Home / Pernikahan / Kontrak Cinta Suami Kedua / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Kontrak Cinta Suami Kedua: Chapter 11 - Chapter 20

155 Chapters

11. Rencana Pernikahan Lain

Jason tersenyum tipis melihat Elena salah tingkah. Dia hanya menaikkan selimut untuk menutupi mereka. Namun, Elena sepertinya berpikir ke arah lain. “Apa yang kau pikirkan? Kenapa wajahmu merah sekali?” Elena menyelimuti kepalanya sambil memutar badan ke samping, memunggungi Jason. Dia malu sekali karena mengira Jason benar-benar akan menyerangnya. ‘Apa dia sedang mengerjaiku?! Sejak kapan dia bisa bersikap menyebalkan seperti itu?’ Dulu, Jason bukan orang yang banyak bicara. Bahkan, ditanya pun jarang menjawab dan hanya memberikan lirikan tajam. Bisa-bisanya Jason menggodanya! Dan apa yang barusan Elena lihat? Jason tersenyum? Apakah dunia yang sekarang dapat mengubah kepribadian seseorang? Ataukah Elena yang tak menyadari sifat-sifat orang yang dikenalnya dengan baik? ‘Jawaban kedua agaknya lebih tepat untukku. Mungkin juga, aku tidak kembali ke masa lalu, melainkan terperangkap dunia yang lain. Dunia yang berbanding terbalik dengan duniaku ....’ Memikirkan tentang sesuatu ya
Read more

12. Pura-Pura Mesra

Siapa bilang, Elena tak bisa menirukan cara Jenna dan Anna membujuk seseorang supaya percaya padanya? Elena tak benar-benar bersedih karena perselingkuhan Johan. Sejak kembali ke masa lalu, dia telah bertekad melupakannya. Hanya ada dendam yang tersisa. “Untungnya, ada Jason yang selalu ada saat aku terluka.” Elena meremas genggaman tangan Jason dan menatapnya penuh damba. Dia ingin menunjukkan pada semua orang yang ada di sana jika mereka benar-benar menikah murni karena saling jatuh cinta. Jason berdeham sambil menoleh ke arah lainnya. ‘Kau seharusnya membalas kata-kataku!’ batin Elena kesal. “Terima kasih, Sayang, kau selalu ada di saat aku terpuruk karena ulah adikmu,” imbuh Elena. Jason melepaskan tangan Elena, lalu merangkul pundaknya. Elena terkesiap oleh perlakuan Jason yang mendadak. Justru aku yang berterima kasih padamu karena mau jadi istriku.” Elena hampir saja mendorong Jason saat dia tiba-tiba mendaratkan kecupan singkat di keningnya. Dia melingkarkan tangan di
Read more

13. Mengakhiri Masa Lalu

[Aku akan ke sana sebentar lagi.] Johan tersenyum kala membaca pesan balasan dari Elena. Dia bersiap diri dan segera pergi ke tempat pertemuan. Johan duduk menanti Elena di taman sambil membawa kotak kecil di dalam genggaman tangan. Suara langkah kaki terdengar, dia langsung berdiri dan menoleh ke arah datangnya suara. Elena mengenakan gaun putih selutut, berjalan lembut mendekati Johan. Di bawah pantulan cahaya purnama, wajah Elena terlihat bersinar. Sejak kapan Elena jadi lebih menarik di matanya? Tidak, Johan memang selalu menganggap Elena cantik sejak pertama kali berjumpa dengannya. Namun, Elena tak seliar Jenna yang selalu bisa menyenangkan dan memenuhi kebutuhan biologisnya. Seandainya Elena mau menyerahkan diri kepadanya, Johan tak akan pernah mau menerima tawaran kerja sama Jenna. Dia pun terlanjur tergoda pada adik tiri Elena. Dia menyesal telah memilih sisi yang salah. Jenna ternyata tak sepintar saat meyakinkan Johan untuk membantu rencananya. Oleh karena itu, dia ak
Read more

