Semua Bab Istri Mungil Sang Penguasa: Bab 41 - Bab 50

150 Bab

Dia Pasti Menghukumku

“Lucy, maaf tapi aku tidak bisa lama-lama di sini. Teman-temanku sudah menunggu di cafe sebelah, jadi aku harus pergi.”Valerie berdiri setelah membaca pesan dari Isabelle. Isabelle juga mengirimnya rekaman suara yang isinya hanya suara menggerutunya karena dia tidak melihat Valerie di sana. Dia bilang berdua dengan Zach sedikit canggung, jadi Valerie memutuskan untuk segera kembali.“Baiklah. Sampai bertemu lain kali,” Lucy tersenyum.Saat Valerie melangkah beberapa langkah darinya, Lucy memanggil Valerie lagi. Valerie menoleh. “Ada apa?” tanyanya.“Soal aku mencium Emrys,” Lucy terlihat tegang. Terlihat dia beberapa kali membasahi bibir bawahnya lalu menarik nafas. “Kalau kamu mau memukulku, silahkan. Aku...” Dia kembali menarik nafas. “Aku salah. Maafkan aku.”Valerie memang tidak suka saat Lucy mencium Emrys dengan liar malam itu. Ketika Valerie melihat bahwa lipstik yang digunakan Lucy nyaris hilang karena terlalu intens mencium Emrys, dia sangat marah. Namun Emrys tidak tahu soa
Baca selengkapnya

Kalian Hanya Memanfaatkanku

“Bagaimana lukamu? Apakah sudah sepenuhnya sembuh?”Valerie dan Rick berjalan beriringan keluar dari cafe menyusuri jalanan kota di sore hari. Isabelle dan Zach berada beberapa langkah di depan mereka, sedang sibuk berdebat soal rasa permen kapas yang mereka beli sesaat setelah keluar dari cafe.“Sudah sembuh semuanya,” Valerie mengangguk. “Terimakasih sudah peduli.”“Aku seorang dokter, mungkin itu reaksi naturalku saat bertemu seseorang yang pernah terluka di depan mataku sepertimu.”Valerie hanya tersenyum kecil menanggapinya. Sesekali matanya merayap, memperhatikan setiap sudut jalanan itu. Di mana orang-orang Emrys sekarang bersembunyi? Di belakang pohon besar itu? Dia menatap sebuah pohon besar yang tumbuh di dekat taman. Atau di balik tukang es krim itu? Dia menatap sebuah mobil penjual es krim yang terparkir tak jauh dari mereka. Atau mereka sembunyi di dalam salah satu mobil-mobil ini? Dia menatap jejeran mobil yang memenuhi parkiran.Astaga, aku merasa sangat tersiksa berjal
Baca selengkapnya

Kenapa Kamu Menggigitku?

Valerie duduk sendirian di balkon kamar, menatap pada langit malam yang gelap. Angin bertiup menandakan jika mungkin sebentar lagi hujan akan datang. Sesekali Valerie menggosok tangannya karena udara malam yang cukup dingin. Namun walau dingin, dia tidak berniat untuk masuk kembali ke kamar.Rys tidur dengan nyenyak di kakinya beralaskan sebuah kain. Anjing mungil itu melengkungkan badannya, suara dengkuran nafasnya terdengar bersahut-sahutan sehingga membuat Valerie tersenyum. Karena Emrys tidak menyukai hewan mungil itu namun dia mengizinkan Valerie memeliharanya, Valerie membuat rumah kecil Rys di balkon kamar. Dia mengatur sedemikian rupa supaya rumah Rys tidak terkena air hujan dan panas matahari yang berlebihan.[Apa Tuan Emrys sangat marah padamu?]Dia membaca pesan yang baru masuk dari Zach. Valerie menarik nafas, lalu mengetik di layar ponselnya.[Tidak. Dia tidak marah padaku.]Tak lama kemudian,[Sudah ku bilang rencana ini akan berhasil. Pasti Tuan Emrys sedang kalut deng
Baca selengkapnya

