Share

21. Dika Kecelakaan

Author: Pena_Ri
last update Last Updated: 2024-02-17 21:42:49
Lagi-lagi Sera diuji. Rumah tangganya terus-menerus mengalami masalah. Seharusnya dia hari ini pulang dari rumah sakit. Tetapi, dia harus menetap lantaran tanpa diduga Dika mengalami kecelakaan. Kepalanya cukup mengalami pendarahan yang bisa dibilang parah.

Tadi, Rani datang ke kamar Sera lalu langsung memeluk Sera begitu saja. Dan itu sempat membuat Sera kebingungan. Hingga akhirnya, Rani membuka suara bercerita bahwa kedatangannya ke rumah sakit lantaran dia mendapatkan kabar bahwa Dika tengah dibawa menuju ke rumah sakit karena kecelakaan mobil.

Sera pun berlari keluar kamar. Entah mendapatkan tenaga dari mana. Dia begitu panik. Bertepatan itu, tak jauh dari posisinya Dika baru saja akan dibawa menuju UGD segera. Kepalanya berlumuran darah. Sera lantas berlari menghampiri Dika seraya menangis kencang. Diikuti Rani yang mendampingi bersama beberapa suster dan juga dokter.

“Mas Dika!”

“M—mas Dika, ba-bangun!”

“Mas… Dika!”

“Hiks… Mas kenapa kau seperti ini?”

“Hiks… hiks, Mas Dik
Pena_Ri

Ya Allah, kuran baik apa Sera tuh? Dika ngeselin bangt sih kalau sampe gak sadar sadar. Thx readers sudah mampir ke lapakku. Jika tidak keberatan, komen, like, beri diamond, follow dan share link cerita ini ke akun sosmed kalian. Mohon tinggalkan komen positif, i love u. Kasih nama couple ini apa ya enaknya kira2, SeDi? DiSe? RaDi? DiRa? KaRa? Cocokkan yang mana? Komen ya!

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   22. Sera Selalu Dibenci : Diusir Sang CEO

    Sera terbangun dalam keadaan sepi. Dia sedikit meringis lantaran tangannya lemas. Sera membenarkan sedikit posisi tubuhnya mengarah ke belakang. Matanya terlihat sekali begitu sayu. Sambil mengusap lengannya, dia memikirkan dan bergumam nama sang suami. “Mas Dika.” “Bagaimana keadaan Mas Dika sekarang, ya?” Sera baru saja sadar. Yang dia pikirkan tidak lain tidak bukan adalah Dika. Apakah perempuan itu sadar kalau dirinya egois karena terlalu mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Tidak. Dika bukan orang lain, Dika adalah suaminya, kan? Suami yang menyia-nyiakan kebaikannya. Itu yang benar. Apakah setelah donor darah yang dilakukan Sera itu akan membuahkan hasil? Ya, memang membuahkan hasil. Namun, hasilnya tetap saja buruk. Tidak ada yang berubah. Dika tetaplah Dika yang keras kepala serta angkuh. Sera sudah merelakan dirinya kesakitan, tetapi sialnya Dika sama sekali tak menghargai pengorbanan Sera. Usai Karina keluar dari kamarnya dan bercerita tentang Sera saat dia t

    Last Updated : 2024-02-18
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   23. Berpacaran di Rumah Sakit

    Berita Dika atau CEO hotel CQ itu yang mengalami kecelakaan sudah tersebar. Para karyawan hotel turut sedih karena CEO yang mereka anggap idola tersebut mengalami musibah. Beberapa karyawan serta sekretaris pribadi Dika bernama Fendi akan menjenguknya sepulang kerja. Ah, mengenai Fendi, dia adalah pemuda yang lucu, usianya hanya terpaut beberapa bulan dari Dika. Dia adalah pemuda tampan, bisa dibilang memiliki wajah baby face. Namun, ada kalanya pria lucu dan manis itu bersikap lebih dewasa dari bosnya. Kembali lagi pada suami Sera, para karyawan yang akan mengunjungi Dika di rumah sakit itu pergi mengenakan satu mobil. Hanya sekitar 4 orang dan itu termasuk sekretaris Dika sendiri. Dika lantas segera meminta seorang petugas mencari Sera agar datang ke kamarnya. Sera lantas panik dan takut terjadi sesuatu pada sang suami, maka dari itu dia buru-buru menemui Dika. Lagi dan lagi, Sera masih saja mengkhawatirkan Dika. “Assalamualaikum, Mas, apa Mas mencari Sera?” ujar Sera membuka pintu

