Mata Hilbram terbuka, menatap seseorang yang bukan istrinya dia berjingkat. “Siapa kau?” “Bram, tenanglah. Kau masih lemah, lebih baik jangan banyak gerak dulu!” Agnes menahan tubuh Hilbram dan memintanya tidur kembali. Bram menolak tangan Agnes dan memintanya menjauhinya. “Apa kau lupa? Aku Agnes, putri Mama Hamida!” Hilbram menatap Agnes dan baru teringat tentang wanita itu. Kalau dia di sini, artinya tantenya itu juga pasti bersamanya. “Mama sedang keluar sebentar.” Agnes menjawab lalu mendekati Hilbram. “Apa yang kau keluhkan?” “Aku bilang jangan sentuh aku!” “Kau ini kenapa sih, Bram? Aku ini sarjana kedokteran, hanya ingin memeriksamu. Ada apa kalau aku menyentuhmu?” Padahal tadi Agnes melihatnya bersama seorang wanita yang memeluknya. Hilbram tidak memperdulikan wanita itu dan sibuk mencari ponselnya. Namun tidak mendapatkannya. Saat itu, Hamida terlihat datang. “Ma, Bram sangat dingin sekali. Aku hanya berusaha membantunya tapi dia langsung marah-marah!” Agnes
Baca selengkapnya