Semua Bab Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca: Bab 161 - Bab 170

973 Bab

Bab 161

Sisca perlahan berdiri, tetapi kakinya kesemutan karena sudah duduk terlalu lama.Untungnya, Hendra memegang Sisca.Kemudian, Hendra berbalik badan dan membungkuk. "Naik, biar aku gendong."Sisca berdiri di anak tangga selama beberapa detik.Seakan-akan mengetahui isi pikiran Sisca, Hendra tiba-tiba menoleh dan berkata, "Kamu nggak mau cepat-cepat ketemu Angel? Dia sedang menangis."Sisca telah membuat persiapan mental untuk berpisah.Jadi, ketika bertemu lagi dengan Hendra, dia merasa beruntung karena pertemuan ini adalah bonus.Sisca pun naik ke punggung Hendra.Ini bukan pertama kalinya Hendra menggendong Sisca.Sisca menatap wajah Hendra dari samping seraya bertanya dengan suara serak, "Kenapa kamu datang ke Kota Mulo?""Bagaimana denganmu?""Aku datang untuk menebus dosaku.""Aku sudah bebas dari tuduhan, tapi kamu terjerumus sekarang."Alih-alih senang karena terbebas dari tuduhan, sekarang Hendra tidak merasa lega seperti yang dipikirkannya.Sisca tersenyum santai. "Selama ini,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-05
Baca selengkapnya

Bab 162

Tablet Maprotilin.Sisca bergegas menjejalkan botol obat kecil itu ke pojokan bawah lemari dan menutup pintu lemari....Sekitar sepuluh menit kemudian.Hendra kembali dengan sebuah kantong besar di tangannya.Kemudian, Hendra memberikan sebungkus pembalut pada Sisca. "Ganti dulu di toilet.""Terima kasih."Saat Sisca keluar dari toilet setelah mengganti celana dan memakai pembalut, dia melihat pria jangkung itu sedang berdiri di dapurnya yang sempit.Hendra berdiri di depan kompor dan sedang memasak sesuatu.Tidak hanya membeli pembalut, Hendra juga membeli gula merah dan jahe.Setelah sup jadi, Hendra membawakan semangkuk sup jahe gula merah pada Sisca.Melihatnya, hati Sisca terasa perih."Sudah semestinya aku membebaskanmu dari tuduhan. Meski aku dipaksa oleh Adrian, kamu memang dipenjara 3 tahun karena pengakuan palsu dariku. Kamu nggak perlu tiba-tiba bersikap baik padaku karena aku melaporkan Adrian."Andaikan Hendra bersikap baik padanya lebih awal lagi.Namun, sekarang ... dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-05
Baca selengkapnya

Bab 163

Saat ini Bertha sedang berjalan-jalan di tepi atap.Bertha terus bergumam, "Wilson, Wilson ... Wilson belum mati. Dia bilang nggak akan meninggalkanku. Kalian tolong bantu aku mencarinya. Aku ingin sekali bertemu dengannya ....""Nyonya Bertha, cepat turun! Wilson akan segera datang!"Saat mendengar kata-kata ini, mata Bertha yang awalnya terlihat sedih tiba-tiba berbinar."Benarkah? Kamu nggak bohong. 'kan? Wilson benar-benar datang ke sini?"Dia jelas sudah berusia lima puluh tahun, tapi mungkin karena dia menjadi gila 28 tahun yang lalu, pikiran dan usianya sepertinya tetap berada di usia 22 selamanya, selalu terlihat seperti remaja wanita."Kami nggak bohong, Wilson benar-benar datang!"Saat ini, Hendra baru saja tiba di atap.Perawat menghela napas lega. "Pak Hendra akhirnya datang juga! Ibumu terus mencari Wilson, kami gagal membujuknya, jadi bagaimana ini?"Hendra tidak berani mengagetkannya, berjalan perlahan ke sisinya.Bertha berdiri di atap yang tinggi sambil menatap Hendra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-06
Baca selengkapnya

Bab 164

Hendra tersenyum masam.Bagaimana jika orang yang disukainya adalah anak dari musuhnya?Apa ibunya akan tetap mendukungnya?Terkadang cinta membuat lemah dan tidak berguna.Seperti jaring laba-laba yang bisa menjebak orang hingga mati....Sisca tertidur lama.Tidur ini membuat kepalanya terasa pusing.Dia menyentuh ponselnya. Setelah membuka Internet, rentetan berita datang padanya seperti gelombang pasang."Gubernur Kota Mulo Dicurigai Menggunakan Kekuasaan Untuk Keuntungan Pribadi""Adrian Limanta Ditangguhkan Sementara""Putri Gubernur Memberikan Kesaksian Palsu di Pengadilan""Putri Gubernur Pergi ke Pengadilan Untuk Mencabut Pengakuannya""Putri Gubernur Melaporkan Ayah Kandungnya"...Berbagai judul yang menarik perhatian membuat mata Sisca kesakitan.Dia tidak membacanya, lagi pula, itu bukanlah sesuatu yang baik.Hubungan antara dia dan Adrian sudah sepenuhnya berakhir.Bohong bahwa dia acuh tak acuh dalam masalah ini. Pria yang dibawa untuk diselidiki adalah ayah kandungnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-06
Baca selengkapnya

