All Chapters of MENIKAHI ADIK IPAR (MEMBALAS PENGKHIANATAN ISTRI): Chapter 1 - Chapter 10

29 Chapters

1. Pengkhianatan Istri

“Tenang saja. Dari ujung kaki sampai kepala, semuanya milik kamu. Milik orang yang paling aku cintai,” ucap Asyila menatap layar ponsel.Jantung Biantara seakan berhenti berdetak, saat menyaksikan istrinya yang hanya mengenakan handuk sedang bermesraan dengan lelaki lain di sambungan video. Tangan Biantara mengepal kuat, hatinya benar-benar terluka dengan kenyataan di depan mata. Pantas saja, selama dua tahun terakhir, Asyila selalu memasang wajah kesal ketika memberikan haknya sebagai seorang suami.Tidak hanya itu, Biantara selalu mendapatkan penolakan saat mengutarakan keinginan untuk memiliki anak, dengan alasan jika Asyila belum siap. Biantara mencoba memahami Asyila meskipun di usia mereka yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Namun, saat ini Biantara sudah mendapatkan jawaban dari ketidaksiapan Asyila tersebut.“Ternyata selama ini kamu selingkuh di belakangku. Aku akan buat kamu merasakan sakit hati, lebih dari apa yang aku rasakan, Syila.” Biantara segera menjauh dari kamar
Read more

2. Menikahi Adik Ipar

Biantara melihat Asyila masuk ke dalam kamar hotel bersama Bayu, lelaki yang ia lihat melakukan panggilan video dengan istrinya. Bayu juga merupakan client-nya di restoran. Hati Biantara benar-benar hancur, ia pun kembali menarik tangan Arisha setelah istrinya benar-benar masuk ke dalam kamar hotel.“Ari minta maaf atas apa yang dilakukan Kak Asyila, Ari juga minta maaf karena sudah tutup mulut,” ucap Arisha membuka suara saat di dalam mobil.“Semua sudah terlambat. Hanya menikah denganku, aku akan memaafkanmu,” ucap Biantara.Arisha terdiam mengalihkan pandangannya. Sebesar itukah dosanya, hingga ia dipertemukan dengan hal rumit ini? Tangannya memegang dada yang terasa sesak, menjadi istri kedua dan menghancurkan rumah tangga kakaknya, tentu tidak pernah ada di dalam pikirannya.“Apa yang akan Ibu pikirkan jika nanti mengetahui Ari menjadi istri kedua Mas Bian? Ari banyak berhutang budi pada Ibu dan Kak Asyila,” tutur Arisha.“Kamu tidak merasa bersalah padaku?” Biantara melirik Aris
Read more

3. Sandiwara Asyila

Arisha keluar dari mobil Biantara. “Ibu sedang apa di sini?”“Kamu kok bisa ada di mobil Bian? Ibu pikir kakakmu,” ucap Anin yang terkejut ketika melihat Arisha yang keluar.Biantara keluar menghampiri Anin, kemudian menyalami dan berkata, “Ibu belum tidur? Tadi aku bertemu Ari di jalan.”Biantara melirik pada Arisha. “Setelah itu kami ….”Mata Arisha melebar dan berucap dalam hati, “Apa yang akan Mas Bian katakan pada Ibu?”“Kami apa?” tanya Anin penasaran.“Kami makan malam dulu sebelum aku mengantar Ari pulang,” ucap Biantara.Arisha bernapas lega setelah mendengar kelanjutan ucapan Biantara. Ia pikir Biantara berubah pikiran dan akan menceritakan semuanya saat itu juga. Arisha berharap malam ini akan aman dan terbebas dari pertanyaan-pertanyaan Anin.“Oh ibu pikir apa … kamu mau mampir dulu?” tanya Anin.“Tidak usah, aku langsung pulang saja. Sepertinya Asyila sudah menunggu,” kata Biantara. Walaupun ia tahu mungkin istrinya akan senang jika ia terlambat pulang.“Ya sudah kalau beg
Read more

