Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 261 - Chapter 270

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 261 - Chapter 270

550 Chapters

261 Robekan Foto

Kun mengeluarkan senjata api genggam keduanya dari balik kaos kakinya dan dengan posisi masih tetap tiarap di lantai, Kun mulai mengarahkan senjata api genggamnya kepada Vania.Roger berteriak panik saat melihat Kun yang mulai mengarahkan senjata genggam milik Kun Kepada Vania. Phi berbalik ke belakang dan melihat Kun sudah memegang senjata api di tangan Kun, Phi bergerak semakin cepat untuk mengambil senjata api milik Kun lainnya yang berada di depannya.Vania sendiri cuma bisa terdiam sambil menatap Kun. Vania tahu, Kun sedang membidik ke arahnya dan Vania tidak berdaya lagi untuk menghindar, Tapi, sepersekian detik kemudian, seraut wajah tampak menghalangi dari sesosok tubuh sudah menghangi wajah Kun dari pandangan mata Vania. Wajah itu adalah wajah Roger.Sesaat kemudian, terdengar suara letusan senjata api, disusul suara teriakan kesakitan dari Roger. terlihat wajah Roger yang kesakitan sambil terus menatap Vania, hal ini membuat Vania sadar kalau telah terjadi sesuatu kepada Rog
Read more

262 Tidak bisa Menjelaskan

“Mungkinkah dia yang menyuruh para pembunuh itu? Tapi, kenapa dia melakukan itu? Apa untungnya baginya? Kenapa dia setega itu? Tapi, kalau bukan dia, mengapa foto ini ada pada para pembunuh? Padahal yang punya foto ini cuma aku dan dia, tidak ada yang lain dan kami berdua pernah sama-sama berjanji untuk tidak menaruh foto itu di media sosial,” batin Vania dengan pikiran yang terus berkecamuk tak tentu arah.Vania tidak ingin mempercayai apa yang menjadi pemikirannya saat ini, tapi, nampaknya pemikiran itu sangat masuk akal dengan bukti-bukti yang ada saat ini. Akhirnya, setelah menghela nafas panjang, Vania putuskan untuk menunggu bukti-bukti lanjutan.“Pak Roger memintaku untuk terus melindungi Anda, karena Pak Roger curiga kalau nyawa Anda masih terancam, karena itu, ijinkan aku dan beberapa anak buahku untuk selalu berjaga di dekat Anda,” lanjut Arya Bagaskara lagi saat melihat Vania masih terdiam di depannya.“Baiklah,” kata Vania sambil mengangguk,” oh ya. Bagaimana keadaan Roger
Read more

263 Terpaksa Pulang ke Rumah

“Bagus. Akhirnya kamu mengerti juga. Bagaimanapun, papalah yang akan merasa bersalah kalau kamu terus-terusan seperti ini, terus-terusan menghindari istrimu sendiri,” kata Gerald Wong sambil tersenyum. Dia merasa lega karena akhirnya, Davin mau juga pulang ke rumah, karena, selama Davin belum pulang ke rumah, Gerald Wong akan terus merasa bersalah.“Iya, pa,” kata Davin sambil menganggukkan kepalanya.“Terus? Mau tunggu apa lagi? Ayo pulang!!!” Gerald Wong berdiri dan melotot ke arah Davin. Walaupun sebenarnya masih agak enggan, tapi, akhirnya Davin terpaksa berdiri dan mulai bersiap untuk pulang ke rumahnya. Gerald Wong terus mengawasi Davin dengan matanya yang melotot dengan serius ke arah Davin, hingga terpaksa Davin ikut juga dengan ayahnya untuk melangkah ke lift.Saat menunggu lift datang, entah kenapa, Davin sempat berharap supaya enam lift yang ada di depannya ini, rusak semua sehingga dia gagal menuju ke bawah, tapi sayangnya harapan Davin tidak menjadi kenyataan karena han
Read more

