Setelah berada di atas, Pak Fuadi, pimpinan perusahaan di kantor ini, sudah menyediakan sebuah ruangan sendiri bagi Davin dan para asisten nya. Melvin sempat menyamar sebagai tukang reparasi AC dia masuk ke ruangan pribadi Vania dan mulai memasang alat perekam suara di ruangannya Vania.Jadi, alat yang kamu taruh sudah mulai mendapat info?" tanya Davin kepada Melvin."Iya Tuan Muda. sejam yang lalu aku menaruh alat pembesar suara di ruangannya Nyonya Muda----""Wait. kenapa kau memanggil Vania, Nyonya Muda?" tanya Davin."Karena aku yakin, Tuan Muda akan menikahinya. cepat atau lambat, itu pasti terjadi," tegas Melvin sambil menatap mata Tuan Muda nya itu."Amin. amin. kamu benar itu pasti akan terjadi," tegas Davin sambil tersenyum sendiri.Sesudah itu, Davin mengambil headset yang diberikan Melvin, menaruh headset itu di telinga nya dan mulai mendengar percakapan antara Vania dan Rani. mendengar dugaan-dugaan Rani tentang kemungkinan dermawan dari Hongkong, pembeli rumah sakit dari
Saat melihat Vania dan Rani masuk ke dalam restoran, Lenny langsung mengangkat tangan nya dan mempersilakan Vania dan Rani untuk duduk di depan nya."Katanya takut kopi nya ada sianida nya, kok malah rakus banget borong minuman segini banyak?" tanya Rani sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Itulah hebatnya aku ini. walaupun takut dan paranoid sama ajakan minum kopi tapi, aku juga setia kawan jadi, aku putuskan untuk nyobain dulu, jadi, kalau aku kenapa-kenapa, kalian gak perlu minum. iya kan? makanya aku sengaja memesan banyak minuman dan roti sebagai pembuka dan sejauh ini, aman terkendali, aku gak apa-apa," kata Lenny dengan mulut penuh."Kamu itu sebenarnya setia kawan atau kelaparan sih? hahahaha," kata Vania sambil tertawa-tawa"Ya, dua-duanya sih, hihihi," Lenny terkekeh-kekeh dengan tangan yang kembali meraih satu buah roti."Terus, kamu udah ketemu manager nya, gak? main makan aja loe," kata Rani sambil melihat-lihat ke arah meja kasir."Tadi, gleg...managernya sendiri yang
"Conrad, Tuan Muda?" tanya Melvin kaget. sejak Vania keluar kantor, Melvin memang menyerahkan headset kepada Davin untuk mendengarkan sendiri apa yang sedang terjadi pada Vania dan teman-temannya karena Melvin tercekat kaget mendengar nama Conrad disebut."Conrad yang selingkuh dengan Jacklyn, kan, Tuan Muda?" tanya Melvin lagi."Iya. dia. kenapa dia bisa ada disini dan mendekati Vania? ini pasti ada hubungannya dengan Jacklyn! suruh Wilson untuk merekam gambar Conrad ini, apa ini Conradnya Jacklyn atau bukan," perintah Davin kepada Melvin.Melvin si Otak langsung menelpon Wilson si Tangan yang memang sejak pagi ini sudah standby mengikuti Vania.**Vania merasa tidak nyaman saat ditatap terus oleh Conrad yang sekarang duduk di depannya, Rani sendiri sudah langsung sok akrab dengan Conrad."Katanya kamu pengagum berat Vania. emang kalian ketemu dimana?" tanya Rani kepada Conrad."Aku belum pernah ketemu dia," bantah Vania cepat."Kita pernah ketemu. maksud ku, aku pernah melihat kamu
