All Chapters of Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik: Chapter 321 - Chapter 330

412 Chapters

Bab 321. Ancaman Diva

Diva berusaha menetralkan suasana hatinya, ucapan Winda yang memancing ini, dia pasti sedang melakukan sesuatu, pikir Diva, jadi dia berusaha untuk tetap tenang. Memang, setelah Elvan tidak bisa dihubungi, Diva juga mendapati dirinya ikut dikeluarkan dari obrolan grup kantor, lalu sore harinya, dia juga dikeluarkan dari obrolan grup kantor lainnya yang salah satu adminnya adalah Winda. 'Tenang Diva, wanita ini hanya memancing, lagipula kelihatannya dia adalah temannya Marissa.' Diva berkata dalam hati. “Sudahlah, aku malas berdebat denganmu, lagipula bicara dengan orang yang berpikiran jahat sepertimu bisa-bisa membuat hariku jadi penuh energi negatif.” Diva membalas ucapan Winda dengan santai lalu berbalik badan dan meninggalkan wanita itu sendiri. Setelah keluar dari ruangan itu, Diva mencoba menjaga napasnya agar teratur, di dalam lift menuju lantai HRD, dia menghubungi Miko, sayangnya panggilannya itu juga tidak dijawab oleh Miko. “Orang-orang saat genting begini pada keman
Read more

Bab 322. Nikmati Harimu dan Beri Aku Waktu

Sebenarnya bisa saja Diva langsung menghampiri mereka, tetapi dia harus tahu dulu situasinya.Dari kejauhan, terlihat Miko menyerahkan ponselnya pada Elvan, Diva mengawasi dengan seksama, awalnya pria itu tidak mau menerimanya, membuat Diva mengepalkan tangannya dan sangat kesal, hal itu membuat suasana di sekitar Diva menjadi dingin. Lalu, dia melihat Miko bicara sesuatu yang tidak terdengar jelas di ponselnya dan akhirnya Elvan menerima panggilan itu.“Ada apa Div?” Ucapan Elvan ini membuat Diva menjadi makin kesal, pria itu berkata seolah tidak ada masalah besar diantara mereka, nadanya terdengar datar dan tanpa beban. Namun, dalam sekejap Diva terdiam, semua kalimat yang dirangkainya untuk dia bicarakan pada Elvan tiba-tiba menguap begitu saja tatkala Elvan melepas kacamata hitamnya dan mengedar pandang ke sekitar.Tindakan Elvan barusan menjadikannya rekaman gerak lambat di kepala Diva yang membuat pria itu terlihat sangat mempesona di mata Diva, pergerakan singkat itu terasa sang
Read more

Bab 323. Angka Keramat

“Sayang, teleponnya aku matikan, aku masih ada urusan yang sedikit mendesak.” Suara Elvan menyadarkan Diva dari perasaan berbunga-bunganya.“I-iya,” jawab Diva sedikit terbata karena gugup.“Ehm, tapi sebelumnya, apa kamu tidak mau membalas ciumanku barusan?” Elvan secara terang-terangan menggoda Diva, membuat wanita itu menjadi salah tingkah.“Kamu … bicara apa sih?” Diva berkata dengan tersenyum malu-malu.“Ah, apa kamu tidak merindukan suamimu dari masa depan ini, hehm?” Elvan kembali berkata dengan suara yang terdengar sangat menghipnotisnya.“Sudah, tadi katanya kamu ada urusan mendesak, ya sudah urus saja itu dulu.” Diva berkata dengan suara manjanya, sebagai bentuk isyarat dia masih belum mau menuntaskan panggilan ini.Terdengar suara Elvan terkekeh di ujung sana. “Kamu ketawain apa sih?” Suasana hati Diva kembali menjadi kesal.“Setelah bicara padamu seperti sekarang, ternyata urusanku bisa dinomor duakan, hanya kamu yang nomor satu!” Kembali wajah Diva merona merah, Elvan bena
Read more

Bab 324. Gosip Tak Sedap?

