Davin masih menunggu di bandara Sam Ratulangi, berharap, Vania merubah keputusannya dan datang menyusulnya ke bandara untuk ikut dengannya menuju ke Hongkong. Selain itu, Davin memegang handphone, sambil berharap, Vania atau Peter akan menelpon dan memberi kabar baik kalau mereka sedang menuju ke bandara tapi, telpon yang Davin tunggu-tunggu itu tidak datang, malah, A Beng yang datang menyentuh lengannya.“Kata pilot, kita harus segera pergi tuan muda. Jadwal penerbangan kita bisa ditunda kalau tuan muda masih menunggu lagi,” kata A Beng dengan wajah kakunya.Davin menghela nafas panjang, kemudian dia menatap ke arah mobil-mobil yang menurunkan orang-orang di depan pelataran tempat keberangkatan bandara, tapi, Davin sekali lagi, Davin tidak melihat wajah-wajah yang dia tunggu. Davin melirik ke arah handphonenya, tapi, layar handphonenya masih tetap sama, tidak ada panggilan telpon yang Davin tunggu-tunggu, karena itu, dengan kecewa, Davin akhirnya masuk ke dalam bandara.**Vania suda
Baca selengkapnya