Semua Bab Kekasih OB-Ku Ternyata Kaya Raya: Bab 111 - Bab 120

550 Bab

111 Menekan Ivan

"Jadi siapa yang membiayai pengobatan dan operasi ku, selama aku di Singapore?" tanya Willy memotong kata-kata Vania."Tentu saja Tuan Muda ku, Russel Wong itu," jawab Peter singkat."Terus apa tujuannya?" tanya Willy lagi sambil mengernyitkan keningnya. Willy masih tidak percaya kalau ada orang kaya lain di sekitarnya selain Ivan yang sudah kadung dianggap sebagai calon mantu ideal di mata nya."Tujuan utama nya untuk berbuat kebaikan. tujuan penting lainnya..., akan dia jelaskan sendiri nanti," kata Peter sambil tersenyum lagi. "Aku kok tetap gak percaya," ngotot Willy."Kan sudah terbukti Pak Willy, aku kan yang datang menawarkan lukisan Nyonya Muda, eh...lukisan Nona Vania itu sejak awal untuk ditaruh di galeri seni ini dan aku sudah membantah keras dugaan Pak Willy, kalau aku disuruh Ivan atau kalau aku ada hubungannya dengan Ivan. jadi, apa lagi yang membuat Pak Willy tidak percaya, pak?" tanya Peter dengan mulut tetap tersenyum ramah ke arah Willy."Karena aku gak pernah kenal
Baca selengkapnya

112 Ivan Berlutut

"Tuan Muda Wong tidak meminta Ivan untuk berlutut dihadapannya. tidak. tidak seperti itu. Tuan Muda Wong cuma meminta Ivan mengakui semua yang tidak pernah dilakukan nya tapi pernah diakuinya sebagai perbuatannya. dan itu harus dilakukan Ivan di hadapan orang tua dari wanita yang disukai Tuan Muda Wong. karena banyak sekali perbuatan yang dilakukan Tuan Muda Wong, yang kemudian diakui Ivan sebagai perbuatan Ivan. inilah yang tidak disukai Tuan Muda Wong," kata Peter kepada Fandy, Ayahnya Ivan, lewat sambungan video call."Baik. aku mengerti. duh, aku minta maaf. sampaikan permintaan maaf ku kepada Tuan Muda Wong. oh ya, kalau boleh tahu, apa saja yang diakui anakku itu? supaya aku bisa minta dia untuk mengakui semua nya dihadapan keluarga wanita yang disukainya itu," kata Fandy dengan perasaan campur aduk. ada rasa tidak enak kepada Tuan Muda Wong karena perbuatan Ivan kepada Tuan Muda Wong, juga ada perasaan marah di hati Fandy atas perbuatan Ivan yang memalukan itu."Ivan sepertinya
Baca selengkapnya

113 Pengakuan Ivan

Keadaan pada saat ini, masih sama seperti beberapa saat yang lalu. Ivan masih tetap berlutut dan menundukkan kepalanya dalam-dalam dan masih juga belum bersuara.Vania masih berdiri dan tidak mau menuruti perintah Willy yang menyuruhnya untuk duduk serta menunggu kata-kata Ivan yang menurut pemikiran Willy, akan berupa lamaran kepada Vania. hati Willy sudah gugup bercampur senang sejak tadi, karena impian nya untuk memiliki Ivan sebagai mantu, akan segera dimulai Ivan dengan lamaran nya, kini, Willy tinggal mengendalikan Vania yang terlihat tidak antusias dengan apa yang dilakukan Ivan saat ini. Dua kemera handphone masih terarah kepada Ivan dan sesekali terarah kepada Vania, dua handphone itu dipegang oleh Asisten nya Ivan dan satunya oleh Wilson si Tangan Kilat. keduanya ingin mengabadikan momen ini dan kedua nya kini, sama-sama melakukan live, sebagai laporan langsung kepada orang-orang yang tidak atau belum berada di tempat ini.Asistennya Ivan melakukan live untuk Ayahnya Iva
Baca selengkapnya