Melihat Diva yang tiba-tiba seperti itu, Prisya tidak perlu susah untuk menebak dengan siapa saat ini dia bicara. Gaya bicara yang sedikit menggelikan dan juga kadang menjijikkan, membuat Prisya beberapa kali memperlihatkan wajah mualnya di depan Diva yang tidak peduli kalau saat ini sedang bersama Prisya. Terkadang Diva sengaja menjulurkan lidahnya, mengejek Prisya saat dirinya berkata hal-hal yang romantis, membuat Prisya makin keki melihatnya. Setelah mengucapkan kata I love you itu, Diva tersenyum puas melihat ponselnya, seolah baru menemukan barang pusaka keramat yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. “Kak!” tegur Prisya sambil menggoyangkan lengannya, membuatnya tersadar akan lamunannya tentang hubungannya dengan Elvan. Kali ini dia merasakan kelegaan yang luar biasa setelah bicara cukup panjang. “Eh, lupa ada kamu.” Diva berkata tanpa beban. “Ih, pura-pura lupa, tadi juga ngejekin mulu. Dasar menyebalkan!” gerutu Prisya. Diva hanya tersenyum puas melihatnya. “Jadi, s
Read more

Bab 325. Aku Akan Menghabiskan Uangmu!

Ucapan Reni membuat Diva tersedak minumannya sendiri. “Apa kamu bilang?” Diva memastikan kalau dia tidak salah mendengar. Winda ... ternyata wanita itu tidak sesederhana yang dia kira, berani sekali dia mengatakan hal seperti itu pada orang lain? 'Sabar Diva, kamu harus tenang agar otakmu bisa berpikir waras!' Diva memperingati dirinya sendiri.“Ya, dia mengatakan pada kita semua kalau kamu menggoda Pak Elvan,” tegas Reni.Diva tidak menjawab, dia hanya diam dan mengerutkan keningnya, lalu berpikir tentang ucapan Elvan, ‘Apa Elvan sengaja membuatnya menjadi seperti itu, ya? Apa dia sengaja membiarkannya?’ tanya Diva dalam hati.“Div! Itu gak bener, kan?” Reni menggoyang tubuh Diva yang nampak kaku karena otaknya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.“Bagaimana dia bisa sampai mengatakan hal itu? Apa ada alasan khusus?” tanya Diva lagi pada Reni.“Itu … ingat waktu Pak Elvan menyuruh Mbak Deska untuk menghadiri acara bertemu dengan ….” Reni lalu terlihat mengingat sesuatu. “Dengan
Read more

Bab 326. Alasan Elvan

Mendengar ucapan Diva barusan yang penuh semangat, Reni mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Diva. “Tapi Div, aku kemari disuruh oleh Pak Miko untuk mengambil file yang ada di kamu saja,” ucap Reni. “Dia hanya mengatakan hal itu padamu?” tanya Diva heran, padahal dia sudah jelas-jelas mengatakan pada Elvan untuk bersama dengan Reni hari ini, karena banyak hal yang ingin dia tanyakan. Reni mengangguk memastikan. “Ah, menyebalkan sekali," gerutu Diva. "Aku minta tolong padamu, bisakah kamu hubungi Miko sekarang?” Diva berkata dengan sedikit memelas. “Ya tentu saja bisa,” jawab Reni, lalu dia segera menghubungi atasannya itu dan menekan tombol handsfree di panggilannya itu. “Iya, Ren? Apa kamu sudah bertemu dengan Diva?” tanya Miko langsung tanpa basa-basi. “Sudah Pak,” jawab Reni. Namun, belum sempat dia mengatakan tujuannya menghubungi atasannya ini, Miko langsung memberikan respon untuk menyuruhnya kembali. “Kalau begitu cepat kembalilah,
Read more

Bab 327. Orang Kepercayaan Diva

Prisya mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Diva, sebenarnya persoalan orang kelas atas seharusnya memang sangat kompleks, persaingan bisnis jelas tidak sesederhana kelihatannya, yang nampak hanya bagian kecil dan bahagianya saja, sedangkan permasalahan sesungguhnya seperti gunung es yang sangat besar di bawah permukaannya. “Jadi artinya ….” Prisya menggantung kalimatnya. “Banyak masalah yang harusnya tidak semudah yang kita kira Pris. Kakak kemarin sudah cerita denganmu, kan? Tentang traumanya terhadap laut kemarin.” Diva berkata serius melihat ke arah Prisya Adiknya itu menganggukan kepalanya merespon ucapan Diva. “Elvan sangat trauma karena dia menganggap ada seseorang yang menyabotase yacht yang mereka tumpangi saat itu. Dari keterangan yang diberikan oleh Dokter Reynand, dia membutuhkan waktu yang lama untuk bangkit kembali dari keterpurukannya itu.” Diva memulai mengeluarkan pemikirannya. “Apa maksudnya … ini terkait dengan perebutan kekuasaan?” Prisya berkata dengan meng
Read more

