All Chapters of Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca: Chapter 171 - Chapter 180

973 Chapters

Bab 171

Sisca menerima kartu nama. "Terima kasih, Kapten Zanu."Direktur berkata, "Mari, kalian juga pergi bantu Sisca, sekalian memesan sebuah mobil jenazah untuk mengantar mereka pulang."Dengan segera, Sisca dan beberapa perawat pun mengangkat jenazah Cindy.Dia berpapasan dengan Hendra tanpa menatapnya.Hendra meraih lengannya.Sisca malah tersenyum tipis. "Pak Hendra, noda darah di tubuhku bakal membuat tanganmu kotor."Seolah-olah terdapat sebuah halangan transparan yang membatasi Sisca dan Hendra menjadi dua dunia berbeda.Halangan itu transparan, tak tersentuh dan tak terlihat, tetapi malah sangat tangguh.Dia menepis tangan Hendra.Melewati Hendra tanpa menoleh ke belakang.Hendra berdiri di sana, telapak tangannya kedinginan dan mati rasa.Hatinya terasa sakit, bagaikan tersayat pisau....Jenazah Cindy dipindahkan ke dalam ruangan terlebih dahulu.Sisca menutup pintu. Dia mengambil sebuah handuk bersih dan mencelupkannya ke air hangat, lalu mengelap tubuh Cindy dengan teliti.Kemudi
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 172

"Sisca ... aku tahu kamu sangat sedih, menangis saja kalau mau."Nancy merasa agak takut ketika melihat ekspresi wajahnya yang tenang.Tatapannya tampak kosong, kesunyian, lemah dan layu.Katanya sebelum orang mati, terdapat aura maut pada tubuhnya.Sekarang sekujur tubuh Sisca justru diselimuti oleh aura maut tersebut.Nancy membuka pintu untuknya.Sisca membawa kotak abu mayat masuk ke rumah.Dia meletakkan kotak abu mayat ke meja dengan hati-hati, lalu tiba-tiba bertanya pada Nancy, "Nancy, apa kamu bisa bantu carikan lahan kuburan? Besok pagi, aku mau antar ibuku ke kuburan."Dia sangat tenang dan pikirannya sangat jernih.Saat menjelaskan sesuatu juga sangat jelas.Nancy merasa lega. "Oh, baik, aku segera pergi tanya."Beberapa lama kemudian.Nancy berkata, "Aku suruh teman mencarikan sebuah lahan di Kuburan Harapan. Lingkungan di sana sangat baik, juga nggak jauh tadi sini. Bagaimana menurutmu?""Baiklah, aku juga dengar Kuburan Harapan lumayan bagus.""..."Nancy termenung menat
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 173

Malam ini, Nancy tidak berani meninggalkan Sisca karena takut terjadi sesuatu.Ponsel Sisca berdering terus, tetapi Sisca malas menghiraukannya. Nancy yang bantu mengangkat semua panggilan itu.Di antara beberapa panggilan itu, ada panggilan dari Richard dan Billy.Setelah berbicara dengan mereka, Nancy berkata pada Sisca, "Tadi Richard dan Billy nekat mau ke sini, tapi aku suruh mereka nggak perlu datang."Sisca mengangguk. "Ya, aku juga nggak mau menemui mereka."Sekarang dia hanya mau menemani Cindy dengan tenang di sepanjang malam."Aku suruh mereka besok pagi ke Kuburan Harapan, karena butuh beberapa orang untuk mengucapkan belasungkawa di pemakaman Bibi. Oh, ya, tadi ada panggilan dari direktur panti jompo, katanya besok akan membawa beberapa orang ke kuburan untuk memberikan penghormatan, sekalian membawa barang peninggalan Bibi untukmu."Sisca tidak berpendapat apa pun, dia hanya berkata, "Kamu atur saja.""Sisca, hari ini kamu nggak makan, 'kan? Aku memesan semangkuk bubur, ka
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 174

