Semua Bab Kontrak Cinta Suami Kedua: Bab 31 - Bab 40

155 Bab

31. Gaun Pengantin

“Papa akan memanggilkan dokter sekarang!” seru William dengan mata berbinar-binar. “Apa!?” pekik Elena. “Siapa yang sakit?” William memeluk Elena penuh haru. Matanya berkedip-kedip, menahan air mata bahagia. “Kau pasti sedang mengandung, Sayang. Mamamu dulu juga bersikap sepertimu saat sedang mengandung.” Mulut Elena terbuka lebar. Dia menatap Jason sarat makna. Seakan sedang minta tolong untuk menjelaskan pada William jika dia tidak sedang hamil. Jason justru berpaling darinya. Dia pun terkejut dengan dugaan William yang jauh dari kenyataan. Bagaimana mungkin Elena bisa mengandung, sementara mereka bahkan belum pernah melakukan hubungan badan!? “T-tidak, Papa, aku hanya mual karena perjalanan jauh. Keringat Jason agak bau dan membuatku semakin ingin muntah,” sanggah Elena. Jason menatap tajam Elena. Tak terima dengan tuduhan menyedihkan itu. Dia belum mandi, tetapi yakin sekali keringatnya tidak bau! William mendorong pundak Elena sambil menatapnya penuh pengertian. “Kau jang
Baca selengkapnya

32. Pernikahan Suami Pertama

Jenna akhirnya memakai gaun pengantin miliknya sendiri. Terlihat jelas jika dia sangat menyesal telah merobek gaun yang dibelikan Elena. Terlebih lagi, dia telah kehilangan seluruh perhiasannya hanya demi mendapatkan gaun pengantin yang tak sesuai harapan. Dengan sikap buruknya, para pelayan dan perias pun jadi setengah hati melayani. Alhasil, gadis itu masuk ke aula di kediaman Forbes dengan penampilan sederhana dan kurang bersinar. Ya. Pernikahan itu tak jadi diselenggarakan di gedung besar, melainkan di kediaman Forbes atas perintah William. Jumlah tamu undangan pun tak sampai dua ratus orang, yang dihadiri oleh sanak saudara dan teman-teman dekat. “Kau sudah puas dengan keadaan ini?” bisik Jason. Elena menjawab dengan senyuman manis. Tidak. Elena belum puas, sebelum melihat Jenna dan Anna keluar dari kehidupannya. Ini semua belum seberapa ketimbang penderitaan dirinya saat di kehidupan pertama. Mengingat kehidupan di masa itu, Elena sekilas membayangkan dirinya yang berada d
Baca selengkapnya

33. Pura-Pura Tak Suka?

“Adik Ipar, kami bukan pasangan remaja yang harus saling menempel di setiap tempat,’ balas Elena tenang. Johan tertegun melihat Elena yang sekarang telah banyak berubah. Tak lagi bersikap kekanak-kanakan seperti saat masih jadi kekasihnya. Elena dulu selalu manja padanya. Namun, setiap kali Johan merayu agar bisa bermesraan di kamar, Elena akan tegas menolak. Tak seperti Jenna yang bersikap baik dan seperti wanita matang di usianya yang lebih muda dari Elena. Jenna juga menganggap, hubungan perlu didasari oleh sentuhan fisik yang menyenangkan. Karenanya, Johan sempat tergila-gila akan tubuhnya. Sekarang, Johan justru merasa bahwa Elena lebih baik dari Jenna. Elena terlihat elegan, anggun, mandiri, dan kuat. Di saat yang sama, mantan kekasih yang dia sia-siakan itu masih terlihat menggemaskan ketika tertawa. Kenapa dia terlambat menyadari kelebihan Elena? Seandainya dia mau dan bisa bersabar menahan godaan Jenna, bukan Jason yang menjadi pria beruntung yang dapat menikmati keindaha
Baca selengkapnya