    Last Updated : 2024-02-18
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   24. Dia Berpacaran, Lagi

    Sera tidak salah lihat! Entah sudah berapa kali air matanya akhir-akhir ini terjatuh. Dan itu penyebabnya adalah suaminya sendiri. Bukankah kemarin wanita itu sudah datang? Lantas, kenapa tiba-tiba pagi-pagi sekali Lia, berada di kamar sang suami? Dika bahkan belum terbangun dari tidurnya. Dari luar, Sera bisa melihat gadis itu membawa bunga serta buah-buahan yang sudah ditaruh di atas meja. Sesak. Untuk kesekian kali, Sera tak mampu menghampiri perempuan itu. Seharusnya, Sera bisa memarahinya atau bisa saja menariknya dari dalam ruangan. Apa perempuan tersebut sungguh tidak punya kesadaran akan perilakunya? Air mata Sera tak henti-hentinya terjatuh membasahi pipi. Di depan pintu, tubuhnya terasa kaku, juga terasa lemah di saat yang bersamaan. Tidak ada Rani maupun Karina di rumah sakit, Sera meminta keduanya beristirahat saja di rumah. Sementara, tidak apa-apa jika dia yang merawat Dika di rumah sakit. Karena luka Dika masih belum pulih, dia belum diperbolehkan pulang. Kemungkinan,

    Last Updated : 2024-02-19
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   25. Kejam

    “Ma, bagaimana keadaan Dika?” “Mas Deri?” ucap Karina terkejut. “Kau sudah pulang, Mas?” Karina segera mengubah posisi menjadi duduk. Deri mengangguk seraya duduk di samping Karina. Tadi, wanita itu sedang membaringkan tubuhnya di atas sofa sembari menonton acara televisi. Namun, dia tidak benar-benar menyaksikan acara tersebut lantaran terus memikirkan putranya yang berada di rumah sakit. “Dika baik-baik saja, Mas. Sera pasti merawatnya dengan baik, bagaimana keadaan hotel?” “Dika sedang dirawat, bukankah hotel tidak ada kendala?” sambung Karina. Deri menggeleng, “tidak ada masalah, aku sepertinya akan ke sana untuk menemuinya.” “Aku juga ingin ikut.” Karina tidak betah berada di rumah dalam keadaan putranya yang sedang sakit. “Baiklah,” putus Deri. Namun, keduanya tidak memutuskan pergi saat itu juga. Karina serta Deri memilih makan malam di rumah lebih dahulu. Baru berkunjung ke rumah sakit. Karina juga ingin membuatkan anak dan menantunya makanan enak. Pasalnya masakan di ruma

    Last Updated : 2024-02-20
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   26. Tak Ada Perhatian untuk Sera

    “Mas Dika!” Dika lantas menoleh. Sera mengembuskan napas lega. Tak ada Lia. Sudah dapat dipastikan kalau perempuan itu pulang. Dan yang terpenting dia juga sudah sampai lebih dahulu. Dia tak perlu khawatir jika sesuatu terjadi pada suaminya. Jika Karina sampai lebih dahulu, Sera tak bisa bayangkan apa yang terjadi di rumah sakit. "Di mana perempuan itu?" tanya Sera untuk memastikan. "Untuk apa kau menanyakannya?" "Aku butuh jawabanmu, Mas. Bukan kau malah balik bertanya." "Tidak penting kuberi tahu," Dika sibuk memainkan ponsel. Mengabaikan Sera yang berdiri di sana. "Keluar kau. Mau apa kau ke sini?" "Tidak, aku tidak mau." "Aku ingin beristirahat. Jangan menggangguku!" gertak Dika. "Tapi, orang tuamu akan ke mari, Mas. Dan sebentar lagi mungkin mereka akan sampai," ungkap Sera. "Apa? Kalau kau hanya ingin berbohong lebih baik keluar! Aku tidak sudi mendengarkan omonganmu,” tolak lelaki itu. Dika melengos lagi. Dia benar-benar tidak tahu kalau Sera belum lama mendapatkan panggil

