Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 241 - Chapter 250

309 Chapters

S2 Bab 83. Ini Dia

"Itu sepertinya pintu lain. Ayo kita masuk ke pintu itu kemungkinan daddymu menyimpan di sana. Ayo kita pergi lihat. Siapa tahu ada nuklir itu di sana," ucap Beno mengatakan kepada Kenzi dan yang lainnya kemungkinan nuklir disimpan Cakra di ruangan yang Kenzi tunjuk.Mereka pun menganggukkan kepala dan segera pergi ke arah pintu besi yang mereka curigai kalau nuklir tersebut berada di sana. Beno memperhatikan pintu besi tersebut, dia memeriksa dengan tangannya."Sepertinya, ini harus dibuka dengan kekuatan, apakah ada yang bisa membantuku untuk membukanya. Maklum aku sudah tua jadi tenagaku tidak sekuat dulu," ucap Beno meminta kepada anak-anaknya dan juga keponakannya untuk membuka pintu besi tersebut. Dio dan Arvan segera maju untuk membuka pintu tersebut. Arvan memberikan kode dan hitungan dari 1 sampai 3. "Siap ya, Dio. Satu, dua, tiga," ucap Arvan yang dianggukan oleh Dio. Arvan dan Dio segera memutar pengait yang ada di depan pintu. Kunci pintu besi persis seperti pintu besi
Read more

S2 Bab 84. Mika Ahli Nuklir

"Sepertinya, cairan nuklirnya menetes itu, lihatlah apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Malik yang panik karena cairan nuklir yang ditunjuk oleh Kahfi menetes. "Apa ada yang pecah tapi bagaimana bisa pecah apa bisa kita lakukan perbaikan?" tanya Pasha yang ikut melihat ke arah di mana Kahfi menunjuk ke arah cairan nuklir tersebut yang menetes."Sepertinya nuklir itu retak, lihatlah. Apa ada benturan saat memindahkan ini? Tapi, kenapa baru sekarang kita tau ada keretakan di nuklir itu ya?" tanya Beno. "Entahlah, aku tidak tahu sepertinya waktu itu tidak ada. Walaupun kecil retakkannya tapi bisa menetes juga. Apa yang harus kita lakukan sekarang, apa kita harus menghubungi Cakra. Siapa tahu dia mengerti kenapa bisa nuklir itu retak sehingga mengeluarkan cairan. Kalian jangan dekati nuklir itu dulu, takutnya berbahaya karena senyawa di dalam nuklir itu bisa membuat kesehatan kita terganggu. Ayo cepat, kita keluar dari sini!" perintah Beno meminta kepada mereka semua untuk ke
Read more

S2 Bab 85. Bertemu Geng Cimol

"Ck, sudah bangun ternyata aku pikir kamu akan mati karena aku tabrak untuk kedua kalinya," jawab Alex yang tidak suka dengan wanita yang saat ini berbaring di keranjang dan saat dia membuka mata malah mengatakan kalau cintanya itu bertepuk sebelah tangan. Wanita tersebut tertawa melihat Alex yang mengatakan kalau dia akan mati karena ditabrak olehnya. "tenang, Tuan. Aku tidak akan mati karena apa? Karena aku banyak amal ibadah eh lebih tepatnya aku terlalu banyak dosa jadi Tuhan masih memberikan aku kesempatan untuk bertobat. Harusnya, kamu bertobat juga Tuan jangan seperti ini ingat Tuan, wanita bukan hanya satu tapi banyak," jawab wanita tersebut yang berusaha untuk bangun.Namun, Alex tidak membantunya sama sekali. Alex hanya melihat wanita tersebut dengan tatapan datar. Wanita yang ditabrak oleh Alex kesal karena pria tersebut tidak membantunya. "Aku ingin minum, tidak bisakah kamu membantuku mengambil air, aku tidak bisa melakukannya sendiri. Kenapa kamu terlalu berat sekali
Read more

