Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 291 - Chapter 300

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 291 - Chapter 300

550 Chapters

291 Putus Komunikasi

“Hah?!!! jadi, orang tuaku di pejara di kamar mereka?” tanya Davin kaget. “Ya. Mereka dipenjara sampai Ibu Suri melihat nyonya muda yang asli karena, kata Ibu Suri, sebelum nyonya muda yang asli berada di hadapannya, dia tak akan percaya kalau nyonya muda yang sekarang itu adalah nyonya muda yang palsu,” jawab A Kew.Mendengar apa yang dikatakan A Kew ini, hati Davin antara senang atau tidak dengan tidak adanya Vania bersamanya. Karena, setelah melihat kebengisan Melissa itu, yang sempat menyuruh pembunuh bayaran menghabisi Vania dan juga dirinya, Davin yakin, kalau tadi Vania ada ikut bersamanya, mungkin Vania akan langsung dihabisi di lantai bawah sebelum masuk lift.Melihat kekuatan yang dimiliki Melissa saat ini, yaitu, sisa-sisa dari Genk Macan Tutul ditambah dengan kekuasaan Melissa sebagai pemegang Kalung Giok Bunga Matahari, maka, Davin jadi bersyukur, dia tidak membawa Vania ke kandang macan ini.“Terus, dimana nyonya muda yang asli? Bagaimana caranya kita meyakinkan Ibu Sur
Read more

292 Situasi Gawat

Seorang pramugari sudah memberi peringatan kepada Peter untuk tidak menelpon lagi. Peter terpaksa menyimpan handphonenya dengan hati gelisah. Karena dia sempat menelpon beberapa orang dekatnya di rumah Keluarga Wong, tapi nomor mereka semuanya tidak aktif di saat yang bersamaan, ini sesuatu yang sangat jarang terjadi, karena itu, dia menjadi sangat bingung.“Ada apa? Kenapa kau seperti melihat hantu?” tanya Wilson dari sampingnya.“Tidak ada satupun nomor yang aktif, tidak mungkin ini terjadi di saat bersamaan. ini membuat aku punya firasat jelek,” jawab Peter kepada Wilson.“Apa kamu sudah hubungi A Ding?”“Siapa itu A Ding?”“Dia salah satu penjaga di lantai satu. Anak buahnya A Chong.”“Aku belum hubungi para pengawal di bawah. Aku baru nelpon beberapa orang di atas sebelum dilarang pramugari.”“Baiklah. Aku akan coba chat A Ding diam-diam. Dia itu fans beratku dan menganggapku sebagai gurunya, jadi, kalau telponnya aktif, dia pasti akan membalas chatku,” kata Wilson yang dengan se
Read more

293 Masuk Perangkap

“Jadi, bagaimana strategi kita sekarang?” tanya Davin kepada A Kew, ketika lift mulai jalan lagi. “kamu harus bisa meyakinkan Ibu Suri kalau nyonya muda yang berada bersamanya itu, bukan nyonya muda yang asli. Karena bantuan dari para pengawal yang saat ini bersama Ibu Suri, sangat kita perlukan untuk bisa memenangkan perang. Karena, aku dengar dari pembicaraan mereka, kalau sisa-sisa Genk Macan Tutul, ada semua di tempat ini. Jumlahnya mungkin ada seratus lebih mungkin mencapai dua ratus orang, sementara jumlah para pengawal nyonya besar hanya ada tiga puluh dua orang ditambah kalian baru sekitar 36 orang, tidak akan menang melawan mereka,” keluh A Kew.“Bagaimana dengan para pengawal papaku?”“Mereka semua sudah tuan besar alihkan untuk menjaga keselamatan Ibu Suri, sebelum tuan besar ditawan di kamarnya, jadi, mereka saat ini, cuma fokus melindungi Ibu Suri, makanya, kalau sampai Ibu Suri memihak kita, maka, kita akan dapat banyak bantuan untuk memenangkan perang ini,” kata A Kew,
Read more