264 Sebuah Informasi Saat Melissa Menyerang

Melissa mulai memainkan bibirnya di leher Davin, Melissa pikir, Davin masih capek setelah kerja keras mengurus data perusahaan selama dua minggu belakangan ini, jadi, Melissa berusaha untuk membangkitkan hasrat Davin.Tangannya semakin aktif bergerilya di bagian bawah tubuh Davin, Melissa ingin membangkitkan sesuatu yang masih tersimpan dibalik kain celana di bawa sana, sementara bibirnya mulai mencari-cari bibir Davin.Davin menggeser tubuhnya ke belakang hingga akhirnya dia tersandar di dinding kamarnya, Davin masih memutar otak guna menghindari hal yang lebih jauh dengan istrinya ini. Ada perang batin di dalam hati Davin saat ini, saat teringat dengan kejadian yang menimpa istrinya ini saat di Eropa, Davin jadi terenyuh dan ingin bermesraan dengan istrinya untuk mengobati luka hati istrinya ini, tapi, saat merasakan rasa asing yang sangat aneh yang dia dapat dari istrinya ini, Davin jadi tidak mau meneruskan apa yang di inginkan istrinya saat ini.Di tengah serangan-serangan Meliss
Read more

265 Menyewa Pembunuh Bayaran lagi

Tangan Melissa langsung berusaha melepaskan lilitan handuk di tubuh Davin, Davin langsung menahan handuk yang melilit tubuhnya agar miliknya tidak berhasil dipegang Melissa, tapi, tangannya yang satu masih memegang handphonenya sementara Melissa sendiri memakai dua tangan, karena itu, sebentar lagi perlawanan Davin akan menjadi hal sia-sia, karena hasrat Melissa sudah tak tertahankan lagi, Davin putuskan untuk melepaskan handphonenya sebelum keadaan terlambat tapi, sebelum dia melepaskan handphonenya, kata-kata dari Peter membuat Davin membatalkan niatnya untuk melepaskan handphonenya.“Tuan Muda….susah buat aku menjelaskan tentang ini. Sebaiknya tuan muda sendiri yang bertemu dengan orang-orang ini,” kata Peter di ujung telpon.“Memang kenapa sih? Ada apa?” tanya Davin yang bingung dengan kata-kata Peter itu.Sementara itu, Melissa sudah berhasil memasukkan tangannya di balik handuk yang dipakai Davin dan berhasil menemukan apa yang dia cari. Wajahnya terlihat bahagia karena menemuka
Read more

266 Merahasiakan Kesembuhan

“Berarti target kali ini, banyak sekali dong?” tanya si pembunuh bayaran.“Ya. Karena itu aku akan memberikan bayaran yang besar untuk kalian. Enam kali lipat dari yang sebelumnya, tapi, kalian harus menghabisi orang-orang itu. Nanti aku akan kirimkan data-data anggota komunitas itu beserta orang-orang yang sedang menjaga mereka. Bagaimana?” tanya balik Melissa kepada si gembong pembunuh.“Jadikan delapan kali lipat, maka aku sendiri yang akan turun tangan membawa semua anak buahku untuk menyerbu kesana.”“Baik. Aku setuju. Segera kesana, sebelum…..uh…pokoknya segeralah kesana.”“Baik. Besok pagi, bawa uang tunai sebesar enam puluh lima persen dari perjanjian kita ke tempatku, sesudah itu, barulah kami pergi.”“Itu kelamaan. Kalian harus gerak cepat. Pergilah kesana malam ini juga, uangnya akan aku bawa besok pagi ke markasmu. Pokoknya kalian harus pergi kesana secepatnya,” kata Melissa tidak sabaran.“Baik. Aku dan timku akan segera ke Paris, tapi ingat, kami baru akan bergerak setel
Read more

267 Rasa Bersalah

“Maksud kamu, kamu ingin dia merasa bersalah padamu, supaya dia meninggalkan kekasihnya itu?” tanya Roger memastikan.“Iya, dad. Karena aku bisa melihat dari sinar matanya, kalau dia masih sangat mencintai kekasihnya itu dan sama sekali tidak ada tempat untukku. Karena itu, aku pikir, ini satu-satunya cara untuk membuat dia mau menerima aku,” kata Roger sambil menatap Bill dan Melinda bergantian.Bill dan Melinda saling berpandangan. Sebenarnya mereka kurang setuju dengan pemikiran Roger itu, karena itu, Melinda langsung berkata,” sudahlah, Roger. Kalau dia memang tetap tidak mau setelah kamu berkorban seperti ini, maka berarti dia bukan jodoh kamu. Sudahlah. Masih banyak kok gadis cantik lain di luar sana yang mau sama kamu.”“Aku gak mau yang lain, mom. Kalau tidak dengan dia, mungkin aku tidak akan nikah. Jadi, sesudah ini,jangan lagi meminta aku untuk menikah. Udah, aku mau tidur aja,” pungkas Roger yang langsung berbaring lagi dan mulai menutup matanya.Hal ini membuat Melinda pa
Read more

