Home / Pernikahan / Kembalinya Cinta Pertama Ayahku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Kembalinya Cinta Pertama Ayahku : Chapter 131 - Chapter 140

153 Chapters

Miranda menghilang

Hari itu akan menjadi hari yang istimewa bagi Mario dan Miranda. Hubungan mereka akan mencapai tahapan yang baru, yaitu lamaran. Beberapa hari sebelumnya, Mario sangat antusias menyiapkan acara tersebut. Akan tetapi, Miranda justru sebaliknya, terlihat tidak terlalu serius mempersiapkan semua yang diperlukan dalam acara itu. Jika biasanya seorang calon mempelai wanita yang lebih sibuk menyiapkan segala sesuatunya, Miranda justru lebih pasrah. Mario bertanya pada Miranda tentang gaun yang akan ia kenakan, sampai konsep acara mereka nanti, tetapi Miranda hanya menjawab singkat. Mario berusaha berpikir positif, mungkin Miranda sedang terlalu lelah bekerja atau merasa jenuh. Mario sama sekali tidak mau berpikir negatif pada kekasihnya itu. Pagi itu, Mario sudah bersiap-siap dan memakai jasnya. Ia melihat Hana dan Hadi, juga Riana dan David juga sudah siap. David mulai memasukkan beberapa barang yang akan mereka bawa sebagai seserahan untuk Miranda. Riana sendiri yang menghias setiap
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

Mencari Miranda

Mario tetap tidak bisa menghubungi Miranda sampai keesokan harinya. Ia terus mengurung dirinya di dalam kamar dan memandangi cincin yang sudah ia siapkan untuk sang kekasih. Hana dan Riana sudah mencoba membujuk Mario untuk keluar dari kamar dan makan, tetapi ia masih menolak. Hana bingung harus berbuat apa. Hatinya terasa sakit saat melihat putra tercintanya kembali terpuruk dan kehilangan semangat hidup. Hari Senin pagi, Mario berangkat pagi-pagi ke kantornya. Ia mencari keberadaan Miranda di ruangannya. Akan tetapi, lagi-lagi Mario tidak berhasil menemukan Miranda. Miranda tidak masuk kerja tanpa meminta ijin atau keterangan. Pihak perusahaan juga tidak dapat menghubungi Miranda. "Aneh sekali! Walaupun kalian ada masalah pribadi, seharusnya Miranda bersikap profesional di kantor ini. Kenapa dia tiba-tiba membolos dan tidak memberi tahu siapapun? Apa kalian bertengkar sebelumnya?" tanya karyawan bagian personalia. "Sama sekali gak ada pertengkaran, Bu. Saya juga tidak bisa meng
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more

Bertemu Bu Ijah

Mario langsung menghubungi nomor ponsel pemilik rumah itu. Pemiliknya adalah seorang pria paruh baya yang sudah lama tinggal di Jakarta. Tentu bukan hal yang mudah bagi Mario untuk mendapatkan informasi mengenai siapa penyewa rumah itu. Pemilik rumah itu juga tidak mempunyai informasi detail. Ia hanya mengatakan bahwa yang menelepon dirinya adalah seorang wanita. Tanpa banyak bernegosiasi, wanita itu langsung menyetujui untuk membayar sewa rumah itu secara bulanan. Rumah itu sudah usang dan kuno. Perabotan di dalamnya juga sudah lapuk tergerus waktu, karena itu pemilik rumah tidak memberikan tarif sewa yang tinggi. Ia justru terkejut karena masih ada orang yang mau menyewa rumah itu apa adanya, tanpa meminta renovasi atau pertimbangan lainnya. Hanya tiga puluh menit setelah telepon itu, wanita itu langsung mentransfer uang sewa yang telah mereka sepakati. Pemilik rumah itu tidak sempat bertanya lebih lanjut tentang siapa yang kemudian tinggal di rumahnya. Saat Miranda dan Bu Ijah
last updateLast Updated : 2024-04-09
Read more

