Semua Bab Dikira Suami Melarat, Ternyata Penerus Hebat: Bab 121 - Bab 130

200 Bab

121. Kalung Glor

Dokter Nova terpancang di depan toko perhiasan, menyaksikan sepasang suami istri sedang mondar mandir di dalamnya, sibuk mencari apa yang mereka cari. Dia pikir, tadinya dia yang akan memilih-milih perhiasan dari Zavy, tapi nyatanya dia cukup menjadi penonton semata. Zavy jelas tidak berbohong. Dia bilang pada Dokter Nova untuk pergi ke toko perhiasan. Hanya pergi, bukan membelikan sesuatu.Di dalam toko, wajah Vinna berbinar bahagia. “Suamiku, serius ini aku terserah pilih yang mana?” Vinna sengaja membesarkan volume suaranya supaya wanita di luar sana mendengar.“Terserah pilih yang mana saja.”Sengaja Vinna berdiri di dekat pintu lalu berbicara dengan pegawai toko. “Apa ya yang rekomen?”“Kalung Glor. Ada sembilan berlian di sana. Kami hanya menyediakan sepuluh stok. Jadi hanya orang tertentu saja yang bisa memilikinya,” ucap wanita penjaga toko.“Kalung Glor? Waw! Aku pernah baca tentang Kalung Glor di media sosial. Dipakai oleh satu artis terkenal dan juga satu crazy rich. Hm ka
Baca selengkapnya

122. Suami sejati

Ketika mengambil barang itu, Vinna terbungkam seribu bahasa. Dengan mata kepalanya sendiri barusan dia menyaksikan suaminya baru saja mengeluarkan uang sebesar tiga ratus tujuh puluh ribu dollar.Pada saat pembelian dua mobil, Zavy punya alasan untuk menghindari pertanyaan, dan sekarang apa kira-kira alasan Zavy untuk mengalihkan perhatian Vinna terhadap dirinya.Sebelum itu dia dan Vinna berjalan menghampiri Dokter Nova yang masih saja tertegun. Zavy bertanya, “Dokter pasti bawa mobil sendiri. Apa ada yang perlu kita bicarakan lagi?”Dokter Nova tak berekspresi. “Tidak ada. Baiklah. Aku permisi.” Wanita itu berjalan cepat tanpa mempedulikan apa pun di sekitarnya. Jangan sampai ada ejekan dan sindiran lagi yang masuk ke telinganya.Rencana Zavy berhasil.***Di dalam mobil selama perjalanan pulang Vinna terus mencecar beragam pertanyaan pada Zavy terkait tiga ratus tujuh puluh ribu dollar yang baru saja Zavy keluarkan. Terang saja hal itu sangat mengejutkan dirinya. Bagaimana ceritany
Baca selengkapnya

123. Masalah Melda

Atas desakan Ferdy, Andrew, dan juga Vinna, akhirnya Melda berhenti memberikan tugas rumah kepada Zavy. Lagi pula Zavy memang tak pantas melakukannya. Bagaimana pun, dia punya harga diri yang harus dijaga.Pagi hari itu semua orang pada sibuk bekerja. Hanya tersisa Zavy dan Melda di rumah. Biasanya kalau pagi seperti ini Zavy sibuk membenamkan diri di kamar, menikmati secangkir kopi, dan berada di depan laptop, mengerjakan sesuatu yang besar dan hingga saat ini masih dia rahasiakan.Namun pagi hari ini secara tidak sengaja dia menguping sebuah pembicaraan Melda dengan seseorang melalui sambungan telepon. Secara, Melda kalau ngomong suaranya memang besar. Zavy mendengar jelas percakapan Melda yang sedang duduk sambil menyelonjorkan kaki di ruang keluarga.Seharusnya Melda sibuk memasak tapi karena ada hal penting yang mesti dia bahas, dia pesan makanan melalui aplikasi saja hari ini.“APA? BU RATNA MELARIKAN UANG ARISAN KITA?” Beberapa detik lamanya Melda mendengarkan suara seorang wa
Baca selengkapnya