MASIH FLASHBACK ON"Baik. ini nomor rekening ku. kirim saja uang itu ke nomor ini dan makasih atas infonya," kata Jacklyn sambil buru-buru meninggalkan A Kew.Setelah dari tempatnya A Kew, Jacklyn pun menuju ke tempat Conrad yang baru saja datang dari Amerika untuk menemuinya. tapi, di dalam perjalanan, Jacklyn masih teringat dengan cerita A Kew tentang Davin dan pacarnya itu. cerita itu membuat Jacklyn yang semula membenci pacar nya Davin itu menjadi agak bersimpati kepada wanita itu. karena wanita itu bisa mencintai Davin dengan tulus tidak seperti dirinya yang cuma menipu perasaan Davin, memanfaatkan Davin, bahkan selingkuh di belakang Davin karena sejak lama, hati Jacklyn sudah terjerat kepada Conrad yang terus memanfaatkan Jacklyn dari hari ke hari.Jacklyn menemui Conrad dan menceritakan semua yang dia dengar dari A Kew."Hahahaha... informasi yang bagus, sayang. aku akan pergunakan informasi ini untuk merebut hati wanita itu," kata Conrad sambil tertawa-tawa."Maksud kamu gima
"Sebenarnya, sejak pandangan pertama, kamu telah menjadi segalanya dalam hidupku dan AAAAAKKKKHHHHHHH."Conrad tidak bisa menyelesaikan kata-katanya karena sebuah sengatan listrik telah membuat dia jatuh dan pingsan di tempat. "Conrad? kenapa kau?" tanya Vania panik."Kenapa dia?" tanya Rani."Ada apa sih?" tanya Lenny.Beberapa tamu mulai berdiri karena kaget dengan teriakan Conrad. si manager restoran nampak berdiri di depan tubuh Conrad yang masih pingsan itu, tapi, dia tidak berani menyentuh tubuh Conrad.Vania yang merasa terhubung dengan Conrad karena dipikirnya Conrad adalah penolongnya dari Hongkong itu, mulai mendorong si manager untuk melihat keadaan Conrad. si manager sempat ragu-ragu untuk melakukan itu, hingga akhirnya, seseorang datang, dia membelakangi Vania dan kawan-kawan dan langsung memeriksa kondisi Conrad. "Dia temanku....tidak apa-apa. dia biasa begini. dia penderita epilepsi. tenanglah. yang mau ke kantor boleh kembali ke kantor ya," kata pria yang membelakang
Begitu jam kantor usai, Vania langsung mengajak Rani bergegas pulang ke rumah kost Rani. Vania ingin mandi dan ganti pakaian setelah itu, langsung balik ke tempat latihan milik Ny. Dahmer. Seusai mandi, sambil makeup, Vania memikirkan Conrad. orang yang ternyata adalah dermawan asal Hongkong itu, sebenarnya Vania agak kurang sreg dengan tatapan mata Conrad itu, karena dia terlihat biasa menaklukkan wanita dengan tatapan seperti itu. bagi Vania, Conrad itu terlihat sangat playboy tapi, Vania terkesan juga karena pengorbanan besar yang dilakukan Conrad itu.Karena ternyata, Conrad lah dermawan asal Hongkong yang selama ini membantu Vania, padahal Vania bahkan belum mengenalnya, ini membuat Vania sedikit terkesan tapi, wajah tampan Davin kini membayang di pelupuk mata Davin. wajah yang selalu dirindukan Vania, wajah yang tidak bisa dia lupakan, wajah yang selalu ada di hati Vania.Sejak pulang dari Singapore, Vania putuskan untuk tinggal di kost nya Rani yang memang tinggal sendirian di
Nyonya Dahmer cuma menganggukkan kepalanya saat mata Vania membulat terbelalak ke arahnya. selain Vania, beberapa teman Vania yang mendengar kata-kata Nyonya Dahmer tadi, ikut-ikutan kaget dan menoleh ke arah biola yang berada di tangan Vania itu."Maksud nyonya, ini biola Stradivarius KW satu kan? bukan asli kan?" tanya Vania karena dia memang tidak percaya kalau biola langka dari abad pertengahan yang konon hanya ada sekitar dua ratus buah di seluruh dunia dan memiliki harga mencapai jutaan dolar bahkan ada yang laku terjual hingga di angka 3,6 juta dolar Amerika itu, bisa ada di tangan nya saat ini."Ini Stradivarius asli. seorang ahli biola yang merupakan teman suamiku baru konfirmasi beberapa menit yang lalu, kalau ini adalah Biola Stradivarius yang asli. harga biola ini mencapai 2,8 juta dolar Amerika. memang bukan yang termahal, tapi ini salah satu yang termahal," kata Nyonya Dahmer dengan mimik wajah serius."Sejak kapan biola ini jadi milik Nyonya? kok aku gak tau?" tanya Van
