Semua Bab Istri Mungil Sang Penguasa: Bab 51 - Bab 60

150 Bab

Mau Membuktikannya?

Ketika Emrys bangun, jarum jam menunjukkan angka dua pagi. Dia meregangkan tubuhnya. Astaga, aku tidur selama beberapa jam di luar, sungut Emrys. Dia beranjak, masuk ke dalam kamar untuk melanjutkan kembali istirahatnya. Di tempat tidurnya, Valerie sudah tidur. Rys juga tertidur di kakinya, meringkuk di atas selimut Valerie. Setelah melihat Valerie, tiba-tiba Emrys teringat dengan mimpinya tadi malam. Bisa-bisanya dia bermimpi mencium gadis itu. Dan anehnya, ciuman itu terasa sangat nyata dan membuat jantungnya berdebar.Ya ampun Emrys, apa yang kamu pikirkan?Setelah mengusir pikiran-pikiran aneh dalam dirinya, Emrys memutuskan merebahkan dirinya di tempat tidur. Saat jantungnya masih terus berdebar dan desiran hangat mengalir dalam dirinya ketika dia menatap Valerie, Emrys memutuskan jika itu semua adalah efek alkohol yang diminumnya. *“Untuk apa kamu kemari?” Lucy seakan tidak senang melihat kedatangan Valerie. Valerie merengut. Dia membuntuti Lucy saat dia sedang membersihkan
Baca selengkapnya

Perasaan Apa Ini?

Saat Emrys mendengar dengungan konstan dari ponselnya yang bergetar di atas nakas, mau tak mau Emrys harus bangun. Dia mengangkat kepalanya sambil meraba-raba di atas nakas untuk menemukan ponselnya, lalu kembali merebahkan diri saat dia sudah menemukan benda pintar itu.Sebuah panggilan dari Ky, namun panggilan itu keburu mati saat dia hendak mengangkatnya. Emrys berusaha mengumpulkan tenaga dan kesadarannya untuk melihat jam di layar ponsel, dan begitu terkejut saat angka sudah menunjukkan pukul tiga sore.“Astaga,” Emrys nyaris melompat.Sudah lewat tengah hari, bahkan ini sudah sore. Bagaimana dia bisa tidur hingga sesiang ini? Dan kenapa Valerie tidak membangunkannya sama sekali? Pantas saja Ky meneleponnya terus menerus.Beberapa detik kemudian, setelah kesadarannya mulai penuh kembali, barulah Emrys ingat jika dia menghabiskan hampir dua botol penuh wine sendirian. Tapi bagaimana bisa dua botol alkohol membuatnya tidur seperti orang mati?Lalu dia ingat mimpinya saat mencumbu V
Baca selengkapnya

Lingkaran Masa Lalu

Musik yang berkumandang sebenarnya sangat merusak gendang telinga. Namun entah kenapa ketika merasa stres atau tertekan, kebanyakan orang akan mencari klub malam sebagai tempat pelampiasan. Mereka akan menari seperti orang gila lalu jatuh tersungkur karena pengaruh alkohol.Dan Ky menyadari jika Emrys terlihat seperti bukan dirinya malam ini. Dia melambaikan tangannya pada pelayan, memesan air soda alih-alih alkohol karena dia harus menyetir. Ky memposisikan dirinya tepat di samping Emrys, diam-diam menyembunyikan senyumnya saat mendengar pertanyaan Emrys. “Maksud Tuan, Nyonya Valerie?”Emrys tidak menyahut, namun ekspresi wajahnya mengatakan jika semua hal yang membuatnya bingung adalah Valerie. Sangat menggelitik hingga rasanya Ky ingin tertawa terbahak-bahak. Jika saja Emrys melihat pantulan dirinya dalam cermin, wajah itu sama sekali tidak menunjukkan jiwa dinginnya selama ini.“Dia bertemu dengan Rick, bukan hanya sekali namun berkali-kali. Dan kedekatannya pada Zach...” Emrys b
Baca selengkapnya

