Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 251 - Chapter 260

550 Chapters

251 Menghindarinya

“Jadi? kamu betul-betul mau menghindar darinya?” tanya Gerrald Wong dengan suara berbisik.“Iya, pa. Dia….dia benar-benar berbeda, pa. Aku tidak tahu mengapa, tapi, aku merasa asing kepada istriku sendiri, apalagi semenjak dia baikan ini. Saat kondisinya masih mengkhawatirkan, saat wajahnya masih diperban karena penganiayaan itu dan saat dia masih berterial-teriak setiap melihat laki-laki, justru aku tidak merasa asing. Saat itu, aku sangat mencemaskannya, tapi, saat ini, saat dia sudah sehat seperti saat ini, aku malah merasa asing, pa,” bisik Davin kepada Gerald Wong.“Kamu merasa asing gimana sih?”“Gayanya saat mendekatiku….di tempat tidur…. jadi sangat liar, pa. Dia benar-benar berubah, tidak seperti Vania yang aku kenal,” keluh Davin.“Oh, soal itu. Itu mungkin karena dia mengalami perubahan sifat paska pengalaman traumatik itu. Ingat! Dokter yang di Paris itu kan pernah menyinggung soal itu, kalau Vania bisa mengalaminya. Sekarang hal itu mulai terjadi, jadi, kamu harus menerim
Read more

252 Membebaskan Jeff

“Tinggalkan kami, Tika!!!” tegas Jeff sambil melotot ke arah Tika karena Tika masih belum bergerak dari tempat duduknya. Akhirnya, Tika berdiri dan meninggalkan Jeff serta Vania di dalam ruang jenguk tahanan. Tika segera menuju ke pintu keluar, melewati seorang penjaga penjara yang berdiri di pintu. Di dalam ruangan ini, sebenarnya terdapat empat meja yang letaknya berjauhan. Dari empat meja ini, hanya ada dua meja yang terisi, termasuk meja yang diduduki oleh Vania dan Jeff ada seorang napi lainnya yang berbincang dengan tamunya, agak jauh dari mejanya Vania dan Jeff. “Dimana dia?” tanya Jeff sambil menatap Vania. “Pak Roger ada diluar bersama pengacaranya, mereka akan segera membebaskan kamu asal kau meu berjanji----” “Aku bukan menanyakan soal Roger,” potong Jeff sambil menatap Vania penuh selidik. “Jadi? Maksud kamu apa?” tanya Vania tak mengerti. “Aku menanyakan soal sepupumu? Dimana dia?” “Hah? Kamu tahu?!!!” “Waktu aku menyerangmu di kamar hotel, aku belum tahu kalau ka
Read more

253 Jeff ke Hongkong

“HAH?!!!” Vania berseru kaget setelah mendengar kata-kata Tika ini.“Belum sih. Dia masih urus visa di Jakarta. Tapi, Dia benar-benar akan pergi ke Hongkong. Emang ada apa dengan Hongkong? Dan kenapa kamu kaget?” tanya Tika sambil memperhatikan Vania dengan tatapan menyelidik.“Apa kamu yakin dia akan ke Hongkong?” tanya balik Vania.“Ya. Barusan aku melihat history pencariannya di laptopku. Terus, aku dapat telpon dari temanku yang juga sekaligus adalah teman Jeff di Jakarta yang Jeff mintai tolong untuk mengurus Visa Jeff ke Hongkong. Tadi itu, aku sengaja kasih tahu ke kamu, aku ingin melihat reaksimu dan ternyata, kamu langsung kaget. Sebenarnya apa yang terjadi? Ada apa dengan Hongkong? Mengapa Jeff ngotot ke Hongkong,” cecar Tika lagi.Kini Vania terdiam. Vania tahu pasti apa yang sedang dikejar Jeff hingga Jeff tiba-tiba ke Hongkong. Ya, Jeff sedang mengejar Melissa, sepupu Vania yang sangat dicintai Jeff itu. Vania akui juga kecerdikan Jeff yang nampaknya langsung mencari tahu
Read more