4. Di Hotel

“Siapa yang menelponmu, Ari? Ada urusan apa kamu ke hotel?” tanya Anin mendesak.“Bukan siapa-siapa, Bu. Tolong kembalikan ponsel Ari,” ucap Arisha.Kali ini Anin tidak akan percaya dengan ucapan Arisha. Wanita itu hendak memeriksa ponsel Arisha. Akan tetapi Arisha merampas ponselnya kembali.“Apa yang kamu sembunyikan dari ibu, jangan macam-macam Arisha!” Anin menarik pergelangan tangan Arisha.“Maaf, Bu. Ari benar-benar tidak bohong, yang tadi menghubungi Ari itu perempuan, dia cuma mau minta ditemani saja, bukan seperti apa yang ada di dalam pikiran Ibu,” ucap Arisha.Anin menghempaskan tangan Arisha. “Awas saja kalau kamu sampai berbuat macam-macam dan mengecewakan Ibu!”“Ari minta izin menemui teman Ari itu, boleh ya, Bu.” Arisha memohon pada sang ibu.“Makan malam dulu dan ingat, tidak pulang lebih dari jam 10 malam. Kamu paham?” tanya Anin memastikan.Arisha mengangguk. “Paham, Bu.”Arisha baru menyadari jika panggilan di ponselnya belum berakhir. Buru-buru Arisha memutuskan sa
Read more

5. Arisha Sakit atau Hamil?

“Ari, ngapain kamu di hotel?” Asyila memperhatikan sang adik dari ujung kepala hingga kaki. Tidak hanya itu, Asyila pun menghidu bau parfum yang menguar dari tubuh dan pakaian Arisha.“A–Ari habis ketemu teman kampus, kami ramai-ramai di sini dan semuanya perempuan, Kak,” ucap Arisha.“Di kamar nomor berapa?” tanya Asyila menantang. “Apa temanmu ada yang memakai parfum lelaki?”Arisha membeku, ia menoleh ke belakang berharap Biantara tidak keluar dari kamar. Ia benar-benar merasakan tersiksanya menjadi orang ketiga. Arisha juga ingin cepat-cepat pergi dari Asyila, ia takut sang kakak menyadari jika parfum yang tercium dari tubuhnya adalah milik Biantara.“Kenapa diam? Aku berhak tahu, kamu datang ke sini sama siapa dan bertemu siapa. Aku ini kakakmu!” Asyila tersenyum seolah puas melihat sang adik terlihat buruk.Sejak dulu ibunya selalu membandingkan dirinya dengan sang adik. Walaupun Arisha bukan anak kandung, tetapi karena Arisha selalu terlihat baik dalam pergaulan dan penurut, An
Read more

6. Pengusiran Arisha

Arisha tidak mengerti dengan kondisinya saat ini. Mulai pagi hingga siang, perutnya terasa mual, bahkan Arisha bertambah mual ketika mencoba mengisi perutnya. Kepalanya terasa berat dan berputar-putar membuat wanita itu duduk dan merebahkan kepalanya di meja makan.“Sepertinya aku harus ke klinik, semoga perut dan kepalaku bisa diajak kerja sama,” gumam Arisha.Anin datang menghampiri Arisha dan melempar beberapa test pack di meja makan. “Cepat tes!”Arisha terkesiap dan mengambil tiga benda berbungkus tipis itu. Baru membaca saja, Arisha sudah paham bahwa itu adalah alat tes kehamilan. Arisha benar-benar takut jika hasil menunjukkan bahwa dirinya tengah hamil.“Ibu curiga sama Ari?”“Iya, ibu curiga sama kamu! Akhir-akhir ini kamu mulai membangkang, Ari! Kamu selalu pulang malam dan ibu tidak tahu kamu pergi sama siapa? Mungkin dengan lelaki yang sama atau lelaki yang berbeda!” ujar Anin dengan raut wajah menahan kemarahan.Anin memang memendam kemarahannya, pikirannya sudah terlalu
Read more

7. Jatah Bulanan Asyila untuk Arisha

‘Diusir kenapa? Sekarang kamu di mana?’‘Ari.’‘Arisha!’Beberapa pesan dari nomor Biantara terabaikan oleh Arisha karena wanita itu tertidur. Sejak pesannya tidak dibalas oleh Biantara, Arisha lupa untuk me-non-aktifkan mode senyap di ponselnya. Sampai satu jam lamanya Arisha tertidur.Arisha membuka matanya dan merasakan tubuhnya yang sudah lebih membaik. Ia meraih ponselnya untuk memeriksa pesan yang sebelumnya ia kirim untuk Biantara. Arisha juga berharap Anin menghubungi dan menarik kembali ucapannya.“Mas Bian.” Arisha menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang dengan bantal sebagai alas punggungnya.‘Ari di hotel yang biasa kita datang, Mas.’ Arisha membalas pesan Biantara.“Terbaca, tapi tidak dibalas lagi,” gumam Arisha.“Lapar sekali. Sepertinya aku harus mandi dulu, setelah itu pesan makan.” Arisha beranjak dari ranjang.Arisha masih berharap jika apa yang terjadi saat ini hanyalah mimpi. Hatinya hancur ketika mengingat Anin membencinya. Arisha akui ini adalah kesalahannya, en
Read more