294 Dia Bukan Istriku

“Ahli sidik jari itu sudah memeriksa dengan sangat teliti, bahkan dia pake semacam pemeriksaan di laptopnya dan hasilnya sidik jari istrimu yang sekarang, sama dengan sidik jari istrimu yang dulu, jadi, gak ada yang harus diperdebatkan lagi. Dia adalah istrimu,” kata Ibu Suri ngotot sambil membelai rambut Melissa.Davin semakin geram saat melihat kedekatan Melissa dengan Ibu Suri, apalagi mendengar kengototan nainainya itu membela Melissa, untuk pertama kalinya, Davin mulai menyalahkan Vania atas keputusan Vania di masa lalu, karena keputusan Vania itu, membawa benalu yang sangat merusak dalam tubuh Keluarga Wong. Benalu yang bernama Melissa.“Kamu mau bilang apa lagi, heh! Ahli sidik jari yang datang tadi pagi itu, pernah bekerja di pusat investigasi di Amerika. Jadi, pendapatnya itu sangat dipercaya, orang tua kamu dan kamu saja yang masih bebal, gak mau dengar, huh!!!” tambah Ibu Suri lagi sambil melotot ke arah Davin.“Ahli itu siapa yang cari, nainai? Pasti dia kan! Dia kan bisa
Read more

295 Siasat di Tengah Kepungan

Davin sangat bingung dengan keadaan yang terjadi saat ini, karena kekuatan Melissa sudah terlalu kuat mencengkram rumahnya ini dan dengan berpihaknya Ibu Suri kepada Melissa. Sudah beberapa menit Davin berpikir namun, dia masih belum mampu mendapatkan jalan keluar untuk masalah ini, karena itu, Davin cuma bisa berdiri terdiam di depan Ibu suri dan Melissa.“Sekarang. Serahkan Kalung Giok Bunga Matahari itu,” kata Ibu Suri kepada Davin. Saat ini, barulah Davin teringat dengan Kalung Giok Bunga Matahari, benda pusaka keluarganya sekaligus juga, benda yang membuat pemegang benda itu akan dianggap sebagai pemegang saham terbesar Keluarga Wong sekaligus pemimpin Keluarga Wong yang harus dipatuhi oleh semua anggota Keluarga Wong, termasuk Ibu Suri yang sebenarnya kekuasaannya di dalam Keluarga Wong sudah hilang sejak dia menyerahkan kalung pusaka keluarga itu kepada Vania.Sekarang ini, Davin juga sadar, kenapa A Gong dan yang lainnya sangat takut kepada Melissa, itu karena yang mereka tah
Read more

296 Melawan Musuh

Setelah menembak ke arah tiga orang yang memegang senjata, pintu lift terbuka, Davin langsung keluar dari lift, melompat ke arah kiri sambil menjatuhkan dirinya dengan punggung menyentuh lantai, setelah itu, dia mulai menembak ke arah beberapa orang yang keluar dari pintu lift hingga peluru di senjata api genggamnya habis. Begitu habis, Davin langsung bangun dan duduk serta melompat ke arah tembok di sebelah kanannya yang posisinya tersembunyi dari musuh-musuhnya yang masih berada di dalam dan depan lift itu. Karena senjata api di tangannya sudah kehabisan peluru, dengan cepat, Davin mengambil sebuah senjata apinya yang tersimpan di kaus kakinya. Setelah membuka kuncinya, dan mengokang senjatanya, Davin mengambil handphonenya. Belakang handphonenya, terbuat dari kristal sehingga bisa menjadi cermin baginya untuk melihat ke arah pintu lift.Dari handphonenya yang bisa menjadi cermin itu yang sedang dia pegang dengan tangan kanannya, Davin melihat beberapa musuh sedang berjalan menuju
Read more

297 Fighting in My Own House

Davin langsung melompat ke samping untuk mendekati tubuh lawan yang baru dia kalahkan tadi. Refleks dari Davin sudah mulai berjalan saat dia mendengar suara senjata api dikokang di belakangnya. Peluru telah ditembakkan dan terus mencecar Davin yang masih bersalto di lantai kamar. Hingga Davin mengangkat tubuh ,musuh yang baru dia kalahkan dan bersembunyi di belakang tubuh musuhnya itu sambil mengambil satu senjata api yang dia sembunyikan di balik bajunya. Musuhnya terus mencecarnya hingga posisi musuhnya sudah berada di dalam kamar.Begitu suara tembakan dari musuh berhenti, gantian Davin yang berdiri untuk menembak musuh yang sedang mengambil magazine peluru baru dari balik kemejanya dan hanya sebuah tembakan saja dari Davin tapi akibatnya, peluru itu menancap dengan mulus di dahi musuhnya yang langsung membuat dia jatuh tak bergerak lagi.Kini, Davin baru sadar kalau musuh yang hampir membuatnya tertembak ini adalah musuh yang sempat dia bikin pingsan tadi, nampaknya, dia sudah siu
Read more

