Terlihat jelas di markas mereka banyak orang yang tidak mereka kenal, walaupun dari luar terlihat bangunan biasa tidak mencurigakan tapi entah kenapa orang-orang tersebut bisa ke sana. Padahal, bangun tersebut sengaja di dirikan oleh Cakra dan di fungsikan sebagai penakaran burung walet jadi kicauan walet terdengar menggema. Dan dari depan terlihat ruko tapi jika mata mereka jeli maka bisa dilihat kalau di dalamnya terdapat markas rahasia Cakra. Tidak ada yang bicara sama sekali, mereka saling memandang satu sama lain. Begitu juga dengan para wanita yang saat ini terlihat sangat pendiam. Kahfi mengedipkan mata ke arah salah satu wanita yang berada di depannya. Pasha yang melihat anaknya begitu genit hanya bisa menghela napas. "Anakku, kurang kerjaan. Buat apa dia tebar pesona seperti itu. Siapa yang menurunkan sifat genit seperti itu. Mana harga dirimu, nak!?" gumam Pasha yang masih didengar oleh Malik. Malik menoleh ke arah Pasha yang saat ini duduk di sebelah dia. "Makanya, cep
Semua orang yang berada di sekitar ketakutan, Kiano melihat para gadis yang ikut bersama mereka tadi dalam satu angkutan umum segera berlari ke arah mereka. Begitu juga dengan yang lainnya, mereka bersama-sama menyelamatkan para gadis yang mereka kenal tadi. "Siapa yang berani menyerang mereka, sial sekali. Bisa-bisanya mereka melakukan ini pada orang yang tidak tau apa-apa, aku akan habisi mereka!" teriak Kiano. Kiano sudah mulai jatuh cinta dengan gadis imut yang tadi dia temui, entah kenapa dia mendapatkan cinta pada pandangan pertama hari ini dan hari ini juga wanita yang sudah membuat dia jatuh cinta diserang. Teriakan yang kencang dari para gadis dan warga membuat mereka panik. "Ki, kamu selamatkan mereka kamu juga Kahfi, jangan ada yang terluka cepat. Kalian serang mereka dan lindungi warga!" teriak Kenzi meminta kepada Dio, Mike dan Arvan juga Hans menyerang tapi tidak boleh melukai warga sekitar sedangkan Kiano dan Kahfi menyelamatkan yang lainnya. Mendengar Perintah da
Orang yang dilihat oleh Cakra langsung menghilang di balik kerumunan keluarga pasien Cakra yang curiga langsung mengejar orang tersebut. Namun, sayang, orang yang dicurigai oleh Cakra tidak ada sama sekali. "Kenapa dia tidak terlihat, aku yakin sekali itu dia aku sangat yakin tidak mungkin ada yang sama kecuali kembar dan tidak mungkin juga dia bisa hidup kembali," ucap Cakra yang menduga kalau itu adalah Mark. Cakra yakin sekali kalau itu Mark, tidak mungkin matanya salah, dia memang sudah tua tapi untuk pandangan dia selalu jelas dan daya ingat juga jadi dia tahu siapa musuhnya saat itu. Mark yang memakai topeng terlepas karena sabetan dari Samurai yang Cakra bawa. Keduanya saling memberikan perlawanan dan pada akhirnya, Mark kalah, topengnya terbuka hingga membuat rahasia terbongkar dan terlihat jelas siapa dia. Klien Cakra di real kehidupan. Cakra melihat ke sana kemari namun tidak ketemu juga dan pada akhirnya Cakra menyerah, dia kembali ke kasir sambil memikirkan benar atau
"Daddy, apa Daddy punya fotonya? Kalau ada bisa kasih aku. Aku akan selidiki atau jati dirinya, apakah Daddy punya. Aku mau Daddy fokus jaga Mommy saja, biar aku yng tangani. Dan, untuk sementara waktu kita jangan dulu ke sana, kalaupun kita ke sana, kita harus lihat situasi terlebih dahulu, aku juga mau kembali ke sana karena kebocoran itu, takut menyebar ke mana-mana. Mika, sudah tau akan hal ini, Daddy?" tanya Kenzi. Kenzi takut jika menyebar ke mana-mana, walaupun hanya retaian dan sedikit tetesan membuat dia takut. "Retakan itu bukan senyawa nuklir, kalau senyawa nuklir atau boleh dikatakan bahan nuklir kalian pasti akan terkontaminasi. Itu lapisan pelindung saja. Pembuatnya diperintahkan oleh mafia itu untuk melindungi cairan nuklir itu. Jadi, kalian jangan takut, bisa diperbaiki," jawab Cakra mengatakan kalau yang retak itu hanya lapisan pelindung. "Lo yakin?" tanya Beno. Cakra menganggukkan kepala membenarkan apa yang dia katakan. "Hahh, gue nggak bohong, karena gue yakin