Beberapa anggota orkestra sempat menyapa Vania untuk memberi selamat kepada Vania karena Vania sudah memiliki biola Stradivarius itu, Vania terpaksa membalas kata-kata mereka sambil curi-curi pandang ke arah sosok di depan pintu utama yang mirip Davin itu. Jarak masih cukup jauh baginya dan bagi sosok itu tapi, jantung Vania semakin berdebar-debar karena semakin dekat jarak terpangkas antara dirinya dan sosok itu, semakin kuat pula insting di benak Vania kalau sosok mirip Davin itu, memang adalah Davin."Van...,hebat sekali euy, kamu bisa dapat Biola semahal itu, jadi iri gue, gimana caranya?" tanya Yanti Simamora salah satu teman Vania yang juga memegang biola di orkestra, sambil memegang tangan Vania.l"Aku juga gak tau. karena aku juga baru tahu," jawab Vania jujur karena dia memang tidak tahu mengapa diberikan barang semahal itu oleh orang yang tidak dia kenal."Mungkin kamu memang lomba biola gitu. karena itu dapat biola mahal kayak gitu. iya kan?""Aku kan setahun ini sibuk k
Saat berada di pesawat menuju ke Hongkong, Davin selalu mendekap tubuh Vania, dia hanya melepaskan tubuh istrinya saat salah satu diantara keduanya pergi ke toilet. Saat makan pun Davin selalu memegang tangan istrinya bahkan menyuapi istrinya."Kenapa ketawa? tanya Davin saat melihat Vania tertawa."Kayaknya kata-kataku tadi sangat mengena di hatimu, sehingga kamu sangat memanjakan aku.""Kamu membuat aku takut, sayang.""Hahaha, padahal walaupun kita cek up kesehatan menyeluruh di tubuhku selama 5 hari berturut-turut pun, tidak akan mendapatkan penyakit apapun, paling cuma ada kolesterol mungkin sedikit darah rendah tapi tidak ada penyakit yang berat," yakin Vania."Lalu kenapa tadi kata-katamu seperti itu?""Karena aku sedih melihat Xiaoyu dan aku sangat bersimpati kepada Xiaoyu, Jadi kalau memang aku tiba-tiba pergi, aku ingin ada Xiaoyu yang mendampingi aku, jadi, aku mengatakan itu bukan karena aku lagi sakit, tapi itu luapan kebanggaanku kepadamu dan juga luapan rasa simpatiku k
Akhirnya, tangisan dari Xiaoyu bahkan memerlukan waktu 2 jam bagi Davin dan Vania untuk bisa menenangkan Xiaomi. Vania yang lembut hatinya itu, malah sempat beberapa kali memberi isyarat kepada Davin agar Davin merubah keputusannya itu dan mau menerima Xiaoyu sebagai istri kedua Davin, tapi Davin tetap tegas kepada keputusannya untuk tidak menerima Xiaoyu menjadi istri keduanya.Walaupun Xiaoyu terus menangisi keputusan Davin itu, tetapi Davin terus mengeraskan hatinya, bagi Davin, Xiaoyu harus menerimanya sekarang walaupun berat, tapi Xiaoyu harus mulai belajar menerima kalau dirinya tidak akan mungkin bisa bersatu dengan Davin walaupun hanya menjadi istri yang kedua.Xiaoyu sempat beberapa kali memanfaatkan kelembutan hati Vania untuk mengetuk pintu hati Davin, karena itu Vania beberapa kali meminta Davin untuk memikirkan ulang keputusannya itu, bahkan Vania sempat ikut-ikutan menangis dengan Xiaoyu saat mendengar cerita Xiaoyu tentang betapa merananya dia sejak kecil menunggu Davin
