“Apa Kamu nggak ingin menjawab pertanyaanku, Henry?” desak Zan tersamar.Tapi, alih-alih menjawab, desakan itu membuat laki-laki paro baya itu menunduk.“Ah ...,” sela Max lelah. “Sepertinya sekarang ia sudah mulai berani melawan.”Laki-laki paro baya itu menggeleng pelan, tapi ia tahu jika ia nggak bisa berdiam lama-lama. “Saya nggak mengerti, Bos. Ini gadis muda yang mana?” ia mencoba berkelit.Sudut-sudut mata Zan menyempit. Tapi, ia tersenyum penuh arti. “Apa aku harus menjelaskan ciri-ciri gadis ini dengan detail?”Max terkekeh mengejek.Tapi, Henry mengangguk pelan. “Saya khawatir salah orang, Bos.”“Oke.” Zan mengangguk. “Gadis muda ini cantik, tinggi sekitar 160 cm, rambut lurus sebahu. Orang kita mengidentifikasinya sebagai Hanasta. Dan gadis itu juga terlihat mengunjungi bekas tempat tinggalmu di bangunan Halle. Jadi, masihkah Kamu bersikeras tak mengenalnya?”Mendadak Henry merasa dadanya sangat sesak. Tapi, ia menahan diri untuk bersikap mencurigakan, ia memilih tetap tena
Last Updated : 2024-01-09 Read more