268 Membangkitkan Rasa Bersalah

Melihat keadaan Bill dan Melinda yang seperti itu, hati Vania semakin sedih. Beberapa hari ini, saat dia tidak pernah mendapatkan kabar apapun tentang Roger dari semua orang yang dia tanyakan, Vania memang sudah sangat sedih, kini, saat melihat keadaan Bill dan melinda yang seperti ini, hati Vania jadi semakin sedih.Beragam pikiran buruk berkecamuk di benaknya yang membuat Vania mulai menangis tersedu-sedu, Vania takut kalau sesuatu yang buruk akan terjadi pada Roger, karena kalau sampai terjadi sesuatu pada Roger, Vania akan merasa sangat bersalah karena Roger tertembak gara-gara Vania, kalau tidak ada Roger, Vania mungkin sudah tidak ada lagi di dunia ini, saat ini, memikirkan semuanya ini, hati Vania semakin remuk dalam rasa bersalah.Untuk beberapa waktu, ketiganya tampak menangis di tempatnya masing-masing, tidak ada kata yang terucap, hanya ada tangisan. Kalau ada orang yang melihat pemandangan di kamar ini, terlihat ada tiga orang yang menangis, tapi yang sebenarnya keluar air
Read more

269 Sukarela dan Bukan Paksaan

Vania menatap wajah Melinda, tapi Vania tidak berkata apa-apa, dia hanya menunduk dan terus menunduk sambil menangis.Bill dan Melinda saling berpandangan. pengakuan Vania kalau Vania sudah menikah adalah sesuatu yang baru, karena itu, mereka berdua merasa perlu untuk mendiskusikan dulu tentang ini kepada Roger. Tanpa bersuara dan karena melihat Vania sedang menunduk, Bill dan Melinda memilih untuk keluar dari kamar tempat Vania dirawat dan kembali menuju ke kamar tempat Roger dirawat."Apa kamu sudah tahu?" tanya Melinda begitu dia masuk ke kamar tempat Roger dirawat dan memang sedang menunggu kedatangan mereka."Tahu apa?""Ternyata wanita pilihanmu itu sudah menikah," kata Melinda sambil menatap wajah Roger penuh selidik."Aku tahu, mommy.""Lalu kenapa kau mau dia menikahimu. dia kan sudah punya suami.""Dia lari meninggalkan suaminya, itu berarti suaminya bermasalah, iya kan? jadi, kita tinggal mengatur perceraian dia dengan suaminya, kemudian, dia bisa menikah denganku," tegas
Read more

270 Mereka juga adalah Musuhku

“Ada apa di luar itu?” tanya Davin kepada Eric Ginola.Eric Ginola langsung keluar dengan diikuti oleh David Ginola. Sementara itu, suara tembakan diluar semakin keras terdengar sampai ke dalam, secera refleks, Peter, Wilson dan Sylvia langsung berjaga di belakang tubuh Davin yang masih tetap duduk di depan para anggota komunitas penyuka kekerasan itu.Para pengawal Davin mulai yang sebelumnya berada diluar kini mulai masuk untuk ikut mengawal davin di dalam.“Apa yang terjadi diluar?” tanya Peter kepada para pengawalnya Davin itu.“Kami tidak tahu. Tiba-tiba saja ada orang-orang yang mulai menyerang di luar sana, keadaan sangat kacau di luar sana,” kata A Beng, salah satu pengawal baru dari davin.“Tanya Melvin apa yang sedang terjadi?” kata Davin kepada Peter.Peter langsung mengangguk dan menelpon Melvin. Setelah menunggu beberapa detik, terdengar suara Melvin di ujung sana.“Ada serangan di luar markasnya Eric,” kata Melvin di ujung telpon.“Siapa yang menyerang? Apa musuh-musuh E
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
55
DMCA.com Protection Status