"Maaf, Mas, tangan saya." Tia mengingatkan tangannya yang masih dipegang. "Ah, ya, maaf." Haris pun melepaskan. Bisa-bisanya dia melakukan itu. Dirinya sedikit lancang menyentuh sembarangan. Tiba-tiba saja melakukannya. Sekarang dia sedikit malu. Tia berbeda dengan Tisa, membuatnya menjadi merasa tidak enak setelahnya. Gadis itu mengulum senyum kecil melihat sikapnya. "Sudah malam. Mau kan saya antar pulang?""Mau, Mas." Dia langsung menyahut manis dengan sapaan yang Haris inginkan. Tidak salah-salah lagi. Hati laki-laki itu menghangat dan tersenyum. "Yasudah, ayo." Dia keluar lebih dulu. Tia menyelimuti Dendy, Haris melihat itu semakin suka dia sudah peduli pada anaknya. Haris kemudian menutupkan pintu kamar setelah Tia keluar. "Titip Dendy, Bu. Mau mengantar Tia dulu." Pada Marni di ruang tamu Haris katakan itu. "Tidak usah hawatir. Pergi saja." Diliriknya Tia. "Kamu harus mengantarnya kasian sudah malam." "Tia pulang dulu, Bu." Gadis itu menyalami Marni, setiap mau pulang d
Terakhir Diperbarui : 2024-02-12 Baca selengkapnya