All Chapters of Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO: Chapter 21 - Chapter 30

119 Chapters

21. Dika Kecelakaan

Lagi-lagi Sera diuji. Rumah tangganya terus-menerus mengalami masalah. Seharusnya dia hari ini pulang dari rumah sakit. Tetapi, dia harus menetap lantaran tanpa diduga Dika mengalami kecelakaan. Kepalanya cukup mengalami pendarahan yang bisa dibilang parah. Tadi, Rani datang ke kamar Sera lalu langsung memeluk Sera begitu saja. Dan itu sempat membuat Sera kebingungan. Hingga akhirnya, Rani membuka suara bercerita bahwa kedatangannya ke rumah sakit lantaran dia mendapatkan kabar bahwa Dika tengah dibawa menuju ke rumah sakit karena kecelakaan mobil. Sera pun berlari keluar kamar. Entah mendapatkan tenaga dari mana. Dia begitu panik. Bertepatan itu, tak jauh dari posisinya Dika baru saja akan dibawa menuju UGD segera. Kepalanya berlumuran darah. Sera lantas berlari menghampiri Dika seraya menangis kencang. Diikuti Rani yang mendampingi bersama beberapa suster dan juga dokter. “Mas Dika!” “M—mas Dika, ba-bangun!” “Mas… Dika!” “Hiks… Mas kenapa kau seperti ini?” “Hiks… hiks, Mas Dik
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

22. Sera Selalu Dibenci : Diusir Sang CEO

Sera terbangun dalam keadaan sepi. Dia sedikit meringis lantaran tangannya lemas. Sera membenarkan sedikit posisi tubuhnya mengarah ke belakang. Matanya terlihat sekali begitu sayu. Sambil mengusap lengannya, dia memikirkan dan bergumam nama sang suami. “Mas Dika.” “Bagaimana keadaan Mas Dika sekarang, ya?” Sera baru saja sadar. Yang dia pikirkan tidak lain tidak bukan adalah Dika. Apakah perempuan itu sadar kalau dirinya egois karena terlalu mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Tidak. Dika bukan orang lain, Dika adalah suaminya, kan? Suami yang menyia-nyiakan kebaikannya. Itu yang benar. Apakah setelah donor darah yang dilakukan Sera itu akan membuahkan hasil? Ya, memang membuahkan hasil. Namun, hasilnya tetap saja buruk. Tidak ada yang berubah. Dika tetaplah Dika yang keras kepala serta angkuh. Sera sudah merelakan dirinya kesakitan, tetapi sialnya Dika sama sekali tak menghargai pengorbanan Sera. Usai Karina keluar dari kamarnya dan bercerita tentang Sera saat dia t
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

23. Berpacaran di Rumah Sakit

Berita Dika atau CEO hotel CQ itu yang mengalami kecelakaan sudah tersebar. Para karyawan hotel turut sedih karena CEO yang mereka anggap idola tersebut mengalami musibah. Beberapa karyawan serta sekretaris pribadi Dika bernama Fendi akan menjenguknya sepulang kerja. Ah, mengenai Fendi, dia adalah pemuda yang lucu, usianya hanya terpaut beberapa bulan dari Dika. Dia adalah pemuda tampan, bisa dibilang memiliki wajah baby face. Namun, ada kalanya pria lucu dan manis itu bersikap lebih dewasa dari bosnya. Kembali lagi pada suami Sera, para karyawan yang akan mengunjungi Dika di rumah sakit itu pergi mengenakan satu mobil. Hanya sekitar 4 orang dan itu termasuk sekretaris Dika sendiri. Dika lantas segera meminta seorang petugas mencari Sera agar datang ke kamarnya. Sera lantas panik dan takut terjadi sesuatu pada sang suami, maka dari itu dia buru-buru menemui Dika. Lagi dan lagi, Sera masih saja mengkhawatirkan Dika. “Assalamualaikum, Mas, apa Mas mencari Sera?” ujar Sera membuka pintu
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

