"Kamu udah siap ketemu, Papa?" Pergerakkan tangan Ayra yang tengah membantu mengancingkan kemeja Satria terhenti mendengar itu. "Jadi, benar aku mau diajak ke rumah Papamu?" Dirinya malah balik bertanya. "Bener, dong, Sayang. Papa kan belum pernah ketemu kamu." Sejenak Ayra terdiam kemudian mengangguk pelan mengiyakan dan meneruskan mengancingkan. "Nanti aku atur waktunya sama Papa biar lebih leluasa.""Iya, Mas." Ia memaksakan tersenyum sambil merasai deg-dekkan lagi di hati. Bagaimanapun, mertuanya itu bukan orang biasa. Bukan orang sembarangan. "Sudah, Sayang. Terimakasih." Kancing kemeja Satria sudah terpasang semua dan menyingkir. Sebelum ke ruang depan dia kecup punggung tangan yang sudah repot-repot mau membantunya. Hal kecil yang manis dan batin Ayra menghangat karenanya. Entah, dia senang melakukan itu sejak saat masih bersama Haris dulu, tapi laki-laki itu hanya mengucapkan terimakasih dan itu pun jarang. "Mas, sarapan dulu. Aku siapkan." "Iya, Sayang." Satria menunggu
Last Updated : 2024-01-19 Read more