114 Pertemuan Kembali

Willy langsung melengos untuk menghindar dari cercaan Vania dan tatapan Vania yang menyalahkan dirinya yang selama ini terlalu mempercayai Ivan."Kamu berdirilah. ngapain masih berlutut disitu," kata Sita kepada Ivan. Ivan berdiri dan menatap Vania. dia masih berharap Vania akan mengapresiasi pengakuannya ini tapi, Vania tidak mau membalas tatapannya, akhirnya, dengan perasaan kecewa, Ivan pun pergi ke luar.Willy yang penasaran itu, langsung mengikuti langkah Ivan sampai keluar dari ruangan pelelangan. setelah berada diluar, Willy pun langsung menarik tangan Ivan dan membawa Ivan duduk di depan lukisan-lukisan asal Eropa yang dipajang di tempat itu."Iya, om?" tanya Ivan penuh harap. Ivan memang hanya disuruh ayahnya untuk mengakui semua kesalahannya didepan Vania dan orang tua nya, tidak disuruh untuk mundur dari persaingan merebut hati Vania karena itu, Ivan masih berharap banyak saat Willy mengejar nya sampai keluar dari ruangan pelelangan. "Om mau nanya nih, tentang Tuan Muda as
Baca selengkapnya

115 Penjelasan untuk Menghilangnya Davin

"Siapa yang mencelakai mu?" tanya Vania sambil menatap wajah Davin dan memegang tangan kiri Davin. mendengar pertanyaan Vania ini, Davin baru akan menjawab tapi dia hentikan dulu kata-katanya karena dokter Burhan sudah bicara lagi. "Pasien mengalami masa kritis pada saat itu, kami lah saksi peristiwa itu karena kami berdua inilah yang ikut menyelamatkan pasien pada saat itu," kata Dokter Burhan. Willy cuma terdiam mendengar penjelasan Dokter Burhan itu."Kalau gak percaya, aku akan tunjukkan bekas luka nya," kata Dokter Alvin sambil minta ijin pada Davin untuk membuka kemeja Davin. Vania sudah menunggu dengan cemas, Vania agak takut melihat bekas luka di tubuh Davin, tapi, Vania juga ingin tahu tentang luka di tubuh Davin, karena itu, Vania sudah menunggu dengan wajah khawatir.Kemeja milik Davin mulai dibuka, Willy dan Vania menunggu di depan Davin, sementara Sita memilih menjauh menuju ke pintu masuk ruang pelelangan karena takut melihat bekas luka di tubuh Davin itu.Kemeja milik
Baca selengkapnya

116 Meminta Restu

"Baguslah kalau gitu," kata Davin ringan."Kok bagus sih?" tanya Vania heran. Vania tidak menyangka kalau tanggapan Davin akan seringan ini. Vania pikir, Davin akan mengeluh kecewa karena mendengar kabar ini, tapi, tidak Vania sangka kalau Davin malah menanggapinya seringan itu."Karena, sepupuku kan nikahnya di Hongkong." "HAH?!!!" kini Vania yang kaget setengah mati. awalnya dia pikir, sepupunya Davin itu akan menikah di kampung, tidak Vania sangka kalau sepupunya Davin akan menikah di Hongkong. "Ya. kebetulan sekali, bukan? kamu ke Hongkong untuk tugas kantor, aku ke Hongkong untuk menghadiri pernikahan sepupuku. berarti kita bisa kesana sama-sama.""Sepupu kamu kerja di Hongkong ya?" tanya Vania. Vania pikir dengan kabar tentang adanya banyak sekali pekerja asing asal Indonesia yang bekerja di Hongkong, maka kemungkinan besar, sepupunya Davin, juga adalah salah satu pekerja Migran di Hongkong."Ya. Patrick memang kerja di Hongkong.""Oh. kalau gitu, aku bisa ikut bersama mu,.w
Baca selengkapnya

117 Mesra lagi

Willy tidak berpikir panjang, demi uang lima puluh miliar rupiah, Willy langsung minta maaf, walaupun tanpa berlutut karena dia harus merestui hubungan anaknya dengan seorang rendahan di matanya tapi, demi uang lima puluh miliar yang ditawarkan Vania asalkan dia mau merestui hubungan anaknya dengan Davin, akhirnya dia berkata," aku minta maaf dan..., baiklah. aku restui hubungan kalian. tapi ingat! KALAU KAMU BERANI MEMBUAT ANAKKU SAKIT HATI, AKU AKAN MENELAN MU BULAT-BULAT! MENGERTI?!!!""Iya, om. aku berjanji. aku tidak akan mengecewakan anak om. aku berjanji, om," kata Davin sambil menunduk dan mengangguk-angguk kan kepala nya dibawah tatapan mata melotot dari Willy."Bagus," dengus Willy yang merasa terpaksa merestui hubungan anaknya dengan Davin yang masih dianggapnya berasal dari kalangan rendahan itu."Oh iya, Bun..., ayah...,aku ingin pamitan. barusan aku dapat tugas dari kantor ku untuk membawa laporan tahunan perusahaan ke kantor pusat di Hongkong," kata Vania meminta ijin k
Baca selengkapnya