Ciuman Tanda Peringatan

Saat Emrys menggenggam pergelangan tangannya dengan erat, Valerie hanya bisa diam. Dia mengangkat wajahnya, mencoba memberanikan diri menatap Emrys. Namun jantungnya langsung berdetak sangat cepat begitu matanya bertemu dengan mata Emrys yang saat itu juga menatapnya dalam.“Apa katamu?” Emrys mengulangi pertanyaannya, kali ini suaranya lebih lembut sehingga membuat perasaan Valerie malah semakin acak-acakan. “Jadi maksudmu, jika kamu bisa, kamu tidak akan menyukaiku? Lalu kamu akan menyukai siapa?”Valerie menelan ludahnya. “Siapa saja, asalkan dia bisa menghargai perasaanku dan membalasnya.”Emrys berdecak, menarik tangan Valerie hingga Valerie terjerembab dan kedua tangannya berada di dada Emrys yang bidang. Dengan tajam dan dalam, Emrys menatap kedua bola mata Valerie dan Valerie bisa bertaruh jika suara degupan jantungnya pasti terdengar oleh Emrys sekarang.“Jadi maksudmu, kamu bisa dengan gampang menyukai orang lain?” gumamnya pelan dan terkesan sedikit menggoda, karena dia men
Baca selengkapnya

Ku Kira Hanya Kita Berdua

Isabelle menatap Valerie dan Emrys bergantian saat sedang sarapan di meja makan. Sembari menggigit roti panggangnya, dia terus mengamati keduanya. Grandpa sudah kembali ke kamarnya karena beliau merasa sedikit kurang sehat dan di meja makan hanya ada mereka bertiga.Ada yang aneh, batin Isabelle. Bibir mereka berdua terlihat bengkak, khususnya Emrys. Dan luka di bibir itu? Ada apa dengan mereka berdua? Apa Valerie sudah mulai bisa meluluhkan Kakakku?“Apa kalian melakukan sesuatu tadi malam?” tanya Isabelle tiba-tiba.Valerie yang sedang meminum susu segarnya nyaris tersedak, namun dia berpura-pura tetap tenang. Berbeda dengannya, Emrys yang duduk di sebelahnya tampak tenang-tenang saja dan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Isabelle.“Emrys, aku tidak mengizinkanmu melakukan sesuatu pada Valerie. Aku akan membunuhmu jika kamu melakukannya,” Isabelle menunjuk Emrys yang sedang sarapan dengan tenang.Emrys meletakkan roti panggangnya ke atas piring. Di sebelahnya Valerie tampak mengulum
Baca selengkapnya

Jangan Sebut Nama Wanita Itu

Bibir itu tampak mengkilap karena Valerie menyapukan lipgloss di sana. Hal itu membuat nafas Emrys tersekat. Belum lagi setelah Valerie melepas cardigannya sehingga dress tali satu yang dikenakan Valerie terlalu mengekspos kulit putih di area dada dan punggungnya.Emrys tidak tahan. Dia meraih cardigan dari tangan Valerie dan langsung membalutkannya ke punggung Valerie sebelum dia kehilangan realistisnya yang tersisa.“Pakai pakaianmu. Di sini hutan, banyak serangga liar yang mungkin bisa mengigitmu,” ujar Emrys, sedikit berkelit. Dia kembali membersihkan kaki Valerie dan memakaikan sneakersnya kembali. “Ini bukan milik Victoria. Aku membelikannya dulu untuk Isabelle, namun aku lupa jika aku pernah membelinya.”“Bisakah kamu jangan menyebut nama Victoria terus-terusan di depanku?” gumam Valerie pelan.Dia menunduk. Wajahnya tertutup oleh rambut panjangnya yang terurai. Emrys menatap Valerie yang nyaris menangis. Dia menghela nafasnya, lalu mengangguk. “Baiklah,” ujarnya.“Benarkah?” V
Baca selengkapnya

Sebatas Kenalan

Emrys segera bangkit dan menemukan Valerie sudah tergeletak setelah cabang pohon menimpa kakinya sementara kepalanya juga terluka. Tetesan darah segar mengalir dari keningnya karena terbentur dengan sebuah batu kecil yang tergeletak di atas tanah.Dia berusaha mengangkat cabang pohon besar itu, namun dia tidak sanggup. Dari kejauhan, Zach dan Ky menoleh saat mendengar teriakan Emrys. Keduanya saling berpandangan sejenak, lalu segera berlari karena mereka tahu sesuatu yang buruk sedang terjadi.“Astaga, Valerie...”Zach berteriak saat melihat Valerie tergeletak di atas tanah sementara Emrys terus berusaha mengangkat patahan cabang pohon. Zach dan Ky langsung membantu Emrys. Dengan kekuatan tiga pria dewasa, akhirnya cabang pohon itu bisa mereka geser dan Emrys langsung menghambur memeluk Valerie.“Valerie, sadarlah. Jangan menakutiku,” seru Emrys gugup.Namun Valerie masih tidak bergerak. Kedua bola matanya terpejam dan tubuhnya lunglai.“Valerie...” kembali Emrys mengguncang tubuh Val
Baca selengkapnya

