Siapa yang ada di depan Elena? 😶🌫️
Apakah itu rencana Jason sejak awal? Menawarkan kontrak pernikahan, yang seolah-olah menguntungkan Elena, tetapi hanya ingin menggantikan posisi William? “Apa maksudmu? Bagaimana dengan tujuan yang kau katakan dulu? Apa kau menipuku?” Pengkhianatan yang pernah dirasakannya, tak membiarkan Elena berprasangka baik. Dia tak mau dikhianati lagi, terlebih lagi oleh pria yang selama satu tahun ke depan berstatus sebagai suaminya, sekutu Elena satu-satunya. “Aku tidak menipumu. Kau tidak perlu memikirkan masalah perusahaanmu. Aku akan mengembalikannya setelah perjanjian kita berakhir. Kau bisa memegang kata-kataku. Jika perlu, kita bisa menambahkan dalam kontrak perjanjian kita.” “Baik. Aku ingin kau menambahkan dalam kontrak kita.” Elena tak mau lengah dan berakhir seperti dulu. Dia pun tak sepenuhnya bisa memercayai Jason karena tindakan pria itu yang tanpa berdiskusi dulu dengannya. Sesuai permintaan Elena, Jason menambahkan lembar perjanjian baru yang ditandatangani oleh keduanya. Di
“Aku bisa mempersiapkan sendiri, Kakak. Kau baru saja menikah. Aku tidak mau merepotkanmu.” Jenna ingin membuat acara pernikahannya lebih besar daripada pernikahan Elena kemarin. “Kau diam saja di rumah dan renungi kesalahanmu,” tegas William. “Kalau begitu, Mama akan membantu Elena-” “Mama lebih baik menemani Jenna di rumah. Aku tidak mau melihat Mama sampai kelelahan karena dua kali mengurus pesta,” sela Elena, “karena waktu yang singkat, bagaimana jika kita memanggil perancang busana hari ini juga?” Jika tidak diberi kesempatan kembali ke masa lalu, Elena tak akan tahu kecurangan-kecurangan yang Anna dan Jenna lakukan. Seperti ribuan undangan pernikahannya dengan Johan, yang ternyata diberikan kepada orang-orang bayaran Anna. Hanya ada kerabat dekat, juga kenalan Anna dan Jenna yang menghadiri acara untuk memeriahkan suasana. Anna mengambil keuntungan setengah biaya dari pernikahan Elena. Jason menemukan fakta itu di saat dia mempersiapkan pesta pernikahan mereka. Dia langsung
Jason gegas menjauhkan kursi dari wanita itu. Gerakannya justru membuat Elena makin curiga.Jelas sekali jika Jason terkejut saat melihat Elena tiba-tiba muncul. Elena langsung berprasangka buruk padanya.Namun, Elena menepis prasangka terhadap Jason dan wanita itu. ‘Masa bodoh! Mau dia punya pacar atau tidak, itu bukan urusanku! Aku tidak peduli dan tidak akan pernah peduli.’ “Ada perlu apa?” ‘Wah, wah ... caranya bicara padaku seperti menghadapi musuh bebuyutan saja. Mana suara ramahnya seperti saat bicara dengan wanita itu tadi? Ternyata, oh, ternyata, begitulah sifat asli suamiku ....’ Elena berdecak-decak dalam hati. Jason mengetuk-ngetukkan pena di meja. “Kau tidak mau bicara apa pun?” Elena bertanya dengan nada sinis, “Anda tidak ingat dengan pelatihan karyawan baru?” ‘Kau sampai tidak ingat dengan tugasmu karena asyik pacaran! Ya ampun ... aku harus segera menunjukkan kemampuanku dan menggantikan posisinya. Kantor Papa bisa tercemar oleh perselingkuhan mereka,’ lanjut Elen