254 Kedatangan Sepupu

Dua hari setelah Davin pergi meninggalkannya sendirian di rumah mewahnya, akhirnya Melissa tidak tahan juga memendam hasrat yang bergejolak di dalam dirinya yang terus meronta-ronta meminta untuk dipuaskan.Awalnya, Melissa ingin “ menggunakan “ jasa seorang pengawalnya saja untuk membantunya melewatkan kesendiriannya di atas ranjang, apalagi, ada beberapa pengawal berusia muda dan berbadan bagus yang beredar di rumahnya. Memang sih wajah para pengawal itu kalah jauh kalau dibandingkan dengan Davin, tapi, body mereka cukup menunjang untuk memuaskan apa yang menjadi keinginan Melissa itu. Tapi, saat Melissa memperhatikan CCTV yang bertebaran di seluruh lantai sebelas yang menjadi rumahnya, Melissa agak ciut juga untuk melakukan apa yang diinginkannya itu, karena itu, dia memilih untuk melakukannya di tempat lain.Dia memilih untuk menghubungi jasa online yang menyediakan pria-pria bersih, wajah menawan dengan perut sixpack. Setelah melihat wajah-wajah pria-pria tampan itu, dia merasa
Read more

255 Tempat Pertemuan

Melissa sangat kaget saat matanya bertatapan dengan orang yang berada di ruang tamu, rumah Keluarga Wong yang besar dan megah itu. Melissa tidak pernah menyangka akan melihat orang ini disini, rasa takut akan kehilangan semua yang dia miliki saat ini, membuat Melissa mulai geram kepada orang yang tiba-tiba muncul di hadapannya ini, tapi, Melissa tidak menunjukkan kegeramannya, sebaliknya dia datang menuju ke orang itu dengan senyuman di bibir"Wah.... kejutan luar biasa bagiku, melihat sepupuku datang ke rumahku," kata Melissa sambil menghampiri dan menjabat tangan orang yang menunggunya sejak tadi itu."Apa kabar, Melissa?" bisik orang itu sambil menyambut uluran tangan Melissa, saat ini keduanya berada dalam jarak yang sangat dekat."Jangan sebut nama itu disini! mengapa kamu kesini? dan darimana kau tahu keberadaanku, hah?" bisik Melissa kesal, tapi dengan wajah tersenyum."Baiklah, sepupu. aku rindu padamu dan setelah aku sempat salah serang orang yang ternyata bukan dirimu. aku m
Read more

256 Senyum Perpisahan

Seseorang menunjukkan dirinya dan melambai ke arah Melissa, Melissa langsung mengikuti orang itu, karena dalam WA di handphonenya, dijelaskan kalau ada orang yang akan muncul dan Melissa harus mengikutinya, maka, tanpa pikir panjang, Melissa langsung mengajak Jeff untuk mengikuti orang yang melambai ke arahnya itu.“Kenapa kita kesini, Mel? Katanya aku mau jadi direktur, kok dibawa kesini sih?” tanya Jeff sambil celingukan kesekeliling terowongan ini.“Kamu ikut aja. Gaya orang sini, memang kayak gini. Kamu harus ketemu para sesepuh dulu, mereka itu suka gelap-gelapan kalau menentukan direktur baru, supaya pegawai lama di perusahaan tidak iri kepadamu. Nah, aku kan yang usulkan nama kamu, mereka tidak kenal kamu, jadi, mereka ingin lihat kamu dulu, nah, sekalian deh kamu bawa oleh-oleh untuk nyogok mereka, seakan-akan dari kamu,” bohong Melissa kepada Jeff.“Oleh-olehnya mana?” “Tuh, di tangan kamu,” tunjuk Melissa ke koper yang dibawa-bawa Jeff.“Oh, gitu. Aku ngarti sekarang. Makas
Read more

257 Menggantikan Davin di Hatimu

Melissa berjalan keluar menjauhi pintu ruangan dimana dia meninggalkan Jeff tadi,” ini salahmu sendiri, Jeff. Aku tidak pernah mengundangmu kesini, kedatanganmu kesini cuma akan membuat aku terancam dan aku tidak suka ancaman sekecil apapun,” batin Melissa sambil terus berjalan menjauh.Melissa cuma mendengar suara keras seperti suara orang ngorok yang berasal dari ruangan yang dia tinggalkan tadi, suara itu membuat Melissa yakin, kalau para pembunuh yang dia sewa itu, sudah menjalankan tugas mereka dengan baik dan sekarang ini, tinggal menunggu kabar dari mereka tentang tugas utama mereka yaitu melenyapkan sepupunya, Vania.Melissa sudah tidak sabar untuk menjalani hidupnya dengan penuh kegembiraan, tanpa duri dalam daging yang setiap saat bisa membongkar identitas Melissa. Melissa terlalu takut kalau tiba-tiba Vania berubah pikiran dan menelpon Davin untuk minta balikan, karena kalau sampai itu terjadi, Melissa akan kehilangan semua kemewahan yang dia dapat sekarang di rumah Davin d
Read more