Davin dan Vania masih terus berpegangan tangan mereka menunggu di depan kamar pemulihan pasca operasi tempat Xiaoyu dirawat setelah operasi, sementara A Hua masih sedang diperiksa di kantor polisi untuk menjelaskan tentang apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu di tempat ini, saat para ninja menyerang.Di sekeliling Davin dan Vania, para pengawal yang masih tersisa duduk mengawal mereka berdua, selain 2 pengawal tersisa Vania, yaitu Silvia dan A Tek, juga ada Wilson dan Melvin yang baru saja bergabung. Bersama mereka, juga ada David dan Eric Ginola yang sebenarnya tugas sehari-hari mereka adalah menjaga perusahaan-perusahaan Davin di Eropa Barat tapi karena mereka sedang liburan di New York maka mereka juga menjadi pengawal dadakan bagi Davin saat ini.Sebelumnya, salah satu dokter sudah keluar dan mengabarkan kalau operasi berjalan sukses tinggal menunggu Xiaoyu pulih dari anestesi yang dia terima saat operasi tadi karena itu Davin dan Vania tinggal menunggu di depan kamar pemulih
Tepat saat samurai di tangan Ninja yang bernama Robby ini akan ditusukkan ke tubuh Silvia yang saat itu sudah pasrah karena dia tidak mampu menghadapi tenaga dari Robby ini, tiba-tiba saja, samurai itu tidak bisa bergerak sama sekali saat jarak tinggal beberapa sentimeter lagi dari tubuh Silvia.Robby sudah berusaha menambah tenaganya tapi semua itu sia-sia, samurai tajam itu tidak bisa tertancap ke tubuh Silvia karena sebuah tangan yang kuat sudah memegang samurai itu dengan tanpa pengaman sama sekali.Setelah itu, tangan yang memegang samurai itu, langsung mendorong tubuh Silvia jauh-jauh ke belakang hingga Silvia melepaskan ikat pinggangnya yang telah mengikat tangan Robby tadi. "Lindungi nyonya mudamu," itulah yang Silvia dengar saat tangan yang menyelamatkan dia tadi, mendorong tubuh Silvia jauh ke belakang.Silvia yang nyawanya hampir saja melayang itu merasa sangat bersyukur dengan kedatangan orang yang mendorong tubuhnya itu karena orang itu, adalah tuan mudanya, Davin, yang
Di tempat lain, A Hua yang saat ini sedang berada di depan kamar operasi tempat Xiaoyu baru saja masuk untuk dioperasi, sudah menyuruh semua anggotanya untuk berjaga-jaga di depan pintu karena A Hua sudah sempat survei ke ruang operasi ini dan satu-satunya pintu masuk untuk ke ruang operasi ini hanya yang berada di belakang A Hua saat ini, sehingga A Hua hanya fokus di depan pintu.Beberapa saat sebelumnya, A Hua juga sudah menyuruh anak buahnya untuk memberi kabar-kabar bohong kepada para pengunjung yang ada di sekitar sini, agar supaya mereka tidak menunggu di sekitar tempat ini supaya tidak ada korban orang tak berdosa yang ikut-ikutan jatuh di tempat ini saat para ninja datang nanti.Tiba-tiba, terdengar suara besi yang diseret di lantai dan berasal dari arah timur dan di saat bersamaan terdengar suara besi yang di ketuk-ketukan di dinding beton dan berasal dari arah utara.A Hua langsung tahu kalau para ninja itu sudah datang dan mereka datang dari dua arah berlawanan, mereka sen
Sementara itu, di depan sana, mobil yang membawa Vania dan para pengawalnya sebenarnya sudah berada di bandara, Tapi terjadi kemacetan parah di depan bandara, hal ini membuat Silvia menjadi cemas, Silvia selalu menengok ke arah belakang karena dia takut mobil yang tadi mengejar-ngejar mobil mereka sudah berhasil keluar dari hadangan drone.Beberapa saat yang lalu, mobil yang mengejar itu, hampir bisa mengejar mobil Silvia ini, untungnya, mobil yang membawa si samurai itu, dihadang dua buah drone yang menurut dugaan Silvia, pasti berasal dari Melvin, karena itu mobil si samurai itu sempat terhenti dan tidak mengejar lagi ke arah mobilnya Silvia dan kawan-kawannya.Silvia sempat lega melihat hal itu, karena untuk sementara, mereka bisa melepaskan diri dari mobil itu, mobil di mana samurai itu berada.Tapi saat ini keadaan kembali memprihatinkan dan menegangkan, saat mobil yang ditumpangi oleh Sylvia ini harus mengalami kemacetan yang parah. Silvia tidak khawatir akan keselamatan dirinya