Elena melirik ke arah Jason. Baru sadar dengan kedatangannya. Namun, dia tak peduli. Lagi pula, Jason lebih memilih bersama dengan kekasihnya daripada duduk di samping wanita yang telah menjadi istrinya. “Jadi, kau nanti ikut acara penyambutan karyawan baru, bukan?” tanya Elena kepada Dean. “Kau ... ikut?” Dean balas bertanya. “Tentu saja.” DRAK! Perhatian Elena tertuju pada suara keras kaki kursi beradu dengan lantai. Jason menyentak kasar kursi yang akan didudukinya ke belakang. ‘Dasar, cari perhatian,’ batin Elena. Elena kembali menikmati makanan. Setelah selesai, dia menunggu Dean dan akan kembali bersama-sama ke ruangan mereka. “Kau tidak suka menonton TV atau membaca berita?” Elena bertanya-tanya, apakah Dean tidak tahu jati dirinya? Semua orang seharusnya menyaksikan pernikahannya dengan Jason di layar kaca. Namun, Dean tampaknya benar-benar tak mengenal Elena “Aku hanya suka menonton film dokumenter. Jarang sekali membaca berita.” “Ah, pantas saja ....” “Pantas ken
‘Tidak ada yang mustahil.’ Elena telah mengalami kehidupan setelah mati. Dia pun belum tahu bagaimana itu bisa terjadi. Jika memang Jason akan menjadi musuhnya di kemudian hari, Elena harus bersiap-siap. Namun, seandainya Jason benar-benar sekutunya, Elena tetap harus berhati-hati. Menjaga jarak dari semua orang yang pernah terlibat dalam kehidupan pertamanya adalah pilihan terbaik yang dapat Elena simpulkan. Hanya William yang dapat Elena percaya. Namun, dia tak bisa mengatakan kejadian yang sebenarnya. William tak mungkin percaya padanya. Kalaupun percaya, rencana Elena membalas dendam kepada ibu dan adik tirinya akan digagalkan oleh ayahnya sendiri. Anna dan Jenna pasti akan segera diusir dari rumah oleh sang ayah. Itulah yang memang menjadi target Elena. Namun, bukan hanya sekedar diusir biasa. Elena akan membuat tiga pengkhianat itu jera dan tak akan bisa lagi menyentuh keluarganya. Di tempat lain, Jason yang sadar Elena sudah keluar setengah jam yang lalu, gegas berpamita
Dean bergegas menarik Elena ke depan agar tak terjatuh. Lalu melepaskan tangannya yang membelit di pinggang Elena. “M-Maafkan aku,” ujar Dean terbata-bata. “Tidak … justru aku yang harus berterima kasih padamu. Aku tidak menyangka bertemu denganmu di tempat seperti ini. Kau ingin mengunjungi kerabatmu?” “Ya. Ayahku dimakamkan di tempat ini. Bagaimana denganmu?” Elena memicingkan mata. Gelagat Dean sedikit berbeda sekarang. Pria itu tak begitu malu-malu lagi seperti kemarin meskipun masih terlihat sedikit canggung. “Aku berziarah di makam keluargaku.” “Oh … mau menemaniku bertemu dengan ayahku?” Elena mengangkat alisnya. Sikap Dean bukan hanya sedikit, tetapi benar-benar berbeda dari pertama mereka berjumpa. Apakah karena alkohol semalam? Ataukah dia tipe orang yang malu-malu saat berkenalan dengan orang baru? “Bolehkah? Kalau begitu, kita bisa berangkat ke kantor bersama-sama sekalian.” Elena mengikuti Dean ke makan ayahnya. Dahinya berkerut ketika melihat batu nisan bertulis
Dean melihat jam tangan tanpa mengangkat tangannya. Seharusnya mereka belum terlambat. Kurang lima menit lagi, jam kerja baru dimulai. “Kami belum terlambat, Tuan. Ada perlu apa?” Elena menjawab lebih dulu. “Ke kantorku sekarang,” perintah Jason dingin. Elena menghela napas panjang selagi menatap Dean. Pria itu mengangguk dan Elena pun segera mengikuti Jason ke ruangannya. “Kau tidak ingin mengatakan apa pun?” tanya Jason begitu mereka sampai di ruangannya. Kenapa Elena bersama Dean? Apa yang sudah mereka lakukan? Apa mereka berselingkuh? Tak ada satu pun pertanyaan dalam hati yang Jason utarakan. “Aku harus bilang apa? Selamat pagi, Tuan Jason, semoga hari Anda menyenangkan, begitu?” Elena tak paham maksud Jason. Elena melihat semburat pembuluh darah dan otot di leher Jason mencuat. Menduga-duga jika Jason sedang menahan amarah. Marah karena apa? Elena tak merasa melakukan kesalahan apa pun. Dia bangun pagi-pagi dan berangkat sendiri tanpa merepotkan sang suami. Sekaligus me