    Last Updated : 2024-02-21
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   27. Satu Ranjang?

    Mobil memasuki area komplek perumahan elit. Tepat di Kuningan, Jakarta. Sera jelas tahu tempat tersebut. Pasalnya perumahan di sana adalah perumahan di isi oleh orang-orang berada. Tidak salah jika keluarga sang suami mengajaknya ke sana. Namun, Sera belum tahu apa kejutan signifikan dari Deri sendiri. Sampai pada akhirnya, mobil yang ia tumpangi itu berhenti di salah satu rumah minimalis berwarna coklat putih, bertingkat dua. "Sera, Dika," panggil Deri seraya melepaskan sabuk pengaman. "Ayok turun," sambung Karina menoleh pada keduanya. "Kenapa kkta harus turun?" tanya Dika tak mengerti. "Dika, turuti saja Papamu," ujar Karina. Keempatnya lantas menuruni mobil bersamaan. Karina yang dekat dengan Sera kemudian berkata, “Sera, ini rumah yang baguskan?” tanya Karina disertai senyuman cerah, sama seperti kondisi langit yang membiru. Sera mengangguk setuju kalau rumah di hadapannya itu bagus dan nyaman untuk disinggahi, namun Sera penasaran kenapa mereka berdiam diri di sana. “Tapi, ruma

    Last Updated : 2024-02-22
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   28. Penyambutan untuk Dika

    Sera lantas bangkit dari ranjang dengan perasaan kecewa. Lagi-lagi upayanya untuk mengajak suaminya berbuat baik gagal. Apa Sera akan menyerah sampai di sini? Tidak. Masih banyak waktu yang dia miliki untuk meraih hati Dika. Sera memakai sandal. Dia menuju toilet untuk segera berwudhu. Dan yang terpenting memohon kebaikan untuk pernikahannya juga. Itu yang jangan sampai dia lupakan. ‘Mas, Sera harap Mas Dika kelak menjadi imam impian,’ tuturnya membatin.Sera selalu punya keinginan dan harapan baik kepada suaminya yang jelas-jelas sama sekali tidak memiliki rasa untuknya. Tak peduli cepat atau lambat akan menjawab, wanita yang tengah belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik itu mencoba berusaha semampu yang dirinya bisa.Waktu berlalu begitu cepat. Perasaan Sera belum lama melaksanakan shalat subuh seorang diri. Kini pukul sudah menunjukkan hampir jam 7 pagi. Wanita dengan abaya hitam yang melekat sempurna di tubuhnya itu tengah menata sarapan di atas meja. Ini cara Sera. Tidak a

    Last Updated : 2024-02-23
  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   29. Wangi Parfum

    Prank! Sera membulatkan tatapannya. Tak sengaja tangannya menyenggol figura dia dan Dika saat menjadi pengantin. Terjatuh sampai kacanya pecah berkeping-keping. Jantung Sera seakan berhenti sejenak. Pikiran buruk pun datang. Sera mengkhawatirkan sesuatu hal buruk terjadi pada suaminya. Menggelengkan kepala, Sera tidak ingin berpikir negatif. Dia lantas segera menaruh kemoceng yang dia pegang. Beralih mengambil sapu untuk membersihkan pecahan kaca tersebut. Sera meraih bingkai foto tersebut. Memandanginya dalam diam. Sera benar-benar tidak sengaja menyentuh foto pernikahannya saat tengah bersih-bersih. Mengingat ini adalah rumah baru. Ada banyak barang yang juga tengah dia rapikan seorang diri. Menyusun ke sana dan sini. Apakah itu suatu tanda hal buruk akan terjadi? Dalam foto tersebut Dika terlihat senyum. Mungkinkah itu senyum terpaksa? Jawabannya sudah Sera dapatkan. “Apa terjadi sesuatu terhadap Mas Dika? Hatiku mendadak tidak tenang,” jujur Sera. Sementara itu, hari semakin l

