Home / Romansa / Baby Triplets Milik Om Tampan / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Baby Triplets Milik Om Tampan: Chapter 31 - Chapter 40

389 Chapters

Kerja Sama Si Kembar dan Sebastian

"Hati-hati ya Sayang, jangan khawatir tentang apapun. Jangan pindah rumah, kalau Shela tidak mau pulang, janji sama Mama andai terjadi sesuatu hubungi Mama dan Papa!" Stevani menepuk kedua pundak Shela, gadis itu mengangguk dan tersenyum manis. "Iya Ma, Shela janji." "Oma sama Opa hati-hati ya, besok-besok kalau ke sini yang lama," sahut Tiana yang tengah berdiri di samping Shela dengan dua kembarannya. "Iya anak baik..." Ferdi terkekeh menatap kedua bocah tersebut. "Janji sama Opa ya, kalian harus bisa menjaga Mami, paham?!" "Pasti! Dari dulu kita bertiga kok yang jagain Mami, Opa!" seru Tino menyahuti. "Jangan khawatir!" Diikuti oleh Tiano yang langsung mengacungkan jempolnya. Kedua orang tua Shela tersenyum, bergantian mereka memeluk si kembar sampai akhirnya Stevani menatap Shela lagi. Wanita itu merasa begitu berat, amat sangat berat meninggalkan putri kesayangannya. "Mama pulang ya, nak... Shela hati-hati di sini," tutur Stevani. "Iya Ma..." "Jangan sungkan meminta ap
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Pesan Kerinduan untuk Sebastian

Satu Minggu Kemudian..."Huhh... Lelahnya! Aku sangat merindukan si kembar dan Shela..." Sebastian mengemudikan mobilnya seraya mengendurkan dasi merah yang ia pakai. Tujuh hari penuh ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, Sebastian selalu pulang malam, pergi pagi, hingga tidak ada waktu untuk berbincang dengan Shela, apalagi menemani si kembar. Semakin hari, ia semakin nyaman bersama Shela. Sebastian berusaha mengesampingkan hal lain, ia mencoba melupakan Bella, Sebastian benar-benar ingin membubarkan pertunangannya. Di tengah fokusnya mengemudi, tiba-tiba saja ponsel Sebastian berdenting. Laki-laki itu meraihnya dan membaca sebuah pesan dari Shela. "Shela, tumben sekali..." Sebastian mengerutkan keningnya. 'Om, pulang ya, aku kangen ingin bertemu...'Senyuman Sebastian mengembang, ia berdehem beberapa kali untuk menetralkan rasa bahagia di dadanya. Jarang sekali gadis itu, dia benar-benar membuat Sebastian menjadi semakin merindukannya. Beberapa menit berlalu, mobil Sebastia
last updateLast Updated : 2024-01-01
Read more

Aku Jatuh Cinta Padamu, Shela

"Dia ingin melamar Shela... Sudah kuduga hal ini akan terjadi, sial!" Sebastian memijit pelipisnya kesal dan marah. Kabar yang si kembar sampaikan padanya sukses membuat Sebastian semalam tidak bisa tidur sama sekali. Bahkan pagi ini, ia yang tengah duduk di kursi agung di ruangan kerjanya tidak bisa berfokus memikirkan pekerjaannya, fokusnya terus terbagi begitu saja. "Om Dokter... Kok pagi-pagi sudah di rumahku sih?" "Om nyari Mamiku ya? Mamiku ada di belakang, masih masak!""Mau Tiana panggilin Mami, Om?!" Suara anak-anak membuat Sebastian mengerutkan keningnya, laki-laki itu beranjak dari duduknya, tidak ada orang lain yang mereka panggil Om Dokter selain Adam. Sebastian langsung membuka pintu ruangan kerjanya dan laki-laki itu berjalan ke depan, benar sekali di kembar berdiri di teras bersama Adam. "Oh, ternyata kau," sapa Sebastian melihat Adam. Dokter muda itu tersenyum tipis. "Apa aku bisa bertemu dengan Shela?" "Ada urusan apa bertemu dengan Shela?" Sebastian kali in
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Si Kembar Bertemu Bella

