Beberapa petugas ambulans turun, menuju ke belakang mobil, membuka pintunya. Lantas, mengeluarkan brankar yang tertutupi oleh kain putih. Meletakkan brankar tersebut di depan kaki Ibu. Wanita paruh baya itu menggeleng cepat, menyangkal apa yang datang. Terlihat bulir air mata jatuh menggenang di pipi tirusnya. "Kenapa ambulans berhenti di depan rumah Bu Nina?""Siapa itu?""Mereka membawa siapa?"Para tetangga saling bertanya-tanya. Aku ikut menatap brankar yang tertutupi oleh kain putih tersebut. Sama seperti reaksi Ibu, aku juga menggeleng, berusaha menyangkal apa yang terlintas di pikiran. Angin berembus kencang, membuat kain penutup brankar itu tersibak. Menampakkan gadis berumur 23 tahun, berambut panjang, hidung mancung, dan berpipi tirus. Namun sayang, bibirnya sangat pucat, bahkan seluruh wajahnya sepucat kapas. Terdapat luka kering di kening dan lebam di tulang pipinya. Gadis yang terkenal dengan kecantikan dan kesantunannya itu, sekarang terbaring tidak bernyawa. "Tidaak
Last Updated : 2023-11-15 Read more