Kekecewaan

Tetesan air mata yang mengalir dari kedua kelopak mata Valerie menunjukkan kekecewaan yang teramat dalam pada Zach. Dia meletakkan foto di tangannya, berdiri, namun kembali duduk. Dia gusar seperti orang linglung, dan terakhir dia meraih gelas berisi air yang tersedia di atas meja. Tangannya gemetar saat dia minum, dan bias kemarahan terasa sangat jelas saat dia meletakkan gelasnya di atas meja dengan kasar.“Jadi anak itu adalah kamu,” Valerie tertawa pelan, namun air mata terus menetes di wajahnya. Dia menatap Zach dengan tajam, dengan bibir bergetar karena emosi yang meluap. “Kenapa kamu meninggalkanku sendirian?” desisnya pelan.Zach menunduk. Air mata membanjiri wajahnya, namun dia berusaha tegar lalu menghapusnya diam-diam. Beberapa detik kemudian dia kembali mengangkat wajahnya, namun air mata itu kembali jatuh menyusuri wajahnya saat melihat ekspresi terluka di wajah Valerie.“Valerie...” Zach berusaha meraih tangan Valerie, namun Valerie langsung menarik tangannya dari atas m
Baca selengkapnya

Apa Aku Menciummu?

Saat Emrys masuk ke dalam kamar, Valerie sedang duduk di balkon bersama Rys. Anak anjing yang mulai bertambah besar itu terlihat mengigit-gigit jemari Valerie, seakan mengajak gadis itu bermain. Namun Valerie tidak bereaksi apa pun, tatapannya seolah kosong dan hampa.“Kamu baik-baik saja?” Emrys menyandarkan dirinya di ambang pintu.Valerie tidak menyahut. Dari atas dia mendengar deru mesin motor Zach berdengung kencang, semakin lama semakin menjauh dan dia tahu, Zach sudah pergi. Valerie mendesah, menurunkan Rys dan membiarkan anjing itu berkeliaran di sekitar balkon.“Menurutmu anjingmu itu ras apa?” Emrys berusaha mengalihkan perhatian Valerie dan memancingnya untuk bicara.Dan berhasil. Valerie menatap Rys yang berlari bebas, sesekali berhenti tepat di depan mereka berdua, lalu berlari lagi. Dia tersenyum, mencoba mencari tahu ras apa anjing yang dipungutnya dari hutan itu.“Mmm...” Valerie menggumam. Dia turun dari kursi, jongkok sambil mengamati anjing berbulu emas kecokelatan
Baca selengkapnya

Penculikan Pura-Pura?

“Dia hanya demam biasa. Mungkin kelelahan atau sedang stres. Dia akan segera membaik setelah istirahat dan minum obat.”Dokter Frans mengeluarkan beberapa lembar obat-obatan dari dalam kotak obatnya setelah memeriksa keadaan Valerie. Dia menulis pemakaian obat di lembar plastik pembungkusnya, memasukkan obat demi obat ke dalam lalu meletakkannya di atas nakas. “Usahakan dia banyak istirahat setelah ini. Asistenku akan memeriksa infusnya beberapa jam lagi.”Emrys hanya mengangguk. Dia menatap Valerie yang masih tidur, di sampingnya Isabelle dengan setia menjagainya. Sesekali adiknya itu meletakkan tangannya di kening Valerie dan dia terlihat sama khawatirnya dengan Emrys.“Belle, tolong antar Dokter Frans ke luar," ujar Emrys.Setelah Isabelle dan Dokter Frans keluar, Emrys duduk di sisi Valerie, menyelipkan tangan Valerie kembali ke balik selimut, lalu mengelus lembut telapak tangannya yang lain. Perasaan bersalah semakin menjadi-jadi dalam diri Emrys. Berapa kali dia sudah melukai V
Baca selengkapnya

Hanya Perasaanku Saja

Sabtu siang membawa angin sepoi dan langit berawan dengan suhu udara hangat cenderung panas. Beberapa pejalan kaki yang melintas di depan cafe terlihat menggunakan payung sebagai pengaman dari sinar matahari. Menurut Zach, hujan tidak akan turun karena langit terlihat sangat cerah. Sambil berpangku tangan, dia menatap para pejalan kaki yang mulai ramai memenuhi jalanan.Ky menyendokkan sepotong kecil tart ke mulutnya. Dia mengernyit saat indra perasanya mendeteksi rasa yang tidak dia sukai. “Tartnya tidak enak,” seru Ky.“Makan saja mumpung semuanya gratis,” Zach menatapnya datar. “Kamu yang memesannya tadi, jangan banyak protes.”“Ngomong-ngomong, kenapa kamu sangat penasaran dengan kisah Victoria?” tanya Ky.Zach mengetuk jemarinya di atas meja, sedang menimbang-nimbang apakah dia harus jujur pada Ky atau tidak. Tapi Ky sangat dekat pada Emrys, juga terkenal sangat loyal. Dia tidak boleh gegabah. Mungkin sebaiknya dia menyimpan hal ini terlebih dahulu sampai dia benar-benar memastik
Baca selengkapnya