“Jason, aku benar-benar tidak bisa ikut perjalanan bisnis perusahaan. Kau juga tahu, aku perlu mengurus acara pernikahan Jenna lima hari lagi,” pinta Elena begitu mereka sampai di rumah. “Kau tidak perlu menghawatirkan acara pernikahan mereka. Aku yang akan mengurusnya untukmu. Semua akan sesuai seperti yang kau inginkan.” Jason sudah berjanji akan membantu Elena, sedangkan Elena juga akan membantunya. Tak ada alasan bagi Jason untuk menolak permintaan Elena mengacaukan pernikahan adik tirinya. “Tapi-” “Kita sudah sepakat untuk saling membantu. Apa kau ingin melanggar kontrak kita? Kalau begitu, aku juga akan melanggar beberapa hal yang sudah kita sepakati bersama.” Jason menyeringai. Elena bergidik tatkala membayangkan Jason akan melakukan sesuatu ketika mereka di tugas luar kota nanti. Karena Jason tetap bersikeras mengajak Elena, dia tak bisa menolak lagi. Elena segera menyiapkan keperluan selama dua hari pergi bersama Jason. Keesokan harinya, ketika Elena mengatakan perjalan
“Gemma! Kau ada di mana?” Elena sudah berkeliling di kediaman Wright untuk mencari keberadaan Gemma. Anak perempuan yang kini berusia enam tahun itu biasa bersembunyi saat Elena pulang dari kerja. Di belakang Elena, Jason membuntuti sang istri seperti biasa. Jason kini membuka kantor pribadi di kediamannya karena masih enggan menampakkan diri di JG Group jika bukan untuk menghadiri pertemuan penting. “Gemma pasti sedang bermain petak umpet bersama Brian, Elena. Biarkan saja ....” Elena menatap tajam sang suami. “Kenapa kau tidak mengawasi Gemma? Katanya, kau kerja di rumah karena selalu ingin bersama putrimu! Dan kenapa Brian ada di sini?” Jason menghentikan langkah Elena, lalu mengecup bibirnya yang tak berhenti mengomel. “Lucy sedang menghukum Brian sepertinya. Kau juga tahu, Lucy tidak suka saat Brian pulang terlambat walau satu menit.” Benar. Lima tahun lalu, Brian menikahi Lucy dan tinggal di Desa Redwood. Terkadang, Brian bosan dan jalan-jalan ke kota hingga lupa waktu. Keb
Setelah menghabiskan tiga hari bersama James, Vera pun tahu jika selama ini James hidup di rumah yang terletak di tengah-tengah hutan. Andaikan dirinya tak ke sana malam itu, mereka tak akan pernah bertemu. Vera tak berkutik melawan James Wright. Dia sudah seperti budak yang harus melayani James setiap saat. Meski Vera menginginkan wajah itu. Tetapi, sikap James jauh berbeda dari Jason. Nyaris tak ada kesamaan, selain wajah mereka.‘Dia gila … bagaimana caraku pergi darinya?’ “Ough, ya ampun … wanita di masa depan ternyata sangat pintar melayani pria. Bagus, Sayang, goyangkan tubuhmu lebih kencang.” Vera meliuk-meliuk di atas James sambil menggigit bibir. Dia tak bisa menikmati percintaan panas yang berulang setiap saat. ‘Orang ini benar-benar seperti binatang! Dia bahkan seratus kali lebih buruk dari Andrew,’ maki Vera dalam hati. Selesai menerima puncak kenikmatan, James mendorong Vera dengan kasar hingga tersungkur di lantai. “Ah, aku bosan. Saatnya aku keluar dari tempat meny
