Semua Bab Istri Mungil Sang Penguasa: Bab 61 - Bab 70

150 Bab

Kamu Egois!

“Aku agak merasa bersalah padanya.”Valerie memilih duduk di teras rumah setelah mereka tiba dan Isabelle memarkir Maybatch miliknya di samping mobil Emrys. Isabelle meghela nafasnya dalam lalu menatap Valerie yang sejak pulang dari cafe tidak mengucapkan apa pun di dalam mobil. Dia duduk di samping Valerie dan keduanya diam untuk waktu yang lama.Malam tiba dengan cepat menggantikan siang hari, dan kali ini sepertinya tidak akan turun hujan. Langit terlihat cerah karena kelip bintang menampakkan dirinya setelah beberapa malam ditutupi oleh awan pekat. Angin juga tidak bertiup dengan kencang seperti biasanya. Malam ini benar-benar sangat tenang dan terasa sepi.Isabelle mendesah, meletakkan tas kecilnya di sampingnya. Dia juga tidak sanggup mengatakan apa pun sepanjang pembicaraan Zach dan Valerie. Bahkan diam-diam dia meneteskan air mata karena tidak sanggup melihat ekspresi terluka di wajah Zach. Bagaimana pun juga, pria itu adalah orang yang dia sukai dan melihatnya menderita seper
Baca selengkapnya

Makan Malam Berdua

Saat menemukan Emrys tidak berada di dalam kamar, Valerie kembali keluar dan mencari Emrys di segala sudut rumah. Namun dia tidak bisa menemukan Emrys. Bagaimana pun juga Valerie tahu dia salah. Seharusnya memang dia tidak menyulut amarah Emrys dengan terus membicarakan Zach, apalagi sampai meragukan loyalitasnya.Seharusnya dia tahu cara kerja Emrys yang selalu diam-diam dan tak ketahuan oleh siapa pun. Lalu kenapa dia marah padanya? Kenapa dia meragukan diri Emrys? Bukankah dia yang selalu menggaung-gaungkan kata-kata jika dia sangat mencintai Emrys? Lalu kenapa dia tidak tahu jati diri Emrys yang sesungguhnya?“Tuan Emrys ada di taman, Nyonya.”Madam Giselle seolah tahu apa yang dicari oleh Valerie. Valerie mengangguk, mengucapkan terimakasih dan langsung berjalan menuju taman. Diantara kelopak bunga-bunga mawar yang mekar, Emrys duduk di sebuah kursi kayu panjang yang menghadap ke sebuah danau buatan di belakang rumah.Lampu-lampu taman berwarna oranye menyala di sepanjang jalan m
Baca selengkapnya

Pengganggu Makan Malam

Mengenakan gaun hitam berbahan sutera di atas lutut dengan belahan punggung yang rendah, Valerie tampak anggun ketika dia tertawa dengan lebar saat menemui Emrys di halaman depan kediaman Lysander. Emrys sudah menunggunya mengenakan balutan jas hitam, dan dia terlihat sangat memukau.“Kamu sudah siap?” Suara Emrys terdengar rendah dan parau sementara tatapannya menelusuri tubuh Valerie dengan sorot mata menilai.Gadis itu mengangguk. Valerie menggulung rambutnya, membiarkannya sedikit berantakan namun terkesan sangat atraktif. Hal itu menyingkap leher Valerie yang panjang dan potongan gaun off-shoulders itu membuat bahunya terlihat sangat menawan.Tiba-tiba saja Emrys tidak bisa bernafas dengan leluasa. Dia menelan ludahnya saat memandangi kulit Valerie yang putih dan bersinar.Untuk pertama kalinya, Emrys membukakan pintu mobil untuk Valerie. Gadis itu tersenyum, lalu ketika dia sudah berada di dalam mobil, kedua bola matanya tidak bisa lepas dari Emrys yang sedang berjalan memutari m
Baca selengkapnya