"Kenapa dengan lu, Beno?" tanya Pasha yang mendekati sahabatnya itu. Beno memandang ke arah Malik dan juga Pasha. Arvin tidak mengerti kenapa sepupu iparnya seperti itu. "Beno, kenapa wajahmu pucat apa kamu melihat sesuatu apa orang yang dikatakan Tuan Cakra ada di sini?" tanya Arvin langsung ke intinya.Malik dan Pasha, Luna serta Kenzi memandang ke arah Arvin. Beno menepis tangan Pasha dan Malik. "Dia mendekati, kamu melihatnya juga, sepupu ipar?" tanya Beno. Pasha dan Malik mendekati Arvin dia ingin tau bagaimana bisa mereka melihatnya sedangkan mereka tidak. Padahal bersama mereka keluar dan kenapa harus mereka yang mengenal pria itu. "Apa kalian melihat pria itu?" tanya Pasha. Beno dan Arvin sama-sama menganggukkan kepala, aku melihatnya di sana Tuan, sepertinya dia orang yang dikatakan oleh Tuan Cakra tadi, tidak salah lagi saya yakin itu," jawab Arvin yang membuat Pasha, Malik, Kenzi dan Luna terdiam. "Bagaimana bisa dia hidup kembali, aku sudah memeriksanya, dia sudah
Mark masih diam, dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh si penelpon. Dia memperlihatkan wajah garangnya. "Lakukan sekarang, jangan tunggu perintah aku. Aku mau kamu selesaikan sekarang," jawabnya. Panggilan berakhir, Mark meletakkan ponselnya dan raut wajahnya seketika berubah. Maria melihat perubahan dari Mark, memicingkan matanya. Entah kenapa dia merasa kalau Mark menyimpan masalah. "Kenapa denganmu, Mark? Apa terjadi sesuatu? Katakan saja apa yang membuatmu berubah raut wajahnya?" tanya Maria. "Anakmu membuat masalah, apa kamu tau itu?" tanya Mark. Maria menggelengkan kepala, dia sudah tidak bertemu dengan anaknya sejak pertengkaran itu. Bagaimana bisa Mark katakan kalau dia tau anaknya buat masalah atau tidak. "Masalah seperti apa? Kenapa kamu tidak mengatakannya saja. Aku bingung dengan yang kamu katakan," jawab Maria yang masih penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Mark. "Yakin tidak tau? Anakmu sepertinya ingin bertemu dengan musuhnya, apa dia tidak tau kalau musu
Kiano melihat kedua orang tuanya yang terlihat mesra dan dia sangat terharu kedua orang tuanya sangat mesra dan tidak ada sedikitpun pertengkaran yang dia dengar selama dia bersama dengan kedua orang tuanya. Kiano ingin menemui Kakak dan Pamannya namun saat dia hendak masuk, satu orang pun tidak ada di ruangan tersebut. Akhirnya, Kiano memutuskan pergi, orang yang dicari Kiano saat ini sudah berada di bawah dan dia tidak bertemu dengan Kenzi."Hah, Mommy dan Daddy, aku harap kalian baik-baik saja dan buat Daddy aku harap tidak sedih dengan apa yang terjadi kepada Mommy, aku selalu doakan Daddy agar selalu bahagia dan begitu juga Mommy tidak sakit lagi," ucap Kiano.Kiano segera pergi dia ingin mencari keberadaan kakaknya karena ingin mau bicarakan sesuatu. Kenzi bersama dengan sahabat ayahnya masih berada di taman mereka saat ini masih memikirkan pria yang Cakra katakan itu. "Jadi, bagaimana apa kalian punya ide lagi maksud gue punya ide yang lain, mungkin ide itu bisa kita gunakan
Malik mendengus mendengar apa yang dikatakan oleh Mika. Dia sudah panjang lebar jelasin malah pertanyaan anaknya ada apa. Bukannya itu nyebelin? "Daddy, kenapa diam? Aku tanya sama Daddy, kenapa dan ada apa? Serangan apa dan nuklir apa?" tanya Mika lagi. Malik memijit keningnya. Dia juga salah mengatakan tanpa jedah. Dan akhirnya dia menjelaskan apa yang terjadi dari awal. Mika dan Kenzo mendengar tanpa bertanya dan setelah selesai barulah mereka bertanya. "Kalian tidak terluka? Hanya para gadis itu saja dan kang supir yang terluka. Dan kenapa musuh kakak mau bertemu? Apa aku ikut juga bertemu dia? Atau aku harus ke tempat markas itu. Kalau ada mata-mata bagaimana?" tanya Mika. "Benar itu Daddy, kalau ada mata-mata bisa bahaya dan kita tidak tau kalau ada yang menunggu di tempat itu. Apa kita tidak ada jalan lain menuju ke markas Daddy yang menyimpan nuklir itu?" tanya Kenzo. "Ada, nanti kita ke sana. Tapi, besok kita perginya. Kamu ikuti saja Daddy ya," jawab Malik meyakinkan M
Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C
Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang
Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P
"Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi
Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr
Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis
"Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni
Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya
Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk