All Chapters of Sandiwara Pernikahan Sang CEO : Chapter 41 - Chapter 50
126 Chapters
41. Mencari Bantuan
Lidya mencuci wajahnya dan mencoba untuk menenangkan diri. Ia memikirkan rencana terbaik untuk menghadapi situasi ini tanpa harus melibatkan Ardiansyah."Tentu saja, aku harus mencari tahu siapa orang itu dan apa yang dia inginkan," ucapnya pada diri sendiri.Lidya merasa gelisah sepanjang pertemuannya dengan pihak sponsor siang itu. Meskipun ia mencoba untuk fokus pada presentasinya, tetapi pikirannya terus tertuju pada telepon yang ia terima tadi pagi. Ia merasa seperti ada yang mengejar-ngejar dirinya.Setelah pertemuan berakhir, Lidya memilih untuk pergi ke kafe terdekat untuk menenangkan diri dan membicarakan situasi ini dengan temannya, asisten managernya - Natali."Sudah pasti, kamu harus coba untuk mengumpulkan informasi lebih banyak tentang orang itu," ucap Natali sambil memiringkan kepala."Tapi aku juga tidak tahu harus mulai dari mana," jawab Lidya dengan nada cemas."Ada orang yang bisa membantumu, aku punya seorang teman detektif swasta yang hebat. Aku pikir ia bisa memb
Read more
42. Teror
Tapi Lidya hanya menggelengkan kepalanya, membuat Ardiansyah semakin bingung dengan tingkah istrinya malam ini."Katakan, apa yang menjadi masalahmu?" Akhirnya Ardiansyah bertanya serius."Ini sesuatu yang berbeda, Ard. Ada pria misterius yang mengancamku dan terus memantau gerak-gerikku, sayang. Aku takut jika hal ini akan menjadi lebih buruk jika tidak ditangani dengan cepat."Ardiansyah langsung terkesiap mendengar penjelasan dari istrinya. Ia ingat dengan kejadian saat di mana istrinya diculik waktu itu. Dan penculik tersebut juga yang menjadikan banyaknya masalah di perusahaan.Pria itu tidak mau jika istrinya mendapatkan masalah seperti dulu, karena sejatinya ia sudah melarang istrinya untuk kembali ke dunia entertainment. Tapi karena masih ada beberapa kontrak yang harus diselesaikan, Lidya tidak bisa mengabaikannya begitu saja."Apa yang kamu maksud dengan mengancam dan memantaumu, Lid? Apa dia sudah menghubungimu?" tanyanya kemudian."Ya, ia bahkan mengirim surat kaleng."Lid
Read more
43. Kesepakatan
Besoknya, Ardiansyah pergi bersama dengan Lidya ke hotel pinggir kota yang sudah ditentukan. Tapi kali ini penampilan mereka berbeda dari biasanya, sebab Ardiansyah berpenampilan seperti Lidya, sedangkan Lidya berpenampilan seperti supir pribadi keluarga mereka.Mereka sepakat untuk menyamar demi keamanan Lidya, saat bertemu dengan pria misterius yang selalu melakukan teror."Kamu yakin, Ard?" Lidya bertanya karena ragu dengan ide suaminya."Ya, asal kamu bisa berakting bagus seperti saat bermain peran. Bukankah kamu seorang artis?" Ardiansyah menemukan alasan agar istrinya tidak banyak bertanya."Ya, maaf. Aku malah membuatmu susah seperti ini," ucap Lidya yang merasa bersalah.Ardiansyah memeluk istrinya, memberikan rasa nyaman dan aman supaya lebih tenang. Hari ini mereka ingin menyelesaikan masalah yang datang menghantui Lidya, sebab dulunya tidak membagi masalahnya bersama dengan suaminya sejak awal.Tapi menurut Lidya, tind
Read more
44. Artis Pujaan