24. Dia Berpacaran, Lagi

Sera tidak salah lihat! Entah sudah berapa kali air matanya akhir-akhir ini terjatuh. Dan itu penyebabnya adalah suaminya sendiri. Bukankah kemarin wanita itu sudah datang? Lantas, kenapa tiba-tiba pagi-pagi sekali Lia, berada di kamar sang suami? Dika bahkan belum terbangun dari tidurnya. Dari luar, Sera bisa melihat gadis itu membawa bunga serta buah-buahan yang sudah ditaruh di atas meja. Sesak. Untuk kesekian kali, Sera tak mampu menghampiri perempuan itu. Seharusnya, Sera bisa memarahinya atau bisa saja menariknya dari dalam ruangan. Apa perempuan tersebut sungguh tidak punya kesadaran akan perilakunya? Air mata Sera tak henti-hentinya terjatuh membasahi pipi. Di depan pintu, tubuhnya terasa kaku, juga terasa lemah di saat yang bersamaan. Tidak ada Rani maupun Karina di rumah sakit, Sera meminta keduanya beristirahat saja di rumah. Sementara, tidak apa-apa jika dia yang merawat Dika di rumah sakit. Karena luka Dika masih belum pulih, dia belum diperbolehkan pulang. Kemungkinan,
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

25. Kejam

“Ma, bagaimana keadaan Dika?” “Mas Deri?” ucap Karina terkejut. “Kau sudah pulang, Mas?” Karina segera mengubah posisi menjadi duduk. Deri mengangguk seraya duduk di samping Karina. Tadi, wanita itu sedang membaringkan tubuhnya di atas sofa sembari menonton acara televisi. Namun, dia tidak benar-benar menyaksikan acara tersebut lantaran terus memikirkan putranya yang berada di rumah sakit. “Dika baik-baik saja, Mas. Sera pasti merawatnya dengan baik, bagaimana keadaan hotel?” “Dika sedang dirawat, bukankah hotel tidak ada kendala?” sambung Karina. Deri menggeleng, “tidak ada masalah, aku sepertinya akan ke sana untuk menemuinya.” “Aku juga ingin ikut.” Karina tidak betah berada di rumah dalam keadaan putranya yang sedang sakit. “Baiklah,” putus Deri. Namun, keduanya tidak memutuskan pergi saat itu juga. Karina serta Deri memilih makan malam di rumah lebih dahulu. Baru berkunjung ke rumah sakit. Karina juga ingin membuatkan anak dan menantunya makanan enak. Pasalnya masakan di ruma
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

26. Tak Ada Perhatian untuk Sera

“Mas Dika!” Dika lantas menoleh. Sera mengembuskan napas lega. Tak ada Lia. Sudah dapat dipastikan kalau perempuan itu pulang. Dan yang terpenting dia juga sudah sampai lebih dahulu. Dia tak perlu khawatir jika sesuatu terjadi pada suaminya. Jika Karina sampai lebih dahulu, Sera tak bisa bayangkan apa yang terjadi di rumah sakit. "Di mana perempuan itu?" tanya Sera untuk memastikan. "Untuk apa kau menanyakannya?" "Aku butuh jawabanmu, Mas. Bukan kau malah balik bertanya." "Tidak penting kuberi tahu," Dika sibuk memainkan ponsel. Mengabaikan Sera yang berdiri di sana. "Keluar kau. Mau apa kau ke sini?" "Tidak, aku tidak mau." "Aku ingin beristirahat. Jangan menggangguku!" gertak Dika. "Tapi, orang tuamu akan ke mari, Mas. Dan sebentar lagi mungkin mereka akan sampai," ungkap Sera. "Apa? Kalau kau hanya ingin berbohong lebih baik keluar! Aku tidak sudi mendengarkan omonganmu,” tolak lelaki itu. Dika melengos lagi. Dia benar-benar tidak tahu kalau Sera belum lama mendapatkan panggil
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

27. Satu Ranjang?

Mobil memasuki area komplek perumahan elit. Tepat di Kuningan, Jakarta. Sera jelas tahu tempat tersebut. Pasalnya perumahan di sana adalah perumahan di isi oleh orang-orang berada. Tidak salah jika keluarga sang suami mengajaknya ke sana. Namun, Sera belum tahu apa kejutan signifikan dari Deri sendiri. Sampai pada akhirnya, mobil yang ia tumpangi itu berhenti di salah satu rumah minimalis berwarna coklat putih, bertingkat dua. "Sera, Dika," panggil Deri seraya melepaskan sabuk pengaman. "Ayok turun," sambung Karina menoleh pada keduanya. "Kenapa kkta harus turun?" tanya Dika tak mengerti. "Dika, turuti saja Papamu," ujar Karina. Keempatnya lantas menuruni mobil bersamaan. Karina yang dekat dengan Sera kemudian berkata, “Sera, ini rumah yang baguskan?” tanya Karina disertai senyuman cerah, sama seperti kondisi langit yang membiru. Sera mengangguk setuju kalau rumah di hadapannya itu bagus dan nyaman untuk disinggahi, namun Sera penasaran kenapa mereka berdiam diri di sana. “Tapi, ruma
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

