Semua Bab Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Bab 81 - Bab 90

550 Bab

81 Tidak Berhutang pada Ivan

Dokter Jamie Tan mengajak Vania masuk ke sebuah ruangan dan mempersilakan Vania duduk di dalam ruangan sejuk itu, sesudah itu, dia pun menutup pintu ruangan nya dan duduk di depan Vania."Gimana, Dokter?" tanya Vania tidak sabaran. Vania sudah siap dengan kata-kata dokter didepan nya ini tentang kondisi ayahnya. "Gini, saya sudah menunggu beberapa hari ini sejak keluarga Vania datang ke rumah sakit ini, akhirnya Vania datang juga," kata Dokter Jamie memulai kata-katanya."Sebenarnya ada apa? apa ada yang tidak beres dengan donor hati ayahku? atau apa ini tentang kondisi ayahku?" tanya Vania akhirnya."Oh, bukan. bukan. sama sekali bukan. semuanya baik-baik aja. gak ada masalah. baik soal donor maupun soal kondisi pasien," jawab Dokter Jamie dengan suara lembut dan wajah ramah."Jadi? ini soal apa?" tanya Vania penasaran."Ini soal kepemilikan rumah sakit ini. beberapa hari yang lalu, rumah sakit ini, telah berpindah tangan dari Golden Peninsula Group menjadi miliknya Dinasti Group as
Baca selengkapnya

82 Pertolongan dari Pemilik Baru

"Terserah apa katamu. yang penting, keluarga ku tidak berhutang padamu. aku tidak berhutang padamu. kalaupun aku berhutang pada orang, berarti, aku berhutang kepada pihak Dinasti Group asal Hongkong. perusahaan yang sekarang menjadi pemilik rumah sakit ini," tegas Vania sambil menatap Ivan. Ivan langsung duduk terdiam dan mengambil sapu tangan nya untuk menghapus peluh yang tiba-tiba turun di pipi nya, padahal dia sedang berada di ruangan berpendingin udara yang sejuk.Mendengar Ivan terdiam, Sita pun tahu kalau kata-kata Vania tadi adalah suatu kebenaran, karena itu, Sita tidak lagi menyalahkan Vania saat Vania yang sempat berdiri untuk mendebat Ivan, kembali duduk di samping nya.Vartan menatap wajah Ivan, Vartan tidak menyangka kalau ternyata rumah sakit milik keluarga Ivan ini sudah berganti kepemilikan. Ivan memang tidak memberi tahu Vartan soal itu, sehingga Vartan sangat kaget dengan apa yang terjadi ini. Vartan terus menatap Ivan yang duduk di samping nya tapi Ivan menghindar
Baca selengkapnya

83 Sebuah Syarat

Miriam terdiam setelah mendengar pertanyaan Davin ini, dia tidak langsung menjawab, setelah terdiam sejenak, akhirnya Miriam menjawab," Peter melakukan aksi ilegal.""Apa yang dilakukannya?" tanya Davin sambil menatap marah ke arah Miriam. karena Davin tidak percaya kalau Peter melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepadanya itu."Secara ilegal, dia melakukan pembelian sebuah rumah sakit di Singapore dengan memakai sumber dana dari namamu.""Dia tidak salah, ma. dia melakukan itu atas perintah ku," kata Davin membela Peter."Omong kosong!!! dia melakukan pembelian itu saat kamu sedang sakit. dia mengambil data-data kamu untuk melakukan pembelian itu. mana mungkin itu semua atas persetujuan mu!""Ma...aku yang menyuruh dia melakukan pembelian itu sebelum aku di celakakan orang, ma. jadi, semuanya sudah sesuai prosedur dan sesuai perintah ku, ma." bantah Davin cepat. Davin teringat dengan perintah nya kepada Peter untuk membeli rumah sakit di Singapore, milik keluarga Ivan agar su
Baca selengkapnya

