Home / Romansa / Buncitnya Jenazah Kakakku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Buncitnya Jenazah Kakakku: Chapter 71 - Chapter 80

112 Chapters

Bab 71: Gadis Belia yang Dilelang

Bryan memulangkanku kembali ke apartemen setelah acara amal dan jajannya selesai. Kami menghabiskan waktu dengan gembira selama di panti asuhan tadi. "Mau mampir dulu, Kak?" tawarku setelah turun dari mobil Bryan. Petugas kepolisian itu terlihat menimang-nimang sesaat sebelum menjawab. "Lain kali, deh, Nil. Aku ada urusan yang harus segera diselesaikan," jawabnya. "Baik, Kak. Hati-hati, yah!" Aku merentangkan jari-jari tangan, lalu mengayunkan ke kiri dan kanan. "Bye!""Bye, Nil!" seru Bryan. Lantas, mulai melajukan mobilnya pergi dari hadapan. Aku mulai mengayunkan kaki menuju lantai kamar apartemen-ku. Ketika keluar baru keluar dari lift dan menyusuri koridor, aku merasa seperti ada seseorang yang mengintaiku dari belakang. Segera aku membalikkan badan, memastikan apa yang kurasakan. Kosong. Tidak ada siapa pun di sepanjang koridor ini. "Hmm, aneh! Apa perasaan gue aja, yah?" Aku mengetuk-ngetuk dagu se
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 72: Melawan Para Bouncer

Tangan besar si bouncer itu menarik dengan kasar lengan gadis kecil yang berada di belakangku. "Enggak! Aku nggak mau! Lepasin aku!" Gadis kecil bermata sipit itu memberontak, memukul-mukul lengan besar sang bouncer. Dalam sekerlip, gadis kecil itu menggigit lengan si bouncer. "Arrggh!" erang si bouncer melepaskan cengkeraman pada tangan gadis itu. Dia menatap gadis itu dengan nyalang, sedangkan si gadis kembali berlari ke belakangku bersembunyi. Tangannya memeluk erat pinggangku. Sangat terasa tangan gadis itu gemetar, bahkan aku juga bisa merasakan degup jantungnya yang kencang. "Kurang ajar, berani-beraninya lo!" Bouncer itu kembali menarik kasar lengan gadis kecil itu. Bahkan, tangan si bouncer terangkat tinggi ke udara hendak melayangakan tamparan ke wajah gadis itu. Aku tidak bisa tinggal diam lagi melihat ketidakmanusiaan di hadapan ini, segera aku mengangkat kaki dan menendang keras perut bouncer itu. Memb
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 73: Berusaha Menolong Gadis kecil itu

Aku mundur beberapa langkah seraya menatap tajam pria tua itu. Ingin sekali rasanya aku melayangkan bogem mentah di wajahnya yang selalu memindaiku aneh. "Gimana? Kamu mau menggantikan gadis kecil tadi?" Pak Hengky kembali menanyakan pertanyaan yang sama dengan raut santai. Seakan-akan pekerjaan yang ditawarkankannya itu pekerjaan yang halal dan sangat menguntungkankanku. Aku mundur beberapa langkah sembari mengepalkan tangan hingga bergetar. Pikiranku rasanya mendadak tumpul. Bingung harus melakukan apa untuk bisa membebaskan gadis kecil yang bernama Aisyah tadi. "Kamu masih perawan, 'kan?" Pak Hengky bertanya lagi dengan seringai menjijikan. "Kalau kamu masih perawan, kamu bisa menggantikan posisi gadis kecil tadi.""Enggak, Pak, teman kami yang satu ini udah lama jebol, kok!" Angel tiba-tiba bersuara dan merangkul pundakku. "Maafin teman kami, yah, Pak. Kami akan pastikan anak ini nggak bakalan mengganggu bisnis Pak Hengky lagi!"
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Bab 74: Semenjijikan itu!

Bukan hanya Kesya, aku pun juga ikutan tertegun dengan mata membulat sempurna. Tidak pernah menyangka, jika Zhafran yang dimaksud oleh Kesya itu adalah Zhafran yang sama dengan pria berandalan itu. Tidak pernah menyangka, jika Zhafran-lah yang suka membeli perawan gadis belia. Penampilan Zhafran pada malam ini, sangat jauh berbeda dengan penampilan Zhafran kemarin yang seperti pria berandalan. Dia memang masih mengenakan anting-anting jelek itu, tetapi dia tidak mengenakkan pakaiannya yang robek-robek. Zhafran tampil dengan balutan kemeja hitam mengkilap lengkap dengan dasi panjangnya. Tidak bisa dipungkiri, hatiku terasa sakit sekaligus sesak mengetahui kebenaran ini. Napas pun rasanya tercekat di tenggorokan. Aku tidak habis pikir jika Zhafran semenjijikan itu orangnya. Tega sekali dia menjadikan gadis di bawah umur sebagai pemuas nafsu setannya. "Eh, dia mau kemari, mau kemari, mau kemari, tuh!" Kesya kembali berseru heboh kala melihat lang
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 75: Pelelangan Perawan

Baru saja dua langkah masuk ke ruang lelang, bouncer yang berjaga di dalam berseru menghentikan kami. Serentak kami membalikkan badan, menghadap bouncer tersebut. "Ada apa, Om?" tanya Kesya dengan nada manja. Bouncer dengan tampang cambang tebal itu mengayunkan kaki mendekat pada kami bertiga. Dia menatap diri ini dengan tajam. Membuatku sedikit gugup. "Tuangin minuman buat gue! Haus banget." Bouncer itu mengusap-usap tenggorokannya. Aku mengganguk singkat, lalu segera menuangkan alkohol yang berwarna pekat itu dan memberikannya ke bouncer. Dia kembali ke tempatnya setelah mendapatkan apa yang diinginkan. Aku mengembuskan napas lega, sempat berpikir bouncer itu mengenaliku. Pasalnya, dia bouncer yang sempat berduel denganku tadi. "Dasar bodoh, bagaimana dia bisa ngenalin lo Nilfan? Sedangkan lo sendiri makai topeng dansa ini!" gumamku merutuki kebodohan diri sendiri. "Ayo." Kesya menyenggol pelan lenganku. Kami melanjutkan langkah masuk ke ruang lelang lebih dalam lagi. Ruang l
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bab 76: Pelelangan Perawan ll

"Baik, baik. Tapi setelah ini, lepasin saya, yah, Tuan!" pintaku masih tetap mempertahankan suara yang diberat-beratkan. "Hm!" Zhafran mengedikan sebelah alisnya singkat sambil menarik wajahnya menjauh. Aku segera meninum minuman keras itu. "Uhuk, uhuk, uhuk, uhuk!" Baru saja sekali teguk, aku sudah tersedak dengan rasa minumannya yang begitu pedis, pahit, dan mencakar tenggorokan. Air mataku langsung luruh kala meneguknya. Minuman keras ini berbeda dengan minuman keras yang biasanya aku minum bersama Angel dan Kesya. Rasa minuman ini jauh lebih keras dan berat dibanding minuman yang biasanya aku minum. "Kenapa? Menyerah? Lo nggak bisa bangkit dari pangkuan gue sebelum ngehabisin itu minuman!" Zhafran berujar dengan raut dingin. Aku kembali memaksa untuk minum minuman keras itu. "Uhuk, uhuk!" Walaupun terbatuk, aku terus memaksa untuk meminumnya sampai tandas. "Sudah, Tuan," ucapku lirih. "Tuang lagi!" perintah Zhafran kembali. Aku pun menurutinya. "Minum!" "Hah? Tapi, Tuan
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Bab 77: Kelakuan Zhafran

Aku menggeliat kala merasakan terik mentari menyapa wajah. Membuatku terganggu dengan sinarnya yang menembus kelopak mata. Aku menarik selimut, menutupi seluruh kepala. Berusaha untuk tidur lagi. Namun, pikiranku malah berkelana, menyusuri memori semalam. 'Kakak tolong!'Tiba-tiba saja aku tersentak bangun ketika bayangan Aisyah berteriak minta tolong terlintas di pikiran. "Aowww!" Aku meringis sembari memegang tengkuk yang terasa berat dan sakit. Aku mendongak, lalu mematahkan leher ke kiri dan ke kanan sampai terdengar bunyi tulang mengkriuk. Berharap hal itu bisa membuat sakit di kepalaku sedikit mereda. Aku mengusap wajah berkali-kali, lalu memijit pelipis yang terasa berkedut. Mencoba mengumpulkan kepingan memori semalam. Rasanya masih buram dan sekilas-sekilas mampir di pikiran. "Astaga, pakaian gue!" Mataku melotot. Daster putih milik Kak Naila yang sedang membungkus tubuh ini. Alisku mengernyit, a
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 78: Ingin Bertemu

