Home / CEO / Tiga Bayi Sang Mafia / Chapter 231 - Chapter 240

All Chapters of Tiga Bayi Sang Mafia: Chapter 231 - Chapter 240

309 Chapters

S2 Bab 73. Anak Gue

"Kalian kenapa ada di sini? Kalian harusnya pergi ke sana kenapa bisa ke sini?" tanya Cakra kepada tamu yang datang ke ruangan Alena. "You jangan melupakan i. I ini sangat merindukan you. Kenapa you bermanis-manis ria? Apa you tidak tau kalau i ini tidak bisa jauh dari sahabat i yang manis bagai gula merah ini, minggir you. Alena, i sayang you. You sayang i tidak?" tanya Luna. Yang datang ke ruangan Alena Cakra dan yang lainnya. Dan dirinya bersama dengan Kenzi, Kiano dan lainnya mereka ingin menjenguk Alena sekalian mereka mau mengatakan sesuatu kepada Cakra. Arvin kembali lagi dan menatap ke arah Cakra. Luna berjalan ke arah Cakra dan duduk tepat di samping ranjang Alena. Dia sedih karena Alena sakit terlebih lagi wajah Alena pucat. Kenzi dan Kiano juga istri Kenzi ikut mendekati ibu mereka. Alena terharu karena melihat ibu mereka sudah sadar. "Kalian baru datang menjenguk, Mommy? Kenapa Mommy merasa kalau kalian tidak peduli dengan Mommy. Mommy sangat sedih karena kalian menga
Read more

S2 Bab 74. Pergi Sana

Semua orang memandang ke arah Kahfi dan tentu saja mereka semuanya menunggu apa yang Kahfi ingin katakan kepada mereka. "Apa yang terjadi, Kahfi?" tanya Pasha kepada anaknya. "Oh, ini markas Alex habis aku lenyapkan. Bagaimana keren tidak? Sekarang, mafia sedang dalam kekacauan yang sangat hakiki dan tentu saja mereka tidak akan bisa melawan klan mafia kami," jawab Kahfi."Kenapa you hancuri markas mereka, bukannya mereka tidak mengganggu klan kita? Kenapa you buat markas mereka hancur, apa you sengaja agar mereka semua mengejar kita?" tanya Luna kepada Kahfi. "Aku memang sengaja melakukan itu, aku ingin dia keluar dari sarangnya karena selama ini dia selalu saja membuat kekacauan apa paman tahu dia ingin menyerang markas kita jadi sebelum dia menyerang markas kita, lebih baik kita serang saja balik," jawab Kahfi membuat Luna terkejut mendengar perkataan dari Kahfi. "Maksudmu mereka mau menyerang kita?" tanya Kiano. Kahfi menganggukkan kepala. "Iya benar, kalian tahu kenapa dia
Read more

S2 Bab 75. Istri Siapa Ini

Maria yang mendengar permintaan dari mafia tersebut tidak bisa berbuat apa-apa karena saat ini dia seperti menelan buah Simalakama. Jika dia tidak melenyapkan orang tersebut maka dia akan kesulitan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. "Jadi, bagaimana? Apa kamu ingin menghancurkannya? Kamu tahu siapa yang kamu hancurkan itu. Dia Alex. Bukankah dia putramu sendiri?" tanya mafia tersebut yang membuat Maria terdiam. "Apa yang kamu inginkan. Katakan saja, aku akan berikan semuanya tapi ingat jangan sampai dia tahu kalau aku yang ingin membunuhnya," jawab Maria. Suara gelak tawa dari si penelpon membuat Maria semakin kesal dan geram, tapi dia harus sabar jika ingin melakukannya. Karena dia ingin membuat Alex tidak mengganggu hidupnya lagi, dia sudah kalap mata dan dia juga ingin Alex mendapatkan balasannya karena sudah tidak menuruti apa yang dia inginkan untuk itu. Maria mengambil kesimpulan menghabisi anaknya itu dan kembali menguasai mafia milik Edo bukan hanya itu saja. Maria
Read more