"Kak, ada apa denganmu?"Billy meliriknya, lalu bertanya, "Kamu ke mana? Kenapa pulang larut malam?""Aku ... aku pergi minum sama teman. Apa minum bir menjadi tindakan ilegal?"Dia melemparkan tas ke sofa, lalu berjalan ke arah kamar seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Tak terhindar, Billy mengomelinya, "Kristin, kamu sebagai seorang gadis, apa baik kalau minum di bar setiap harinya? Sekarang sudah pukul 10 malam, bagaimana kalau kamu bertemu dengan orang jahat? Kalau terjadi sesuatu, kamu bakal menyesal seumur hidup!""Kak, sekarang adalah zaman yang diatur oleh hukum, mana ada sekian banyak orang jahat di luar? Tapi, aku tahu kamu mengkhawatirkan aku, hehe."Kristin menghampiri Billy dan merangkul lengannya sambil berkata dengan manja.Billy tidak ada mood untuk bercanda dengannya dan menarik lengannya sambil berkata, "Ibu Sisca mengalami kecelakaan. Besok pagi aku mau pergi menyampaikan belasungkawa, jadi kamu tinggal di rumah saja."Kristin berpura-pura terkejut. "Ibu Sisca? Apa ..
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 175

Malam ini, Sisca termenung berlutut di depan abu mayat ibunya.Angel juga berlutut di sampingnya.Dia sangat mengantuk, tetapi tidak berani menguap.Dia takut tertidur, lalu ibunya ikut neneknya pergi menikmati hidup di alam lain....Di dalam mobil Mercedes-Maybach di lantai bawah.Hendra duduk di dalam mobil dan mengeluarkan sebuah ponsel bekas dari laci.Ini adalah sebuah ponsel pasangan.Ponsel ini berwarna hitam, sedangkan milik Sisca berwarna putih.Bahkan, nomor kedua ponsel ini juga berurutan.Sebelumnya nomor ponsel ini sudah berhenti digunakan selama 3 tahun.Setelah dibebaskan dari penjara, dia pergi mengisi pulsa lagi demi mempertahankan nomor ini.Dia bahkan tidak tahu apa tujuan dirinya melakukan hal ini.Pikiran yang jernih berkata bahwa tindakan ini sia-sia, ini adalah khayalan yang memalukan dan tidak pantas.Namun, percintaan memang bersifat tidak rasional, sehingga membuat dia kehilangan kendali.Sementara itu, Sisca bagaikan aroma harum, awalnya tidak terasa candu,
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 176

Sisca meletakkan kotak abu mayat ke dalam kuburan dengan ringan."Bu, selamat jalan."Juru makam di samping berkata, "Apa masih mau meletakkan benda lain ke dalam? Kalau nggak, aku bakal menutupnya."Sisca mengangguk. "Tutup saja."Juru makam menutup papan itu, lalu mengelas dengan rapat.Sekujur tubuh Sisca mengenakan pakaian hitam berdiri di depan makam dan membungkukkan punggung dalam-dalam.selanjutnya, orang-orang lain juga maju dan membungkukkan punggung.Hendra melihat semua ini dengan tenang dalam jarak dekat.Angel menolehkan kepala dan menemukan ayahnya.Ayahnya berdiri sendirian di sana, tampak sangat kesepian.Dia berlari ke arah Hendra dan menarik lengan pria itu."Ayah, bagaimana kalau ikut kami antar Nenek saja? Nenek juga nggak tahu aku punya Ayah setampan ini!"Angel masih kecil dan tidak tahu apa-apa.Dia menarik Hendra ke sana.Hendra tampak sangat pasif.Sebenarnya, dia tidak pantas muncul di sini, bahkan tidak pantas mengucapkan belasungkawa untuk Cindy.Namun, Sis
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 177

Angel juga merangkul leher Sisca. "Ibu, ada apa denganmu? Apa kamu nggak tega meninggalkanku?""Ya, sedikit."Namun, masih bisa bertahan.Terkadang sesuatu apabila tidak dipikirkan, maka tidak akan begitu sedih.Sisca memeluk Angel dengan erat.Hendra di samping tiba-tiba berkata, "Kalau nggak mau ke Cemara Praya, boleh biarkan Angel tinggal beberapa hari bersamamu."Dia melepaskan Angel. "Nggak perlu, karena kelak juga banyak kesempatan untuk bertemu. Kamu bawa dia pulang saja. Aku mau tinggal sendirian untuk beberapa hari ini."Jika membiarkan Angel tinggal beberapa hari bersamanya, dia akan merasa semakin bersalah.Betul kata Hendra.Semakin dalam keterikatan, maka akan semakin menyakitkan ketika teringat kembali.Dia tidak berharap Angel merindukannya, karena dia lebih rela Angel melupakannya.Angel mengulurkan tangan untuk meraba wajah Sisca. "Ibu, kamu harus menjaga diri dengan baik. Nenek sudah meninggal, tapi kamu masih punya aku dan Ayah.""Ya, Ibu tahu."Direktur panti jompo
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 178