Aku mondar-mandir di taman depan klub. Di bawah pohon angsana, aku sibuk berpikir bagaimana caranya untuk bisa bertemu dengan pria berandalan itu. Tidak mungkin aku langsung datang ke rumahnya. Lagi pula, belum tentu Zhafran berada di rumah. Bagaimana jika aku malah bertemu dengan Nyonya Arelia dan menagih utangku padanya. "Apa gue nelpon Bryan aja, yah? Minta nomor Zhafran sama dia." Aku mengetuk-ngetuk dagu seraya berpikir. "Ah, tidak! Petugas kepolisian itu pasti bakal nge-interogasi gue nanti."Kira-kira bagaimana reaksi Bryan jika tahu adiknya suka membeli gadis di bawah umur? Apakah Bryan akan marah dan memenjarakan adiknya tersebut? Atau mungkin malah dia menutup kuping dan seolah-olah tidak mau tahu soal hal itu? Entahlah! Aku tidak yakin dengan hal itu. Bryan bisa saja melepaskan Zhafran karena adiknya, tetapi Bryan juga bisa memenjarakan Zhafran untuk menaikkan kariernya sebagai polisi yang baik dengan menangkap predator anak di bawah
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Bab 79: Pria Paling Menyebalkan

Aku memekik seraya menutup mata dan mundur beberapa langkah dari kaca mobil itu. Tidak disangka, kakiku yang terbungkus oleh sepatu boots malah menginjak batu hingga membuat diri ini terjatuh. "Awww!" Aku kembali memekik kala bokong mendarat dengan keras di aspal. Selesai mengaduh, aku melemparkan tatapan tajam ke pemilik mobil tersebut. Terlihat sang pemilik mobil sedikit membulatkan matanya ketika melihatku yang terjatuh tadi. Namun, setelah itu, dia kembali memasang tampang datarnya. "Zhafraaaan ...!" Aku berteriak geram. Memungut batu sebesar kepalan tangan orang dewasa yang menyebabkanku terjatuh tadi, hendak melemparkannya ke Zhafran yang masih menatapku datar. "Eh, eh, lo mau ngapain, hah?!" Zhafran memasang raut waspada. "Turunin enggak itu! Mobil gue baru, kalau sampai lecet gimana?""Bodoh amat!" Aku bangkit sembari mengangkat tinggi-tinggi batu itu. Namun, aku kembali terjatuh kala merasakan pergelangan kaki yang
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Bab 80: Linglung

Zhafran melirikku sekilas dengan ekor matanya. Tanpa berniat menoleh sedikit pun ke arahku. Dia tetap fokus mengendarai sambil menatap lurus ke depan. Membelah hujan yang sangat deras. "Zhafran, gue tanya sama lo!" teriakku, "ke mana gadis kecil yang lo beli itu?" Kembali aku menanyakan hal yang sama. Namun, Zhafran tetap bungkam. Seakan-akan tidak mendengar sedikit pun apa yang kubicarakan. "Lo dengarin gue enggak, sih, Zhaf?!" Aku menggoyangkan dan menarik lengannya yang sedang memegang kemudi. Tanpa sadar, mobil yang dikendarai malah serong ke kiri. "Minggir!" Zhafran mengempaskan tanganku, lalu memperbaiki arah laju kendaraan. "Dasar bodoh!" umpatnya menatapku kesal. Aku tidak peduli dengan dirinya yang kesal. Tetap ingin menanyakan di mana keberadaan Aisyah. "Jawab dulu pertanyaan gue, Zhaf!" pekikku. "Lo enggak perlu tau!" Zhafran menyahut singkat sambil tetap fokus mengemudi. "Lo bilang, gue nggak
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status