    Last Updated : 2024-02-24

Latest chapter

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   119. AKU, KAMU DAN BUAH HATI (TAMAT)

    5 tahun kemudian."Kara!" Seorang pria dengan gagahnya menghampiri sang putri. Dan berjongkok seraya memeluknya. "Assalamualaikum Papa!""Waalaikumsalam, bagaimana sekolahnya?""Kara dapat bintang lima dari guru!" ungkap bocah kecil bernama Kara itu. "Wah, keren anak Papa! Kamu memang cerdas seperti mama kamu!""Papa juga cerdas! Papa punya hotel besar!"Mendengar celotehan sang anak, Dika pun terkekeh. "Papa, ayok pulang. Kara mau ketemu Mama!" ajaknya. Dika mengangguk seraya bangkit. Dia menggandeng putri kandungnya untuk masuk ke dalam mobil. Tak terasa, waktu lima tahun begitu cepat. Dika sudah menjadi pria sejati yang begitu baik menjadi suami untuk Sera. Dika amat merasa bersyukur karena diberikan istri soleha seperti Sera."Kara mau makan es krim, Papa." "Mau es krim?" ulang Dika. Gadis kecil berhijab itu mengangguk. "Oke, tapi kita pulang dulu jemput mama, ya?" "Iya, Papa, horeee Kara makan es krim sama mama dan papa!" Kara sangat menggemaskan. Dia juga memiliki pipi yang

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   118. BABY K or Baby R?

    "Se, ini apa?" Dika melotot sembari memegangi benda kecil, tipis bergaris dua. Lantas pria itu menoleh ke arah sang istri. "Sera... ini serius? Ka... kamu hamil?" Dika gugup. Sera mengangguk sembari tersenyum. "Iya, Mas. Aku hamil. Aku hamil anak kamu, Mas. Aku bisa hamil. Kita punya buah hati sekarang!" tutur Sera antusias. Dika pun mendekap tubuh Sera dengan erat sembari mendaratkan kecupan di kening wanitanya. "Sera... terima kasih! Terima kasih banyak. Aku sangat bersyukur dengan hadiah ini. Aku bahagia telah memiliki wanita hebat seperti kamu." "Aku... aku juga, Mas. Aku bahagia karena telah dipertemukan dengan lelaki sesabar kamu. Yang begitu menyayangi diriku tanpa berpikir meninggalkan aku pergi di saat kamu tahu kekuranganku. Terima kasih, Mas...," kata Sera. Untuk sekejap saja, pelukan mereka yang hangat dan nyata dengan rasa syukur yang tiada henti. Jangan biarkan lagi dua insan saling mencinta itu berpisah. Diam-diam, Seda terisak dalam pelukan sang suami. Dia begitu

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   117. Mimpi yang Mengerikan

    Siapa yang tidak senang kalau suaminya yang kerja di luar kota akan kembali pulang ke rumah? Dengan dress panjang berwarna peach, wanita yang duduk di depan meja rias itu tak henti mengukir senyum. Ditambah lagi, dia memiliki kejutan untuk sang suami. Kejutan besar yang akan membuat Dika bahagia. Sera mengusap-usap perutnya dengan lembut dan perlahan. Tak menyangka, penantian yang selama ini dia nantikan akhirnya terwujud. Karena, sesungguhnya Tuhan Maha Baik. Sera tidak tahu bagaimana lagi mengungkap rasa syukurnya. Tuhan selalu punya cara untuk membahagiakan hambanya. Dari ujian yang dialaminya bertubi-tubi, Sera dihadiahi keinginannya untuk memiliki buah hati. Ia tak sabar memberikan kabar gembira itu pada sang suami. Sera sangat menantikan reaksi Dika. "Mas Dika, aku hamil anakmu, Mas. Aku bisa hamil juga. Akhirnya, Tuhan mewujudkan keinginanku. Aku tidak sungguh mandul.""Ya Allah, aku sungguh berterima kasih atas karunia yang Kau berikan dan titipkan. Aku akan menjaga buah ha