34. Rahasia Setelah Tengah Malam

Jason membanting setir ke pinggir jalan. Dia menatap Elena dengan ekspresi tercengang. “Apa kau bilang? Aku apa?” Elena menutup bibirnya dengan jemari. Dia kelepasan menanyakan sesuatu yang seharusnya dipendam dalam hati. “K-kau … kau sangat mesum, Elena Forbes!” Elena terkesiap. “Apa!? Justru kau yang sangat mesum! Apa yang ada di kepalamu saat kau memelukku?” Jason menggertakkan gigi seraya menatap tajam Elena. Dia kemudian berpaling ke depan, lalu kembali melajukan mobil. Karena pertanyaan Elena itu, mereka diam-diaman sampai rumah. Gloria yang menduga keretakan hubungan mereka pun jadi sangat bahagia. Saat ini, di meja makan kediaman Wright, anggota keluarga mereka bertambah satu. Jenna telah diboyong Johan ke rumahnya hari ini. Namun, Jenna tampak tak senang tinggal di sana. Sejak datang, Gloria dan Edmund mengacuhkan dirinya. Sekarang, Gloria justru memperlakukan Elena bak ratu. “Makan yang banyak, Elena. Kau pasti lelah setelah perjalanan jauh beberapa hari.” Gloria men
Baca selengkapnya

35. Cerdik dan Licik

Tangan Elena gemetaran kala Jason memegang pergelangan tangannya. “I-ini ….” Sebuah lebam merah kehitaman muncul di area dada kiri Jason. Elena tahu persis apa itu. Seperti tanda-tanda kala penyakitnya di kehidupan pertama akibat racun yang diberikan Anna. Bagaimana bisa Jason memiliki tanda yang sama? Apakah seseorang telah meracuni Jason? Mau diingat berapa kali pun, Jason tak pernah dikabarkan sakit-sakitan ataupun terluka parah. Kenapa di kehidupan kedua ini, Jason mendapatkan luka yang sama persis dengan tanda-tanda penyakit misterius itu? “K-kau tidak seharusnya … berada di sini ….” Jason susah payah bicara. “Apa … apa yang terjadi …? Bagaimana kau bisa mendapatkan luka ini?” Elena masih tak mau percaya jika yang dilihatnya sungguh nyata. Dia tahu bagaimana rasanya ketika penyakitnya berawal. Begitu menyakitkan … dan kian menyakitkan hingga tak tertahankan. Melihat Jason melakukan perbuatan senonoh sendiri tentunya lebih baik dari ini. Pria itu mengerang semakin keras ket
Baca selengkapnya

36. Menodai Mata

“Dari mana kau?” Jason keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk sebatas pinggang, bertepatan dengan Elena yang masuk ke kamar. “Jalan-jalan.” Elena masih terlihat bingung. Dia berbaring terlentang di ranjang dengan kedua tangan di kedua sisi kepala. Menerawang ingatan semalam yang kian pudar. ‘Masa aku hanya mimpi? Aneh sekali ....’ Butiran air menetes di wajah Elena, satu lagi menetes di matanya, sehingga membuat Elena berkedip-kedip. Jason menunduk tepat di atas wajahnya dengan rambut yang masih basah. “Jason! Bisa tidak, sekali saja kau tidak menggangguku!?” Elena mengusap wajah dengan kasar menggunakan dua tangan. “Jangan mengotori kasurku! Kau belum mandi! Bajumu penuh bakteri!” Jason justru menggelengkan kepala supaya air di rambutnya mengenai Elena. “Argh! Kau menyebalkan sekali! Aku sedang berpikir!” pekik Elena sambil mendorong-dorong wajah Jason. Jason selalu saja mengusik konsentrasi Elena. Dia jadi tak bisa berpikir jernih karena harus mengurusi kepribadian m
Baca selengkapnya

37. Jason Wright

*Jason Wright di kehidupan pertama ... Elena tidak memilih dirinya, melainkan Johan. William baru saja menyampaikan kabar itu. Tampak raut kesedihan di wajah ayah Elena. “Aku berharap kau bisa menjadi menantuku, Jason. Tapi, semua keputusan ada di tangan Elena. Aku tidak bisa memaksanya untuk memilih pria yang tidak dia inginkan.” Sebenarnya, William telah bicara kepada Edmund supaya Elena dan Jason bisa bertunangan. Namun, Edmund justru menawarkan Johan. Edmund terus menekan William dan tak mengizinkan Jason bertunangan dengan Elena. William pun akhirnya memutuskan supaya Elena bisa memilih satu di antara putra Wright. Dia yakin jika Elena akan memilih Jason. Sayangnya, prediksinya salah. “Tidak masalah, Paman.” Sementara itu, Jason awalnya ingin memanfaatkan Elena demi bisa mendapatkan kembali semua haknya di Perusahaan Wright. Dia butuh dukungan William untuk melancarkan aksinya. Setelah bertemu Elena, Jason justru jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Elena merupakan
Baca selengkapnya

