Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 301 - Chapter 310

550 Chapters

301 Menunggu Momen yang Tepat

Pria bertubuh gempal itu langsung mencengkram lengan Vania dan mulai membawa Vania berjalan. Vania berusaha memperlambat jalannya tapi, pria itu memperkuat cengkramannya saat Vania mencoba berjalan pelan. Akhirnya, Vania terpaksa berjalan agak cepat sesuai yang dikehendaki penculiknya itu.Di depan sana, Vania bisa melihat kalau Meyling nampaknya juga telah berada di tangan penculik. Meyling menatap Vania dengan sedih, mungkin karena gara-gara dialah Vania jatuh ke tangan penculik. Penculik Meyling itu nampaknya menunggu hingga Vania dan penculiknya tiba di dekatnya, setelah itu, barulah dia berjalan.“Aku minta maaf, Van. Mereka menyandera keluargaku,” kata Meyling kepada Vania. Mendengar itu, Vania tidak menyalhkan Meyling, karena Vania tahu kalau penyebab orang-orang ini menyandera Meyling sekeluarga adalah karena Vania sendiri, jadi, Vania hanya tersenyum ke arah Meyling. Vania ikut prihatin dengan apa yang terjadi pada Meyling dan keluarganya.Saat ini, Vania dan Meyling terus d
Read more

302 Peristiwa di Depan Bandara

Karena itu, saat mendekati mobil van itu dan saat cengkraman penculiknya tidak lagi terlalu kuat di bahunya, Vania memutuskan untuk bertindak nekad-nekadan.Vania tahu, penculiknya ini, memiliki sebuah senjata api yang sedang di todongkan di perut Vania, tapi, Vania putuskan untuk memegang mocong senjata api itu dan mengarahkan senjata api itu ke arah teman si penculik yang berada di dalam mobil van di depan mereka.Terdengar suara tembakan saat sang penculik berbadan gempal itu kaget saat senjata apinya dipegang Vania dan diarahkan ke depan. Penculik itu yang berpikir, Vania akan merampas senjatanya apinya ini, secara refleks menarik pelatuk hingga peluru yang berada di moncong senjata api itu, meluncur ke arah depan dan mengenai temannya yang sedang menunggu di mobil. Vania langsung menarik tangannya karena kaget setelah moncong senjata api itu mengeluarkan peluru. Sesaat kemudian, letusan senjata api kedua terdengar di dekat Vania dan Vania langsung berteriak saat melihat penculik
Read more

303 Sniper untuk Vania

“Baik, pa. Tapi, bagaimana kalau papa dan mama menyingkir dulu ke atas dan naik helikopter di atas, biar aku yang menyelamatkan nainai. Bagiamana, pa?” tanya Davin kepada Gerald Wong.“Iya, pa. Russel benar. Kita harus menyingkir dulu, biar dia fokus menolong Ibu Suri,” timpal Miriam.“Bagaimana keadaan diatas?” tanya Gerald Wong kepada Davin.“Sudah aku bersihkan, pa. Jalanan aman. Cuma, papa dan mama sekalian, harus ke atas lewat tangga darurat karena, kalau lewat lift, bisa saja ketemu mereka dan bisa saja mereka membuat liftnya macet karena kontrol lift berada di ruang multimedia yang berada di lantai yang mereka kuasai, pa,” jawab Davin.“Bagus. Kalau gitu, kamu harus kuat naik ke atas sana. Nanti semua pengawal kita akan mengawalmu ke atas,” kata Gerald Wong kepada Miriam Wong.“Kenapa cuma aku? Aku gak mau pergi kalau cuma aku!” protes Miriam Wong.“Aku tinggal disini untuk membantu anak kita---”“Tidak, pa. Mama lebih membutuhkan papa. Lagipula, untuk membuka pintu-pintu darur
Read more

304 Memburu Waktu

“Kamu kejam sekali!!! terbuat dari apa hatimu, hah!!!” geram Davin.“Harta dan kamulah yang membuat aku sekejam ini. Sebelum ini, aku tidak pernah membunuh orang tapi, setelah aku memiliki status sebagai istri kamu, memiliki harta kekayaan yang tak terbatas ini, jangan salahkan aku kalau aku tidak rela untuk melepaskan semua ini. Karena itu, aku akan bunuh siapapun yang berusaha mengusir aku dari semua kemewahan ini. Hahahhaah,” kata Melissa sambil tertawa di ujung telpon.“Dasar!!!”“Aku juga akan membunuhmu kalau kamu masih berusaha menyingkirkan aku! Tapi, masih belum terlambat, sayang. Terima aku jadi istrimu dan biarkan aku lenyapkan sepupu bodohku itu, maka, kita akan hidup bahagia. Aku akan layani kamu setiap hari, hihihihi. Bagaimana, sayang?”“Kamu mimpi!” Davin langsung mematikan handphonenya dan berusaha menghubungi Peter algi. Tapi, dia tidak bisa lagi menghubungi Peter, juga Wilson dan juga Sylvia. Akhirnya, Davin putuskan untuk turun ke bawah berperang dan membasmi Melis
Read more

305 Ruangan Kerajaan

Davin mulai menembak sambil melompat ke arah musuh-musuhnya. Dua tembakan masing-masing satu tembakan ke arah dua musuhnya yang langsung mengenai kepala musuhnya itu hingga membuat keduanya jatuh tak bernyawa lagi karena Davin menembak mereka berdua tepat di kepala. Setelah Davin jatuh ke lantai, Davin tidak mau berdiam disana karena kalau dia berdiam disana, itu sama saja membiarkan musuhnya menembaknya, Davin langsung bergulingan sambil menembak hingga dua mush lagi tumbang terkena tembakannya.Saat musuh-musuhnya fokus ke arah Davin, satu orang lagi tertembak karena A Hua telah memilih maju, berdiri untuk menembak seorang muysuh, A Hua menyarangkan lima peluru ke satu orang itu hingga musuhnya tewas seketika.Di tempat ini, tinggal ada satu orang yang sedang bersembunyi di balik dinding. Davin yang masih memburu waktu itu, memutuskan untuk melompat jauh untuk menjangkau satu musuh yang tersisa itu.Sambil menjatuhkan dirinya, Davin sudah melompat ke depan musuhnya yang tengah bers
Read more

306 Sniper Mengunci Sasaran

Begitu pintu itu terbuka lebar karena terdorong oleh masuknya kursi roda yang didorong sekencangnya oleh A Hua tadi, tiba-tiba terdengar suara banyak sekali tembakan yang mengarah ke arah kursi roda itu. Suara tembakan itu terdengar berasal dari belasan senjata api di dalam ruangan itu.Saat suara tembakan itu sedang menyasar ke arah kursi roda itu, dengan cepat, Davin yang berada di sebelah kiri pintu, langsung melompat secara menyilang ke arah kanan hingga dia telah berada di belakang sebuah kursi dan mulai menembaka ke arah dalam ruang kerajaan, menembak ke orang-orang yang tidak dia kenal dan itu berarti adalah anggota Genk Macan Tutul.Saat Davin melompat ke arah kanan di dalam ruangan, A Hua juga ikut-ikutan melompat. Dia yang sebelumnya berada di sebelah kanan pintu, langsung melompat ke arah kiri dalam ruangan dan berlindung di belakang sebuah kursi, dari balik kursi itu, dia mulai menembak ke depan ke arah para anggota Genk Macan Tutul yang sedang menembak ke arah kursi roda
Read more

307 Guru Besar Tapak Emas

Di sebuah kamar hotel di lantai tiga puluh, seorang lelaki tengah mengamati keadaan di bawah sana. lelaki ini adalah seorang sniper. Dia adalah seorang sniper yang dijuluki Angel of death ( malaikat maut). Dia dijuluki seperti itu karena dia selalu bisa mengambil nyawa orang yang menjadi targetnya tanpa pernah mengalami kegagalan. rata-rata targetnya adalah gembong mafia narkoba , pemimpin partai politik, hingga pemimpin perusahaan.Rata-rata yang menyewanya adalah gembong mafia yang merasa tersaingi oleh kiprah saingan sesama gembong mafia narkoba, dia juga pernah disewa oleh pemimpin politik yang merasa tersaingi oleh lawan politiknya, dia juga pernah disewa oleh pemimpin perusahaan yang perusahaannya kalah bersaing oleh perusahaan saingannya. selain itu, dia juga pernah disewa oleh seorang adik tiri yang ingin melenyapkan kakak tirinya supaya sang adik bisa naik menjadi pemimpin perusahaan keluarga.Saat ini, sniper berjuluk Angel of death ini, jauh-jauh didatangkan dari Eropa Tim
Read more

