"Terserah apa katamu. yang penting, keluarga ku tidak berhutang padamu. aku tidak berhutang padamu. kalaupun aku berhutang pada orang, berarti, aku berhutang kepada pihak Dinasti Group asal Hongkong. perusahaan yang sekarang menjadi pemilik rumah sakit ini," tegas Vania sambil menatap Ivan. Ivan langsung duduk terdiam dan mengambil sapu tangan nya untuk menghapus peluh yang tiba-tiba turun di pipi nya, padahal dia sedang berada di ruangan berpendingin udara yang sejuk.Mendengar Ivan terdiam, Sita pun tahu kalau kata-kata Vania tadi adalah suatu kebenaran, karena itu, Sita tidak lagi menyalahkan Vania saat Vania yang sempat berdiri untuk mendebat Ivan, kembali duduk di samping nya.Vartan menatap wajah Ivan, Vartan tidak menyangka kalau ternyata rumah sakit milik keluarga Ivan ini sudah berganti kepemilikan. Ivan memang tidak memberi tahu Vartan soal itu, sehingga Vartan sangat kaget dengan apa yang terjadi ini. Vartan terus menatap Ivan yang duduk di samping nya tapi Ivan menghindar
Miriam terdiam setelah mendengar pertanyaan Davin ini, dia tidak langsung menjawab, setelah terdiam sejenak, akhirnya Miriam menjawab," Peter melakukan aksi ilegal.""Apa yang dilakukannya?" tanya Davin sambil menatap marah ke arah Miriam. karena Davin tidak percaya kalau Peter melakukan kesalahan seperti yang dituduhkan kepadanya itu."Secara ilegal, dia melakukan pembelian sebuah rumah sakit di Singapore dengan memakai sumber dana dari namamu.""Dia tidak salah, ma. dia melakukan itu atas perintah ku," kata Davin membela Peter."Omong kosong!!! dia melakukan pembelian itu saat kamu sedang sakit. dia mengambil data-data kamu untuk melakukan pembelian itu. mana mungkin itu semua atas persetujuan mu!""Ma...aku yang menyuruh dia melakukan pembelian itu sebelum aku di celakakan orang, ma. jadi, semuanya sudah sesuai prosedur dan sesuai perintah ku, ma." bantah Davin cepat. Davin teringat dengan perintah nya kepada Peter untuk membeli rumah sakit di Singapore, milik keluarga Ivan agar su
Simon tampak kaget dengan perintah Nyonya besar nya itu, tapi, Simon tidak berani membantah perintah Nyonya Besar nya itu, karena itu, dia pun langsung menyanggupi perintah Nyonya Besar nya itu."Baik, Nyonya Besar. mohon petunjuk, cara membantunya bagaimana, Nyonya Besar?" tanya Simon sambil menunduk karena dia tidak berani saling tatap dengan Nyonya Besar nya itu."Kamu langsung ke Singapore hari ini juga, bantu Ivan itu dengan cara menyediakan semua fasilitas yang dia perlukan untuk mendekati wanita itu selama sebulan ini. karena, kalau sampai wanita itu sudah pacaran dengan orang lain, aku yakin, anakku akan menganggap nya pengkhianat dan meninggalkan wanita itu seperti wanita nya tempo hari," kata Miriam tanpa menyebut nama tapi, saat dia menyebutkan kata-kata terakhir dari kalimat nya tadi, Miriam sengaja melirik ke arah Jacklyn sehingga Jacklyn langsung menundukkan kepalanya dalam-dalam."Baik Nyonya Besar. aku mengerti maksud Nyonya Besar dan aku akan segera ke Singapore untuk
"Sound great. aku mulai tertarik. cerita kan semua nya padaku," kata Conrad di ujung telpon."Kamu harus menggoda wanita itu. tiduri dia dan bikin video nya. kalau kamu berhasil, itu juga akan membuat Russel membenci wanita itu dan kembali ke pelukan ku," kata Jacklyn dengan suara tidak puas. Jacklyn memang mulai membenci Vania, karena dianggapnya, Vania adalah orang yang membuat Davin tidak menyukainya lagi."Hahahaha...aku suka. aku suka. apa wanita itu, kaya raya juga seperti si anak manja mu itu?" tanya Conrad di ujung telpon."Kemungkinan tidak. dia mungkin hanya orang melarat tapi, kamu bisa dapat uang dari ibunya Russel.""Kok bisa?""Ibunya Russel membenci perempuan itu, karena perempuan itu hampir membuat Russel terbunuh, jadi, ibunya Russel akan membekali mu dengan uang yang banyak untuk modal bagi kamu menaklukkan wanita itu. nah, disitulah kesempatan bagimu untuk dapat uang banyak.""Hahahaha.... boleh boleh. aku pasti bisa menaklukkan nya. tapi, aku baru mulai minggu dep