38. Kewajiban

Hangat .... Tak seperti biasa, tubuh Jason terasa hangat ketika membuka mata. Elena memeluknya semalaman dengan air mata yang kini telah mengering di pipinya. Jason mengusap lembut pipi Elena untuk menghilangkan bekas air mata itu. Kemudian memberikan kecupan di keningnya. Berada di pelukan Elena menghadirkan rasa nyaman dan lega. Jason ingin menghentikan waktu ketika berada di sisi Elena Forbes. “Kau tidak seharusnya memedulikanku. Aku tidak bisa menjanjikan apa pun untukmu,” ujar Jason lirih. Ketika teringat bahwa hubungannya dengan Elena merupakan kesia-siaan, Jason segera terbangun dari impian semu. Dia menyingkirkan Elena dengan kasar. “Bangun, Pemalas!” Elena membuka mata begitu badannya terhempas ke sisi lain di ranjang. Terkejut dengan mulut terbuka. Dia langsung terduduk begitu sadar telah ketiduran saat berusaha merawat Jason semalaman, yang tentu saja berakhir sia-sia. Jason tetap merasakan kesakitan, mengerang, dan membuat Elena menangis terisak-isak. “Jason! Kau b
Baca selengkapnya

39. Berbagi Rasa

“Nak ... Elena ... kenapa kau memaksa Jason seperti itu?” William bergegas mengunci pintu dengan raut wajah yang masih tercengang. “Ini di tempat kerja, Sayang. Kendalikan hawa nafsumu.” Tangan Elena yang melekat di kemeja Jason terlepas lemas dengan sendirinya. Apa sekarang ayahnya juga akan mengatakan bahwa dirinya wanita mesum? “Ini tidak seperti yang Papa lihat. Aku hanya-” Elena menunjuk dada Jason dengan telapak tangan terbuka ke atas, kemudian menunjuk sembarangan. “Jason, maafkan putri Papa yang terlalu bersemangat. Astaga ... aku akan minta Frank membawakan baju ganti untukmu,” kata William. Manik cokelat William masih tertuju pada tanda kemerahan di area dada Jason. “Bagaimana kalau sampai ada yang melihat bekas itu? Kau akan mempermalukan Jason, Elena. Jason sekarang pemimpin di perusahaan kita.” Elena dan Jason sontak mengikuti arah pandang William. Benar ... ada bekas tangan Elena yang terlalu kuat mencengkeram kemeja Jason hingga mengenai dadanya. William mengira be
Baca selengkapnya

40. Rencana Baru Jason

Setelah kembali dari masa depan, Jason langsung mendapatkan tanda itu. Awalnya, masih hanya terasa menggelitik dan sebesar titik. Tanda merah kehitaman kian membesar setiap kali muncul. Terjadi selama seminggu sekali, kemudian berubah menjadi lebih sering hingga area tanda kian meluas. Akhir-akhir ini, tanda itu keluar begitu menyakitkan. Jantungnya terkadang seakan seperti diremas-remas, tetapi tak jarang seperti tertusuk benda tajam. Anehnya, kata-kata Elena benar. Rasa sakit itu sedikit berkurang ketika Elena sibuk melumat bibirnya. Jason membalas ciuman itu dengan lahap. “Eugh ...,” erangan kesakitan Jason tertahan saat masih berciuman dengan Elena. Elena membalik badan Jason supaya dia bisa lebih leluasa menciumnya. Dia menekan dada kiri Jason yang terasa sakit, berharap jika luka itu akan menghilang oleh desakan tangannya. Jason meremas punggung Elena kala jantungnya seperti tertusuk benda tajam. Bibir dan lidahnya menyerang rongga mulut Elena lebih kuat untuk meredam rasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status