Waktu berlalu begitu cepat. Langit yang semula gelap, kini sudah terang. Sinar mentari mulai tersenyum, menyapa setiap orang yang mulai berkegiatan. Tidak berbeda dengan Daffa, Adel, dan Putri yang sudah berlari kecil di sekitar taman dekat desa.“Huh huh huh, lama nggak lari, sekalinya lari udah kayak kehilangan nafas,” ujar Putri dengan nafas terengah.“Lo aja yang malas kalau gue ajak olah raga,” celetuk Adel dengan kening penuh butiran keringat.Daffa yang melihat keduanya hanya bisa menggelengkan kepala. Sebagai lelaki yang bertanggung jawab, dia memberikan air mineral. Ia tadi sempat berhenti di warung kecil untuk membeli minum.“Akhirnya, ada yang peka juga sama gue,” ujar Putri langsung meminum air yang diberikan Daffa.“Hati-hati!” tegur Daffa saat melihat Putri sedikit tergesa-gesa. “Nggak akan ada yang minta, Put.”Wanita itu tak menghiraukan Daffa. Setelah puas minum, ia baru menjauhkan botol dan mengusap mulutnya. “Gue aus banget. Btw, thanks, Daf. Lain kali jangan cuma m
Last Updated : 2024-02-04 Read more