28. Penyambutan untuk Dika

Sera lantas bangkit dari ranjang dengan perasaan kecewa. Lagi-lagi upayanya untuk mengajak suaminya berbuat baik gagal. Apa Sera akan menyerah sampai di sini? Tidak. Masih banyak waktu yang dia miliki untuk meraih hati Dika. Sera memakai sandal. Dia menuju toilet untuk segera berwudhu. Dan yang terpenting memohon kebaikan untuk pernikahannya juga. Itu yang jangan sampai dia lupakan. ‘Mas, Sera harap Mas Dika kelak menjadi imam impian,’ tuturnya membatin.Sera selalu punya keinginan dan harapan baik kepada suaminya yang jelas-jelas sama sekali tidak memiliki rasa untuknya. Tak peduli cepat atau lambat akan menjawab, wanita yang tengah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik itu mencoba berusaha semampu yang dirinya bisa.Waktu berlalu begitu cepat. Perasaan Sera belum lama melaksanakan shalat subuh seorang diri. Kini pukul sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi. Wanita dengan abaya hitam yang melekat sempurna di tubuhnya itu tengah menata sarapan di atas meja. Ini cara Sera. Tidak a
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

29. Wangi Parfum

Prank! Sera membulatkan tatapannya. Tak sengaja tangannya menyenggol figura dia dan Dika saat menjadi pengantin. Terjatuh sampai kacanya pecah berkeping-keping. Jantung Sera seakan berhenti sejenak. Pikiran buruk pun datang. Sera mengkhawatirkan sesuatu hal buruk terjadi pada suaminya. Menggelengkan kepala, Sera tidak ingin berpikir negatif. Dia lantas segera menaruh kemoceng yang dia pegang. Beralih mengambil sapu untuk membersihkan pecahan kaca tersebut. Sera meraih bingkai foto tersebut. Memandanginya dalam diam. Sera benar-benar tidak sengaja menyentuh foto pernikahannya saat tengah bersih-bersih. Mengingat ini adalah rumah baru. Ada banyak barang yang juga tengah dia rapikan seorang diri. Menyusun ke sana dan sini. Apakah itu suatu tanda hal buruk akan terjadi? Dalam foto tersebut Dika terlihat senyum. Mungkinkah itu senyum terpaksa? Jawabannya sudah Sera dapatkan. “Apa terjadi sesuatu terhadap Mas Dika? Hatiku mendadak tidak tenang,” jujur Sera. Sementara itu, hari semakin l
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

30. Jatuh ke Pelukan

Bergegas, Sera lantas kembali ke kamar. Membiarkan Dika pergi ke mana pun yang dirinya mau. Tiba di dalam kamar, dia berdiri di dekat jendela dengan membuka sedikit gorden. Sera hanya dapat memandangi kepergian suaminya dengan tangisan yang tak dapat dibendung olehnya. Apa yang bisa Sera lakukan selain menangis dan berdoa berharap suaminya berhenti bermain perempuan. Hatinya begitu sakit. Sera terisak, dia terduduk di lantai karena kakinya begitu lemas. Menangis kencang di dalam kamar, tangan kirinya meremas ke arah jantungnya. Sakit. Perih bukan main. Dalam tangisnya yang keras, dia menyebut nama sang suami. Sera berjalan tertatih-tatih menuju ranjang berukuran besar itu. Mengusap kasur sembari meratapi pernikahan yang tidak jelas arahnya akan dibawa ke mana. Sera merasa dirinya begitu lemah. Tangisan itu terus-menerus turun tanpa henti. Wajahnya serta matanya menjadi merah. ‘Apa yang kau lakukan, Sera? Jangan menangis. Berhenti menangis, Sera. Kamu harus menjadi wanita kuat demi m
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status