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   116. Berjuang

    Hari-hari berlalu. Sebagai wanita yang ikut program hamil Sera harus bolak-balik ke rumah sakit untuk menjalani niatnya demi satu tujuan untuk segera bisa memiliki keturunan. Dia tak pergi seorang diri. Melainkan selalu ada Dika yang setia menemani. Di rumah sakit, tak hanya Sera yang diperiksa melainkan suaminya juga. Kondisi Sera dan Dika di sana semuanya dicek. Perkara tidak hamil ini tidak melulu berasal dari pihak wanita saja, karena bisa jadi suami jadi sumbernya. Untuk program kali ini mereka benar-benar begitu serius menjalani. Sampai pada akhirnya, ditemukan polip yang cukup besar dan banyak di rahim Sera. Sera yang memang didukung baik oleh Dika, tak bisa untuk berhenti program tersebut. Dokter mengambil tindakan untuk membersihkan polip yang ada di rahim Sera. Sempat takut, namun Sera harus semangat. Terlebih Dika juga tak pernah lelah memberikannya kekuatan. Setelah pembersihkan polip itu berhasil, minggu demi minggu berlalu, Sera berkeinginan untuk berangkat Umroh. Wan

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   115. Junior Sera dan Dika

    “Mas, terima kasih, ya, untuk segala hal yang kamu lakukan padaku. Kebaikanmu semoga Tuhan yang membalas,” tulus Sera. Malam-malam membicarakan hal random dan hal serius adalah hal yang berharga dilalukan Sera dan Dika. Mereka tak ingin melewatkan momen itu sebelum mereka tenggelam dalam mimpi mereka masing-masing. “Hm, jangan pernah merasa kesepian, ya. Aku tahu yang kita usahakan belum ada hasilnya, tapi aku akan selalu mencari cara agar kamu tetap selalu bahagia,” ujar Dika. “Aku sudah bahagia, aku tidak kesepian lagi karena sudah ada kamu, aku punya kamu di hidupku,” sahut Sera. “Tetap saja. Aku tahu kamu masih merasa sedih di belakang aku. Menyembunyikan luka sendiri. Memendam masalah yang kamu punya. Padahal aku ingin kamu selalu libatkan aku mau sedih atau senang,” ungkap Dika. “Karena aku suami kamu, baik sekarang atau nanti.”“Dulu sekali, aku selalu berharap kalau kamu mau mengakui dirimu sebagai suami aku, Mas. Aku selalu b

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   114. Diperlakukan Layaknya Ratu

    Bucket Cokelat!Baru saja Sera keluar dari kamar mandi. Wanita itu terkejut kala di meja samping ranjangnya ada benda itu. Bukankah Dika sudah pergi berangkat ke kantor? Belum lama Sera mencium tangan suaminya. Siapa yang menaruhnya? Apa Bi Niken masuk ke kamar?Meraih bucket tersebut senyum wanita dengan hijab berwarna hijau itu mengembang di wajah. Siapa wanita yang tidak senang bila diberi cokelat? Sera lantas meraih ponsel dan hendak memotretnya. Dan bertepatan itu notifikasi dari sang suami masuk. Sera membuka pesan tersebut lebih dahulu. Tidak jadi mengambil foto cokelat itu. Mas DikaSe, sudah lihat kirimanku?Apa kamu suka? Benar sekali itu dari suaminya. Sambil mengetik, senyum wanita itu tak pernah lepas. Dia mengirim beberapa pesan pada suaminya.Aku gak tahu kapan kamu siapkan bucket cokelat ini, Mas?Tapi, terima kasih banyak, ya.Aku tentu suka.Mas DikaSyukurlah, aku balik kerja ya. Boleh kirim foto dengan cokelatnya? Aku ingin melihat wajahmu biar semangat bekerja.