"Orang itu memiliki gerakan yang sangat cepat dan dia bisa menangkis peluru dengan samurainya, dia sangat hebat, dia bukan orang sembarangan, bahkan nampaknya, dia cuma bisa ditandingi oleh Tuan Muda," kata Silvia sambil menatap ngeri ke arah belakang.Vania yang mendengar kata-kata Silvia ini ikut-ikutan menjadi ngeri."Percepat mobilnya, kita masih dikejar, nampaknya dia sudah menghabisi orang-orang kita yang tersisa dan nampaknya dia memakai mobil ke-4 kita untuk mengejar kita," kata Silvia kepada pengemudi mobil."Iya, Silvia," kata pengemudi mobil yang langsung memacu mobilnya menuju ke arah bandara.Sylvia terus menatap ke arah belakang, dia terus menatap ngeri ke arah belakang karena di belakang sana ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi dan melakukan beberapa kali zig-zag yang bahkan kerapkali menyenggol mobil-mobil yang berada di samping kiri dan kanannya.**Sementara itu, di belakang sana, Davin baru saja mendapatkan telepon dari Melvin," Iya, ada apa, Melvin
Davin mengerutkan alisnya dia tidak menyangka kalau dalam waktu sesingkat ini, dia harus mendapatkan ancaman baru. Ancaman baru bernama Robby, ancaman baru yang berasal dari keturunannya Howard Livingstone.Davin segera teringat kepada Vania. Davin sangat khawatir akan Vania," bagaimana dengan Vania? hubungi Silvia ceritakan tentang ancaman baru ini.""Iya, tuan muda," kata A Hua yang langsung menghubungi Silvia."Tapi, Davin tidak puas hanya menyuruh A Hua, kemudian, dia sendiri yang putuskan untuk mengambil handphonenya dan menelepon Vania, karena kalau Robby itu sudah berhasil melakukan teror dengan membunuh 3 orang anak buahnya Melvin, itu berarti Robby itu memang memiliki kemampuan, karena itu Davin mulai mengkhawatirkan keselamatan Vania."Halo, sayang," sapa suara lembut Vania di ujung telepon."Kamu di mana? Kamu masih di hotel kan? aku akan segera kesana.""Kami sedang menuju ke bandara," jawab Vania di ujung telepon."Kenapa ke bandara?""Aku putuskan untuk balik ke Hongkong
"Aku sangat senang saat ini," kata Xiaoyu dengan mata berbinar-binar. Dia menatap Davin tanpa berkedip sehingga membuat Davin tidak tega untuk tidak membalas tatapan matanya ini."Aku berjanji, aku akan berusaha mencapai kondisi terbaik untuk operasi berikutnya yang harus aku jalani itu. Aku juga sudah mengundang beberapa dokterku di Shanghai untuk ikut membantu dalam operasiku nanti dan setelah operasi yang aku yakin sekali akan sukses itu, kamu harus melamarku di depan orang tuaku, Oke?" lanjut Xiaoyu sambil menatap mesra ke arah Davin."Ya sudah. Sebaiknya sekarang ini kamu istirahat supaya kamu bisa mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk persiapan operasi nanti. Ayo tidur.""Tapi aku mau tidur bersamamu," pinta Xiaoyu."Lihat! tanganmu itu penuh dengan selang infus, aku belum bisa tidur bersamamu.""Belum bisa? berarti nanti, begitu aku selesai operasi kamu bisa kan tidur denganku?" todong Xiaoyu.Davin tampak tersentak kaget karena kata-katanya tadi ternyata disalahartikan ol