S2 Bab 76. Tenang Kenzo

Dokter kembali memeriksa Kenzo, seluruh tubuh diperiksa satu persatu dan saat ini Kenzo masih tetap tenang dan tidak mengatakan apapun dia tahu saat ini tubuhnya sudah mati rasa. Ingin menangis namun ditahan oleh Kenzo. Kenzo tidak ingin Mika dan yang lainnya melihat dia lemah jadi dia lebih baik tenang dan tidak melakukan apapun dan menunggu apa yang Dokter katakan dan saat ini Mika hanya menatapnya dengan tatapan yang sendu. Kenzo tidak bisa melihat wajah kesedihan dari Mika, dia pun membalas Mika dengan senyuman manisnya dam juga dengan gerakan bibir mengatakan kalau dia baik-baik saja. Setelah selesai diperiksa Kenzo dibawa ke ruangan inap yang lain."Nona, kami akan bawa Tuan Kenzo ke ruangan yang lain karena dia sudah sadar jadi dia dipindahkan ke ruangan yang lebih nyaman bukan berarti di sini tidak nyaman, tapi di sana ruangannya bisa lebih nyaman untuk pihak keluarga menemuinya dan saya ingin mengatakan sesuatu kepada Anda, bisa kita bicara di luar sambil suster memindahkan
Read more

S2 Bab 77. Ku Ada Untukmu

Alena yang berada di ruangan bersama dengan para istri sahabat suaminya atau lebih tepatnya dengan sahabatnya serta ibunya, merasa gelisah dia memikirkan keadaan Kenzo. Saat Dokter dan Suster datang, Alena menatap ke arah Dokter dan Suster dengan tatapan sendu."Dokter, Izinkan saya untuk pergi melihat anak saya, Kenzo, saat ini dia sudah sadar. Saya ingin menemuinya, tolong Izinkan saya untuk melihat anak saya, hanya sebentar saja tidak lama, boleh ya, Dokter!" Alena berusaha untuk membujuk Dokter utno mengizinkan dirinya melihat Kenzo. "Nona, tidak bisa pergi keluar karena Nona baru operasi dan masih harus istirahat total, nanti jika sudah selesai atau sudah mulai membaik kami akan mengantar Anda untuk menemui anak Anda, Nona," jawab Dokter dengan suara yang tenang berusaha untuk membujuk Alena untuk tidak melihat Kenzo. Alena menangis dipelukan Ibu Fatimah, dia sedih karena tidak bisa bertemu dengan anaknya yang terluka akibat Rumah Sakit terbakar. Alena masih kekeh memohon untu
Read more

S2 Bab 78. I Iri Lah

"Sebenarnya, aku mau katakan padamu, kalau aku sangat mencintaimu. Aku dari dulu suka padamu, Mulailah. Tapi, karena kamu adik Mike dan aku tau kalau kamu dijaga oleh mereka jadi aku tidak berani untuk mengatakannya," ucap Kenzo yang membuat Mika berkaca-kaca mendengar apa yang dikatakan oleh Kenzo. Semua yang di ruangan Kenzo terharu mendengar apa yang Kenzo katakan. Luna menggenggam tangan Beno, dia tidak menyangka kalau anak-anak yang dulunya masih kecil bermain bersama dan kadang anak-anak tersebut berantem hanya karena memperebutkan mainan sekarang sudah dewasa dan sudah memiliki cintanya masing-masing. "I iri lah melihat mereka. You tahu dulu mereka masih kecil-kecil dan masih lucu sekarang mereka benar-benar membuat i tidak bisa mengatakan apapun, karena mereka saat ini sangat manis," ucap Luna yang membuat Beno memandang ke arahnya. "Apa yang you katakan? Kenapa you iri melihat mereka, apa karena memiliki pasangan? Makanya, you buru-buru menikah cari pasangan jangan selalu
Read more

S2 Bab 79. Mafia Lain

"Mau apa dia?" tanya Pasha dalam hati saat melihat anaknya meminta dirinya keluar bukan hanya dia saja tapi sahabatnya yang lain juga diminta oleh kahfi untuk keluar. "Ada apa, Sayang?" tanya Alena kepada Cakra dengan suara lembut. "Tidak tau, mungkin dia mau bicara masalah pekerjaan saja. Kamu kembali ke kamar ya, istirahat. Biar mereka bawa kamu atau aku antar saja. Kalian ke kamar Alena saja, kita bicara di tempat biasa saja," jawab Cakra. "Ya sudah, kalau begitu kita bicara di kamar Alena saja, ayo kita pergi," ucap Malik yang setuju dengan apa yang dikatakan Cakra. Cakra segera mendorong kursi roda Alena, sebelum pergi Alena mengecup tangan anaknya dengan lembut. Mata sendu Alena bisa dilihat oleh Kenzo dan itu membuat Kenzo semakin sedih. "Mommy pergi dulu ya, kamu sehat selalu jangan sedih, Mommy yakin kamu bisa berjuang untuk kesembuhan kamu, kita bisa kumpul lagi," jawab Alena memberikan semangat kepada Kenzo agar anaknya itu tidak drop. Mereka semua keluar, Kenzo hanya
Read more

