Home / Urban / Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Chapter 121 - Chapter 130

550 Chapters

121 Didekati Ken Lhi

"Gak sengaja kok, Van. aku tuh cuma datang bersama pacar aku untuk menjemput kamu, terus, sesampainya di sini, kami ketemu sama Ken Lhi itu, dia kesini mau jemput adiknya yang akan datang dari Singapore, jadi aku gak bermaksud jodohin tapi, setelah melihat kamu, kayaknya dia suka banget sama kamu," kata Meyling sambil senyum-senyum."Aku punya pacar, Meyling. aku bahkan kesini bersama pacar aku," jawab Vania sambil manyun."Tapi, Ken Lhi ini pria lajang yang paling diinginkan di Hongkong. Jutaan wanita mendambakan dia, dia itu kayak pangeran di negeri ini menjadi pasangannya adalah impian begitu banyak gadis, dari gadis biasa, para artis bahkan anak konglomerat di negara ini, kamu jadian dengan nya akan sangat bagus buat kamu dan dia sudah tiga tahun ini jadi jomblo, jadi, kamu sangat beruntung loh, mendapatkan perhatian nya," kata Meyling panjang lebar."Udah? Kata-kata mu soal Ken itu udah selesai belum?" kata Vania dingin."Masih banyak dong. Tahu gak, dia pernah nolak beberapa ar
Read more

122 Menghadap Ibu Suri

Karena itulah, Davin dan Patrick sudah terbiasa memanggil Kepala Pelayan Yang sebagai Pengasuh Yang. Saat ini, Davin dan Patrick sudah berada di lantai tujuh, sementara Cherry sendiri dipersilakan untuk menunggu di lantai satu. tapi, baru saja Davin dan Patrick keluar dari pintu lift lantai tujuh, seorang wanita tua yang bernama Pelayan Ji, Nampak menghentikan langkah Patrick.“Saat ini, hanya Russel yang dipanggil menghadap Ibu Suri. Patrick diminta untuk menunggu sejenak di ruangan ini,” kata Pelayan Ji.Mendengar itu, Patrick pun menggerutu sedikit,” kalau tahu harus menunggu lagi, lebih baik aku menunggu di bawah aja bersama Cherry, huh,”gerutu Patrick dalam hati, diluaran, dia mengangkat tangan kearah Davin, meminta Davin terus masuk ke dalam.Davin pun masuk ke ruangan yang disebut Ruangan Ibu Suri. Inilah ruangan tempat nenek dari Davin menerima tamu, juga menerima anggota keluarganya. Peraturan di dalam keluarga Wong memang ketat, sehingga anggota keluarga Wong sendiri, tidak
Read more

123 Menolak Perjodohan

"Tapi, aku tidak apa-apa, Nainai. Aku betul-betul tidak apa-apa," kata Davin membela dirinya."TIDAK APA-APA KATAMU?!!! Kakekmu itu bisa bangkit dari kubur nya kalau dia tahu kesusahan mu itu, tau gak?!!!" teriak Ibu Suri marah-marah.Saat itu, Davin ingin membantah lagi tapi, Davin melihat kemunculan Gerald Wong, ayahnya di belakang neneknya yang memberi isyarat dengan matanya kepada Davin untuk tidak membantah neneknya. Isyarat dari Gerald ini, membuat Davin tidak jadi membantah perkataan neneknya, sehingga Davin hanya bisa menundukkan kepalanya dalam-dalam, menunggu kata-kata lanjutan dari neneknya"Nainai dengar, kamu hampir mati karena wanita itu, iya kan?!!" tanya Ibu Suri dengan pandangan menusuk.Davin cuma terdiam dan menundukkan kepalanya dalam-dalam, tidak berani menatap neneknya."Nainai memang dapat laporan kalau kamu masuk rumah sakit tapi, Nainai pikir, kamu cuma sakit biasa, Nainai pikir kamu alami kecelakaan mobil, karena Ayahmu yang pembohong itu, memang bilang begit
Read more