84 Rencana untuk Vania dan Davin

Simon tampak kaget dengan perintah Nyonya besar nya itu, tapi, Simon tidak berani membantah perintah Nyonya Besar nya itu, karena itu, dia pun langsung menyanggupi perintah Nyonya Besar nya itu."Baik, Nyonya Besar. mohon petunjuk, cara membantunya bagaimana, Nyonya Besar?" tanya Simon sambil menunduk karena dia tidak berani saling tatap dengan Nyonya Besar nya itu."Kamu langsung ke Singapore hari ini juga, bantu Ivan itu dengan cara menyediakan semua fasilitas yang dia perlukan untuk mendekati wanita itu selama sebulan ini. karena, kalau sampai wanita itu sudah pacaran dengan orang lain, aku yakin, anakku akan menganggap nya pengkhianat dan meninggalkan wanita itu seperti wanita nya tempo hari," kata Miriam tanpa menyebut nama tapi, saat dia menyebutkan kata-kata terakhir dari kalimat nya tadi, Miriam sengaja melirik ke arah Jacklyn sehingga Jacklyn langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam."Baik Nyonya Besar. aku mengerti maksud Nyonya Besar dan aku akan segera ke Singapore untuk
Baca selengkapnya

85 Pertikaian Ayah dan Putrinya

"Sound great. aku mulai tertarik. cerita kan semua nya padaku," kata Conrad di ujung telpon."Kamu harus menggoda wanita itu. tiduri dia dan bikin video nya. kalau kamu berhasil, itu juga akan membuat Russel membenci wanita itu dan kembali ke pelukan ku," kata Jacklyn dengan suara tidak puas. Jacklyn memang mulai membenci Vania, karena dianggapnya, Vania adalah orang yang membuat Davin tidak menyukainya lagi."Hahahaha...aku suka. aku suka. apa wanita itu, kaya raya juga seperti si anak manja mu itu?" tanya Conrad di ujung telpon."Kemungkinan tidak. dia mungkin hanya orang melarat tapi, kamu bisa dapat uang dari ibunya Russel.""Kok bisa?""Ibunya Russel membenci perempuan itu, karena perempuan itu hampir membuat Russel terbunuh, jadi, ibunya Russel akan membekali mu dengan uang yang banyak untuk modal bagi kamu menaklukkan wanita itu. nah, disitulah kesempatan bagimu untuk dapat uang banyak.""Hahahaha.... boleh boleh. aku pasti bisa menaklukkan nya. tapi, aku baru mulai minggu dep
Baca selengkapnya

86 Perjodohan yang Ditolak

"Dia menunggu mu sejak tadi, Van. please...sekali ini aja. penuhi permintaan nya untuk makan malam berdua dengan mu," bisik Vartan dari belakang dan mengangguk ke arah Ivan yang ternyata sedari tadi telah menunggu Vania dengan jas lengkap dan bunga di tangannya."Aku tidak bisa melakukan nya, Var. aku tetap tidak bisa melakukan nya," kata Vania sambil melangkah terus meninggalkan Ivan yang tertunduk lesu saat Vania tetap saja melewati dirinya dan tidak mau memenuhi ajakan nya untuk makan malam berdua.Langkah Vania yang ingin secepatnya meninggalkan Ivan dan pergi ke apartemen di belakang rumah sakit, terhenti karena dia mendengar teriakkan ibunya memanggilnya.Vania membalikkan tubuhnya dan menunggu kedatangan Sita yang mendekati nya. setelah keduanya berhadapan, Sita menggenggam tangan Vania, menatap Vania dan berkata," maafkan bunda, nak. maafkan bunda.""Memang kenapa, bun?" tanya Vania sambil memperhatikan raut wajah Sita, apalagi saat melihat ada air mata di mata Sita."Ternyata
Baca selengkapnya

87 Menghubungi Secara Tidak Langsung

"Ini gila! jadi, Vania tidak tahu sama sekali tentang apa yang menimpaku?" keluh Davin. Davin tidak bisa membayangkan yang akan terjadi pada Vania saat Davin menghilang begitu saja dari kehidupan Vania."Iya, Tuan Muda. aku dan Wilson sudah berjanji kepada Nyonya Besar jadi, kami tidak bisa mengingkari janji kami itu," jawab Peter."Bagaimana dengan management di rumah sakit di Singapore itu? apa yang kau katakan pada mereka untuk disampaikan pada Vania sewaktu Vania di rumah sakit?""Aku cuma titip pesan kepada mereka supaya mereka bilang kepada Vania, kalau pertolongan untuk ayahnya Vania itu, berasal dari pemilik baru rumah sakit asal Hongkong. itu saja, Tuan Muda. aku tidak pernah menyinggung tentang Tuan Muda karena terakhir kalinya yang aku tahu, Tuan Muda masih ingin merahasiakan identitas Tuan Muda. iya kan?""Iya iya. hmmm, baiklah. aku cuma bisa berharap semoga Vania masih bertahan pada cintanya padaku walaupun tanpa ada kabar berita dariku.""Kalau gitu, hubungi Vania seka
Baca selengkapnya

