalu ada di sisimu.” “Adel, apakah kamu yakin akan selalu ada di sisiku?” “Tentu saja. Sebenarnya aku masih merasa bersalah padamu karena aku sungguh tidak tahu apa yang menjadi renca
Baca selengkapnya
Kita Harus Pergi
Olivia terdiam dan menghela napasnya. Dia merasa jika Pulau Jeju bukan tempat yang membuatnya tenang. Sebab orang-orang yang mengenal Nolan ada di sana dan sekarang ada di sampingnya. “Katakan padaku! Mengapa kalian bisa dengan mudah menemukan aku?” tanya Olivia. Pada dua pria yang mengapitnya saat ini. “Kalau aku hanya kebetulan saja melihatmu,” jawab Alex. Lalu dia melihat ke arah depan. “Aku juga sedang di sini bersama dengan, Angel,” jawab pria yang tadi mengatakan jika Olivia harus meminta ampun pada Nolan. Dia tidak lain adalah Dean. “Bagaimana hubunganmu dengan, Angela? Apakah kamu masih bekerja sama dengan Miranda? Dan masih ingin menyatukan wanita itu dengan, Nolan?” Dean terdiam setelah mendengar beberapa pertanyaan yang dilayangkan oleh Olivia padanya. Dia tidak tahu harus menjawabnya. Sebab dia juga masih merasa bimbang dengan apa yang ada di dalam benaknya saat ini. “Mengapa diam saja? Apakah kamu tidak ingin menjelaskan semuanya pada, Olivia,” ujar Alex pada De
Baca selengkapnya
Apakah Itu Dia
Olivia terdiam sejenak saat dia mendengar Adel melarangnya untuk membuka pintu rumahnya. Dia berpikir sejenak siapa orang yang menekan bel pintu rumahnya. “Apakah itu, Nolan?” tanya Olivia pada Adel. “Sepertinya begitu.” Olivia berpikir kembali. Dia berjalan menuju kamarnya. Dia mengambil ponselnya dan sebuah tas ransel. Dia berniat untuk pergi dari rumah itu. Setelah itu dia kembali ke luar. Dia menghentikan langkahnya saat mendengar suara Nolan yang sedang berbicara dengan Adel. Dia mendengarkan pembicaraan mereka berdua dan itu membuatnya yakin harus segera pergi dari rumah itu. “Kamu tidak akan pernah bisa menemukan aku,” gumam Olivia. Lalu dia berjalan memasuki kamarnya kembali. Dia berniat untuk keluar dari rumah melalui balkon yang ada di kamarnya. Dia melihat ke arah bawah untuk mengukur apakah dia bisa turun dengan mudah ke bawah tanpa ada luka sedikit pun. “Olivia, kamu sudah tidak bisa lagi lari dariku!” ucap Nolan yang membuat Olivia terkejut. Olivia membalikka
Baca selengkapnya
Angel
"Kamu tidak akan pernah mendengarkan kata-kata itu keluar dari mulutku,” Olivia berkata pada orang itu. Akhirnya dia tidak sadarkan diri. Orang itu terus berjalan tanpa memedulikan hujan yang mengguyurnya. Dia pun masuk ke dalam sebuah mobil yang tidak jauh dari posisinya saat ini. Dia menyalakan mesin mobilnya dan menjalankannya. “Nolan., kamu belum bisa bertemu dengannya. Aku ingin tahu sejauh mana kamu bisa menemukannya,” gumam orang itu. Saat dia melihat Nolan yang sedang berusaha mencari Olivia. Dia terus menjalankan mobilnya hingga akhirnya tiba di sebuah rumah. Dia kembali menggendong Olivia. Dan membawanya masuk ke dalam rumah itu. Dia pun memerintahkan seorang pelayan wanita untuk menggantikan pakaian bawah Olivia dengan pakaian yang bersih. “Tuan, tadi Nyonya Angel menghubungi Anda. Dia ingin Anda langsung menghubunginya setelah Anda kembali,” ucap pelayan wanita itu pada orang yang membawa Olivia. “Kamu urus dia dengan baik!” sambung orang itu. “Baik, Tuan.” Pela
Baca selengkapnya
Yang Aku Lakukan Benar
Angel terdiam saat mendengar pria yang ada di sampingnya mengatakan jika dirinya mencintai Dean. Dia tidak tahu apa yang ada di hatinya saat ini. Sebab dia masih tetap ingin membuat Dean menyesal karena sudah menghancurkannya. Serta bekerja sama dengan Miranda yang ingin balas dendam pada Olivia. “Cinta di hatiku bukan untuk dia. Pria itu sama sekali tidak pantas untuk aku.” Setelah mengatakan itu dia ke luar dari dalam kamar. Diikuti oleh pria itu. Dia menghentikan langkahnya. Tepat di tengah ruangan rumah itu. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi Nolan. Terdengar suara nada sambung dan tidak begitu lama dia mendengar suara Nolan yang mengangkat teleponnya. “Aku tahu di mana keberadaan Olivia. Aku akan memberikanmu lokasinya,” ucap Angel pada Nolan. Setelah itu dia memutuskan sambungan teleponnya. Dia pun langsung mengirimkan lokasi rumah itu pada Nolan. Setelah itu dia menatap pria yang ada di depannya. Yang sedari tadi memandanginya karena sudah menghubungi Nolan dan mengat
Baca selengkapnya
Sampai Kapan?
