Semua Bab Balas Dendam Mafia di Tubuh Wanita Gila: Bab 21 - Bab 30

76 Bab

Bab 21 Kesal Sendiri

“Kamu … haiss … ” Helena mendesah panjang melihat tangannya dicekal erat dan beralih melirikkan matanya menatap lekat mata hitam pria itu yang begitu tajam menatapnya sampai Helena merasa bila dia tengah menunjukkan tekanan padanya. Helena tidak terima itu, ia mengangkat satu tangannya dan mengacungkan jari telunjuknya di hadapannya. “JANGAN PERLIHATKAN TATAPAN ITU PADAKU!” teriak Helena tepat dekat dengan wajah Roky. ‘Suaraku? Ah~ kenapa aku jadi berteriak sekuat ini?’ Helena membungkam cepat mulutnya meruntuki dirinya sendiri yang kelepasan berteriak padahal tadinya cuman ingin santai saja menekannya. Ia menepuk-nepuk jidatnya. ‘Ini tidak benar, emosiku tidak seperti ini. Apa ini kebiasaan tubuh ini?’ Melihat tingkah wanita yang tangannya dicekalnya, dahi Roky tampak mengerut. “Sinting,” cibirnya. “Apa?!” Telinga Helena sangat tajam mendengarnya. Wanita itu mencengkram baju Roky dan membuatnya begitu dekat jaraknya dengannya. “Beraninya kamu mengatakan itu padaku setelah selama in
Baca selengkapnya

Bab 22 Tertangkap Basah

Sekarang Helena berada di luar sebagai housekeeping atau lebih tepatnya ia tengah menyamar sebagai housekeeping yang kini menggantikan posisinya di dalam kamar hotelnya. Yang akan Helena lakukan sekarang adalah menuju ke dalam kamar hotelnya dulu dan itu sudah menjadi kamar khsusus untuknya yang bahkan orang lain tak boleh memasuki tanpa seizin darinya. Alasannya tentu ada karena ia di sini pemilik sebagian persen saham hotel atau bisa dibilang VIP di sini. Dan tujuan Helena masuk ke kamarnya sebab ada sesuatu yang penting ia simpan di sana dan ingin ia ambil. Ceklek! Pintu terbuka dengan mudahnya karena menggunakan double lock yang sudah semestinya selalu dipegang houskeeping hotel. Helena masuk ke dalam sambil mendorong masuk troli agar ia tak ketahuan menyusup. Sadar juga sekarang ia bukan Helena yang dulu sebagai pemilik akses yang besar di sini. “Gelap, apa tidak ada yang membersihkannya sampai lampunya tidak dihidupkan?” gumamnya mendesah pelan. Helena abaikan itu dan di ten
Baca selengkapnya

Bab 23 Menemanimu

“Pergilah Nona.” “Huh!” dengus Helena beranjak pergi melewatinya sampai tak sengaja saling bersenggolan lengan dan sama-sama mereka bertatapan. Helena langsung memalingkan wajahnya. “ Tidak sopan sekali,” gerutu Helena seraya membawa troli yang dibawanya sebelumnya saat keluar. Mendengar suara gerutuan Helena, telinga sensitif Roky berkedut. “Berhenti,” ucap Roky sembari berbalik bermaksud menghentikan wanita itu keluar. Namun, yang dilakukannya itu terlambat, sudah terlanjur wanita itu angkat kaki dari kamar ini. Kedua tangan Roky terkepal. “Siapa dia sebenarnya?” pikirnya menggertak gigi. Sementara Helena yang sudah berada di kamarnya kembali dan berhasil bertukar posisi dengan housekeeping yang syukur bisa diajaknya bekerja sama, meski pun sama sekali tak ada hasil ia menyamar dan heran bisa semudah itu kebongkar penyamarannya, hanya karena anting berliannya terjatuh. “Matanya jeli sekali.” Helena menjauhkan dirinya duduk di kasurnya sambil memijit pangkal hidungnya yang sekira
Baca selengkapnya

