Semua Bab Buncitnya Jenazah Kakakku: Bab 91 - Bab 100

112 Bab

Bab 91: Penyesalan?

Melihat Zhafran yang sedang menuju ke arahku, gegas saja aku bangkit dari bangku hendak melangkah pergi. "Nilfan, tunggu!"Baru saja dua langkah menjauh, Zhafran sudah memalang langkahku dengan langkahnya yang lebar. Menghalangi jalanku dengan tubuh tegapnya. Aku mendongak, menatap wajah Zhafran yang terdapat beberapa bekas luka di pipi, sedangkan sang pria hanya menatapku dengan raut datar. Namun, aku menangkap sedikit kesenduan di mata elang itu. "Gue pengen bicara sama lo," ucap Zhafran. Aku memilih membuang muka, lalu membalikkan badan. Tetap ingin pergi dari hadapannya. Kaki kuayunkan, tetapi baru melangkah, Zhafran mencekal lenganku yang terbungkus oleh kaus pekerja cleaning service. Tanpa sepatah kata, aku mencoba melepaskan jari-jari Zhafran yang menggenggam lenganku, tetapi Zhafran malah menambah kuat cekalannya sampai-sampai aku merasa sedikit kesakitan pada lengan ini. "Lepas!" pintaku penuh pe
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-17
Baca selengkapnya

Bab 92: Misi Masuk ke Sarang Predator

"Saya butuh lokasi basecamp Zhafran di mana. Dengan basecamp Zhafran, kita bisa mengetahui semua kelakuan kriminal pria itu. Saya akan merekam semua aktivitas kekerasan yang ada di sana. Kita bisa menggunakan hal itu dan membagikannya ke sosial media. Memviralkannya untuk merusak karier Bryan yang melindungi kriminal di rumahnya!" Aku mulai menyusun rencana. Angel dan Kesya menyimak dengan baik. "Bagus, tuh. Cocok banget, Kesya punya ratusan ribu followers di Tektok, kita bisa viralin lewat sana!" usul Angel antusias. "Tapi sayangnya, saya nggak tau di mana letak basecamp Zhafran itu." Aku mengembuskan napas kasar. "Terus, kamu tau dari mana Ayang Zhafran punya basecamp?" Alis Kesya bertaut. "Saya pernah ke sana dua kali. Tapi, saya nggak tau pasti ada di bagian mana." Aku menerawang jauh. "Yang saya tau pasti, basecamp Zhafran itu tampak seperti bangunan terbengkalai di bagian luarnya, tapi di bagian dalamnya mereka renova
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-17
Baca selengkapnya

Bab 93: Rumah Bordil

Malam ini, kami meninggalkan semua pekerjaan di klub malam pada Dito. Biarlah sesekali dia yang mengurus semua pekerjaan. Lagi pula, ketika sudah menjelang tengah malam begini, pekerjaan tidak terlalu banyak. Saat ini, aku, Angel, Kesya, dan Kelly---temannya Kesya sedang berada dalam satu mobil. Tujuan kami ialah, rumah bordil di wilayah Sarakiya.Ya, cara kami untuk bisa masuk ke wilayah sana, ialah dengan melalui temannya Kesya, si Kelly. Kami berpura-pura akan bekerja di rumah bordil tempat Kelly bekerja. Memang sangat berisiko dan rawan tersesat dengan tindakan yang kulakukan ini, tetapi hanya cara inilah untuk aku bisa masuk ke wilayah itu. Kebetulan sekali kata Kelly, di rumah bordil itu akan ada pertemuan antar ketua mafia. Mereka sering kali bertransaksi di tempat tersebut, lalu berpesta sepanjang malam. "Masih jauh nggak, tempatnya?" tanya Angel memecah keheningan. "Iya, lima menit lagi." Wanita dengan rambut di-cat mera
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-18
Baca selengkapnya

Bab 94: Zhafran Kesetanan

Aku terus mengayunkan kaki lurus ke depan, mengikuti langkah Mamy Dora, sedangkan pandanganku fokus ke arah jam tiga, di dinding transparan. Di mana ada beberapa pria sedang duduk berhadapan di depan meja lingkar yang terdapat dua koper. Satu berisi uang dan satunya lagi berisi sabu-sabu. Zhafran mengembuskan asap rokoknya sembari menatap tajam lawan bicaranya. Entah mereka sedang membicarakan apa, aku tidak mendengar apa yang diucapkannya dikarenakan dinding kaca transparan yang menghalangi. "Ayo, cepat!" Mamy Dora menarik lenganku kasar menuju ke depan. Kami kembali memasuki sebuah ruangan yang lumayan luas. Di sini, aku melihat Kesya, Angel, dan Kelly sedang menari di depan para mata-mata lapar. Di kelilingi oleh para pria, sedangankan mereka menari dengan pakaian yang kekurangan bahan. "Kamu duduk di sana!" Mamy Dora menunjuk kursi di pojokkan. "Setelah urusannya, aku akan melelangmu di depan tamu VVIP-ku itu!"Aku menelan lu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-18
Baca selengkapnya

Bab 95: Ditinggalkan di Kegelapan

Zhafran mengempaskanku dengan kasar ke dalam mobil. Menutup pintunya dengan keras, lalu menguncinya. Terlihat Zhafran buru-buru memutari mobil dan ikutan masuk ke dalam. Aku menatapnya tajam, tidak suka diperlakukan semaunya. Zhafran ikutan melirikku tajam. Tidak, bukan hanya tajam, tetapi sengit, bengis, seolah-olah aku sehabis melenyapkan nyawa seseorang yang sangat berarti di dalam hidupnya. Detik berikutnya, pria berandalan itu langsung menghidupkan mesin mobil dan melajukannya dengan sangat-sangat kencang. "Zhafran, apa-apaan kamu?!" teriakku panik saat mobil Zhafran melesat secepat kilat. Menabrak tong sampah, pot, bahkan kendaraan beroda dua yang berada di pekarangan rumah bordil Mamy Dora. Zhafran benar-benar mengendarai dalam ugal-ugalan. Dia membelokkan mobilnya ke kiri dan ke kanan secara cepat, lalu menginjak gas sedalam mungkin. "Zhafran ... hentikan!" teriakku panik ketika mobil Zhafran berpapasan dengan mobil truk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-19
Baca selengkapnya

Bab 96: Berhasil Menyakiti

Pria yang berada di atasku itu mulai melancarkan aksinya. Dia mendekatkan wajahnya yang dipenuhi oleh cambang dengan disoraki oleh teman-temannya. Aku menggeleng-geleng keras dengan derai air mata. Berusaha meronta-ronta, tetapi anggota gerakku semua digenggam erat oleh para binatang itu. "Jadilah kucing yang penurut, Say---"'DOR!'Belum sempat pria di atasku itu menyelesaikan kalimatnya dan membelai pipiku, sebuah letupan senjata api terdengar. "Argghhh ...!"Lantas disusul oleh erangan kesakitan seorang pria yang memegang lengan sebelah kananku. 'DOR!'"Argghhh!"Pria yang ada di atasku juga mengerang kesakitan sambil memegang lengannya yang bocor. Dia turun dari tubuhku. Mereka semua sontak panik dan menoleh ke arah si penembak. Melepaskan cekalannya pada anggota gerakku. Aku juga bangun dan langsung menoleh ke arah jam tiga. Terlihat seorang pria dengan kemeja hita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-19
Baca selengkapnya

Bab 97: Nikah, yuk!

"Nilfan!" Zhafran berseru di depan sana, membuyarkan pikiranku. Langkahnya menuju ke rumah kecil di bawah pohon kelapa. Ya, rumah itu juga ada di dalam foto Kak Naila dan Zhafran yang Aku lihat di galeri ponsel Zhafran. Walaupun suasana sekarang malam, sedangkan di foto itu siang, tetapi aku yakin tempatnya sama. Mereka berfoto di sini, di pantai ini dengan latar pantai juga perumahan di bawah kelapa itu. Berarti, Zhafran juga pernah mengajak Kak Naila ke sini. Aku mengayunkan kaki pelan seraya memandang Zhafran dengan perasaan gamang. Baru saja pikiran negatif tentang pria itu menguar, tetapi sekarang kembali lagi. Aku kembali lagi mencurigainya. Zhafran membuka pintu rumah kecil itu. Ada dinding kaca di bagian ruang tengahnya. Membuat seseorang bisa bersantai sambil menikmati pemandangan pantai dari dalam sana. "Kemarilah!"Melihatku yang masih diam di ambang pintu, Zhafran langsung menarik lenganku untuk masuk k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-20
Baca selengkapnya