Mentari bersinar sangat terang seperti hari sebelum-sebelumnya. Di kota yang sangat sepi itu, Vera masih berusaha mencari keberadaan makhluk bernyawa selain dirinya. Sayang, bahkan serangga pun tak terlihat di tempat itu. Hanya ada dirinya yang mengulang waktu yang sama … setiap hari. Waktunya diam di tempat. Setiap pukul delapan malam, Vera akan mendengar dentuman keras di arah selatan tempat tinggalnya, dekat dengan tanah milik Keluarga Wright. Benar. Dirinya tinggal di kediaman Wright selama ini. Vera hidup di dunia dengan waktu yang sama dan berulang-ulang terus-menerus. Dia ingin melihat asal dentuman itu terjadi. Akan tetapi, ketika hari mulai gelap, Vera tak berani keluar dari rumah. Kota itu adalah kota yang sama, tetapi terasa asing karena memiliki pemandangan yang berbeda. Tak ada gedung-gedung pencakar langit di sekitarnya. Tak ada pula lampu terang-benderang di setiap pinggiran jalan. Tempat tinggal keluarga Vera pun masih berupa tanah kosong dengan puluhan pohon-poho
Dokumen penting yang semula tertumpuk rapi itu jatuh berserakan di lantai saat Jason berlari keluar dari ruangan. Dengan wajah yang terlihat sangat panik, Jason gegas mengikuti Ruby ke kamar. “Elena!” seru Jason dengan napas terengah-engah. Tak seperti bayangan, Elena justru duduk tenang sambil mengelus perutnya meski keningnya berkeringat deras. “Jason, ada sedikit lendir bercampur darah keluar ... Bisakah kau membantuku berjalan sampai mobil? Kita ke rumah sakit sekarang.” Jason panik. Dia malah mondar-mandir sambil sesekali mengusap wajah. Bingung bagaimana caranya menggendong Elena. Bagaimana kalau bayi itu keluar di saat dia menggendong Elena dan lari ke mobil? “Bayiku bisa jatuh,” gumamnya. Tapi, jika dia tak segera membawa Elena ke rumah sakit, bagaimana cara Elena melahirkan? Jason sampai tak kepikiran memanggil dokter kandungan Elena ke rumah. “Tuan!” seru Ruby membangunkan lamunan Jason. “Bisakah Anda lebih cepat membopong Nyonya Elena!?” “Tapi, bagaimana-” “Elena!” W
“Apa benar dugaanku kalau Paman Andrew terkena pengaruh ramuan Vera?” tanya Elena begitu Logan pulang.“Betul, Nyonya. Tetapi, kadar ramuan yang ada di tubuh Tuan Andrew tidak begitu banyak,” terang Logan.Logan lantas mengatakan semua yang Tetua Michael pesankan saat dia meninggalkan Andrew. Tak sampai satu minggu, Logan akan menjemput dan memulangkan Andrew. Lalu, pembicaraan tentang Anna muncul saat Jason bertanya, “Bagaimana dengan dua wanita itu? Aku dengar, mereka akan pindah ke tempat lain lagi?”“Ini surat dari Nyonya Anna. Lebih baik Anda membacanya terlebih dulu.”Logan mengeluarkan sebuah amplop putih, lalu menyerahkan kepada Elena. Surat itu ditunjukkan untuk Elena dan William. William pun mendekat dan ikut membaca isinya.Surat itu berisi tentang penyesalan Anna, juga permohonan maaf atas semua yang sudah Anna dan Jenna rencanakan kepada William dan Elena. Karena pesan Brenda yang ingin supaya Anna menjaga suami dan putrinya jika terjadi sesuatu kepada dirinya, Anna jadi
Elena mengamati sikap Andrew, mulai dari gerakan tubuh, bibir, dan sorot matanya. Rose jelas mengatakan padanya jika Vera tak pernah memberikan ramuan atau mencuci otak Andrew. Tapi, kenapa Elena jadi meragukannya? Andrew terlihat seperti Rose sebelum mendapat pengobatan. Mata pria itu sedikit menggantung, seperti tak fokus bicara atau menatapnya.“Kenapa Paman ingin melihat perempuan itu lagi? Gara-gara Vera, Paman kehilangan perusahaan dan keluarga Paman,” pancing Elena. Kini, Andrew dengan jelas menunjukkan ekspresi yang menahan kemarahan. Sepertinya, Andrew tak suka mendengar Elena menyalahkan Vera. “Paman perlu melihat Vera sekarang.” Andrew masih bersikeras dengan keinginannya. Seolah semua yang telah terjadi tak berpengaruh apa pun padanya.“Tidak bisa, Paman. Maaf … sebaiknya Paman melupakan perempuan itu dan menata hidup Paman yang berantakan karena dirinya.” Saat mengatakan itu, Elena tiba-tiba memikirkan sesuatu. Andrew tak mungkin menyerah dan pasti akan terus mencari