88 Godaan dari Mantan

"Wah, wo ho ho. kamu benar. kamu benar. itulah yang harus kita lakukan. walaupun aku tidak bisa menemuinya, tapi, aku kan bisa menemui nya secara tidak langsung," Davin sangat gembira dengan usul Peter tadi, sehingga Davin sudah berdiri dan melompat-lompat kegirangan. Sesudah itu, Davin mengangkat tangan menghentikan Peter yang ingin mengatakan sesuatu, melihat itu, Peter pun membatalkan kata-kata nya dan menunggu Tuan Muda nya yang sedang memikirkan sesuatu itu."Gedung orkestra," kata Davin tiba-tiba."Ada apa dengan gedung orkestra, Tuan Muda?""Sesampainya di Jakarta, kamu harus booking sebuah gedung orkestra kemudian, kamu pergi ke tim orkestra tempat Vania bergabung, booking mereka untuk membuat sebuah konser tertutup.""Konser untuk Tuan Muda, kan?""Ya. cari gedung orkestra yang ada balkonnya. aku ingin menonton dari atas sana. saat acara itu, aku ingin dia tahu aku ada, walaupun aku tidak bisa menemuinya," kata Davin sambil membayangkan permainan biola Vania di gedung orkest
Baca selengkapnya

89 Sebuah Penolakan

Davin terpaksa memegang tangan Jacklyn dan menarik tangan Jacklyn menuju ke ranjang, setelah itu dia hempas kan tubuh Jacklyn dengan keras ke atas ranjang."AKU TIDAK MAU KAMU MENYENTUHKU, TAU!!! GAK PANTAS KAMU MENYENTUH KU, TAU!!!" teriak Davin dengan mata melotot ke arah Jacklyn. awalnya, Davin tidak ingin berlaku kasar kepada wanita walaupun wanita itu pernah menipunya, namun karena Jacklyn masih tetap berusaha menggoda, Davin pun naik darah. Melihat kemarahan Davin itu, Jacklyn tidak patah arang dia masih berusaha berdiri dan meng iba-iba kepada Davin sambil berusaha bergerak dengan gaya agak panas untuk mengundang hasrat Davin kepada nya. "Sayang, please, aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku lagi, please. aku akan berusaha menyenangkan mu, aku akan menjadi satu-satunya bagimu, sayang," rayu Jacklyn dengan suara manja menggodanya."Jacklyn, pokoknya aku sudah kasih peringatan ya. berani kamu menyentuh ku, aku akan memukul mu. aku tidak peduli walaupun kamu wanita, ingat itu!!
Baca selengkapnya

90 Hongkong lagi Hongkong lagi

Siang ini, saat Vania sedang berada di kantor nya, dia terkejut saat mendapat telepon dari Ny. Dahmer, pimpinan orkestra tempat Vania bernaung."Halo. Ny. Dahmer.""Vania, kamu sibuk gak? aku ganggu kamu, gak?" tanya Ny. Dahmer di ujung telpon."Gak terlalu sibuk kok. ada apa Ny. Dahmer?""Orkestra kita diundang untuk konser di gedung Aula Simfonia, tiga hari depan.""Hah! di gedung Simfonia? wow! acara besar dong? kok mendadak banget?""Ada event organizer asal Hongkong yang baru aja datang dan meminta kita untuk mengisi acara disana. mereka bahkan sudah menyewa tempat di Aula Simfonia untuk konser kita. aku sudah konfirmasi dengan pihak Aula Simfonia dan mereka sudah membenarkan kalau memang kita akan mengisi acara disana pada tiga hari depan, Van.""Wow... impian ku untuk masuk ke gedung itu dan bermain di gedung itu, akhirnya kesampaian. aku jadi terharu," kata Vania senang. selama Vania bergabung di orkestra yang dipimpin Ny. Dahmer itu, Vania memang belum pernah dapat kesempatan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
55
DMCA.com Protection Status