Olivia memandangi Nolan yang sudah ada di dekatnya. Sembari memegang pisau lipat itu. Dan mulai mengarahkannya ke pergelangan tangan. Dia tidak melarang Nolan dan malah ingin tahu sejauh mana pria itu akan melakukannya. “Apa? Apakah kamu masih menunggu aku menghentikanmu?” tanya Olivia pada Nolan. Yang sedang menatapnya. “Kamu pikir aku akan berhenti. Jangan menyesalinya,” Nolan berkata. Lalu dia melakukan apa yang diinginkan oleh wanitanya itu. Olivia menatap Nolan yang sudah mulai menyayat pergelangan tangannya. Dia begitu terkejut jika pria itu memang benar-benar melakukannya. Dia langsung memegang tangan Nolan. “Hentikan! Apakah kamu sudah tidak waras?” tanya Olivia pada Nolan. “Aku memang sudah gila karena kamu sangat membenci aku.” Olivia mengambil pisau yang ada di tangan Nolan lalu melemparnya sejauh mungkin. Dia memegang pergelangan tangan Nolan sembari mencari sesuatu yang bisa digunakan olehnya untuk menutupi luka Nolan. Dia mengambil kain yang ada di atas ranjang
Baca selengkapnya
Kita Akhiri Saja
“Jika tidak mau mengatakannya juga tidak masalah,” Olivia kembali berkata pada Nolan. Setelah mengatakan itu Olivia berusaha berdiri. Akan tetapi, kakinya kembali terasa nyeri. Sehingga dia kembali duduk di atas ranjang. Dia kembali berusaha untuk berdiri. “Katakan dulu malam apa yang kamu maksud?” tanya Nolan. Sembari memegang tangan Olivia. “Aku ingin ke toilet dulu,” jawab Olivia. Yang sudah tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Nolan langsung turun dari atas ranjang. Lalu dia menggendong Olivia hingga masuk ke dalam kamar mandi. Setelah itu di menurunkannya dan memberikan kesempatan pada wanita itu untuk melakukan yang diinginkannya. Olivia melihat Nolan yang berjalan ke luar dan menutup pintu kamar mandi. Dia menghela napasnya lalu melakukan hal yang diinginkannya. Setelah dia selesai, dia berusaha untuk berjalan secara perlahan ke luar dari dalam kamar mandi. Dia meringis kesakitan saat terjatuh di atas lantai kamar mandi. Pintu kamar mandi terbuka setelah Olivia terja
Baca selengkapnya
Siapa Yang Berteriak
Olivia akhirnya pergi dari rumah Nolan bersama dengan Adel. Apabila dia tidak pergi bersama wanita itu. Mungkin Nolan tidak akan mengizinkannya untuk ke luar dari rumahnya.“Adel, apakah yang sudah kamu lakukan sehingga Nolan selalu mengizinkan kamu ada di sisiku? Padahal kamu sering membelaku dan berkhianat padanya,” tanya Olivia pada Adel yang ada di sampingnya. “Aku mengorbankan diriku.” Adel menjawab lalu dia tertawa. Setelah melihat raut wajah Olivia dan menghentikan langkahnya. Olivia menatap dirinya dengan tajam. Seraya ingin tahu apakah yang diucapkannya serius. “Aku serius. Aku mengorbankan diriku agar selalu ada di sisimu. Dengan berjanji akan selalu ada di sisi Ian dan tidak akan berkhianat lagi.”Olivia mendengarkan Adel dan terus menatapnya. Dia pun akhirnya tersenyum karena dia tahu maksud dari wanita itu. Dia semakin yakin jika Adel masih sangat mencintai Ian. Sehingga wanita yang ada di depannya itu menerima tawaran dari Ian yaitu kembali ke dalam pelukannya.
Baca selengkapnya
Jangan Mengutuknya
Olivia mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak tahu jika Miranda juga ada di dalam kamar sang ayah. Saat Nolan menekan ayahnya dan berakhir dengan kematian. Rasa dendam yang ada di dalam hatinya pada Miranda semakin besar. Dia juga berniat untuk membuat Nolan menyesali semua perbuatannya pada ayahnya.  “Apa tujuanmu memperlihatkan semua ini padaku?” tanya Olivia. Setelah dia melihat video itu. Dan dia juga sudah bisa mengontrol emosinya. “Tujuanku? Entahlah. Aku tidak tahu apa tujuanku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
19
DMCA.com Protection Status