Bab 24 Tidak Terduga

“Mau bersulang denganku?” Helena menunjukkan segelas wine dan sedikit menggoyang-goyangkannya di tengah Roky cengo menatapnya. Merasa terus ditatapnya, Helena mengangkat sebelah alis kirinya. “Kenapa menatapku begitu? Ada yang salah dengan wajahku?” Hanya dengusan kecil yang terdengar sembari pria itu mengambil gelas kosongnya dan menuangkan wine dari botolnya. “Kau mengabaikanku lagi.” Helena menarik seringai tipis melihat Roky yang berbalik menuangkan segelas wine dari botol yang ada di meja, lalu meneguk habis segelas wine itu tanpa sisa. Helena mengikutinya, menghabiskan wine di gelasnya. Tapi kemudian, wanita itu melontarkan tanya padanya. “Apa ini kebiasaanmu saat sedih?” “Sedih?” Roky meliriknya dengan alis menaut heran. “Anda tahu apa mengenai saya? Bahkan, Anda mengetahui nama saya sebelumnya. Anda siapa?” Roky melempar pertanyaan yang terasa menjanggal di hatinya, terus terang tanpa basa-basi sedikit pun. Helena tersentak untuk beberapa saat dan tenang kembali menatap de
Baca selengkapnya

Bab 25 Tetaplah di Sini

Masih pagi-pagi baru selesai mandi. Di depan kamar hotel Helena dapat mendengar suara keributan yang membuatnya seketika mengalihkan fokusnya dari sebelumya ia sibuk dengan rambutnya yang basah diusap dengan handuk Helena masih menggunakan handuk baju terlalu penasaran dengan apa yang ia dengar, diputuskannya untuk melihat secara langsung apa yang sedang terjadi di depan. “Sudah kubilang aku kakaknya Helena, menyingkir! Aku ingin bertemu dengan adikku!” Vincent di luar dihadang saat akan masuk ke dalam oleh dua orang pria yang sejak malam menjaga Helena di depan pintu kamar hotelnya. “Dan sudah kukatakan tidak bisa, ya tidak bisa!” hardik Rylee mendorong kasar pria yang terus saja memaksa untuk masuk ke dalam dengan mengaku-ngaku sebagai kakaknya wanita yang ada di dalam tengah diganya bersama tiga rekannya yang lain. Penampilan seperti preman dan lebih dominan sebagai seorang gangster membuat Vincent berpikir bahwa pria yang mendorongnya itu benar-benar seperti yang dipikirkannya.
Baca selengkapnya

Bab 26 Kursus Menembak

“Nona Helena,” panggil Hart menyadarkan lamunan Helena dari berpikir mengenai Sofia dan Vincent. “Apa?!” Tak sadar Helena menyentaknya. Tentunya Hart kaget, tak hanya ia saja Rylee dan dua pengawal lainnya sama halnya seperti Hart. Hanya dipanggil seperti itu, wanita itu malah menyentak.Melihat tatapan tak percaya mereka berempat. Helena langsung beranjak pergi masuk ke dalam dan apa yang dilakukannya selanjutnya membuat mereka berempat kembali tercengang. Brak! Sangat kuat Helena menutup pintunya. Padahal bisa santai saja Helena menutupnya, pintu itu pasti akan tertutup. Mereka sama-sama mengelus dada bersabar. “Haah~ menyebalkan sekali,” ucap Helena sembari memegangi keningnya dan mendorong rambutnya ke belakang dengan satu tangannya. Satu tangannya lagi berpegangan dinding. “Menyuruhku tetap di sini dan menjauhkanku dari kekacauan yang terjadi, haruskah kuberkata ‘terima kasih?’ haha … lucu sekali.” Helena tertawa memikirkan itu, ia bicara kembali dengan raut wajahnya yang be
Baca selengkapnya

Bab 27 Mendapat Pekerjaan

“Katamu dia pemula, apa ini pemula yang kamu maksud?” Rylee menoleh mengerut heran menatap Sofia yang tengah menatap wanita yang tengah sibuk mengembangkan posisi mantap menstabilkan mata pada arah bidikkannya di depan. “Siapa Nona mudamu sebenarnya itu?” tanya Rylee pada Sofia sembari matanya beralih kembali menatap seorang wanita yang terlihat sibuk membidik bersama dengan rekannya Hart.Hart di situ, di dekat Helena pria itu bersama Helena bermaksud memberikan bimbingan padanya, menjadi sebaliknya pria itu merasa terbimbing wanita itu dengan cara sempurnanya membidik shotgun untuk target pada jarak 1,8-4 m.“Apa ini? Aku seperti melihat seorang ahli,” gumamnya terkesimah sendiri melihat kemampuan Helenaa.Sebenarnya bukan Hart saja yang kagum dengan kemampuan hebat Helena dalam menembak, sama sekali tak ada tembakannya yang melenceng, semuanya melesat dengan sempurna. Para penembak di sini sampai menghentikan aksi mereka dan lebih milih melihat cara wanita cantik itu menembak.Deng
Baca selengkapnya