Shela mengajak ketiga anaknya sore ini ke sebuah pusat perbelanjaan, tapi kali ini mereka pergi tanpa Sebastian karena laki-laki itu sedang sibuk dengan urusan kantornya. Di tempat yang sangat ramai, Shela harus pandai-pandai menjaga ketiga buah hatinya, meskipun ia sangat kuwalahan. "Mam... Mau sepatu yang ini, kalau sekolah nanti mau pakai ini, belikan ya Mam... Tino mau yang ini!" Tino menarik-narik lengan Shela. "Iya Sayang, kalian pilih saja mana yang bagus dan yang kalian sukai," jawab Shela tersenyum manis. Tiana dan Tiano memilih sepatu dengan warna yang mereka sukai. Begitu pula dengan Tino yang serba bingung. Niat hati Shela menyenangkan anak-anaknya saat ini karena bulan depan mereka akan bersekolah, Shela akan mencarikan sekolah yang bagus untuk si kembar. Segala macam kebutuhan anak-anak, Shela sudah menabung dari jauh-jauh hari. "Tiana, aku yang warna biru, Tiana yang warna merah muda, itu... Punya Tino warna merah," seru Tiano menatap sepatu yang Tino bawa. "Iya,
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Kedatangan Bella dan Nyonya Besar Morgan

"Papi mau ke mana? Tiana ikut... Tiana tidak mau ditinggal Papi!" Tiana menangis merengek-rengek saat Sebastian hendak pergi, laki-laki itu nampak sangat terburu-buru pagi ini. "Sayang, Tiana di rumah sama Kakak dan Mami ya, Papi cuma sebentar saja, Tiana..." Sebastian menggendongnya dan membawa anak itu ke belakang. Di mana Shela yang tengah sibuk membuat sesuatu untuk kebutuhan toko rotinya. Mendengar suara tangisan Tiana, jelas Shela langsung menoleh cepat. Anak itu menangis dalam gendongan Sebastian. "Ya ampun, kenapa lagi, Tiana..." Shela mendekatinya dan Sebastian menyerahkan anak itu padanya. "Mau ikut Papi... Ikut Papi!" teriak Tiana masih mengulurkan tangannya pada Sebastian. Shela mengusap air mata Tiana. "Main sama Mami yuk, kita ke toko, bagaimana?" tawar Shela mencoba menghentikan tangisan Tiana. "Tidak mau! Mau sama Papi, ikut Papi!" amuk anak itu heboh menangis keras-keras. "Tiana... Jangan begini dong, kita ke toko saja yuk, jalan-jalan nanti sama Mami sama Ti
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Tidur dalam Dekapanmu

"Morsil... Morsil buka pintunya! Morsil cepat!" Shela menggebraki pintu toko hingga pintu di depannya terbuka lebar. Tangisan Tiana bahkan tidak berhenti sama sekali. "Ya ampun Shela, ini kenapa?!" pekik Morsil menatap Tiana yang menangis dan dua anak kembar laki-lakinya yang nampak sedih. Shela buru-buru masuk ke dalam sana, ia membawa ketiga anaknya ke dalam sebuah kamar yang berada di belakang. Di sana Shela memeluk Tiana dan menenangkannya. "Aaa... Bonekanya Tiana! Mau boneka!" Tiana terus berteriak keras-keras dan anak itu menginginkan boneka miliknya. Morsil menatap mereka bingung, sedangkan Tino dan Tiano diam di dekat ranjang memegangi tiang kanopi. "A-ada apa, Shela? Kenapa kembali ke sini lagi? Jangan bilang kau ribut dengan Sebastian, hah?!" Morsil menatap Shela dengan tatapan bingung. "Morsil... Aku numpang di sini sementara ya, di rumah ada calon istrinya Sebastian dengan Mamanya, aku... Aku tidak mau mereka tahu keberadaanku, apalagi anak-anak. Ini mainan Tiana t
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Tuan Kecil Milik Sebastian

"Papi, peluk..." Sebastian membuka kedua matanya pelan, ia tersenyum tipis begitu terbangun Tino, Tiano dan Tiana satu ranjang dengannya. Anak-anak itu ada yang tidur memeluknya, menumpu di atas tubuhnya, satunya lagi, Tino malah memunggungi Sebastian. "Anak Papi," lirih Sebastian mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Tino dengan gemas. Tino menoleh, ternyata dia tidak tidur, anak itu diam saja terlihat anteng karena dia sedang bermain game di ponsel Shela. "Loh, kok tidak tidur? Sini peluk Papi," bujuk Sebastian pada Tino. Anak itu menggelengkan kepalanya. Tino masih diam dengan muka bantalnya menatap Sebastian yang hanya diam ditatap sedemikian rupa oleh anak itu. "Kenapa, Sayang?" Sebastian memperhatikan Tino. "Paman kok kenal sama Tante Bella? Yang semalam marah-marah di rumahku, itu Tante yang dompetnya Tino temuin di mall. Dia bilang wajahnya Tino itu sama seperti suaminya, memangnya suaminya Tante Bella siapa?" tanya Tino, pertanyaan yang membuat anak itu penasaran
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Berdua dan Bermesraan Denganmu

"Sebastian, Mama ingin bertemu dengan kembarannya Tino, please..." Monica memohon pada Sebastian yang kini tengah bersiap pergi dengan si kembar. Laki-laki itu tidak terlalu merespon Mamanya, Sebastian tidak mau sang Mama akan berniat macam-macam, karena dia tahu Mamanya begitu respect pada Bella. "Buat apa, Ma?" tanya Sebastian tanpa menatapnya. "Buat apa, katamu?! Mereka ini Cucu Mama! Ya jelas saja Mama mau bertemu dengan mereka!" pekik wanita itu kesal."Tidak perlu!" Sebastian membalikkan badannya dan ia hendak meraih Tino dari gendongan sang Mama, namun wanita itu membawa Tino mundur. Ditatap oleh Sebastian, rupanya Tino mau ikut dengan Monica karena anak itu kini menggenggam beberapa lembar uang, percayalah meskipun kecil dia sangat materialistis. "Sayang, ayo ikut Papi," ajak Sebastian. "Iya Papi!" Tino langsung mengulurkan tangannya pada Sebastian. Monica menahan lengan Sebastian pelan, wanita itu menatapnya dengan ekspresi sedih. "Sebastian...." Helaan napas berat t
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Aku Jatuh Cinta Padamu, Shela

'Seharian ini dia membuatku salah tingkah!' Shela berucap dalam batin, gadis itu kini berada di dalam sebuah restoran mahal bersama Sebastian dan juga si kembar yang tidak akan mungkin ketinggalan bersamanya. Sebastian mengajak Shela makan bersama, seharian ini ia benar-benar disenangkan oleh Sebastian, diajak ke sana dan kemari, dibelikan banyak barang sekalipun Shela tidak mau, laki-laki itu tetap kukuh memaksanya. "Kenapa menatapku begitu, hem?" Sebastian menaikkan salah satu alisnya. Shela tersentak seketika, gadis itu langsung memalingkan wajahnya. "Tidak, tidak papa..." "Mami, jangan malu-malu sama Papi sendiri!" sahut Tiana yang duduk di samping Shela. "Apa sih, Sayang..." Shela menarik gemas pipi Tiana, dan ia tersenyum. Dua anak kembarnya lagi, tidak bersuara. Kalau sudah dihadapkan dengan spaghetti, mereka berdua akan anteng dan tidak bersuara sama sekali. Sebastian melirik mereka berdua, laki-laki itu tersenyum mengusap pucuk kepala anak-anak itu satu persatu. "En
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Kecupan di Bibir Manismu

"Jadi ini rumah baru kita ya, Mi? Bagus... Tiano suka!" "Iya bagus kayak istananya peri-peri di TV!" "Dasar Tiana, selalu saja kayak bocah," cibir Tino pada adik kembarannya. Shela hanya terkikik geli dengan mereka semua. Mereka berempat kini berada di dalam sebuah kamar luas dan besar di mana ada dua ranjang yang berjajar milik Tiano dan Tino. "Bagus ya, kamar kita, Tiano... Wahh, ada Thomas!" seru Tiano mengusap dinding kamar bergambar kereta berwarna biru, kartun favoritnya. "Punyaku dong, Tayo!" seru Tino dengan berkacak pinggang dan tersenyum lebar. "Sudah, sudah... Sekarang kan kalian punya kamar yang bagus, ada meja belajarnya, jadi kalian jangan sering ribut lagi, paham?!" seru Shela pada mereka berdua. "Siap Boss!" Keduanya menjawab kompak. Shela terkekeh geli, ia senang sekali melihat dua anaknya bahagia dengan rumah baru mereka."Ayo Sayang," ajak Shela meraih tangan mungil Tiana. Mereka berdua keluar dari dalam kamar. Shela mengajak Tiana ke sebuah kamar, dan ia
last updateLast Updated : 2024-01-07
Read more
PREV
123456
...
39
DMCA.com Protection Status