8. Menyiapkan Kamar

Belum sempat kebingungan Arisha terjawab. Nomor Asyila sudah tertera menghubunginya di layar ponsel. Dengan segera, Arisha menjawab panggilan itu, atas permintaan Biantara.“Arisha, dasar kurang ajar kamu! Gara-gara kelakuan kamu sekarang Ibu masuk ke rumah sakit! Benar-benar anak tidak tahu diri! Gatal, bisa-bisanya Kamu hamil di luar nikah dan tidak tahu siapa orang yang sudah menghamilimu! Bodoh!” hardik Asyila di sambungan telepon.Biantara merampas ponsel Arisha dan memutuskan sambungan telepon itu. Ia tidak ingin Arisha berubah pikiran dan merasa takut.Setelahnya, Biantara mengembalikan ponsel Arisha.“Mas, Ibu masuk ke rumah sakit karena Ari,” ucap Arisha.“Kamu tenang saja, Ibu tidak akan kenapa-kenapa. Ibu pasti hanya shock saja,” ujar Biantara. “Aku akan menjenguk Ibu nanti dan mengabarkan padamu.”Baiklah, Arisha hanya bisa menurut. Biantara terlihat secara tidak langsung melarangnya menjenguk atau bertemu ibunya. Entah menuruti Biantara hal yang salah ataukah benar, sejauh
Read more

9. Asyila dan Bayu di Kamar Biantara

Asyila terkejut bukan main saat melihat Arisha berada di dalam mobil sang suami. Emosinya seketika memuncak, Asyila menarik lengan Arisha untuk keluar dari mobil. Namun, Arisha menahan dirinya karena takut dengan kemarahan Asyila.Melihat itu, Biantara pun segera menghampiri Asyila. “Stop Syila!”“Kenapa Mas Bian bawa dia ke rumah kita? Mas tahu kan, kondisi Ibu drop gara-gara anak angkat yang tidak tahu diri ini!” Asyila menjauh saat Biantara berdiri di antara dirinya dan Arisha.“Bisa kan kamu tidak kasar seperti ini?” Pandangan Biantara beralih pada Arisha.“Ayo keluar dan langsung masuk ke kamar tamu!” pinta Biantara.Mata Asyila membeliak. “Jadi, kamar itu disiapkan untuk Ari? Aku nggak sudi ya, Mas!”“Ari tunggu! Jangan menginjakkan kakimu di rumahku bersama janin harammu itu!” teriak Asyila.“Sudahlah, Syila. Apa kamu tidak kasihan melihat dia yang sedang hamil tinggal di jalanan? Dia juga keluargamu, kalau Ibu tidak mau menampungnya di rumah, aku tidak masalah kalau harus mena
Read more

10. Perselingkuhan Vs Pernikahan yang Terbongkar

“Sayang, ayo kita pulang ke rumahmu! Aku akan tanggung jawab dengan janin yang kamu kandung, seharusnya kamu tidak menyembunyikan kehamilanmu dariku. Aku ayah dari janinmu,” ucap Bayu sembari menggenggam tangan Arisha.Arisha berusaha melepaskan tangan Bayu. “Mas lepas! Mas Bayu ini bicara apa?”“Ada apa ini?” Biantara menarik Arisha dari Bayu.“Mas?” Asyila sempat terkejut dengan apa yang Biantara lakukan, tetapi setelahnya ia melanjutkan apa yang sudah Bayu rencanakan. “Mas Bian lepaskan Arisha, dia harus pulang ke rumah.”Biantara menatap Asyila dan Bayu bergantian. “Untuk apa kamu datang ke sini?”“Sebelumnya maaf kalau kehadiran saya mengejutkan Bapak, saya datang ke karena ingin bertanggung jawab pada apa yang sudah saya lakukan. Saya dan Arisha memiliki hubungan,” kata Bayu. Lelaki itu terpaksa beralasan akan bertanggung jawab karena tidak memiliki alasan lain dan tidak ingin terbongkar hubungannya dengan Asyila.Asyila mengangguk meskipun ia kesal dengan alasan gila dari Bayu.
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status