Beno tampak kesal. Ia tidak bisa menerima fakta bahwa Lidya tidak mencintainya dan akan selalu menjadi milik Ardiansyah."Tapi, Lidya. Aku bisa menghancurkan hidup kalian jika kamu tidak menuruti permintaanku. Ingat, aku punya banyak pengaruh dan kuasa," kata Beno dengan nada ancaman.Lidya merasa semakin tertekan dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia memandang ke arah suaminya, Ardiansyah, yang berdiri di sampingnya dengan tatapan tajam."Aku tidak akan pernah menyerahkan perusahaan Kusuma Group kepadamu, Beno. Dan aku siap menghadapi konsekuensi apapun yang akan kau berikan kepadaku," ucap Lidya dengan menantang.Beno mengernyitkan kening. Ia merasa semakin kesal dan tidak sabar untuk menghancurkan hidup Lidya."Aku akan membuat hidupmu hancur, Lidya. Kau akan menyesal telah menolak tawaranku," ucap Beno dengan nada tajam.Tiba-tiba, suara sirene polisi terdengar di luar kamar hotel. Lidya merasa lega dan langsung mengambil kepu
Read more
45. Dituduh
"Benarkah yang ada pada berita-berita tentang keluarga Beno? Ini bukan hoax, kan?" tanya Lidya terkejut."Aku juga kaget ragi, waktu beberapa staff membicarakan berita viral itu."Lidya dan Ardiansyah sama-sama terkejut saat mendengar berita tersebut. Mereka tidak menyangka bahwa tindakan Beno yang jumawa dan sesuka hatinya akan berdampak begitu besar pada keluarganya sendiri.Kekuasaan dan kekayaan menang tidak ada yang abadi, apalagi jika pemiliknya mengunakannya untuk kepuasan dan kepentingan pribadi."Lihatlah sekarang, dia menyalahkan orang lain atas kesalahannya sendiri. Dia tidak pernah belajar dari kesalahan dan terus membuat permasalahan bagi dirinya dan orang lain," ucap Ardiansyah dengan nada kesal."Semoga dia kapok dan tidak mengulanginya lagi," ujar Lidya yang geram dengan tingkah laku Beno.Sebenarnya, Lidya juga merasa sedih mendengar nasib keluarga Beno yang kini harus menghadapi konsekuensi atas tindakan ayah Beno - buntut dari kakusnya Beno juga. Namun, ia juga mera
Read more
46. Kasus Yang Sama
Setelah beberapa hari, Lidya dan Ardiansyah akhirnya bertemu dengan pengacara keluarga Beno. Pertemuan itu berlangsung pada hari Jumat di kantor pengacara di pusat kota. Berdasarkan surat yang mereka terima, keluarga Beno menuntutnya atas dugaan keterlibatan dalam pembobolan perusahaan keluarga Beno yang terjadi beberapa minggu yang lalu.Lidya dan Ardiansyah tidak menyangka bahwa mereka akan terlibat dalam masalah ini. Namun, pengacara keluarga Beno mengatakan bahwa ada bukti yang menunjukkan bahwa Lidya dan Ardiansyah memiliki keterlibatan dalam pembobolan perusahaan keluarga Beno."Lidya, apakah kamu tahu ini?" tanya Ardiansyah dengan nada sedih."Ini tidak mungkin. Kita tidak pernah melakukan pembobolan perusahaan mereka," ucap Lidya sambil menatap tajam pengacara keluarga Beno."Maaf, nona Lidya. Tapi kami harus mengikuti setiap bukti yang ada dalam kasus ini," jelas sang pengacara sambil menggelengkan kepalanya.Lidya dan Ardiansyah merasa sangat tertekan. Mereka tidak memiliki
Read more
47. Cemburu
Hari persidangan tiba. Lidya dan Ardiansyah bersama dengan pengacaranya telah bersiap-siap dengan matang. Mereka yakin bahwa bukti yang mereka miliki cukup kuat untuk membuktikan bahwa mereka tidak terlibat dalam kasus pembobolan perusahaan keluarga Beno.Lidya dan Ardiansyah menyusuri lorong menuju ruang sidang dengan langkah tegap, meski dalam hati mereka bergetar karena takut dihukum atas tuduhan yang tak mereka lakukan.Pengacaranya, Pak Bagus, berjalan di samping mereka, menenangkan pikiran mereka dengan kata-kata yang penuh keyakinan. Ketiganya tiba di ruang sidang dan melihat keluarga Beno beserta pengacaranya sudah menunggu di sana."Lihatlah, itu Lidya dan Ardiansyah! Mereka yang telah merugikan bisnis keluarga Beno!" teriak seorang anggota keluarga Beno yang berpakaian rapi.Wartawan yang memenuhi ruangan tersebut, langsung berdiri dan sesekali mengambil gambar Lidya dan Ardiansyah yang berdiri di depan pengadilan. Mereka menunggu hampir setengah jam sampai hakim masuk ke ru