298 Peter, Amankan Vania!

Saat ini, Davin sangat khawatir dengan keselamatan Vania, karena, setelah membaca chatting di handphone yang tertinggal di ruang informasi ini, Davin sadar kalau Vania sedang diincar oleh Genk Macan Tutul yang nampaknya mendapat perintah dari Melissa untuk menghabisi Vania.Davin yakin kalau pemilik handphone ini adalah salah satu anggota Genk Macan Tutul, nampaknya mereka sempat berada di tempat ini dan pemilik handphone ini, sempat chatting dengan teman-temannya yang sedang menyandera Meyling dan keluarganya, hanya saja, mungkin karena sesuatu dan lain hal, pemilik handphone ini, meninggalkan tempat ini tanpa membawa handphonenya.Davin langsung mencari sebuah laci rahasia, laci yang malah tidak terlihat dari luar supaya tidak diketahui orang lain, termasuk pegawai-pegawai yang biasa bekerja di ruang komunikasi ini. karena yang terlihat di dinding, hanya ada sebuah gambar wanita cantik dengan lukisan timbul di dinding, tapi, saat Davin menyentuh mata kanan sekali, hidung sekali, mat
Read more

299 Mencari Vania

Saat melihat Davin sedang menelpon dan berteriak-teriak cemas di telpon, anggota Genk Macan Tutul yang sedang bersiap di belakang Davin dengan senjata tajamnya langsung menyerang Davin. Sasarannya adalah punggung Davin, dia ingin menusuk Davin secara membokong di punggung Davin.Tapi, di saat yang tepat, Davin yang sebelumnya menelpon dengan Peter menaruh handphonenya di tangannya karena dia ingin menelpon A Gong secara Video Call, kepala pengawal Ibu Suri, supaya A Gong mulai berpihak kepadanya untuk mulai mempengaruhi Ibu Suri.Tepat saat itu, karena Davin sudah mengaktifkan kamera depan/selfie, Davin bisa melihat ancaman di belakangnya, dengan gerakan cepat, Davin langsung menjatuhkan dirinya ke samping kiri, melepas handphonenya di atas meja dan segera menghindar menjauh dari meja.Sambil menghindar keluar dari meja itu, Davin meraih sebuah kursi untuk dia lempar ke arah musuhnya yang memegang senjata tajam dan hampir menusuknya tadi.Musuhnya yang masih mengejar Davin itu, berhas
Read more

300 Menjadi Tawanan

Sylvia mencari Vania dengan hati kalut. Dia merasa bersalah kepada dirinya sendiri karena kalau Vania kembali hilang, itu berarti untuk kedua kalinya dia lalai pada tugasnya menjaga Vania. Sebelumnya saat di Paris, Sylvia juga yang mendapat tugas utama untuk mengawasi Vania tapi, karena terlalu sibuk mencari info tentang Davin yang pergi bersama David Ginola, Sylvia malah melalaikan Vania hingga Vania kabur dari pengawasannya.Saat ini, Sylvia kembali merasa melakukan kesalahan yang sama. Karena, semenjak keluar dari pesawat, Peter sudah menyuruh Sylvia untuk mengawasi Vania. Peter meminta Sylvia untuk tidak melepaskan pengawaannya satu detikpun dari Vania dan itu dilakukan Sylvia.Hanya saja, saat di bandara, Sylvia yang seharusnya mengawasi Vania itu, teringat akan teman lamanya sesama pengawal di Keluarga Wong, teman lamanya yang sudah pensiun karena harus mendampingi orang tua yang sakit keras, tapi, karena biaya perawatan orang tua dari teman lamanya itu dibiayai oleh Keluarga Wo
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
55
DMCA.com Protection Status