14. Memulai Pertarungan

Elena bangun terlambat karena mengurus Jason semalam. Pria itu lebih dulu bangun dan sudah berpakaian rapi. Tak ada tanda-tanda kesakitan. Padahal, semalam Jason terus merengek seperti anak kecil. Mengeluh badannya sakit karena membela Elena. “Kenapa kau tidak membangunkan aku?” Elena melihat jam dinding yang sudah menunjuk pukul setengah delapan pagi. Dia biasanya bangun pagi-pagi, menyiapkan sarapan untuk Johan dan keluarga tirinya. Anna sengaja memecat beberapa pelayan karena mengatakan kondisi perusahaan yang kian memburuk setelah ditinggal mati William. Alhasil, Elena yang menyiapkan beberapa keperluan rumah tangga dan melakukan sebagian tugas pelayan, demi Johan. Kebiasaan itu masih terbawa hingga sekarang, setelah dia menikah dengan Jason. “Aku lupa kau ada di sini.” ‘Lupa ada aku katanya? Siapa semalam yang memijatmu sampai tanganku pegal-pegal? Dasar menyebalkan! Tidak tahu terima kasih!’ batin Elena kesal. “Daripada mengutukku dalam hati, lebih baik cepat cuci mukamu,
Read more

15. Asisten Pribadi Suami

Apakah itu rencana Jason sejak awal? Menawarkan kontrak pernikahan, yang seolah-olah menguntungkan Elena, tetapi hanya ingin menggantikan posisi William? “Apa maksudmu? Bagaimana dengan tujuan yang kau katakan dulu? Apa kau menipuku?” Pengkhianatan yang pernah dirasakannya, tak membiarkan Elena berprasangka baik. Dia tak mau dikhianati lagi, terlebih lagi oleh pria yang selama satu tahun ke depan berstatus sebagai suaminya, sekutu Elena satu-satunya. “Aku tidak menipumu. Kau tidak perlu memikirkan masalah perusahaanmu. Aku akan mengembalikannya setelah perjanjian kita berakhir. Kau bisa memegang kata-kataku. Jika perlu, kita bisa menambahkan dalam kontrak perjanjian kita.” “Baik. Aku ingin kau menambahkan dalam kontrak kita.” Elena tak mau lengah dan berakhir seperti dulu. Dia pun tak sepenuhnya bisa memercayai Jason karena tindakan pria itu yang tanpa berdiskusi dulu dengannya. Sesuai permintaan Elena, Jason menambahkan lembar perjanjian baru yang ditandatangani oleh keduanya. Di
Read more

16. Karyawan Baru

“Aku bisa mempersiapkan sendiri, Kakak. Kau baru saja menikah. Aku tidak mau merepotkanmu.” Jenna ingin membuat acara pernikahannya lebih besar daripada pernikahan Elena kemarin. “Kau diam saja di rumah dan renungi kesalahanmu,” tegas William. “Kalau begitu, Mama akan membantu Elena-” “Mama lebih baik menemani Jenna di rumah. Aku tidak mau melihat Mama sampai kelelahan karena dua kali mengurus pesta,” sela Elena, “karena waktu yang singkat, bagaimana jika kita memanggil perancang busana hari ini juga?” Jika tidak diberi kesempatan kembali ke masa lalu, Elena tak akan tahu kecurangan-kecurangan yang Anna dan Jenna lakukan. Seperti ribuan undangan pernikahannya dengan Johan, yang ternyata diberikan kepada orang-orang bayaran Anna. Hanya ada kerabat dekat, juga kenalan Anna dan Jenna yang menghadiri acara untuk memeriahkan suasana. Anna mengambil keuntungan setengah biaya dari pernikahan Elena. Jason menemukan fakta itu di saat dia mempersiapkan pesta pernikahan mereka. Dia langsung
Read more

17. Rekan Baru yang Lucu

Jason gegas menjauhkan kursi dari wanita itu. Gerakannya justru membuat Elena makin curiga.Jelas sekali jika Jason terkejut saat melihat Elena tiba-tiba muncul. Elena langsung berprasangka buruk padanya.Namun, Elena menepis prasangka terhadap Jason dan wanita itu. ‘Masa bodoh! Mau dia punya pacar atau tidak, itu bukan urusanku! Aku tidak peduli dan tidak akan pernah peduli.’ “Ada perlu apa?” ‘Wah, wah ... caranya bicara padaku seperti menghadapi musuh bebuyutan saja. Mana suara ramahnya seperti saat bicara dengan wanita itu tadi? Ternyata, oh, ternyata, begitulah sifat asli suamiku ....’ Elena berdecak-decak dalam hati. Jason mengetuk-ngetukkan pena di meja. “Kau tidak mau bicara apa pun?” Elena bertanya dengan nada sinis, “Anda tidak ingat dengan pelatihan karyawan baru?” ‘Kau sampai tidak ingat dengan tugasmu karena asyik pacaran! Ya ampun ... aku harus segera menunjukkan kemampuanku dan menggantikan posisinya. Kantor Papa bisa tercemar oleh perselingkuhan mereka,’ lanjut Elen
Read more