Read more
48. Meluruskan Masalah
"Aku memanggil kalian untuk berkumpul. Ada yang perlu kita bicarakan," jawab Kang Dika.Lidya dan Ardiansyah merasa penasaran tapi juga tidak nyaman. Namun, mereka tidak punya pilihan selain mengikuti Kang Dika.Kang Dika membawa mereka ke sebuah ruangan yang terletak di kawasan perumahan yang sepi. Kedua pekerja ini merasa gelisah dan takut."Apa maksudmu membawa kami ke sini?" tanya Lidya."Kami memiliki hutang lama yang harus dibayar," jawab Kang Dika."Hutang apakah itu?" tanya Ardiansyah dengan nada mendesak."Kalian berdua kelihatannya mengerti," sahut Kang Dika.Lidya dan Ardiansyah masih bingung dan tidak mengerti apa maksud Kang Dika."Apa maksudmu?" tanya Lidya dengan tak sabar."Maksudku adalah bahwa kalian berdua harus membayar hutang atas suatu kesalahan yang pernah kalian lakukan pada masa lalu," jawab Kang Dika.Lidya dan Ardiansyah kembali merasa takut dan bingung. Mereka mulai menyadari bahwa Kang Dika tidak hanya membawa mereka ke sini untuk sekedar bertemu."Apa yang
Read more
49. Menjenguk Kakek Hendra
Setelah kasus dengan Beno selesai, Lidya dan Ardiansyah merasa hubungan mereka semakin mendalam. Mereka merasa bahwa mereka telah melewati banyak tantangan dan itu hanya membuat mereka lebih kuat.Meskipun awalnya mereka menikah hanya karena nikah kontrak atau sandiwara dan tidak saling "mencintai", tapi mereka "berhasil" terbuka untuk saling jatuh cinta satu sama lain seiring dengan berjalannya waktu. Mereka belajar untuk saling menghargai, saling mendukung, dan saling mencintai.Pada suatu malam, ketika mereka bersantai di rumah setelah makan malam, Ardiansyah merasa perlu membicarakan sesuatu dengan Lidya."Sayang, sudah lama kita menikah tapi belum pernah aku bilang padamu tentang perasaanku yang sesungguhnya," kata Ardiansyah serius."Apa itu, Ard? Ada apa?" tanya Lidya khawatir.Lidya merasa penasaran dan juga takut. Dia tidak tahu apa yang ingin dikatakan suaminya setelah merasa semuanya baik-baik saja."Aku mencintaimu, Lidya. Aku tahu awalnya aku tidak mencintaimu sedalam ini,
Read more
50. Dia Lagi
Akhirnya Ardiansyah menjelaskan pada kakeknya, bahwa ia ingin merayakan cinta mereka dengan berbulan madu. Mereka ingin melakukan perjalanan romantis ke luar negeri, sebab rencana yang dulu gagal.Lidya menambahkan bahwa mereka berdua belum pernah pergi berlibur bersama sejak menikah, dan mereka ingin memanfaatkan waktu luang mereka untuk membuat kenangan yang tak terlupakan.Kakek Hendra terlihat bingung untuk beberapa saat, kemudian ia tersenyum dan mengangguk."Baiklah cucuku, kalian harus menikmati hidup sebaik-baiknya. Tapi ada satu permintaan dari kakek, tolong bawa aku ke tempat ini juga," kata kakek Hendra sambil menunjukkan foto berwarna-warni dari sebuah objek wisata yang indah.Ardiansyah dan Lidya melihat foto itu dan sangat terkesan. Mereka berjanji untuk membawa kakek Hendra ke tempat itu juga ketika mereka pergi ke luar negeri."Ini adalah tempat yang ingin kakek kunjungi bersama mendiang nenekmu, tapi belum sempat dilakukan." Kakek Hendra menatap jauh seakan-akan menera
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status