Semua Bab Buncitnya Jenazah Kakakku: Bab 81 - Bab 90

112 Bab

Bab 81: Ajakkan Dinner

Sontak Zhafran menghentikan langkahnya. Kami serentak langsung memandang ke asal suara. Berdiri di sana seorang pria yang mengenakan celana joger loreng serta kaus oblong hitam dan di balut oleh jaket kulit berwarna senada. Sang pria menatap kami saling bergantian dengan dahi mengerut dan tatapan penuh selidik. "Turunin gue!" Kembali aku meminta hal itu seraya memukul dada Zhafran yang terbungkus oleh kaus oblong yang sudah basah kuyup. Membuat dada bidang sang pria tercetak jelas. "Kebetulan banget lo ada di sini, Bry. Tolongin nih anak! Kakinya terkilir tadi. Lo 'kan, jago dalam hal pijit memijit."Bukannya mendengarkan permintaanku, Zhafran malah memerintah Bryan untuk memijit kakiku yang keseleo. Lantas, dia berjalan ke arah jam tiga. Menuju ke sofa yang biasanya digunakan orang di ruang tunggu. Zhafran mendudukanku di sofa tersebut. "Bagaimana ceritanya sampai terkilir, Nil?" Bryan mengikuti langkah Zhafran dan bertanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab 82: Chips GPS

Di saat duduk di mobil Zhafran tadi, aku sengaja menyelipkan chips GPS di jok mobilnya. Sudah aku prediksi, Zhafran tidak akan mudah begitu saja memberitahukanku di mana dia menyembunyikan Aisyah. Maka dari itu, aku sengaja menyelipkan chips GPS di mobilnya agar aku bisa tahu ke mana Zhafran pergi dan di mana lokasi basecamp-nya. Kemungkinan Aisyah, Zhafran bawa di basecamp-nya. Kalaupun Zhafran tidak membawa Aisyah di sana, aku masih bisa mencari bukti-bukti kejahatan Zhafran dengan tau lokasi basecamp tersebut. Kejahatan dan perkumpulan Zhafran harus dihentikan, sebelum ada Aisyah dan korban penganiayaan lagi dari pria berandalan itu. "Sialan, dia main nyambar bibir gue tadi!" gerutuku sambil menyentuh bibir. Serasa masih ada bekas bibir Zhafran di sini. "Tapi, kecupan di kening itu ...?" Aku mengingat kecupan itu. Begitu dalam dan mampu membuat tubuhku menghangat. Seperti kecupan sayang dari almarhum Ayah dulu. "Apa mungkin, Zhafran cinta s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-12
Baca selengkapnya

Bab 83: Kekasih Istimewa

"Kenapa?" Alisku mengernyit dengan permintaan Zhafran yang tiba-tiba itu. "Intinya, gue mau lo batalin aja dinner itu!" Zhafran mendengkus kasar. "Iya, tapi masalah lo itu apa?" Aku menarik lengan dari cekalan Zhafran. Zhafran terlihat salah tingkah. Dia mengusap tengkuk dan pandangannya lari ke mana-mana. Membuatku bingung dengan tingkah sang pria. Dia bangkit berdiri. Menghadap dan kembali menggenggam tanganku. Membuatku sedikit mendongak untuk menatap wajahnya yang lebih tinggi dariku. "Nilfan ...." Zhafran menggantung kalimatnya. Pandangan pria berandalan itu lari ke mana-mana lagi. "Apa?" Aku melemparkan tatapan penuh selidik. "Gue nggak suka lo dekat sama Bryan!" ucap Zhafran dengan kecepatan 5G."Hah? Emang kenapa?" tanyaku bingung. "Intinya, gue nggak suka. Gue mau lo jauhin dia!" tegas Zhafran menatapku tajam. "Emang lo siapa ngatur-ngatur hidup gue?" Aku menarik tangan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