Bab 328. Cara Diva

Diva kembali lagi ke meja mereka dengan membawa minuman dan beberapa kue pastri coklat sambil bersenandung.“Ih, bahagia banget Kak?” Prisya berkata dengan memperhatikan wajah Diva yang saat ini terlihat memancarkan aura bahagia.“Tentunya! Sekarang kita harus bahagia dulu, sebelum nanti mikir yang berat-berat bareng Elvan!” Diva tersenyum merekah lalu menyuapkan kue itu ke dalam mulutnya.Prisya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Diva yang cepat sekali berubah-ubah, dari mendung ke cerah atau sebaliknya."Iya deh, terserah kakak saja." Prisya kembali menyandarkan dirinya ke kursi dan menatap ke arah luar.“Eh Kak," ucap Prisya secara tiba-tiba. "Sebenernya apa kakak yakin temen kakak itu bisa dipercaya?” tanya Prisya sebelum Reni datang lagi.Diva diam lalu menarik napas dalam sebelum akhirnya menjawab, “Sebenernya di dunia ini tidak ada yang benar-benar bisa dipercaya, Pris,""Nah terus kenapa kakak ....""Tapi … setidaknya dia bukan orang munafik yang menampakkan kebaikan h
Read more

Bab 329. Jemput Paksa Saja

“Kenapa kamu diam?” tanya Diva saat melihat Prisya yang tidak memberikan respon apapun terhadap pembicaraannya, padahal adiknya itu paling aktif kalau memberikan balasan dari kalimat-kalimat yang dia keluarkan. “Aku hanya berpikir kalau kakak memang wanita super! Seperti si Reni bilang kakak wanita yang luar biasa, sampai aku tidak bisa berkata-kata.” Prisya berkata jujur. “Mudah-mudahan dia tidak merasa dimanfaatkan oleh Kakak saja,” lanjut Prisya lagi. Diva tertawa mendengarnya. “Tapi Kak, kalau tiba-tiba dia ditawari uang banyak sama orang lain dan harus–” “Sssstt!” Diva menghentikan ucapan Prisya dengan meletakkan telunjuknya di depan bibir Prisya. “Adikku sayang, memang orang itu bermacam-macam, kalau nanti dia menerima tawaran orang lain untuk mengkhianati L Tekno, maka dia siap-siap saja kalau dia akan hidup dengan tidak tenang. Kakak rasa dia akan berpikir panjang dalam hal ini,” ucap Diva tenang. “Kakak memang kakakku yang luar biasa! Baiklah, aku percayakan saja sama K
Read more

Bab 330. Pesan Untuk Elvan

Belum sempat Prisya melakukan protes besar-besaran pada kakaknya, Diva sudah melambaikan tangan kembali ke arah pintu masuk kafe sambil tersenyum lebar melihat kehadiran Reni kembali. “Kita sambung lagi ini nanti, okay!” ucap Diva dan direspon Prisya dengan memutar bola mata malasnya. “Diva, apa kamu benar-benar mengatakan pada Miko kalau akan mengusulkan kenaikan gajiku dan juga tambahan bonus?” Reni berkata tiba-tiba saat dia sudah sampai di meja Diva. Diva diam sejenak lalu tersenyum dan mengangguk. Reni terlihat tersenyum lebar dan matanya berkaca-kaca. “Ya ampun Diva! Terima kasih banyak, Div, terima kasih!” Reni lalu memeluk Diva dengan erat, Diva merasakan kebahagiaan rekannya itu, Diva tahu hal ini sangat membuatnya terbantu. “Diva, kamu bener-bener luar biasa! Aku … aku bahagia banget, Div! Diva tolong katakan ini bukan mimpi!” Reni kembali berkata dengan penuh suka cita. “No, ini bukan mimpi, mudah-mudahan Elvan nanti menyetujuinya.” Diva berkata dengan tenang.
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
42
DMCA.com Protection Status