18. Wajah yang Menghilang

Elena melirik ke arah Jason. Baru sadar dengan kedatangannya. Namun, dia tak peduli. Lagi pula, Jason lebih memilih bersama dengan kekasihnya daripada duduk di samping wanita yang telah menjadi istrinya. “Jadi, kau nanti ikut acara penyambutan karyawan baru, bukan?” tanya Elena kepada Dean. “Kau ... ikut?” Dean balas bertanya. “Tentu saja.” DRAK! Perhatian Elena tertuju pada suara keras kaki kursi beradu dengan lantai. Jason menyentak kasar kursi yang akan didudukinya ke belakang. ‘Dasar, cari perhatian,’ batin Elena. Elena kembali menikmati makanan. Setelah selesai, dia menunggu Dean dan akan kembali bersama-sama ke ruangan mereka. “Kau tidak suka menonton TV atau membaca berita?” Elena bertanya-tanya, apakah Dean tidak tahu jati dirinya? Semua orang seharusnya menyaksikan pernikahannya dengan Jason di layar kaca. Namun, Dean tampaknya benar-benar tak mengenal Elena “Aku hanya suka menonton film dokumenter. Jarang sekali membaca berita.” “Ah, pantas saja ....” “Pantas ken
Read more

19. Menjaga Jarak

‘Tidak ada yang mustahil.’ Elena telah mengalami kehidupan setelah mati. Dia pun belum tahu bagaimana itu bisa terjadi. Jika memang Jason akan menjadi musuhnya di kemudian hari, Elena harus bersiap-siap. Namun, seandainya Jason benar-benar sekutunya, Elena tetap harus berhati-hati. Menjaga jarak dari semua orang yang pernah terlibat dalam kehidupan pertamanya adalah pilihan terbaik yang dapat Elena simpulkan. Hanya William yang dapat Elena percaya. Namun, dia tak bisa mengatakan kejadian yang sebenarnya. William tak mungkin percaya padanya. Kalaupun percaya, rencana Elena membalas dendam kepada ibu dan adik tirinya akan digagalkan oleh ayahnya sendiri. Anna dan Jenna pasti akan segera diusir dari rumah oleh sang ayah. Itulah yang memang menjadi target Elena. Namun, bukan hanya sekedar diusir biasa. Elena akan membuat tiga pengkhianat itu jera dan tak akan bisa lagi menyentuh keluarganya. Di tempat lain, Jason yang sadar Elena sudah keluar setengah jam yang lalu, gegas berpamita
Read more

20. Berbagi Derita yang Sama

Dean bergegas menarik Elena ke depan agar tak terjatuh. Lalu melepaskan tangannya yang membelit di pinggang Elena. “M-Maafkan aku,” ujar Dean terbata-bata. “Tidak … justru aku yang harus berterima kasih padamu. Aku tidak menyangka bertemu denganmu di tempat seperti ini. Kau ingin mengunjungi kerabatmu?” “Ya. Ayahku dimakamkan di tempat ini. Bagaimana denganmu?” Elena memicingkan mata. Gelagat Dean sedikit berbeda sekarang. Pria itu tak begitu malu-malu lagi seperti kemarin meskipun masih terlihat sedikit canggung. “Aku berziarah di makam keluargaku.” “Oh … mau menemaniku bertemu dengan ayahku?” Elena mengangkat alisnya. Sikap Dean bukan hanya sedikit, tetapi benar-benar berbeda dari pertama mereka berjumpa. Apakah karena alkohol semalam? Ataukah dia tipe orang yang malu-malu saat berkenalan dengan orang baru? “Bolehkah? Kalau begitu, kita bisa berangkat ke kantor bersama-sama sekalian.” Elena mengikuti Dean ke makan ayahnya. Dahinya berkerut ketika melihat batu nisan bertulis
Read more
PREV
123456
...
16
DMCA.com Protection Status