Kenyataan Pahit

"Siapa yang merencanakan semua ini?" tanya David. Semua orang yang ada di ruangan itu terdiam. Mereka tidak membayangkan, ada orang yang begitu licik dan bisa melakukan semua itu. "Bu, saya benar-benar menghormati Ibu sebagai ibu dari Miranda. Kenapa Ibu tega berbohong pada saya?" tanya Mario sambil menatap Bu Ijah. "Saya terpaksa melakukannya, Nak. Saya punya dua anak dan gak punya suami. Selama ini kami hidup kekurangan dan tidur di mana saja. Saya menerima penawaran itu, karena memikirkan anak-anak saya. Saya gak berpikir kalau orang yang menyuruh saya akan bertindak sejauh itu dan menipu Nak Rio," jawab Bu Ijah. "Tapi gak mungkin kalau Ibu sama sekali gak tahu apa-apa. Dimana kita bisa menemukan Miranda?" tanya Mario. "Saya gak tahu alamat rumahnya, Nak, tapi...." "Tapi apa, Bu?" "Kemungkinan Miranda tinggal gak terlalu jauh dari rumah itu. Saat Nak Rio dan Nak David datang ke rumah secara tiba-tiba, ibu langsung menelepon dia. Sat itu dia langsung datang dengan cepat," ter
last updateLast Updated : 2024-04-10
Read more

Mira

Wanita cantik itu tercengang untuk beberapa saat. Lalu ia tertawa dan menggelengkan kepala. "Kamu pasti bohong. Mira gak pernah bercerita tentangmu.""Itu benar, Tante. Saya akan menunjukkan beberapa foto saya bersama Miranda. Silakan Tante nilai sendiri! Apa benar dia adalah Mira, anak Tante?" Mario menyerahkan ponselnya pada Tante Lola. Kening Tante Lola berkerut saat melihat foto-foto kebersamaan Mario dan Miranda. "Benar ini Mira anak tante, tapi sejak kapan dia menjalin hubungan denganmu? Setahu tante, nama pacarnya adalah Zaky.""Zaky?" Mario berusaha mengingat nama yang sepertinya tidak asing baginya. "Sepertinya dia pria yang pernah mengantar Miranda ke kantor.""Tante gak tahu persis bagaimana hubungan mereka saat ini. Mira akhir-akhir ini agak tertutup. Tante sibuk menjalankan bisnis karena Papa Mira sudah meninggalkan kami berdua. Sepanjang pengamatan tante selama ini, Mira dan Zaky sudah menjalin hubungan serius."Mario memijat pelipisnya. Di dalam hati ia masih berusah
last updateLast Updated : 2024-04-11
Read more

Pernikahan Cindy

Cindy sedang dirias di kamarnya. Hari itu acara pernikahannya dengan Raka akan digelar. Beberapa kali air matanya meleleh di luar kendalinya. Sang penata rias, sahabat Cindy sendiri menggelengkan kepalanya, sudah beberapa kali ia mengingatkan agar Cindy tidak menangis lagi. "Cin, kenapa menangis lagi? Riasanmu bisa rusak karena air mata. Kami sudah berusaha menutupi matamu yang bengkak karena semalam pasti kamu menangis terus," katanya. Cindy menghapus air matanya dengan tisu. "Maaf. Kamu tahu bahwa ini gak mudah bagiku. Aku gak menginginkan pernikahan ini.""Iya, aku tahu, tapi semuanya sudah terjadi. Menurutku, Raka juga pria yang baik. Aku yakin dia bisa membuatmu bahagia," jawab Almira, teman Cindy itu. "Aku gak tahu, Mir. Aku seperti patung yang berusaha mengikuti semua kemauan orang tua. Aku merasa hatiku kosong dan hampa. Aku gak bisa merasakan kebahagiaan atau apapun lagi," jawabnya. Almira menghela nafas panjang, menatap prihatin teman yang sering menjadi rekan kerjanya s
last updateLast Updated : 2024-04-12
Read more

Melepaskan

Dengan sigap Raka mengangkat tubuh Cindy dan membawanya ke ruangan lain. Semua yang hadir terkejut dan panik. Orang tua Cindy pun segera berlari dan menyusul di belakang Raka. Suasana menjadi heboh karena acara harus tertunda. Pembawa acara meminta semua tamu undangan untuk duduk dan tenang, tetapi tetap saja semua tamu heboh dan memperbincangkan kejadian tak biasa itu. "Cin, bangun!" Raka menggenggam tangan Cindy setelah ia membaringkannya di sofa. Ibu Cindy mendekat dan menangis. Ia berusaha menyadarkan Cindy dengan mengguncang tubuhnya. "Bangun, Nak! Kamu kenapa?""Apa kita perlu ke rumah sakit?" Tante Cindy muncul dan melihat keadaan Cindy. Beberapa orang terdekat berusaha menyadarkan Cindy. Raja sedikit menjauh dari kerumunan, ia sangat terkejut karena acara yang ia impikan harus berjalan tak sesuai dengan rencananya. Ia melihat wajah Cindy yang pucat, walaupun riasannya masih memoles cantik wajahnya. Ia menghela nafas panjang dan duduk di kursi yang tersedia sambil melongga
last updateLast Updated : 2024-04-13
Read more