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   113. Sera Milik CEO Citra Queen

    Sera menangis tersedu-sedu. Dia berulang kali mengusap air matanya yang terjatuh lagi dan lagi. "Semua baik-baik saja, Sera. Kamu tidak usah takut lagi," ujar Nindy memberikan pelukan hangat untuk teman sekaligus pemilik butik itu. "Tetap saja aku takut, Nin. Mantan suamiku selalu mengganggu aku dan juga Mas Dika," tutur Sera. "Tolong jangan beri tahu Mas Dika tentang ini, Nin," pinta Sera. "Kenapa?" Nindy bingung. "Aku takut dia semakin khawatir. Dia bisa saja melakukan sesuatu di luar nalar kalau tahu tentang kejadian tadi," ucap Sera dengan mata berlinang."Tapi, Sera, aku rasa dia juga perlu tahu. Kamu harus memberi tahu karena dia bisa melindungi kamu nantinya," ujar Nindy. "Dia pasti sangat khawatir istrinya kenapa-kenapa," sambung Nindy."Nindy, aku mohon...," Sera mempelihatkan wajah melasnya. Nindy menghela napas, "baiklah jika itu mau kamu. Aku akan rahasiakan kejadian ini. Aku harap pria itu tak

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   112. Aku Sudah Bahagia!

    "Jadi, kau pergi dengan seorang dokter, Raisa?!" tanya Renal dengan nada tinggi. Seperti biasa, keduanya tak pernah berkomunikasi dengan baik. "Kenapa memangnya?" dengan wajah ketus, kedua tangan menyilang di depan dada, Raisa berbicara kepada sang suami. "Kenapa kau marah dengan itu? Bagaimana dengan kau sendiri yang pergi diam-diam tanpa sepengetahuanku?" ucap Raisa. "Jangan belaga sok suci, Mas, haha," wanita itu terkekeh di ujung kalimat. "Jangan kamu pikir aku tidak tahu kelakuanmu di belakang seperti apa," sambungnya. "Apa maksudmu, Raisa?" tanya Renal. Entah kenapa Renal merasa takut akan sesuatu. "Seharusnya kamu tetap bisa bersikap baik kepadaku. Dan jangan membuatku marah," Raisa tersenyum miring. Hal itu membuat Renal benar-benar takut."RAISA?" panggil Renal dengan nada suara yang keras. Raisa tak menggubris ucapan sang suami. Dia tetap pergi ke kamar.Dia menggumam, "kau pikir aku tidak tahu k

  • Bismillah, Pernikahan Kedua dengan CEO   111. Jangan Ganggu Aku!

    "Mas, Mas," Sera memanggil nama suaminya berulang. Keluar dari mobil lelaki itu berjalan lebih dahulu masuk ke dalam rumah. "Ya Tuhan, Mas Dika tunggu aku," pinta Sera. Sera menghela napas, andai tak bertemu dengan Renal, mungkin Dika akan baik-baik saja. Wajah lelaki itu juga berubah ketus dan menjadi dingin usai bertemu mantan suami Sera. "Mas," panggil Sera lagi ketika sudah berada di dalam kamar. "Kenapa kamu jadi cuek sama aku?" ucap Sera. "Apa aku ada salah? Mas aku juga kan tidak tahu kalau ada pria itu di restoran," keluh Sera. "Apa kamu mengajakku ke restoran itu untuk bernostalgia tentang masa lalumu, Se?" tanya Dika. "Ya Tuhan. Apa yang kamu pikirkan? Kamu berpikir aku seperti itu?" ucap Sera. "Mas, tak pernah terlintas sama sekali dalam diriku untuk mengingatkanmu tentang masa laluku. Aku mengajakmu ke sana murni untuk makan bersama!" sanggah Sera. "Tolong jangan marah sama aku. Katanya kita

DMCA.com Protection Status