S2 Bab 86. Sudah Dikepung

"Bagaimana ini, apa ada yang tahu kita di sini? Ck, sepertinya mereka sangat mencurigakan sekali. Sejak dulu tidak ada yang mengetahui tempat ini, tapi kenapa sekaranh mereka tau. Cakra memilih tempat ini karena tempat ini sangat aman walaupun ada beberapa warga yang tinggal di sini tapi mereka tidak sedikitpun mengetahui lokasi ini tapi ini lihat, mereka ada di sini dan sedikit mencurigakan, bukan?" tanya Beno memandang ke arah Arvin, Malik dan juga Pasha. Karena mereka yang tahu pemilihan tempat ini. "Benar seperti yang kamu katakan, Beno, Cakra tidak mungkin memilih tempat yang salah dan lihat dari wajahnya saja sudah kita tebak kalau mereka bukanlah warga di sini melainkan warga lain atau lebih tepatnya mereka mafia. Apa ada yang mulai mengikuti kita saat ini ya?" tanya Pasha kepada ketiganya. "Entahlah, aku tidak tau," jawab Beno. Arvin terdiam karena saat ini dia tidak mempunyai jawaban sama sekali. Apakah mereka diikuti atau tidak."Kita tidak bisa keluar dari sini maksudku
Read more

S2 Bab 87. Dicuekin Wanita

"Tidak salah berarti benar, gue baru tahu jika tempat ini langsung menuju ke pasar sepertinya kita harus lewat dari sini kalau mau ke markas kita," jawab Malik dianggukan oleh Pasha, Arvin dan juga Beno. "Ayo kita turun sebelum ada yang mengetahui kita di sini, ayo," ucap Beno yang segera turun. Satu-persatu mereka turunkan, setelah semuanya turun barulah Beno, Kenzi dan Hans menutup kembali pintu besi tersebut dan mereka meletakkan beberapa dedaunan agar tidak diketahui oleh siapapun dan benda-benda yang bisa menutupi pintu masuk menuju markas mereka. Beno dan yang lainnya segera melangkahkan kaki mereka bergegas kembali ke rumah sakit tentu saja mereka semua saat ini membaur dengan yang lainnya tidak lupa Beno dan yang lain membeli beberapa makanan yang ada di pasar paling tidak mereka membantu penjual yang ada di sana segala macam kue tradisional dan buah-buahan yang menggiurkan pun mereka beli agar tidak menimbulkan kecurigaan sama sekali dan sekaligus berbagi rezeki kepada me
Read more

S2 Bab 88. Kejahilan Kahfi

Terlihat jelas di markas mereka banyak orang yang tidak mereka kenal, walaupun dari luar terlihat bangunan biasa tidak mencurigakan tapi entah kenapa orang-orang tersebut bisa ke sana. Padahal, bangun tersebut sengaja di dirikan oleh Cakra dan di fungsikan sebagai penakaran burung walet jadi kicauan walet terdengar menggema. Dan dari depan terlihat ruko tapi jika mata mereka jeli maka bisa dilihat kalau di dalamnya terdapat markas rahasia Cakra. Tidak ada yang bicara sama sekali, mereka saling memandang satu sama lain. Begitu juga dengan para wanita yang saat ini terlihat sangat pendiam. Kahfi mengedipkan mata ke arah salah satu wanita yang berada di depannya. Pasha yang melihat anaknya begitu genit hanya bisa menghela napas. "Anakku, kurang kerjaan. Buat apa dia tebar pesona seperti itu. Siapa yang menurunkan sifat genit seperti itu. Mana harga dirimu, nak!?" gumam Pasha yang masih didengar oleh Malik. Malik menoleh ke arah Pasha yang saat ini duduk di sebelah dia. "Makanya, cep
Read more

S2 Bab 89. Tidak Mungkin Dia

Semua orang yang berada di sekitar ketakutan, Kiano melihat para gadis yang ikut bersama mereka tadi dalam satu angkutan umum segera berlari ke arah mereka. Begitu juga dengan yang lainnya, mereka bersama-sama menyelamatkan para gadis yang mereka kenal tadi. "Siapa yang berani menyerang mereka, sial sekali. Bisa-bisanya mereka melakukan ini pada orang yang tidak tau apa-apa, aku akan habisi mereka!" teriak Kiano. Kiano sudah mulai jatuh cinta dengan gadis imut yang tadi dia temui, entah kenapa dia mendapatkan cinta pada pandangan pertama hari ini dan hari ini juga wanita yang sudah membuat dia jatuh cinta diserang. Teriakan yang kencang dari para gadis dan warga membuat mereka panik. "Ki, kamu selamatkan mereka kamu juga Kahfi, jangan ada yang terluka cepat. Kalian serang mereka dan lindungi warga!" teriak Kenzi meminta kepada Dio, Mike dan Arvan juga Hans menyerang tapi tidak boleh melukai warga sekitar sedangkan Kiano dan Kahfi menyelamatkan yang lainnya. Mendengar Perintah da
Read more