Aku Istrimu, Bukan Kenalanmu

Salah satu wanita itu mengangkat lengan Valerie setelah mereka tertawa bersama karena membahas Emrys. Terdegar suara ritmis dari mesin tensimeter yang dibebatkan ke lengannya, lalu salah satu dari mereka mengatakan, “Tensinya bagus. Dia sangat stabil.”Valarie memutuskan membuka kelopak matanya perlahan. Dia menoleh. Dua orang wanita yang sedari tadi bicara adalah perawat yang sedang memeriksanya. Kepalanya masih sedikit pusing dan berat, dan dia menyadari jika dia berada di ruang perawatan. Valerie memutar kepalanya menghadap ke langit-langit ruangan itu. Dia tidak terlalu ingat sejak kapan dia bisa ada di sana, namun dia ingat jika dia mendorong tubuh Emrys hingga dia terkena patahan cabang pohon yang sudah tua yang jatuh menimpanya. Tapi di mana yang lain? Tidak mungkin mereka kembali, kan?“Kamu sudah sadar? Apa kamu merasa sedikit tidak nyaman?” seorang perawat menyadari jika dia sudah membuka matanya.Valerie menggeleng. “Hanya sedikit pusing.”“Baiklah. Akan ku panggil dokter
Baca selengkapnya

Kamu Salah Paham

“Apa yang terjadi? Kamu kesakitan? Di bagian mana?” Zach memaksa Valerie menegakkan kepalanya hingga dia bisa melihatnya dengan jelas.Valerie hanya menggeleng. Dia menangis sejadi-jadinya sembari menatap Zach.“Valerie, jangan mengerjaiku. Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba menangis?”Valerie tidak menyahut. Kepalanya diletakkan di pundak Zach, dan dia terus menangis. Zach tidak punya pilihan lain. Dengan lembut dia membelai kepala Valerie hingga gadis itu tenang kembali.Di luar Emrys menatap keduanya dari celah jendela kaca yang sedikit saja tertutup tirai. Tangannya mengepal, rahangnya terlihat mengetat. Kenapa lagi dengannya? Kenapa dia malah mulai membuat masalah padahal aku baru saja berencana untuk lunak padanya? Kenapa harus Zach?Sepanjang perjalanan pulang, Valerie terus bungkam. Saat Emrys berniat memasang sabuk pengamannya, Valerie langsung menepis tangannya. Wajahnya dingin dan muram. Sebelum berangkat, Emrys sudah bertanya pada Zach tentang apa yang mereka bicarakan. Tapi Z
Baca selengkapnya

Akan Ku Buat Kamu Mencintaiku

“Kamu tidur di tempat tidurku saja, biar aku yang tidur di sini,” Emrys menghampiri Valerie saat dia sedang membuka kotak obat.Valerie malu-malu mengangkat wajahnya, masih teringat dengan kekonyolan yang dia buat. “Memangnya kenapa?”“Kakimu luka. Tubuhmu juga mungkin jadi tidak nyaman, jadi untuk sementara waktu kamu tidur di sana saja.”“Lalu bagaimana denganmu?”“Aku akan tidur di sini,” Emrys menunjuk tempat tidur yang digunakan Valerie.“Ada bulu Rys,” Valerie menggeleng. “Aku tidur di sini saja.”“Kamu yakin?” tanya Emrys.Valerie mengangguk. Dia ingin Emrys segera meninggalkannya karena dia masih merasa sangat malu. Dia tidak ingin Emrys melihat wajahnya yang memerah.“Baiklah. Tapi kenapa kamu membuka kotak obat? Apa kamu kesakitan?” Emrys menunduk.Valerie menggeleng. “Perbannya basah saat aku mandi tadi. Aku hanya ingin menggantinya.”“Biar aku saja,” Emrys meraih perban yang sudah dikeluarkan oleh Valerie.Dia duduk di samping Valerie, lalu meletakkan kedua kakinya di atas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status