All Chapters of Kehamilan yang Kusembunyikan: Chapter 631 - Chapter 640

750 Chapters

Bab 631

Akan tetapi Satya tidak bergerak, dia masih berdiri di sana dengan agak ragu."Adikmu sudah naik ke mobil, apa yang kamu khawatirkan? Kita nggak mungkin meninggalkan adikmu."Setelah mengatakan itu, Alya menggandeng tangan Satya dan berjalan naik ke mobil.Rizki berhasil membujuknya dengan langsung menaikkan Maya ke mobil.Jika pria itu membawa pergi anak-anaknya, maka Alya tidak mungkin mengabaikannya.Setelah melihatnya naik ke mobil, Rizki pun tersenyum. Tak lama kemudian, dia pun memangku Maya.Hari ini dia tidak menyetir karena ada sopir. Setelah Alya dan Satya naik ke mobil, Cahya yang tadinya menunggu di luar mobil pun juga naik.Begitu naik ke mobil, tatapan Cahya dapat dikatakan tidak dapat meninggalkan Alya dan kedua anaknya.Ketika mengetahui bahwa kedua anak ini memang milik Rizki, dia sangat terkejut.Dengan Rizki yang seperti itu, tadinya dia mengira Rizki mungkin akan menghabiskan sisa hidupnya sendirian. Namun, sekarang, Rizki tiba-tiba mempunyai sepasang putra dan putr
Read more

Bab 632

"Hmm," balas Rizki dengan dingin."Jadi, Pak Rizki ... karena Nona Alya sudah pergi ke stasiun, ayo kita kembali ke perusahaan. Belakangan ini, urusan perusahaan sangat banyak. Kalau nggak ditangani ...."Cahya tidak menyelesaikan perkataannya, tetapi Rizki mengerti. Rizki perlahan merapatkan bibirnya, lalu mengalihkan pandangannya dan berkata, "Ayo ke perusahaan."...Tak lama setelah memasuki stasiun, Alya tidak bisa menahan dirinya dan menoleh ke belakang. Saat tidak menemukan orang itu mengikutinya, dia menghela napas lega, tetapi di saat yang sama dia juga merasa sedikit kecewa.Akan tetapi, kekecewaan yang samar itu dengan cepat disingkirkannya. Dia segera membeli tiket kereta dan pergi.Kemudian saat di perusahaan, Alya sama sekali tidak merasa ingin bekerja. Bahkan saat rapat, dia tidak dapat menahan dirinya dan melamun.Setelah bersusah payah melewati rapat kecil itu, Angga mengikuti Alya keluar dan maju untuk menghalanginya."Bos, bukankah akhir-akhir ini sikapmu sedikit aneh
Read more

Bab 633

Dari yang tadinya sedang bergosip tentang hubungan Alya, fokus Angga seketika berpindah setelah mendengar tentang anak."Bos, anak kembarmu laki-laki atau perempuan?"Alya menatapnya dengan wajah datar. "Ini anaknya temanku.""Ya, ya, anak temanmu. Anak kembar temanmu laki-laki atau perempuan?" tanya Angga."Apa itu penting?""Penting, aku sangat penasaran."" ... Mereka kembar sepasang.""Wow, kalau Pak Rizki berhasil mendapatkan hak asuh, bukankah nanti dia akan langsung mendapatkan putra dan putri?""Mantan suami temanku," ucap Alya."Ya, ya, mantan suami temanmu. Tadi aku salah bicara, salah bicara."Angga melanjutkan, "Tapi Pak Rizki ... maksudku kenapa kamu pikir mantan suami temanmu ingin merebut anak-anaknya? Kenapa nggak mengasuh bersama saja?""Mengasuh bersama? Jangan bercanda, itu sama sekali nggak mungkin.""Pasti ada alasannya, 'kan? Kenapa nggak mungkin?" Angga mengangkat alisnya dan menganalisis. "Mantan suamimu ... bukan, mantan suami temanmu sangat hebat, 'kan? Dia pu
Read more

Bab 634

"Hehe, aku kira kamu nggak peduli sedikit pun. Ternyata kamu masih mendengarkan," ujar Angga.Alya terdiam.Dia pun menahan diri, lagi dan lagi, hingga akhirnya dia tidak bisa menahannya lagi dan berkata pada Angga, "Pak Angga, apa kamu mau dipecat?""Nggak, nggak, aku hanya bercanda untuk meringankan suasana. Selain itu kamu juga merespons, jadi aku tahu kalau kamu mendengarkan."Melihat raut wajah Alya yang memburuk, Angga terpaksa berkata, "Oke, oke, aku akan lanjutkan.""Waktu itu, semua orang mengira mereka berdua akan bertunangan, karena tanggal pertunangannya sudah diumumkan. Beberapa kenalan mereka bahkan memamerkan undangan pertunangan mereka."Mendengar hal ini, alis indah Alya sedikit mengerut. "Jadi?""Bos, jangan buru-buru. Dengarkan aku sampai selesai."Alya terdiam.Dia tidak buru-buru."Kemudian, makin banyak orang yang mendapatkan undangannya. Bahkan, foto dari dalam tempat acara tunangan bocor. Saat itu, seluruh Kota Suryaloka heboh dengan pertunangan mereka yang akan
Read more

Bab 635

Setelah waktu yang lama, barulah Alya menemukan suaranya lagi."Dia nggak pergi?"Angga mengangguk dengan serius."Nggak."Ketika mendengar ini, Alya menunduk dan terdiam.Rizki sudah berutang budi pada Hana, bila dia tidak pergi, bukankah dia akan menempatkan dirinya dalam situasi yang sulit?Namun bila dia tidak pergi pun, apa yang akan berubah?"Saat itu, banyak outlet media yang pergi ke sana, berharap akan melihat sebuah acara tunangan yang mewah. Tapi siapa sangka, tokoh utama acara itu kurang satu orang. Kabarnya, hari itu Hana sangat malu karena hanya dia yang datang ke acara tunangan. Dia nggak hanya mempermalukan dirinya, tapi juga mempermalukan Keluarga Adelia. Tapi kemudian, media-media itu nggak bisa mendapat foto apa pun. Meskipun mereka sudah memfotonya, fotonya dihancurkan."Mendengar hal ini, Alya pun jadi penasaran."Mungkinkah itu hanya tipuan dan sama sekali nggak ada acara tunangan?"Alya masih tidak bisa memercayai bahwa Rizki tidak pergi. Lagi pula dulu, bukankah
Read more

Bab 636

Pokoknya, jika Rizki ingin merebut anak-anaknya, dia tidak akan membiarkannya....Sekitar jam pulang kerja, Alya menerima sebuah pesan.Pesan itu dikirimkan oleh salah satu kontak WhatsApp-nya, yaitu RezekiMalam."Hari ini nggak ada urusan penting di perusahaan, jadi aku pulang lebih awal dan pergi ke sekolah. Aku membawa anak-anak ke rumah untuk bermain. Setelah kerja nanti, kamu bisa langsung ke sini saja."Melihat pesan ini, Alya seketika berdiri dengan wajah penuh ketidakpercayaan.Namun, dia dengan cepat tersadar dan segera menjawab: "Aku nggak setuju."RezekiMalam membalas: "Apa yang kamu nggak setujui?"Alya membalas lagi: "Aku nggak setuju kamu membawa anak-anakku ke rumahmu, tolong hargai keinginanku."Pesan itu tidak langsung dijawab. Setelah beberapa saat, barulah Rizki menjawab: "Alya, apakah aku perlu mengingatkanmu? Maya dan Satya juga anak-anakku."Alya: "Nggak perlu mengingatkanku. Aku yang membesarkan mereka, aku tahu betul mereka anak siapa. Pokoknya, mereka bukan an
Read more

Bab 637

Rizki membawa anak-anak ke rumah dan secara khusus mempekerjakan seorang koki untuk membuatkan mereka makanan enak, dia juga menyuruh orang untuk membelikan mereka banyak mainan.Karena dia tidak tahu apa yang disukai anak-anak dan tidak pernah membeli mainan, dia pun menyuruh orang-orang itu untuk membeli berbagai macam mainan.Tentu saja ini termasuk berbagai macam mainan untuk anak perempuan dan laki-laki. Kedua anak itu tidak pernah melihat pemandangan semacam ini, jadi ketika melihatnya mereka pun terkejut.Mereka berdua menoleh pada Rizki secara bersamaan. Maya dengan suara kecil bertanya, "Paman RezekiMalam, apa semua mainan ini untuk Maya dan Kakak?""Ya." Rizki mengangguk. "Kalau aku ingin menjadi papa kalian, aku harus memberi kesan yang baik. Ini baru permulaan. Masuk dan lihatlah apa ada mainan yang kalian suka."Setelah mengatakan itu, tangan besarnya menyentuh punggung kedua anak itu dan dengan lembut mendorong mereka masuk.Maya dan Satya pun memasuki kamar tersebut. Mer
Read more