Bab 84: Seolah Sang Kekasih yang Cemburu

Tiba-tiba ada sebuah mobil sedan berwarna hitam menyalip mobil Bryan. Membuat Bryan menginjak rem secara mendadak, hingga terdengar bunyi decitan pada aspal. Keningku hampir saja membentur dashboard akibat hal tersebut. Bryan sontak membunyikan klakson dengan nyaring, meminta pengemudi mobil itu agar pindah. Aku memicing, merasa familier dengan mobil di hadapan itu. "Zhafran." Aku berucap lirih sembari melirik Bryan yang turun dari mobil menghampiri mobil Zhafran. "Kamu apa-apaan, sih, Zhaf?" tanya Bryan kesal, "minggirin mobilmu!"Bukannya menyingkirkan mobilnya dari hadapan mobil Bryan, Zhafran malah keluar dari mobil. Menyenggol bahu Bryan dan berjalan ke arah pintu mobil di sampingku."Buka!" pinta Zhafran ketika dia hendak membuka pintu mobil, tetapi tidak bisa. Matanya menatapku nyalang. Aku memilih tetap bergeming. "Kamu apa-apaan, Zhaf?" Bryan menarik lengan Zhafran seraya berucap geram.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-13
Baca selengkapnya

Bab 85: Melontarkan Spekulasi

Bola mata Bryan langsung membulat kala mendengar pertanyaanku yang to the point tadi. Dia menatapku dalam. Tatapan yang tadinya berbinar, sekarang jadi meredup. Aku tetap menatap tajam Bryan dengan tampang datar. Tanganku yang berada di bawah meja terkepal kuat menahan amarah di dada. "Atau lo yang udah ngehamilin Kak Naila?" Secara langsung kuucapkan hal itu. Aku juga tidak lagi menyebut Bryan dengan embel-embel 'Kak' dan bahasa yang kugunakan sekarang terdengar kasar. Aku muak terus-terusan bersikap sopan di depan petugas kepolisian berwajah palsu itu. Mata Bryan tambah melebar mendengar perkataanku. Lantas, disusul dengan dahinya yang mengkerut. Terlihat mata Bryan menatapku sendu. "Kamu ngomong apa, Nilfan? Aku nggak ngerti sama apa yang kamu omongin." Terdengar nada resah darinya. "Enggak usah bohong, Bryan!" seruku seraya bangkit berdiri. Tatapan tajam terus kulayangkan padanya. Bryan ikutan berdiri. Dia men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya

Bab 86: Cerita Bryan

"Memang kami semalaman di dalam kamar hotel yang sama. Tapi, tidak pernah sedikit pun terlintas di pikiranku untuk merusak Naila! Dia wanita pertama yang aku cintai setelah Mamah. Aku mencintainya, mengangguminya, menghormatinya, mana mungkin aku tega merusak gadis lugu itu!" terang Bryan dengan penuh penekanan. Tidak bisa dipungkiri, hatiku sedikit terenyuh dengan kata-kata penuh perasaan si petugas kepolisian berwajah teduh itu. Namun sesaat kemudian, aku menepis kedua tangan Bryan yang masih menempel pada kedua bahuku. "Halah! Mana mungkin dua sejoli di dalam satu kamar semalaman, tapi nggak terjadi apa-apa," seruku menampik semua yang diucapkan pria itu. Tidak akan semudah itu percaya dengan apa yang dikatakanya. Bryan malah tersenyum smirk tipis merespons perkataanku, lalu dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia mengejekku. "Bukankah kamu juga pernah semalaman pergi dengan Zhafran? Pasti kalian menginap di kamar yang sama, 'kan?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya

Bab 87: Cerita Bryan ll

"Kematian Naila juga terkesan masih sangat janggal. Pasalnya, pengendara mobil yang menabraknya ... aku, 'kan, memenjarakan orang itu, tapi semalam setelah berada dalam penjara, dia ditemukan tewas dengan busa memenuhi mulutnya. Dia bunuh diri dengan meneguk racun yang disembunyikannya dalam pakaian. Entah kenapa dia melakukan hal itu." Bryan masih terus menerangkan kejadian per kejadian. Alisku mengernyit mendengar kebenaran terbaru tersebut. Berarti benar dugaanku, kematian Kak Naila bukan serta-merta hanya murni kecelakaan, tetapi memang disengaja. "Maka dari itu, saat kemarin melihatmu untuk yang pertama kalinya di rumah, aku bertanya 'kau kemari untuk bekerja, atau ingin menyelidiki kematian kakakmu?' Naila pernah bercerita, kalau adiknya ingin sekali menjadi seorang polisi. Seseorang dengan jiwa yang menyukai hukum pasti tidak akan melewati begitu saja kejadian yang jika menurutnya janggal.""Jadi, kemarin aku sempat menduga kalau kedatanganmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-15
Baca selengkapnya