Penjelasan Raka

Seketika ruangan itu menjadi ricuh karena pernyataan yang dilontarkan oleh Andri. Ada yang berbisik-bisik, ada yang berteriak mempertanyakan perubahan keputusan mempelai pria. Cindy terpaku di tempatnya berdiri dan menatap Raka. Ia seperti belum menangkap dengan jelas apa yang sedang dan akan terjadi nanti. Ada gejolak rasa yang tak terkatakan di hatinya. Ibu Cindy seolah kehilangan kekuatannya. Tubuh dan kakinya mendadak rapuh dan lemah. Saat ini justru Ibu Cindy yang nyaris pingsan, sehingga harus ditopang oleh salah satu kerabat. Salah seorang paman Cindy sangat marah dan langsung maju ke depan. Pria paruh baya itu mencengkeram kerah kemeja Raka dan mendaratkan pukulan keras di wajahnya. Ia berteriak dengan suara keras. "Kurang ajar kamu! Kamu sengaja ingin mempermalukan keluarga ini?" Tak puas memukul Raka satu kali, Paman Cindy mendorong Raka dengan keras, sehingga ia jatuh menimpa bunga-bunga indah yang terpajang di pelaminan. Semua yang ada di ruangan itu berteriak karena
last updateLast Updated : 2024-04-14
Read more

Siapa dalangnya?

"Aku benar-benar gak tahu, Cin," jawab Raka. Bapak dan paman Cindy, juga beberapa orang lain mendekati Raka dan mendesaknya. "Gak mungkin kamu gak tahu siapa orang yang menyuruhmu, bukan? Pasti kalian sering berkomunikasi."Seorang pria mencengkeram kerah kemeja Raka dan mengepalkan tangannya. "Katakan dengan jujur siapa orang yang menyuruhmu! Berapa bayaranmu untuk melakukan semua ini?"Orang tua Raka tak kalah terpukul dengan pengakuan putranya. Mereka juga sama sekali tidak mengetahui bahwa Raka menyimpan rahasia besar itu di hatinya.Mereka berusaha menghalangi orang yang ingin memukul Raka, tetapi di sisi lain, mereka juga sadar bahwa Raka sudah melakukan kesalahan besar. Jika kedua orang tua Raka ada di posisi yang sebaliknya, tentu mereka juga akan melakukan hal yang sama. Raka mengangkat kedua tangannya dan menjawab lirih bahwa ia benar-benar tidak mengenal wanita yang memberi perintah itu. "Aku benar-benar gak tahu, Om. Sungguh bagiku bukan uang yang terpenting, aku benar-b
last updateLast Updated : 2024-04-15
Read more

Depresi

Mario keluar dari kamarnya dengan kesal. Ia menatap David dan Riana yang sedang duduk dan bercanda ria di ruang tamu. Entah mengapa mendengar tawa mereka membuat Mario sangat kesal dan ingin melampiaskan amarah. "Bisakah kalian diam?" teriak Mario. Riana terkejut dan menatap David dengan bingung. Hubungannya dengan sang kakak akhir-akhir ini memang menjauh. Sejak dikecewakan oleh Miranda, Mario sangat jauh berubah. Tidak ada lagi canda tawa dan hubungan yang hangat antara Mario dan Riana. "Kenapa tiba-tiba marah, Mas?" tanya Riana. "Apa kalian sengaja mengejek aku? Apa kalian gak bisa mengerti perasaanku saat ini?" kata Mario dengan nada tinggi. "Tunggu, kenapa Mas Rio menuduh kami seperti itu? Aku dan Mas David turut prihatin dengan apa yang sedang menimpa Mas. Apa Mas lupa Mas David pernah mengingatkan kalau Miranda itu bukan gadis yang baik dan cocok untukmu? Mas David juga sudah berusaha untuk menemukan Miranda, bukan?" tanya Riana. "Sudahlah!" Mario duduk di sofa dan memeja
last updateLast Updated : 2024-04-16
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status