S2 Bab 80. Bertemu Musuh

"Markas kita diserang dan kita juga belum sempat menyerang markas Kenzi. Karena markas mereka sudah diserang oleh mafia lain, apa yang harus kita lakukan sekarang ini? Apa kamu punya ide, Alex?" tanya Ryan memandang ke arah Alex. Alex yang mendengar pertanyaan dari Ryan mengepalkan tangannya, dia tidak menyangka kalau markasnya diserang oleh mafia lain. "Apa tidak ada satupun yang tertangkap dan sudah kamu tanyai kepada anak buah kita, siapa yang telah melakukannya?" tanya Alex dengan suara yang berat.Ryan menggelengkan kepala, dia tidak sempat untuk menangkap orang yang sudah membuat markas mereka terbakar. Alex melihat Ryan geleng kepala tidak menjawabnya lagi.Alex hanya diam karena Ryan tidak bisa menangkap pelaku pembakaran tersebut. "apa yang sudah mereka lakukan maksudku Kenal, bukannya katamu markas dia juga diserang. Apakah dia juga tidak bisa menangkap pelakunya?" tanya Alex. "Kalau itu, aku tidak tahu karena saat ini semuanya simpang siur dan satu hal lagi kemungkinan
Read more

S2 Bab 81. Lorong Sempit

"Yakin?" tanya Ryan lagi mendengarkan dengan tenang apa yang dikatakan oleh si penelpon. "Ok, baiklah. Lakukan segera," jawab Ryan yang mengakhiri panggilan telepon dari seseorang. Pintu lift terbuka, Ryan segera masuk dan tidak lupa Ryan mengotak-atik ponselnya. "Aku harap, kubu Kenzi bisa menerima Alex jika tidak maka akan ada perang sesungguhnya," gumam Ryan yang sudah mengirimkan pesan kepada mafia Kenzi. Jangan ditanya dari mana ia mendapatkan nomor telepon Kenzi, tentu saja peretasan yang dilakukan anak buah dari Alex menyebabkan mereka bisa mendapatkan nomor telepon dari musuh bebuyutannya. Kenzi yang saat ini tengah berada dalam perjalanan menuju markas yang berada di sebelah barat daya menerima pesan masuk, Kenzi segera mengambil ponselnya dan melihat ada nomor yang tidak terdaftar di kontaknya. Kenzi segera membaca pesan tersebut."Siapa Kak? Kenapa wajahmu seperti itu?" tanya Kiano yang melihat perubahan wajah dari Kenzi. Kenzi menunjukkan pesan yang baru masuk di da
Read more

S2 Bab 82. Itu Apa, Paman

"Sepertinya, belum kita coba apakah ini tahan gempa atau ledakkan, nanti kita akan coba ya," jawab Pasha yang membuat Kiano membolakan mata mendengar apa yang dikatakan oleh sahabat ayahnya itu. Beno akhirnya sampai di ujung dan dia membuka kunci dengan kata sandi. "Paman, apakah masih lama kamu membuka itu?" tanya Kiano yang sudah berkeringat.Dan dia mengelap keringat di baju Luna. Mendapatkan kelakuan Kiano yang menyebalkan, Luna buka suara karena baju belakangnya ditarik oleh Kiano untuk lap keringatnya."You memang jahara, bisa-bisanya yoy melakukan ini kepada I. Desek semua sudah berkeringat tapi desek tidak mungkin menghapus keringat desek dengan baju orang yang ada di depannya, tapi you malah melakukannya, apa you pikir baju i ini tisu atau sapu tangan yang bisa mengelap keringat you, keterlaluan," omel Luna yang membuat Kiano tertawa geli."Maaf Paman, aku tidak bisa mengambil sapu tangan dan juga tisu, jadi aku memakai bajumu," jawab Kiano yang membuat Luna menaikkan alisn
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
31
DMCA.com Protection Status