Perhatiannya Hanya Ilusi

Suasana makan malam Valerie berubah menjadi lebih dingin setelah Rick ikut bergabung di meja mereka. Walau Valerie tahu niat Rick, tetap saja dia merasa jika Rick mengganggu moment keintimannya dengan Emrys. Kesempatan ini hanya datang sesekali walau tentu saja dengan alasan tertentu. Tapi Valerie tetap menghargainya.Karena kesempatan ini sangat mahal.“Rick, apa yang kamu lakukan di sana?”Dari arah belakang restoran –lebih tepatnya dari arah kamar mandi, Lucy berseru dari salah satu meja. Tampaknya Lucy dan Rick memang bertemu di sana untuk makan malam. Valerie memainkan matanya pada Lucy, meminta agar dia menyeret sepupunya itu menjauh dari meja mereka. Demi apa pun, Valerie ingin Rick segera pergi meninggalkan mereka berdua saja.“Valerie, Emrys bukanlah orang yang akan mengajak sembarang wanita makan malam berdua seperti ini. Apa yang sudah kamu lakukan untuknya sehingga dia seperti ini padamu?” Bukannya menjawab pertanyaan Lucy, Rick malah menanyai pertanyaan lainnya pada Valer
Baca selengkapnya

Patah Hati Terbesar

Emrys tertawa pelan setelah mendengar pertanyaan Rick. Namun sejurus kemudian, dia melayangkan tinjunya ke wajah pria itu hingga Rick terjengkang ke samping. Beberapa staff restoran berlari mendekati mereka, namun begitu mengetahui jika yang terlibat adalah Emrys Lysander, mereka tidak berani ikut campur.Sebaliknya, mereka mengusir beberapa tamu yang masih makan malam di sana. Seolah sudah mengetahui seberapa kuat pengaruh Emrys, para tamu itu hanya menurut dan pergi meninggalkan restoran.Rick meringis kesakitan sambil memegangi sudut bibirnya yang memerah, lalu dia tertawa terbahak-bahak. Dia berdiri setelah beberapa saat duduk untuk meredakan rasa kagetnya terhadap tinju yang dilayangkan Emrys. Namun bukannya marah, Rick malah senang mendapat perlakuan seperti ini, karena hal ini menunjukkan jika Emrys tidak sudi menyerahkan Valerie pada siapa pun, termasuk dirinya.Emrys menyukai Valerie, dan Rick sangat yakin.“Semakin hari kekuatan tanganmu semakin bertambah. Tidak salah mereka
Baca selengkapnya

Ciuman Pertama Dari Hati

Gerimis mulai digantikan oleh hujan dengan intensitas yang lebih deras. Di langit, kilat masih menyambar dan guruh terdengar bersahut-sahutan. Beberapa toko mulai tutup karena malam juga semakin dalam dan hujan turun sangat lebat.Valerie masih berjalan membelah malam, sendirian, basah kuyup, kedinginan. Tubuhnya membeku dan langkahnya mulai melambat seiring hawa dingin yang mulai merayap di tubuhnya. Bodoh sekali kamu Valerie, dia mengutuki dirinya sendiri. Bahkan Emrys sendiri tidak peduli padamu. Untuk apa kamu menyiksa diri dengan cara seperti ini?Tidak, dia mendengar sisi lain dari hatinya. Dia hanya ingin menenangkan diri. Dia tidak salah. Dia tidak punya banyak cara untuk menyembuhkan lukanya selain dengan cara seperti ini. Memang sedikit sakit, namun dia tidak bodoh.Valerie berhenti dan menutup telinganya, berusaha menahan diri untuk tidak mendengar suara-suara di kepalanya. Air matanya masih mengalir terlebih ketika dia mendapati bahkan dirinya sendiri pun masih menyalahkan
Baca selengkapnya

Malam Pertama

Sisa tetesan air hujan masih jatuh menuruni pakaian Valerie dan Emrys saat keduanya masuk ke dalam lift. Emrys memutuskan menyewa sebuah suite di salah satu hotel berbintang di pusat kota karena tidak ingin merusak atmosfer sensual yang sudah tercipta diantara mereka. Suasana intim langsung kembali terasa sesaat setelah pintu lift tertutup. Valerie menggigit bibirnya sambil terus menatap genggaman tangan Emrys yang tidak pernah lepas sejak mereka tiba di hotel.Valerie ingin bertanya –memastikan dan menegaskan, apa yang sedang terjadi di antara mereka. Ada banyak kejadian yang sama persis dimana Emrys menciumnya dengan membabi-buta, tapi semua itu hanya karena pria itu mabuk. Dan sekarang Valerie ragu karena tidak ingin merusak suasana yang sudah susah payah dia dapatkan dari Emrys. Emrys saat ini sangat sadar, menurutnya. Walau tadi saat Emrys mencium Valerie, dia merasakan sedikit aroma wine, Valerie mengatakan pada dirinya jika Emrys tidak mabuk.Langkah kaki Emrys begitu panjang s
Baca selengkapnya