308 Angel of Death

Sniper yang tidak pernah gagal itu berhasil mengunci sasarannya. Kepala Vania telah berada di dalam bidikannya, dia tinggal memperkirakan arah angin setelah itu, dia akan segera menarik pelatuknya untuk segera menghancurkan kepala wanita cantik yang ada di bawah sana itu. Setiap saat sang sniper yang berjuluk “ Angel of Death “ ini akan segera mengambil nyawa Vania.Di bawah sana, Vania sedang adu argumen dengan A Chong,” sekarang kamu boleh menyerang. Selamatkan Davin, nainai, papa dan mamaku di dalam sana, please…,” kata Vania kepada A Chong.“Ayo. Apalagi yang kau tunggu!” kata Peter sambil mendelik ke arah A Chong, si pemimpin pasukan keamanan Keluarga Wong itu.“Tunggu dulu. Masalahnya aku mau melihat dan memastikan dulu yang mana yang asli. Yang di dalam atau yang disini,” kata A Chong sambil memperhatikan wajah Vania dengan seksama. A Chong memang bingung karena yang berada di dalam yang memerintahkan dia ke Makau itu, wajahnya sangat mirip dengan Istrinya Davin, sekarang, yan
Read more

309 Sniper Beraksi

Wilson sangat marah melihat kelakuan A Chong yang masih juga tidak percaya walaupun Vania sudah berbusa-busa menerangkan kalau Vania adalah istri dari Davin, tapi, A Chong masih juga tidak percaya dan masih belum mau menggerakkan pasukannya, karena itu, dengan gemas, Wilson mendorong A Chong ke depan.Vania yang sedari tadi berusaha menjelaskan dirinya kepada A Chong itu, masih berusaha berteriak ke arah A Chong agar A Chong mau percaya kepadanya. tiba-tiba, Vania berteriak kaget saat dia merasakan cairan merah mengenai wajahnya.Vania berteriak histeris, dia teringat dengan pengalamannya sebelumnya saat kepala Monita berlubang tertembus peluru sniper, kini, wajah Vania kembali penuh dengan cairan merah."ADA SNIPER!!!" teriak Sylvia sambil menjatuhkan tubuh Vania ke bawah, Sylvia langsung menutup tubuh Vania dengan tubuhnya, Sylvia ingin melindungi tubuh Vania dari sniper. Sylvia tahu ada sniper yang beraksi, hanya saja dia tidak tahu dimana sniper itu berada.Peter ikut-ikutan berte
Read more

310 Akhir untuk Geng Macan Tutul

“Apa yang terjadi?” tanya Ibu Suri setelah melihat seorang pengawalnya menendang teman dari Melissa, orang yang dianggapnya sebagai Vania itu.Sementara itu, karena fokus Davin agak terganggu dengan serangan dari anggota Genk Macan Tutul tadi, tendangan Davin ke arah Melissa tidak berhasil dia lanjutkan.“Orang ini mencoba membokong Tuan Muda Wong dengan senjata tajam, kalau aku tidak bertindak, Tuan Muda Wong pasti sudah ditusuk olehnya,” kata orang tua yang menolong Davin sambil menunjuk ke arah senjata tajam yang dipegang anggota genk macan tutul yang sudah terjatuh ke lantai itu.Ibu Suri menatap Melissa dan bertanya,” apa itu benar? Mengapa kamu ingin membunuh suamimu sendiri?”“Dia sudah berusaha membunuhku beberapa kali, nainai. Dia menyuruh orang-orangnya untuk berusaha membunuhku,” kata Davin sambil menuding-nuding Melissa.“Itu tidak benar, nainai. Aku tidak pernah memerintahkan itu,” bantah Melissa berusaha meyakinkan Ibu Suri. Sementara itu, pertarungan antara A Hua dan A
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
55
DMCA.com Protection Status