S2 Bab 90. Dia sudah Meninggal

Orang yang dilihat oleh Cakra langsung menghilang di balik kerumunan keluarga pasien Cakra yang curiga langsung mengejar orang tersebut. Namun, sayang, orang yang dicurigai oleh Cakra tidak ada sama sekali. "Kenapa dia tidak terlihat, aku yakin sekali itu dia aku sangat yakin tidak mungkin ada yang sama kecuali kembar dan tidak mungkin juga dia bisa hidup kembali," ucap Cakra yang menduga kalau itu adalah Mark. Cakra yakin sekali kalau itu Mark, tidak mungkin matanya salah, dia memang sudah tua tapi untuk pandangan dia selalu jelas dan daya ingat juga jadi dia tahu siapa musuhnya saat itu. Mark yang memakai topeng terlepas karena sabetan dari Samurai yang Cakra bawa. Keduanya saling memberikan perlawanan dan pada akhirnya, Mark kalah, topengnya terbuka hingga membuat rahasia terbongkar dan terlihat jelas siapa dia. Klien Cakra di real kehidupan. Cakra melihat ke sana kemari namun tidak ketemu juga dan pada akhirnya Cakra menyerah, dia kembali ke kasir sambil memikirkan benar atau
Read more

S2 Bab 91. Beno Panik

"Daddy, apa Daddy punya fotonya? Kalau ada bisa kasih aku. Aku akan selidiki atau jati dirinya, apakah Daddy punya. Aku mau Daddy fokus jaga Mommy saja, biar aku yng tangani. Dan, untuk sementara waktu kita jangan dulu ke sana, kalaupun kita ke sana, kita harus lihat situasi terlebih dahulu, aku juga mau kembali ke sana karena kebocoran itu, takut menyebar ke mana-mana. Mika, sudah tau akan hal ini, Daddy?" tanya Kenzi. Kenzi takut jika menyebar ke mana-mana, walaupun hanya retaian dan sedikit tetesan membuat dia takut. "Retakan itu bukan senyawa nuklir, kalau senyawa nuklir atau boleh dikatakan bahan nuklir kalian pasti akan terkontaminasi. Itu lapisan pelindung saja. Pembuatnya diperintahkan oleh mafia itu untuk melindungi cairan nuklir itu. Jadi, kalian jangan takut, bisa diperbaiki," jawab Cakra mengatakan kalau yang retak itu hanya lapisan pelindung. "Lo yakin?" tanya Beno. Cakra menganggukkan kepala membenarkan apa yang dia katakan. "Hahh, gue nggak bohong, karena gue yakin
Read more

S2 Bab 92. Tidak Ada Ide

"Kenapa dengan lu, Beno?" tanya Pasha yang mendekati sahabatnya itu. Beno memandang ke arah Malik dan juga Pasha. Arvin tidak mengerti kenapa sepupu iparnya seperti itu. "Beno, kenapa wajahmu pucat apa kamu melihat sesuatu apa orang yang dikatakan Tuan Cakra ada di sini?" tanya Arvin langsung ke intinya.Malik dan Pasha, Luna serta Kenzi memandang ke arah Arvin. Beno menepis tangan Pasha dan Malik. "Dia mendekati, kamu melihatnya juga, sepupu ipar?" tanya Beno. Pasha dan Malik mendekati Arvin dia ingin tau bagaimana bisa mereka melihatnya sedangkan mereka tidak. Padahal bersama mereka keluar dan kenapa harus mereka yang mengenal pria itu. "Apa kalian melihat pria itu?" tanya Pasha. Beno dan Arvin sama-sama menganggukkan kepala, aku melihatnya di sana Tuan, sepertinya dia orang yang dikatakan oleh Tuan Cakra tadi, tidak salah lagi saya yakin itu," jawab Arvin yang membuat Pasha, Malik, Kenzi dan Luna terdiam. "Bagaimana bisa dia hidup kembali, aku sudah memeriksanya, dia sudah
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
31
DMCA.com Protection Status