Aku Benar-Benar Mencintaimu

Emrys berdiri di sisi ruangan suite berukuran sekitar enam puluh meter persegi tersebut. Dia memandang keluar lewat dinding kaca tebal dan segelas champagne di tangannya. Terlihat lampu-lampu gedung dan kendaraan di jalan raya memantulkan cahaya terang. Badai semakin menggila di luar. Hujan masih turun dengan deras dan gemuruh guntur terdengar bersahut-sahutan.Kilat terus menyambar. Satu kilat datang cukup dekat sehingga seluruh ruangan suite menyala bagaikan lampu sorot. Dinding kaca itu berembun saat Emrys menyentuhnya, lalu menyesap champagne-nya. Dia menoleh saat Valerie keluar dari kamar mandi. Wajah gadis itu merona merah dan rambutnya masih basah, seperti biasanya.Karena Valerie masih sangat malu untuk bergerak –dan dia tidak mengenakan apa pun di balik selimut, Emrys mandi terlebih dahulu tadi. Dan sekarang Valerie tersenyum dari ambang pintu, membuat Emrys harus menelan ludahnya dengan susah payah karena terbius oleh senyuman Valerie yang cerah.Emrys menyadari jika dia tid
Baca selengkapnya

Percayalah Padaku

Ketika mereka berdua memutuskan untuk pulang ke rumah, Emrys tidak mau melepas genggaman tangannya pada Valerie. Hal itu membuat wajah Valerie merona merah. Valerie duduk setengah berbalik menghadap Emrys, sebagian karena dia masih ingin menatap Emrys, sebagian karena dia tidak ingin Emrys terganggu mengemudi –karena tangan pria itu masih menggenggam tangannya.“Kenapa kamu terus menatapku?” tanya Emrys.Valerie mengulum senyumnya. Dia menegakkan tubuh, mengelus tangan Emrys dengan kedua tangannya. “Apa kamu serius padaku?” Valerie balik bertanya.Emrys diam saja mendengar pertanyaan Valerie yang sudah diajukannya sekian kali. Sesekali dia menyalip kendaraan lain untuk mendahului namun berusaha mengatur kecepatan yang konstan agar Valerie nyaman. Bukan salah Valerie jika dia tidak terlalu percaya dengan apa yang keluar dari mulutnya. Dia sudah menyiksa gadis itu, memaksanya untuk menandatangani surat perjanjian kontrak, selalu menghindar, mengatakan banyak hal yang menyakitkan, namun
Baca selengkapnya

Tidak Ada Kontrak Pernikahan Lagi

“Woahh, apa yang terjadi dengan kalian berdua?”Isabelle menyipitkan kedua matanya dan menunjuk pada keduanya saat Valerie dan Emrys masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan. Isabelle meletakkan potongan muffin yang sudah dimakannya setengah kembali ke atas piring lalu mengekor. Valerie dan Emrys masuk ke ruang tengah di mana Grandpa sedang bersantai seperti biasa di sofa kesayangannya.“Grandpa, lihat mereka,” Isabelle berseru, mulutnya menganga. “Lihat, Grandpa.”“Aku melihatnya, dasar bocah,” Grandpa berdecak, merasa terganggu dengan suara Isabelle.Valerie dan Emrys saling berpandangan. Keduanya berdiri di depan Grandpa dan Isabelle dan tangan mereka masih saling menggenggam. Grandpa mengalihkan pandangannya pada Emrys, seolah sedang meminta penjelasan.“Kami memutuskan untuk memulai hubungan yang seharusnya, Grandpa.” Emrys menjawab pertanyaan yang tersirat di wajah Grandpa. “Aku menyukai Valerie, dan aku akan memperlakukannya dengan baik.”Mulut Isabelle menganga lebar, la
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status