"Dia menunggu mu sejak tadi, Van. please...sekali ini aja. penuhi permintaan nya untuk makan malam berdua dengan mu," bisik Vartan dari belakang dan mengangguk ke arah Ivan yang ternyata sedari tadi telah menunggu Vania dengan jas lengkap dan bunga di tangannya."Aku tidak bisa melakukan nya, Var. aku tetap tidak bisa melakukan nya," kata Vania sambil melangkah terus meninggalkan Ivan yang tertunduk lesu saat Vania tetap saja melewati dirinya dan tidak mau memenuhi ajakan nya untuk makan malam berdua.Langkah Vania yang ingin secepatnya meninggalkan Ivan dan pergi ke apartemen di belakang rumah sakit, terhenti karena dia mendengar teriakkan ibunya memanggilnya.Vania membalikkan tubuhnya dan menunggu kedatangan Sita yang mendekati nya. setelah keduanya berhadapan, Sita menggenggam tangan Vania, menatap Vania dan berkata," maafkan bunda, nak. maafkan bunda.""Memang kenapa, bun?" tanya Vania sambil memperhatikan raut wajah Sita, apalagi saat melihat ada air mata di mata Sita."Ternyata
"Ini gila! jadi, Vania tidak tahu sama sekali tentang apa yang menimpaku?" keluh Davin. Davin tidak bisa membayangkan yang akan terjadi pada Vania saat Davin menghilang begitu saja dari kehidupan Vania."Iya, Tuan Muda. aku dan Wilson sudah berjanji kepada Nyonya Besar jadi, kami tidak bisa mengingkari janji kami itu," jawab Peter."Bagaimana dengan management di rumah sakit di Singapore itu? apa yang kau katakan pada mereka untuk disampaikan pada Vania sewaktu Vania di rumah sakit?""Aku cuma titip pesan kepada mereka supaya mereka bilang kepada Vania, kalau pertolongan untuk ayahnya Vania itu, berasal dari pemilik baru rumah sakit asal Hongkong. itu saja, Tuan Muda. aku tidak pernah menyinggung tentang Tuan Muda karena terakhir kalinya yang aku tahu, Tuan Muda masih ingin merahasiakan identitas Tuan Muda. iya kan?""Iya iya. hmmm, baiklah. aku cuma bisa berharap semoga Vania masih bertahan pada cintanya padaku walaupun tanpa ada kabar berita dariku.""Kalau gitu, hubungi Vania seka
"Wah, wo ho ho. kamu benar. kamu benar. itulah yang harus kita lakukan. walaupun aku tidak bisa menemuinya, tapi, aku kan bisa menemui nya secara tidak langsung," Davin sangat gembira dengan usul Peter tadi, sehingga Davin sudah berdiri dan melompat-lompat kegirangan. Sesudah itu, Davin mengangkat tangan menghentikan Peter yang ingin mengatakan sesuatu, melihat itu, Peter pun membatalkan kata-kata nya dan menunggu Tuan Muda nya yang sedang memikirkan sesuatu itu."Gedung orkestra," kata Davin tiba-tiba."Ada apa dengan gedung orkestra, Tuan Muda?""Sesampainya di Jakarta, kamu harus booking sebuah gedung orkestra kemudian, kamu pergi ke tim orkestra tempat Vania bergabung, booking mereka untuk membuat sebuah konser tertutup.""Konser untuk Tuan Muda, kan?""Ya. cari gedung orkestra yang ada balkonnya. aku ingin menonton dari atas sana. saat acara itu, aku ingin dia tahu aku ada, walaupun aku tidak bisa menemuinya," kata Davin sambil membayangkan permainan biola Vania di gedung orkest
Davin terpaksa memegang tangan Jacklyn dan menarik tangan Jacklyn menuju ke ranjang, setelah itu dia hempas kan tubuh Jacklyn dengan keras ke atas ranjang."AKU TIDAK MAU KAMU MENYENTUHKU, TAU!!! GAK PANTAS KAMU MENYENTUH KU, TAU!!!" teriak Davin dengan mata melotot ke arah Jacklyn. awalnya, Davin tidak ingin berlaku kasar kepada wanita walaupun wanita itu pernah menipunya, namun karena Jacklyn masih tetap berusaha menggoda, Davin pun naik darah. Melihat kemarahan Davin itu, Jacklyn tidak patah arang dia masih berusaha berdiri dan meng iba-iba kepada Davin sambil berusaha bergerak dengan gaya agak panas untuk mengundang hasrat Davin kepada nya. "Sayang, please, aku mencintaimu, jangan tinggalkan aku lagi, please. aku akan berusaha menyenangkan mu, aku akan menjadi satu-satunya bagimu, sayang," rayu Jacklyn dengan suara manja menggodanya."Jacklyn, pokoknya aku sudah kasih peringatan ya. berani kamu menyentuh ku, aku akan memukul mu. aku tidak peduli walaupun kamu wanita, ingat itu!!
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol