Pagi menjelang, matahari mulai menampakkan eksistensinya. Sinar terangnya menggambarkan semangat baru yang membara, begitu pula yang dirasakan oleh Daffa. Jujur, dia jauh lebih tenang setelah bercerita, berkeluh kesah kepada Sang Pencipta. Daffa rasa, itu pilihan terbaik daripada bercerita pada orang lain.Hari ini, Daffa memiliki jam kuliah pagi. Maka dari itu, dia sudah bangun sedari subuh. Kini, dia sudah selesai membersihkan diri dan mengenakan kaos hitam dengan kemeja kotak-kotak, dilengkapi celana hitam dan sepatu putih.Pesona ketampanan Daffa terlihat begitu jelas. Dia salah satu idola di kampus. Hanya saja, Zahra lah yang berhasil memenangkan hatinya, sebelum diharuskan berpisah. Huh, rasanya menyesakkan setiap kali mengingat nasib asmaranya.“Tenang, Daf. Lo nggak mungkin terus menerus berdiam diri di posisi ini,” ucap Daffa setelah menghela nafas panjang.Setelah mengatakan itu, Daffa melangkah menuruni tangga. Sesampainya di anak tangga terakhir, kepalanya menoleh ke berba
Last Updated : 2024-01-21 Read more