"Yang barusan itu Pak Boss kan?" tanya seorang karyawan."Iya!" yang lainya mengangguk karena juga menyaksikan itu."Deri, kayaknya saingan kamu Pak Bos," yang lain menimpali.Deri pun kebingungan dan tak tahu harus bicara apa.Tampaknya masih shock dengan apa yang dia saksikan."Masih mau maju apa mundur, Der?""Tau lah, keringatan aku," jawab Deri yang juga masih begitu tegang."Mundur lebih bagus Der, selamatkan nyawa dulu."Deri pun mengangguk setuju.Dia masih memilih hidup dari pada mati mendadak karena berurusan dengan Dimas Hermawan.Presiden direktur.*****Kini Dimas sudah memarkirkan mobilnya di salah satu mall.Kemudian melihat Dinda yang duduk di sampingnya.Dinda tampak melihat dirinya juga."Anda yakin hanya ingin mengganti ponsel ku?" tanya Dinda dengan malas.Karena jika harus dengan membayar seperti biasanya dia sedang tidak berminat."Iya," Dimas pun segera turun.Dinda masih saja ragu dengan ucapan Dimas, bahkan sampai Dimas sudah membukakan pintu mobil untuknya sa
Read more