Bab 638

Begitu mendapat kepastian, Maya pun bersorak gembira dan kembali memainkan model pesawatnya.Setelah gadis kecil itu pergi, Rizki mengalihkan perhatiannya pada Satya yang berdiri diam di samping. Anak itu tampak menahan perasaannya."Kalau Satya?""A ... apa?" Begitu namanya dipanggil, Satya tiba-tiba menjadi gugup."Cita-cita Maya adalah menjadi pilot, kalau Satya?"Mungkin ini adalah pertama kalinya Rizki berbicara sesabar ini dengan anak kecil, juga berinisiatif bertanya tentang mimpi seseorang. Dulu, dia bahkan tidak ingin mendengarkan anak lain berbicara.Namun, sekarang, dia berharap dirinya memiliki lebih banyak waktu untuk mengenal kedua anak ini. Dia telah kehilangan 5 tahun untuk berinteraksi dengan mereka, sehingga dia ingin memahami mereka lebih dalam.Satya memalingkan wajahnya dan tidak menghadap Rizki, lalu dengan cemberut berkata, "Aku belum memutuskannya."Mendengar ini, Rizki melihat ke bawah. Tatapannya yang penuh makna jatuh pada tangan kecil yang menarik ujung baju
Read more

Bab 639

Setelah mengatakan itu, Faisal tidak lupa untuk mengatakan hal-hal baik untuk dewinya."Kamu nggak tahu betapa Hana merindukanmu belakangan ini. Lihat dirimu, meskipun pekerjaanmu sangat sibuk, seharusnya kamu nggak mengabaikan telepon Hana."Mendengar ini, Andi pun melirik Faisal.Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang berani berbicara blak-blakan pada Rizki, itu karena mereka bertiga sudah dekat dari kecil dan karena keluarga mereka memiliki hubungan yang baik.Jadi, Rizki memiliki toleransi yang lebih besar terhadap kelompok teman sepermainannya ini.Beberapa orang tahu batas mereka dan tidak berani bicara lebih banyak.Namun, orang-orang yang tidak tahu kapan harus berhenti seperti Faisal, terkadang sangat suka untuk berbicara seenaknya.Dia sudah seperti ini sejak mereka masih kecil, selalu mengatakan apa yang dipikirkannya. Meskipun Rizki sudah memperingatinya berkali-kali, dia tetap tidak berubah.Terkadang, Rizki juga sudah malas untuk memedulikan omong kosong yang kelua
Read more

Bab 640

Oh, gadis kecil itu juga memanggil Rizki "Paman RezekiMalam"?Paman RezekiMalam?Apa maksudnya ini?Apa Rizki punya nama panggilan lain yang dia tidak ketahui?Memikirkan hal ini, Hana hampir tidak bisa mengendalikan ekspresinya.Dia menatap wajah Rizki yang dingin dan tampan, lalu dengan susah payah bertanya, "Rizki, siapa anak itu?"Andi mengangkat alisnya dan diam-diam menatap Rizki, menunggu jawabannya.Setelah mendengar pertanyaan Hana, Faisal yang naif tiba-tiba malah terkejut dan menanyakan gadis kecil di tangga itu, "Rizki, anak perempuan itu sangat mirip denganmu. Dia nggak mungkin anakmu, 'kan?"Begitu pertanyaan ini keluar, ekspresi Hana yang sudah susah payah dikendalikan pun makin tampak buruk.Dia mengepalkan kedua tangannya, kukunya yang panjang hampir menembus kulitnya."Nggak mungkin, 'kan?" Dia dengan canggung memaksa senyumnya, tetapi senyumnya tampak masam. "Dulu juga nggak sedikit anak yang wajahnya mirip dan dibawa ke Rizki, tapi bukankah mereka semua sudah diseli
Read more
PREV
1
...
6263646566
...
75
DMCA.com Protection Status