Saat Emrys menggenggam pergelangan tangannya dengan erat, Valerie hanya bisa diam. Dia mengangkat wajahnya, mencoba memberanikan diri menatap Emrys. Namun jantungnya langsung berdetak sangat cepat begitu matanya bertemu dengan mata Emrys yang saat itu juga menatapnya dalam.“Apa katamu?” Emrys mengulangi pertanyaannya, kali ini suaranya lebih lembut sehingga membuat perasaan Valerie malah semakin acak-acakan. “Jadi maksudmu, jika kamu bisa, kamu tidak akan menyukaiku? Lalu kamu akan menyukai siapa?”Valerie menelan ludahnya. “Siapa saja, asalkan dia bisa menghargai perasaanku dan membalasnya.”Emrys berdecak, menarik tangan Valerie hingga Valerie terjerembab dan kedua tangannya berada di dada Emrys yang bidang. Dengan tajam dan dalam, Emrys menatap kedua bola mata Valerie dan Valerie bisa bertaruh jika suara degupan jantungnya pasti terdengar oleh Emrys sekarang.“Jadi maksudmu, kamu bisa dengan gampang menyukai orang lain?” gumamnya pelan dan terkesan sedikit menggoda, karena dia men
Baca selengkapnya