118 Hongkong I'm Coming

Rani sangat heran saat dia melihat Vania pulang ke tempat kost, bersama Davin."Davin?" kata Rani takjub. mata Rani penuh pertanyaan kepada Vania karena selama ini feeling Rani, Davin itu sudah tidak lagi ada di dunia ini."Iya, Ran.""Jadi kamu, belum...""Davin belum mati, Ran. kalau itu yang kamu maksud," kata Vania sambil mentertawakan kekagetan Rani saat ini."Cuma, dia memang sempat kritis karena dia dicelakai orang," lanjut Vania sambil melangkah masuk ke dalam kamar kostnya."Dia di celakai siapa?" tanya Rani sambil ikutan masuk ke dalam kamar kostnya. tinggallah Davin yang terdiam dan duduk di luar."Aku gak tau. dia gak mau bahas. pokoknya, dia di celakai orang saat baru saja menerima uang sogokan dari ayahku itu. tapi, tadi, uangnya sudah dikembalikan Davin kepada ayahku," kata Vania sambil mulai memasukkan barang-barang nya ke dalam dua buah koper."Parah gak, lukanya itu?" tanya Rani penasaran"Parah banget,"jawab Vania sambil meminta Rani untuk membantunya mengepak baran
Baca selengkapnya

119 Bertemu Patrick dan Cherry

Hongkong internasional airport atau juga disebut bandara Chek lap kok adalah bandara internasional Hongkong yang berkapasitas 87 juta penumpang dengan 9 juta cargo, bandara yang dibuka sejak tahun 1998 adalah pusat keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat di Hongkong. disinilah Davin dan Vania mendarat.Bagi Vania, ini adalah kunjungan perdana nya ke Hongkong, karena itulah, matanya sudah sibuk kesana kemari untuk memperhatikan kecanggihan teknologi di bandara internasional Hongkong ini. setelah mengambil barang-barangnya, Davin pun mendorong troli untuk mendekati Vania yang sedang berfoto selfi sendirian sambil mengagumi modern nya bandara kebanggaan Hongkong ini."Temanku Meyling sudah berada diluar. mereka akan menjemput kita," kata Vania saat Davin mendekati nya."Mereka?" tanya Davin."Ya. Meyling dan pacarnya yang akan menjemput ku," jawab Vania."Apa mereka tahu bahasa Indonesia? kamu kan tidak tahu bahasa Mandarin atau Kanton," tanya Davin."Meyling tahu bahasa Indonesi
Baca selengkapnya

120 Sebuah Perjodohan

Davin menatap wajah Patrick dan akhirnya, Davin mulai bisa mengontrol emosi nya, dia pun menuruti anjuran Patrick ini, walaupun berat harus dia ikuti, karena, Davin tidak mau melawan neneknya, Ibunya bisa dia lawan tapi tidak neneknya, karena itu, setelah melirik sekilas kearah Vania yang masih seru bercakap-cakap dengan Cherry, dengan lambaian tangannya, Davin pun memanggil Wilson untuk datang ke arah nya."Iya, Tuan Muda?" jawab Wilson sambil mendekati Davin."Kamu ikuti terus Vania, kemanapun dia pergi, kemungkinan malam ini, dia tinggal di apartemen ku, kamu harus berjaga di sebelah apartemen nya, oke?" "Iya, Tuan Muda," jawab Wilson."Oh iya. Kamu hubungi adik perempuan mu. Minta dia untuk mendekati Vania, dia boleh mengaku sebagai saudara ku, supaya, kalau aku tidak bisa pulang, ada adikmu itu yang menemani Vania di dalam apartemen nya, mengerti?""Iya, Tuan Muda. Aku akan segera menghubungi adikku, Sylvia," kata Wilson sambil mengundurkan diri ke belakang, mengambil handphone
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
55
DMCA.com Protection Status