Bab 98: Pengakuan Zhafran

Zhafran kembali menoleh kepadaku. Menatap diri ini dalam-dalam. Begitu lama. Mata elangnya itu yang terbiasa menatap dengan tajam, sekarang berubah menjadi tatapan lekat. "Apa yang lo pikirin tentang gue?" Bukannya menjawab pertanyaanku, Zhafran malah bertanya balik. "Lo pikir, gue ngapain kakak lo aja?" lanjutnya bertanya. Mendapat pertanyaan seperti itu, membuatku bingung harus menjawab apa. Jujur saja, perasaanku mengatakan Zhafran tidak ada hubungannya dengan kehamilan Kak Naila, tetapi pikiranku menyangkal keras hal itu. "Apa lo pikir, gue bawa Naila kemari buat ngapa-apain dia? Begitu yang ada di pikiran lo? Hmm ...," ucap Zhafran dengan nada rendah seraya mendekat. "Emm ...." Aku bingung harus menjawab apa. Terlebih lagi ketika melihat Zhafran yang makin mendekat. Membuatku kehabisan kata dan kikuk. "Apa lo pikir, gue maksa dia nurutin kemauan gue? Merkosa gadis lembut dan lugu kayak dia? Begitu yang ada di pikiran l
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-20
Baca selengkapnya

Bab 99: Menagih Janji

Mataku membulat sempurna, wajah pria berandalan itu memenuhi indra penglihatan. "Zhaf--Zhaf---" Aku tergeragap. "Ta-tadi ... hantu ....""Hantu pala lo! Minggir!" Dia mendorong tubuhku agar bangkit dari tubuhnya. Sialnya, ketika bangkit dari tubuhnya, dua kancing kemejaku bagian atasnya malah terlepas. Astaga! Sontak saja aku menyilangkan tangan di dada. "Tutup matamu!" bentakku pada Zhafran, pria itu terlihat melongo sambil menatap ke bagian tengah badanku. Dasar! Zhafran hanya membuang pandangan sekilas, terlihat dia tersenyum tipis. Aku buru-buru memperbaiki kancing bajuku kembali. Merasa sangat malu. "Buat apa malu? Gue udah liat juga semuanya."Mendengar ucapan Zhafran, seketika saja mataku membulat sempurna. "Hah?!"Pria tersebut melemparkan senyuman nakal. "Mulus juga," komentarnya yang membuat kepalaku panas. Dia bangkit berdiri. "Kapan?" Aku ikutan berdiri sambil meme
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya

Bab 100: Berita Viral yang Mengecewakan

'Dor!'Tiba-tiba saja sebuah letupan senjata melayang dan mengenai batang kelapa di sampingku. Sontak saja hal itu membuat aku dan Zhafran sama-sama terkejut dengan mata membulat sempurna. Terlebihnya aku yang impulsif memekik kaget seraya menutup telinga dengan jantung berdebar. 'Dor!''Dor!''Dor!'Lagi-lagi tembakkan itu terdengar. Melesatkan butir pelurunya ke arah kami. "Sial!" umpat Zhafran langsung menarik pergelangan tanganku bersembunyi di balik perumahan. Aku masih setengah menutup mata ketakutan. Berpikir suara letupan itu akan menembus tubuhku dan membuatnya banjir darah. "Gimana caranya mereka tau tempat ini?" dengkus Zhafran sembari mengintip di seberang sana. Aku menatapnya dengan ketakutan. 'Dor!''Dor!'Lagi, suara tembakkan terdengar. Zhafran menarik kepalanya, bersembunyi kembali. "Sialan! Mana pistol gue di mobil sana lagi!" umpat Zhafr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status