Bab 28 Dua Pengawal Baru

“Sudah bagus ‘kan?” Rylee bertanya pada Hart yang berada di ambang pintu, berdiri menunggu Rylee yang masih sibuk dengan pakaiannya sendiri. Seperti menunggu wanita, Hart merasa sudah lumutan sendiri berdiri di situ. Sejak tadi Rylee disibukkan dengan stelannya. Yang dilihat pun sama saja tak ada bedanya pria itu mengenakannya, dia tetap cocok dan keren menggunakan pakaian apapun. Hart mendengus. Lelah sendiri melihat temannya itu. “Kita hanya bekerja mendampingi Nona Helena bukan sedang mendatangi kencan.” “Hei, kita mendampingi seorang Nona muda. Berpenampilan biasa saja, bagaimana bisa! Dan jika nanti Nona Helena mendapatkan cibiran? Kau akan tanggung jawab? Dia akan ke tempat keluarga pusatnya. Jelas di sana pasti banyak orang-orang sombong yang bisa saja saling menjatuhkan. Aku tidak menyukai Nona Helena diperlakukan seperti itu hanya karena penampilan kita. Makanya aku harus benar-benar rapi.” Hart membuang mukanya tak terlalu mengindahkan perkataan Rylee. Rylee mengatakan i
Baca selengkapnya

Bab 29 Perlakuan Buruk

Perjalanan memakan waktu tiga puluh menit untuk mereka sampai ke Ibu Kota S. Tiba di sana, Helena bersama Sofia berjalan bersama didampingi Hart dan Rylee yang terlihat kedua pria itu lebih cocok dipasangkan oleh mereka ketimbang menjadi pengawal. Penampilan mereka tidak seperti pengawal yang tampak suram dan menekan orang. Biasanya mereka seperti itu, tapi karena yang dihadirin mereka acara perkumpulan keluarga besar Nona muda yang dilayani mereka, tentunya mereka memperhatikan cara pakaian yang tak mencolok ataupun memalukan. “Tempat tinggal yang besar.” Rylee berdecak kagum melihat bangunan mewah itu, yang kini ia masuki bersama Hart temannya dan kedua wanita yang kini mereka kawal, sebenarnya salah satunya tidak perlu. “Kamu Ayah tunggu dari tadi, baru sampai juga.” Malvin melihat Helena langsung menghampirinya dari sebelumnya sibuk telponan dengan seseorang sehingga ia berada di luar bangunan mewah bergaya modern. Helena sedikit tersenyum. “Berdandan tidak mudah Ayah. Bukankah
Baca selengkapnya

Bab 30 Sikap tak Terduga

Helena mendengkus kesal melihat perlakuan deskriminasi jelas dari keluarga Dawson ini padanya. Duduk di antara mereka di meja makan bersama ayahnya di sini. Para saudara sepupu-sepupu Helena dari kakak-kakaknya Malvin, lebih diperlakukan baik oleh neneknya. Wanita tua yang dari wajahnya saja sudah kelihatan sifah angkuhnya. Akan tetapi, Helena merasa nyaman juga mereka tidak menunjukkan wajah-wajah angkuh itu padanya. Hanya saja, ia lebih diabaikan di sini. “Ini tambah lagi Callie, cucuku yang cantik kamu harus makan lebih banyak sebelum menikah dengan Luhde Vinson.” Wanita itu berkata sambil memberikan lauk tambahan lagi ke piring wanita cantik yang memiliki body gitar spanyol dan penampilan seksi memikat. Perilaku wanita yang merupakan neneknya itu, sehingga membuat wanita itu menyunggingkan senyuman manisnya. Callie Dawson menyisipkan rambutnya di daun telinganya dan menunduk malu-malu. “Nenek terlalu berlebihan.” “Nenek, kak Callie itu sudah cantik tanpa perlu makan banyak. Maka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status