124 Pewaris yang Terancam

"Ma..., janganlah mengambil keputusan dalam keadaan emosi, ma. please. pertimbangkan kembali keputusan ini, ma," kata Gerald Wong kepada ibunya. Gerald yang sebelumnya cuma berada di belakang itu, akhirnya maju ke depan dan berlutut di depan Ibu Suri.Gerald Wong yang biasanya dihormati oleh orang-orang kaya di seluruh dunia, biasanya dihormati oleh presiden dan pemimpin-pemimpin negara, kini berlutut di depan ibunya untuk berusaha mempengaruhi ibunya untuk merubah keputusan ibunya tadi. bagi orang Tionghoa yang memegang penuh adat istiadat, kehendak orang tua adalah segala nya dan harus diikuti oleh anak-anak nya karena itu, Gerald Wong cuma bisa memohon supaya ibunya mau merubah keputusannya tadi. "Keputusan sudah ku buat, tidak ada yang bisa merubahnya. kalau anakmu ini masih tetap mempertahankan wanitanya dan tidak mau dijodohkan, maka, haknya sebagai ahli waris perusahaan kita, akan dicabut," kata Ibu Suri dingin," karena itu, daripada kamu berusaha mempengaruhi ku, lebih baik
Read more

125 Tegas Menolak Perjodohan

“APA?!!! kenapa bisa jadi begini?!!!” tanya Miriam tak percaya.“Makanya, sebelum provokasi ibuku, kamu harus pikir baik-baik, bagaimana sifat ibuku itu. Dia itu keras, kalau di provokasi, dia akan membuat hal lebih keras lagi hingga keinginannya tercapai. Saat ini, kamu telah menanamkan pikiran di otaknya untuk memaksa Russel menerima perjodohan itu. Dengan naif nya kamu pikir, dia akan menerima bisikanmu untuk menjadikan Michael, sebagai ahli waris perusahaan kalau Russel menolak perjodohan itu, iya kan? Tapi kamu salah besar, ibuku tidak mau mengikuti kemauanmu untuk memilih Michael, sebagai gantinya, ibuku memilih Fannan, anak dari Leo, kakakku,” kata Gerald Wong sambil menatap Miriam untuk menyalahkan Miriam akan semuanya.“APA?!!! seharusnya dia memilih Michael menjadi pengganti Russel, kalau Russel menolak perjodohan itu,” kata Miriam sambil terduduk lemas di kursinya.“Sudah kubilang, ibuku itu tidak bisa di kendalikan, dia mempunyai pemikiran sendiri, dia juga tidak suka deng
Read more

126 Ken Jatuh Cinta

Vania dibawa Meyling dan Lambert ke sebuah restoran, Ken juga ikutan masuk, Vania pun terpaksa pasrah dan mengikuti keinginan Meyling ini. Saat masuk di restoran, beberapa pelayan langsung berdiri di pintu masuk restoran, membungkukkan tubuh mereka dalam-dalam dan menyapa Ken dengan panggilan 'Tuan Muda Ken'. Ken sendiri cuma mengangguk tipis mendapat sambutan itu, tapi, Lambert langsung mendongakkan kepalanya, mengangkat dadanya lengkap dengan seringai angkuhnya, padahal bukan Lambert yang sedang dihormati para pelayan tapi Ken."Restoran ini salah satu restoran milik Ken, jadi, yang sedang dihormati para pelayan itu Ken bukan Lambert, si Lambert cuma numpang tenar tapi, gayanya malah jauh melebihi Ken. ih, jijay deh," bisik Meyling mengomentari kelakuan pacar nya sendiri, Vania pun terbahak-bahak mendengar kata-kata Meyling itu yang sejak awal selalu mencibir Lambert."Hahahaha..,kamu kok gitu sih sama pacar mu sendiri?" bisik Vania sambil tertawa-tawa."Sebenarnya sejak lama, aku
Read more

127 Ajakan Makan

"Halo Ken." kata Meyling saat menyadari kalau Ken sudah berdiri di belakang Vania."Aku sudah memilihkan makanan terbaik di restoran ini. kalian harus mencobanya," kata Ken sambil duduk di tempat duduknya."Aku dan Lambert kan sudah pernah mencoba nya, nah, Vania dong yang belum," kata Meyling sambil mengerling ke arah Vania. "Yes, bener banget. kamu harus mencobanya," kata Ken sambil menatap mesra ke arah Vania."Oke. aku akan mencoba nya," kata Vania sambil mengangguk kan kepala nya. Vania tidak ingin menolak kebaikan orang maka, dia pun mengangguk tapi, sesudah itu, dia langsung mengalihkan pandangannya keluar restoran dan agak menggeser tubuh nya ke samping agar wajahnya tidak bisa dilihat oleh Ken.Ken sempat melakukan pendekatan dengan menanyakan semua soal Vania, dari mulai hobi, makanan kesukaan dan lainnya, Vania pun menjawab singkat dan seperlunya saja, karena Vania tidak ingin terjebak dalam situasi yang akan membuat Ken semakin masuk mendekati nya.Saat makanan datang, V
Read more

128 Hongkong Observation Wheel

"Davin nya ada dimana sih?" tanya Vania sesaat setelah dia naik mobilnya Sylvia."Dia berada di Hongkong Observatorium whell," jawab Sylvia singkat. setelah itu, Sylvia terdiam lagi. "Tempat apa sih itu?" tanya Vania penasaran."Nanti Nyonya..., eh, kamu akan tahu dengan sendirinya.""Kok kamu manggil aku Nyonya terus sih? aku kan belum nikah," kata Vania sambil manyun."Sorry. aku salah lagi," kata Sylvia singkat.Vania tidak bertanya lagi, dia memilih menikmati keindahan Hongkong, apalagi saat ini sudah sore menjelang malam, keindahan sunset di tengah gedung-gedung pencakar langit di Hongkong saat ini, sangat memanjakan mata bagi mata Vania yang memang baru untuk pertama kalinya berada di Hongkong ini.Dari kejauhan, Vania melihat sebuah bianglala raksasa, bianglala yang mirip dengan wahana di Dunia Fantasi tapi bianglala di Hongkong ini, kelihatan jauh lebih besar, canggih dan modern. begitu melihat bianglala ini, Vania jadi ingin sekali berada diatasnya."Itulah Hongkong Observat
Read more

129 Pengakuan dari Davin

"Jenny. iya kan? kamu kan bertemu Jenny dulu di kantor lamamu sebelum ketemu aku," sambar Vania sambil mencibir."Ya ya..., hahahaha. kamu benar. aku memang ketemu Jenny dulu, kami sempat dekat, aku sempat tersanjung karena untuk pertama kalinya ada yang menyukai ku tanpa embel-embel harta kekayaan keluarga ku, tapi, itu tidak lama, saat ada orang yang punya Jabatan tinggi di kantor lamaku mendekati Jenny, Jenny langsung menjauhiku. beda sama kamu," kata Davin membenarkan."Memang keluarga mu kaya ya?" tanya Vania penasaran."Ya. keluarga ku cukup kaya. kamu akan bertemu keluarga ku nanti. i wish.""Kenapa pake i wish?""Sesuatu terjadi belakangan ini. tapi, sebelum aku sampai kesana, aku ingin cerita semuanya dulu. oke?""Oke." "Sebelum aku benar-benar jatuh cinta kepada Jenny, dia telah membuat aku kecewa, akhirnya, aku putuskan untuk pindah ke kantor baru, kantor tempat kita berdua bertemu itu.""Terus?""Di situ, aku melihat kamu untuk pertama kalinya dan aku mulai menyukai mu."
Read more

130 Takut akan Masa Depan

"Bagaimana dengan pria yang memakai teropong saat menonton konser ku di Aula Simfonia?" tanya Vania dengan hati semakin geregetan karena hal-hal misterius yang pernah dialaminya, kini mulai terkuak satu-persatu."Itu aku. aku terpaksa harus menghindari mu waktu itu dan bahkan aku juga yang memesan dan membiayai pertunjukan kalian di malam itu," jawab Davin sambil tersenyum."Waduh, aku kira orkestra kami sudah bagus dan terkenal sehingga kami dapat kesempatan itu, ternyata..., karena ada cowok bucin ingin melihatku," kata Vania pura-pura merajuk. "Hush...., jangan gitu lah. kalian memang bagus kok. cuma kesempatan aja yang belum ada. nah, aku sengaja membuat kesempatan itu untuk kalian karena kalian layak dan sekaligus, aku ingin mendengar permainan Biola mu dengan Biola Stradivarius itu.""Makasih bos besar. hehehe," Vania mengacak-acak rambut Davin sambil menempelkan hidungnya ke hidung Davin, keduanya tertawa-tawa hingga Davin berbisik," kamu gak marah kan atas semua kebohongan ku
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
55
DMCA.com Protection Status