124. Pertolongan menantu

“Beri aku sedikit waktu. Bisa jadi nanti ketemu di toko yang agennya. Harganya pasti lebih murah dari itu, Bu. Mungkin bisa empat puluh dollar atau bahkan tiga puluh dollar saja.”“Tidak perlu!” Melda makin memberengut kesal. Sudah kena tipu tiga ribu dollar, plus lima puluh ribu dollar lagi uang nya dilarikan. Mulut yang cerewet kalau tidak dibarengi dengan akal yang cerdas ya ini akibatnya. Melda rugi banyak. Dia tahan mengambil uang tabungannya untuk itu semua. Kalau nanti dia dapat arisan seratus ribu dollar tersebut, dia berencana beli mobil baru. Tapi rencananya sirna.“Pergilah dari sini, Zavy! Aku tidak mau kau jadi pelampiasan! Sebelum tanganku menamparmu, lebih baik kau pergi dari sini! Enyahlah” perintah Melda. Namun, Zavy belum beranjak dari sana. “Ada banyak motif penipuan di zaman sekarang, Bu. Sebesar apa pun masalahnya, pasti ada jalan keluar. Yakinlah!” Zavy memastikan kalau Melda adalah orang selanjutnya yang mesti percaya pada dirinya. Target sudah terkunci.Jika
Baca selengkapnya

125. Solusi

Zavy berusaha melenyapkan kecemasan yang ada di wajah ibu mertuanya. Dia pun berkata dengan pasti, “Ibu tenang saja. Aku pastikan tersangka bernama Ratna itu akan segera tertangkap dan uang ibu lima puluh ribu dollar itu akan kembali.”“Sekalian tiga ribu dollar nya jangan lupa, Zavy! Aku tidak sudi pakai tas palsu,” ketus Melda diiringi isak tangis yang begitu menyedihkan.Kehilangan lima puluh ribu dollar tentu merupakan musibah besar. Walaupun orang itu memang kaya sekalipun. Dan untuk Keluarga Chartlon yang baru saja keluar dari kubangan masalah, tentu uang sebanyak itu sangat berharga. Melda tentu tidak mau menjadi sasaran omelan oleh keluarganya. Terutama oleh Luis Charlton yang baru saja sembuh dari sakit. Cap menantu payah dari Luis Charlton jangan sampai menyelusup masuk ke telinganya.“Ya, tiga ribu dollar itu juga. Yang penting tas palsu itu tetap terjaga. Jangan sampai ada lecet sedikit pun,” balas Zavy sambil mengunggah senyum hangat supaya ibu mertuanya berhenti menyimpa
Baca selengkapnya

126. Rahasia Ferdy

Malam hari ketika sedang santai di ruang keluarga. Melda membanggakan Zavy di hadapan suami dan kedua anaknya. Tidak pernah Melda sebangga ini kepada Zavy, membuat orang di sana lantas bingung menggelengkan kepala.“Zavy benar-benar menantu yang luar biasa!” puji Melda berseri-seriFerdy dan Andrew saling tukar pandang. Mereka tahunya kalau Melda adalah orang yang paling keras menolak kehadiran Zavy di lingkungan Keluarga Charlton tapi sekarang malah berbalik.Lalu Ferdy mengernyitkan dahi dan memampang wajah heran. “Istriku, ada angin apa kau bicara seperti itu?”“Kau tidak perlu banyak tanya, suamiku. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak membanggakan Zavy. Benar apa kata Vinna, kalau saja waktu muda aku bertemu Zavy, aku lebih memilih pria bernama Zavy dari pada Ferdy. Haha.” Melda bicara dengan antusias yang amat tinggi. Seolah ini adalah hari yang paling bahagia seumur hidupnya.Jika saja Zavy tidak mengulurkan bantuan, entah bagaimana cara dia untuk mengembalikan uang lebih dar
Baca selengkapnya

127. Mencari solusi lagi

Hal barusan membuat Zavy sangat penasaran. Ketika dia mengawasi wajah Andrew dan berharap ada omongan dari iparnya, Andrew malah menunduk saja lalu beringsut pelan-pelan juga pergi dari ruang keluarga. Dia melenggang menuju kamar tidurnya yang ada di atas. Andrew tak banyak bunyi.Tinggal lah di sana Zavy dan Vinna saja.Vinna masih terpekur dengan pandangan tertunduk. Dia pun masih saja diam.Kemudian Zavy berusaha memecah keheningan. “Vinna, kenapa tiba-tiba bubar begitu saja? Beberapa menit yang lalu kita tersenyum dan tertawa. Beberapa saat yang lalu kita senang dan aman saja. Tapi kenapa tiba-tiba Ibu dan Andrew pergi setelah panggilan telepon barusan?” cecar Zavy dengan nada yang penuh rasa penasaran. Dia berharap Vinna buka suara.Namun, Vinna masih bergeming. Pas Vinna mendongakkan wajahnya sedikit ke atas, tampak guratan halus di keningnya, sebuah pertanda bahwa ada sesuatu yang terpendam dan menggelisahkannya. Helaan napas itu terdengar tak enak.Zavy bisa merasakannya. Past
Baca selengkapnya