“Jadi, sejak tadi Luna diam karena kau, Logan!?” Elena turut memukul punggung Logan dengan bantal. Logan masih meringkuk di kaki Luna selagi menutupi belakang kepala dengan kedua lengan. Dia takut menunjukkan wajahnya. Dua wanita itu menyerang Logan secara membabi-buta. ‘Aku lebih baik dikeroyok selusin berandalan daripada harus berada di situasi seperti ini!’ jerit Logan dalam hati. Ketika Logan melihat ke arah Jason, pria itu justru pura-pura tak melihatnya! Setelah kemarahan Elena dan Luna sedikit mereda, mereka pun duduk dengan tenang dan berhadap-hadapan. Luna melipat tangan di depan dada dan masih menatap Logan penuh amarah. “Sekarang, ceritakan padaku, Luna. Apa yang sudah Logan perbuat padamu? Kenapa kau minta kesucianmu lagi? Apa jangan-jangan, Logan sudah ….” Elena menggantung ucapannya selagi menatap tajam Logan. Dia akan menghukum Logan hingga merasakan penderitaan jika tebakannya benar. Elena pikir, Logan telah merudapaksa Luna sehingga membuat temannya itu sampai
Jason bersandar lemas di kursi dengan mulut sedikit terbuka. Dia tak menyangka jika Elena lebih cepat mengatasi masalah Vera dibanding dirinya.“Aku hanya beruntung karena Rose mau membantuku.” Elena tampaknya tahu apa yang dipikirkan sang suami.Jason merasa dirinya tak bisa melindungi Elena. Dia seharusnya bergerak cepat, tetapi malah berbaring di sembarang tempat selama beberapa hari ini.“Maaf, Elena, aku seharusnya sadar lebih cepat kalau Logan bergerak sendiri. Bagaimana kalau kau gagal dan perempuan itu membalas perbuatanmu?”Elena menyandarkan kepala di pundak Jason, lalu memeluk perutnya. “Yang penting, semua sudah berakhir sekarang. Dia tidak akan bisa mengganggu hidup kita lagi. Semua musibah yang terjadi juga disebabkan oleh Vera, bukan? Kita tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi sekarang, kecuali menanti kelahiran bayi kita.”Tak hanya Jason, William juga merasa tak bisa berbuat apa pun. “Lalu, bagaimana dengan perusahaan Andrew yang sekarang diambil alih oleh adik ipa
“Elena? Apa yang sudah Elena lakukan? Apa dia tahu aku ada di sini?” Jason tak pernah menduga kemungkinan itu lantaran dirinya pun baru mengetahui dari Logan beberapa jam sebelumnya. Akhir-akhir ini pun, Jason tak bisa berpikir apa-apa. Dia hanya fokus menikmati mual dan pusing yang selalu melanda di pagi hari dan ketika mencium aroma tertentu.“Benar. Elena yang membantuku untuk mendapatkan aset Andrew dengan mudah. Dia juga yang memintaku ke sini untuk membukakan jalan untukmu, Jason. Ayo, pulang sekarang! Bibi akan mengantar kalian sampai di kediaman Forbes.” Jason mengikuti Whitney masih dengan tampang kebingungan. Sementara itu, Logan menggendong Luna sampai masuk ke mobil Whitney. Dia meninggalkan mobil yang digunakan sebelumnya, yang merupakan milik pengawal Andrew. “Tunggu sebentar, Tuan. Ada yang perlu saya lakukan terlebih dulu,” ujar Logan tiba-tiba. “Kenapa lagi?” “Ada orang yang memukul saya dari belakang waktu itu.” Logan menyeringai ke arah Danny. Tanpa aba-aba, Lo