258 Clear Shoot

Vania masih tetap berjalan menyusuri lantai dua di kantornya tanpa menyadari bahaya yang sedang mengincarnya. Dia berjalan di pinggir koridor terbuka di lantai dua di kantornya, hingga seseorang dari kejauhan mulai mengikuti gerak langkah Vania dari teropong sniper yang dimilikinya.Untungnya, ada beberapa tiang yang melindungi Vania saat Vania berjalan sehingga sang sniper belum memiliki timing yang pas untuk melepaskan tembakannya. “Dia ada dimana, Pong?” tanya seseorang kepada sang Sniper lewat sambungan telpon.“Dia berjalan menuju ke gedung yang bernama gedung barat. Untuk pertama kali setelah dua hari ini, dia berhasil masuk dalam bidikanku, karena itu, jangan sampai gagal, Kun,” kata sniper bernama Pong itu kepada orang yang menelponnya.“Oke. Saat kamu dapat Clear Shoot (bidikan bagus) langsung tembak. Aku sekarang berada di lantai satu, aku akan segera kesana untuk memastikan kematian target kita itu kalau tembakanmu gagal,” kata Kun kepada Pong.“Oke. Pergilah keatas, Dia s
Read more

259 Penembakan

Monita memang sangat marah kepada Melissa yang baru ini karena, Melissa yang lama, selalu dijauhi Roger, karena sikap lincah dan gampangan dari Melissa yang lama. Roger mempertahankan Melissa sebagai sekertaris pribadinya itu, cuma karena, kemampuan dan kecekatan Melissa di dalam pekerjaannya, kalau soal sifat Melissa, Roger memang sudah tidak tahan dan itulah yang dikatakan Roger suatu hari pada Monita, saat Monita sempat dapat kesempatan untuk makan berdua dengan Roger.Saat itu, hati Monita berbunga-bunga karena Roger terlihat jadi sangat dekat dengannya, walaupun Roger tidak mengungkapkan perasaannya, tapi, sebagai wanita, Monita melihat ada indikasi ke arah sana, Roger mulai menyukai Monita, apalagi ketika Roger berjanji kalau perjalanan dia dan Melissa ke Eropa yang akan segera dia lakukan itu, akan menjadi perjalanan terakhirnya bersama Melissa karena Roger berencana untuk menendang Melissa dari jabatan sebagai sekertaris pribadinya.Saat itu, hati Monita sangat berbunga-bung
Read more

260 Menunggu Saat yang Tepat

Roger melompat ke arah Vania bertepatan dengan sebuah tembakan jarak jauh dari Sniper yang berada di jarak tujuh ratus meter kembali menyasar tubuh Vania. Vania kembali terhempas ke belakang, kalau sebelumnya yang membuat Vania jatuh ke belakang itu adalah Monita, kini, yang membuat Vania jatuh adalah Roger.“Pak Roger….” panggil Phi. Beberapa detik yang lalu, dia telah menyaksikan kembali, lesatan peluru panjang khas peluru sniper yang bisa menghancurkan kepala seseorang dan bahkan bisa membuat lubang besar di tembok karena efek tekanan yang begitu menghancurkan dari peluru sniper itu.Sebelum ini, dia telah melihat efek dari peluru sniper itu di tubuh Monita, sekarang ini, Phi jadi lega karena dia melihat, peluru sniper yang kedua, hanya mengenai tembok, buktinya, Roegr tidak apa-apa dan sedang meminta Vania untuk tetap di bawah.“Kamu tetap di bawah, ada sniper diatas sana,” bisik Roger kepada Vania.“Iya. Tapi, bolehkah bapak bergeser?” kata Vania yang merasa tidak enak juga untuk
Read more
PREV
1
...
2425262728
...
55
DMCA.com Protection Status