Aku Menyadari Yang Ku Lakukan

Dari lantai dasar bangunan Hollow Glass, Lucy bisa melihat Emrys tengah duduk sendirian di lantai dua. Pria kekar itu sepertinya sedang banyak masalah –walau dia sendiri ragu masalah apa yang sanggup membuat seorang penguasa seperti Emrys memilih minum sendiri. Raut wajahnya terlihat tegang saat menatap gelas kosong di tangannya setelah dia menenggak alkoholnya dalam sekali tegukan panjang. “Babe, lihat aku.”Dengan kasar Lucy menyingkirkan tangan seorang pria gempal yang melingkar di pinggangnya. Dia terus menatap Emrys saat pria itu mengisi gelasnya kembali, lalu seperti yang dia lakukan sebelumnya, dia menenggak alkohol itu sekali teguk saja.“Dia bisa mati kalau seperti itu,” gumam Lucy.Dengan cepat Lucy berdiri, meninggalkan para pria yang sedang minum-minum dan bercanda di sofa. Lucy menyingkir ke toilet untuk menghindari hingar bingar musik yang memekakkan telinga, lalu mengeluarkan ponselnya.“Akhirnya kamu menghubungiku juga.”Dia mendengar suara berat laki-laki di seberang
Baca selengkapnya

Sepertinya Aku Menyukaimu

Angin malam berhembus masuk melalui celah jendela yang belum sepenuhnya tertutup. Langit tidak terlihat menampakkan apa pun, tidak ada bintang, tidak ada bulan. Rys melingkarkan tubuhnya di atas tempat tidur khususnya di balkon setelah dia lelah bermain. Dia hanya mengangkat kepalanya sebentar saat mendengar suara berisik ketika Ibunya sedang dicumbu oleh Ayahnya, lalu dia menguap lebar dan kembali tidur.Valerie merapikan dirinya lalu duduk. Dia menatap Emrys, mencoba mengguncang tubuhnya yang kaku. Namun Emrys tidak memberikan reaksi apa pun. Yang bisa didengar oleh Valerie adalah dengkuran lembut dari Emrys.“Kamu tidur?” Valerie berdecak lalu memukul dada Emrys. “Setelah apa yang kamu lakukan padaku, kamu tidur?” teriaknya tidak percaya.Dengan kesal Valerie turun dari tempat tidur setelah dia kembali memukul lengan Emrys karena kesal. Ini ketiga kalinya, gumam Valerie. Dia mengigit bibir bawahnya saat menatap Emrys yang terbaring kaku. “Aku tidak akan mengizinkanmu mabuk lagi ka
Baca selengkapnya

Aku Tidak Membunuhnya

Valerie baru selesai mandi saat dia berdiri di balkon sambil memeluk Rys, memandang ke arah matahari terbit. Rona orange kemerahan yang cemerlang di cakrawala selalu membuatnya terpesona. Udara pagi ini sangat segar setelah hujan turun dengan lebat semalaman. Tetesan air masih jatuh satu-satu dari dedaunan tanaman hias yang memenuhi balkon.Dia menghela nafas. Saat bangun tadi, Emrys sudah tidak ada di tempat tidur. Dia baru tahu jika Emrys pergi ke kantor pagi-pagi sekali dari Grandpa tanpa mengatakan apa pun padanya. Entah Emrys enggan membangunkannya atau karena dia sudah sadar dengan apa yang dia lakukan semalam, Valerie tidak tahu.Namun Valerie bertekad menanyakan hal itu pada Emrys setelah dia kembali.Harus.Getaran di ponselnya membuat Valerie merogoh kantong celana pendeknya lalu melihat layar benda pintar itu.[Valerie, bisakah kita bertemu?]Gadis itu menghela nafas, kembali menyimpan ponselnya ke kantong belakang celananya. Tak lama, benda itu kembali bergetar.[Aku akan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status