Terakhir kali di sini adalah 6 tahun yang lalu.Saat Hendra berdiri di sini sebagai terdakwa. dia berdiri sebagai saksi.Kali ini, dia tetapi berdiri sebagai saksi.Namun, orang yang terdakwa malah menjadi Adrian dan Vincent."Sisca, kamu jangan bertindak bodoh! Hendra telah berbohong padamu!""Kak, kamu mesti membantu kami, karena kita adalah sekeluarga! Memang siapa itu Hendra?"Adrian dan Vincent meminta belas kasih kepadanya dan sama sekali tidak merasa bersalah.Orang-orang yang berdosa seperti mereka sama sekali tidak akan berubah.Sisca mengabaikan mereka.Hakim mengetuk palu. "Saksi Sisca di mana kamu berada pada pukul 10 malam tanggal 6 Juni 2017? Bagaimana kamu membuktikan bahwa orang yang melanggar Peter pada malam itu bukan Hendra?"Sisca mengeluarkan sebuah ponsel bekas berwarna putih.Dia berkata sekata demi sekata, "Pada pukul 10 malam tanggal 6 Juni 2017, aku dan Hendra sedang berada di rumah kontrakan di Perumahan Yassel dan sedang merayakan hari ulang tahun. Malam itu
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 179

"Tuk!""Jangan ribut!"Adrian berkata dengan sedih, "Pak, aku benar-benar tidak kenal sama pria bercodet ini! Dia pasti saksi palsu yang diupah oleh Hendra! Mereka telah berkomplot!"Pria bercodet mengeluarkan selembar catatan transaksi bank. "Ini adalah kompensasi yang kamu berikan saat suruh aku membunuh Hendra pada masa lalu. Meskipun rekening transfer bukan Adrian pribadi, tapi berasal dari perusahaan di bawah nama Adrian. Dia mentransfer uang atas nama gaji kepadaku. Aku hanya seorang preman yang tidak tamat sekolah menengah pertama dan ada catatan kriminal, apa posisiku di perusahaan, bahkan bisa mendapat gaji sebesar 400 juta per bulan?"Pria bercodet menyerahkan bukti transaksi bank itu.Adrian tampak memiliki catatan buruk dan terlibat banyak kasus, ditambah dengan statusnya yang spesial dan enggan mengakui kesalahan, sehingga untuk sementara tidak bisa menjatuhkan hukuman padanya."Tuk!""Pengadilan ronde pertama berakhir!""Kami akan memverifikasi semua bukti yang dikemukaka
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 180

"Pak Hendra! Tolong jawab pertanyaan ini! Apa sekarang kamu masih benci pada Nona Sisca?"Setelah terdiam beberapa lama.Dia berkata, "Aku sudah membencinya selama 6 tahun, aku ingin melepaskan diri sendiri."Tatapannya tampak sangat mendalam.Seperti lautan dalam yang kesepian....Setelah meninggalkan kantor pengadilan Kota Mulo.Sisca yang duduk di belakang berkata, "Pak Alex, kamu antar aku ke stasiun bus, biar aku pulang sendirian saja.""Anda jangan menyulitkanku. Pak Hendra sudah memerintah agar aku mengantarmu pulang dengan selamat. Sekarang pengadilan ronde pertama baru berakhir, nggak peduli di Kota Mulo atau Kota Aroha, masalah ini terlalu menggemparkan dan tersebar luas. Nona Sisca, akhir-akhir ini lebih baik jangan keluar dari rumah, agar nggak tertangkap oleh wartawan."Sisca mengangguk. "Baik, terima kasih sudah mengingatkan."Alex melirik Sisca melalui cermin dan berkata dengan ragu-ragu, "Nona Sisca, aku nggak tahu apa boleh mengatakan sesuatu padamu. Aku rasa kamu dan
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
98
DMCA.com Protection Status