128. Harapan pada Zavy

Akhirnya Vinna memasrahkan urusan ini kepada suaminya. Dia pun bercerita :“Ayahku punya selingkuhan.”Zavy tidak heran. Biasa saja. Hal semacam ini sudah sangat sering terjadi. Tapi, dia tidak bisa diam ketika kasus semacam ini terjadi di lingkungan keluarganya. Sebagai lelaki, Zavy memaklumi hal tersebut meskipun dia sendiri mengutuknya dan tidak akan pernah sekali pun melakukannya sampai kapan pun.Vinna rasa setelah dia mengungkapkannya suaminya akan ada perubahan di ekspresi wajahnya. Kurang ajar, Zavy malah santai dan tidak ada respons signifikan. Marah misalnya. Dia menoleh seraya bertanya dengan dingin, “Kau biasa saja? Serius?”“Aku sedang berpikir. Apa alasan ayah mu berselingkuh? Padahal ibu mu cantik dan bohai. Apa mungkin bosan?”“Zavy, aku serius. Jangan bercanda!” geram Vinna, pangkal alisnya agak menukik.Memang agak susah mengajak cewek jutek bercanda.Segera, Zavy pasang mode serius. “Oke. Baiklah. Sudah berapa lama?”“Aku tidak tahu pasti sudah berapa lama. Tapi kec
Baca selengkapnya

129. Zavy si penyemangat

Keesokan paginya di Villa Mertua Indah, milik Ferdy Charlton. Pagi ini Zavy si menantu underrated sangat bersemangat, jauh lebih bersemangat dari pada hari-hari sebelumnya. Dia mengenakan outfit keren dan cukup mahal. Tidak seperti biasanya. Perpaduan kaus basic dengan luaran denim. Celana jeans-nya dipadukan dengan Converse hitam putih. Sekilas dia memang seperti anak kuliahan tapi jauh lebih keren.Dia duduk di teras rumah sembari menikmati secangkir kopi hitam dan menikmati udara pagi yang segar. Dia sangat ceria. Dia tahu kalau semua penghuni rumah sedang bermuram durja karena kejadian semalam. Sengaja dia pagi-pagi buta duduk di sana dan menunggu semua orang pergi ke luar rumah.Orang pertama yang keluar dari pintu itu adalah Andrew. Seperti apa yang Zavy tebak, benar sekali wajah Andrew tampak datar tanpa ekspresi.Namun, raut muka Zavy sangat ceria, membuat Andrew terheran-heran. Maksud Zavy melakukan semua ini adalah untuk menghibur semua penghuni rumah biar suasana tegang dan
Baca selengkapnya

130. Acara para penulis

Aneh, Ferdy masih belum juga keluar rumah sampai jam sembilan pagi. Zavy bahkan sudah menghabiskan tiga cangkir kopi pagi ini tapi Ferdy masih juga belum keluar.Hingga hampir jam sepuluh barulah Ferdy keluar rumah.Ketika Zavy membaca raut wajah ayah mertuanya, memang seperti ada yang tersembunyi di sana. Tapi raut wajahnya tidak semasam tiga orang sebelumnya. Ferdy malah seakan enjoi saja.“Selamat pagi, Ayah! Tumben hari ini agak siang pergi ke kantor. Apa mungkin lagi tidak ada kerjaan?”Ferdy tidak tersenyum. Wajahnya hambar tapi tetap menyiratkan sesuatu. “Kebetulan memang tidak ada kesibukan di kantor. Jadi sengaja pergi agak siang.”“Jika Ayah memerlukan sesuatu, aku bisa membantu.”Buru-buru Ferdy menggeleng. “Tidak. Tidak ada. Kau bisa beristirahat saja di rumah, Zavy. Aku ada urusan di luar.”Zavy berdeham kecil. “Baiklah kalau begitu. Memangnya Ayah mau pergi ke mana?”“Ada. Kau tidak perlu tahu. Sudahlah. Aku harus cepat.” Ferdy melangkah panjang menuju mobilnya. Tidak pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
DMCA.com Protection Status