Bab 88: Niat Bejat Zhafran

Aku baru tersadar kalau di saat masuk kamar apartemen tadi, pintunya tidak dikunci. Dikarenakan sibuk berpikir, aku tidak terlalu memedulikan hal aneh tersebut. "Bagaimana lo bisa masuk kemari, Zhafran?" seruku bertanya. Zhafran berdiri diam sambil menyandarkan lengan dan kepalanya di dinding ambang balkon dengan tatapan nanar kepadaku. Baju kaus putih lengan pendek yang ia kenakan terlihat kusut, sekusut rambutnya. Aku segera menghampiri Zhafran, menarik tangannya agar dia keluar dari apartemen-ku. "Keluar dari apartemen gue, Zhafran!" usirku kasar sembari menarik lengan kekar Zhafran. Dia berjalan terseok-seok kala aku menarik lengannya keluar. Namun, sekitar tiga langkah lagi dari pintu apartemen, Zhafran menahan langkahnya. Aku kesusahan untuk menarik dirinya agar keluar. "Apa-apaan lo, Zhaf? Gue bilang, keluar dari apartemen ini sekarang!" seruku marahku. "Kenapa?" tanya Zhafran lirih dengan tatapan sayu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-15
Baca selengkapnya

Bab 89: Kekecewaan dan Kebingungan

Terdengar gebrakan keras pada pintu apartemen, lalu disusul suara seseorang berteriak geram. Zhafran masih melancarkan aksinya mencumbu area leher, pipi, dan bibir ini, sedangkan aku terus meronta-ronta dengan emosi yang memuncak. Tidak lama kemudian, tubuh Zhafran ditarik menjauh oleh seseorang. Lantas, sebuah bogem mentah mendarat di tulang pipi Zhafran. Membuat pria yang sedang dikuasai nafsu itu terempas ke samping dengan tubuh menghantam meja kaca hinggap pecah. "Kak Bryan," lirihku menatap Bryan yang sedang bersiap menghajar Zhafran lagi. Aku segera bangkit dari ranjang dengan napas tersengal-sengal dan emosi yang membara. Namun, bersamaan dengan itu hatiku juga terasa pilu dengan ulah Zhafran barusan. "Kurang ajar!" Bryan langsung menendang rahang Zhafran. Membuat sang adik kembali terempas ke lantai dengan terlentang. "Argghh!" Zhafran hanya mengerang kesakitan. Lengannya berdarah akibat terhantam meja kaca tadi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-16
Baca selengkapnya

Bab 90: Tenggelam dalam Kekecewaan

Hari-hari aku lewati hanya berada dalam apartemen, melamun dan merenung di pojok balkon sambil memandang kosong gedung-gedung pencakar langit di depan sana. Setelah kejadian malam itu, sudah tiga hari lamanya aku mengurung diri di apartemen. Tidak ada niat untuk keluar dari sini. Rasanya semua hal saat ini begitu memuakkan untuk kujalani. Perilaku yang Zhafran lakukan terhadapku, memang sedikit memengaruhi mentalku, terlebih lagi pelakunya adalah dirinya. Aku benar-benar kecewa dengan Zhafran. Mungkinkah aku sudah terlanjur mempercayai perkataan Dito yang mengatakan tentang pria dan cinta sejati yang tidak akan berani merusak gadis yang dicintainya? Apakah aku sudah terlanjur mengira bahwa Zhafran benar-benar mencintaiku? Atau apakah aku yang sudah terlanjur mencintai Zhafran hingga kekecewaan ini begitu mendalam kurasakan? "Argghhh!" Aku menyugar rambut secara kasar. Membuang semua pertanyaan yang membombardir pikiran. Belum lagi tentang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status