Bab 165

Jika dia tahu hal ini lebih awal, tidak didiagnosis menderita kanker paru-paru dan depresinya tidak akan kambuh lagi ....Dia pasti akan membawa ibunya serta Angel meninggalkan Kota Aroha lebih awal, meninggalkan Kota Mulo dan menjauh dari semuanya.Namun, sekarang ....Dia berkata dengan suara serak, "Bu, aku nggak bisa pergi, aku harus tinggal di kota ini. Pengadilan dan departemen terkait akan menginterogasiku kapan saja.""Sisca, kenapa kamu ... gegabah sekali? Hanya demi Hendra, kamu malah terlibat. Kalau Ibu tahu lebih baik, Ibu akan menyuruhmu untuk menjauh darinya. Siapa yang tahu dia adalah anak Wilson? Sisca, maafkan Ibu, ini semua salah Ibu, ini semua disebabkan oleh Ibu.""Apa yang Ibu bicarakan? Kalaupun Adrian nggak butuh Ibu untuk mengancamku, dia masih punya cara untuk memaksaku bersaksi melawan Hendra. Semua ini akan tetap terjadi."Di sisi lain telepon, Cindy menutup mulutnya dan menangis tersedu-sedu."Nak, kamu selalu memikirkan orang lain dulu. Kapan ... kapan kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-06
Baca selengkapnya

Bab 166

"Jangan! Jangan berhubungan dengan siapa pun di Keluarga Limanta. Keluarga mereka semuanya kotor."Nada suara Kristin penuh dengan rasa jijik.Dia sangat membenci Sisca hingga berharap Sisca mati.Begitu Sisca muncul, hati Hendra akan melunak, bahkan kakaknya sendiri akan beralih ke wanita jalang itu.Namun, apa bagusnya Sisca?Billy tidak tahan lagi dengan kelakuan adiknya.Dia meraih ponselnya dan berkata, "Kristin, jangan ikut campur urusanku! Ada satu hal yang belum kuberitahukan padamu. Kak Hendra, yang sudah lama kamu sukai bilang kalau kamu masih saja belum mengubah sikapmu, kamu nggak perlu bekerja lagi di Grup SY!""Apa katamu? Mana mungkin! Mana mungkin Kak Hendra bisa mengusirku? Kak, apa kamu meminta Kak Hendra untuk mengusirku?""Inilah yang dikatakan Kak Hendra padaku. Dia bilang kalau kamu masih saja belum berubah, Grup SY nggak akan bisa menerimamu."Kristin marah hingga bibirnya yang tergigit menjadi putih.Dia mengepalkan tangannya dan mengingat sesuatu. "Aku tahu, pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-06
Baca selengkapnya

Bab 167

"Wanita jahat? Siapa yang Bibi bicarakan?"Bertha melihat Cindy tidak jauh dari sana dan menjadi marah. "Dia! Dia dan suaminya yang membunuh Wilson! Dia adalah istri Adrian ... aku ingin tanya dengan jelas padanya!"Istri Adrian?Mungkinkah ... ibu dari Sisca?Mata Kristin berbinar. "Bibi, aku akan menemanimu untuk tanya padanya."Saat Bertha muncul, Cindy sedang duduk di kursi roda dan sedang memikirkan sesuatu.Tatapan mata Cindy terlihat terkejut. "Bertha ... ternyata kamu. Barusan aku ragu-ragu untuk menemuimu. Kamu ....""Kamu harus bersaksi untukku! Beri tahu mereka bahwa Adrian yang membunuh Wilson!"Bertha menarik tangannya dengan penuh semangat.Cindy sedang duduk di kursi roda. Kursi roda tersebut tidak memiliki rem tangan, dengan tarikan dan dorongannya, kursi roda itu bergetar-getar."Bertha, dengarkan penjelasanku, jangan emosi dulu ....""Kamu membunuh Wilson! Cepat serahkan dirimu ke polisi!"Cindy mendorongnya menjauh dan ingin menjelaskan padanya."Kamu dan Sisca meman
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya

Bab 168

Dia masuk ke dalam mobil seolah-olah sedang melarikan diri, menyalakan mobil dengan cepat lalu mengemudi dengan cepat.Sampai benar-benar meninggalkan sekitar panti jompo.Mobil mengeluarkan bunyi rem tajam dan berhenti di kawasan terpencil.Kepala Kristin tiba-tiba tunduk ke depan karena pengereman yang mendadak.Dia memegang kemudi erat-erat dengan kedua tangannya, wajahnya menjadi pucat ....Dia bernapas dengan berat ....Bertha yang mendorong wanita itu!Bukan dia!Dia tidak melakukan apa pun!Kalaupun Bertha berbicara omong kosong, siapa yang akan percaya dengan perkataan pasien gangguan jiwa?Apalagi pengakuan pasien gangguan jiwa tidak bisa dijadikan alat bukti di pengadilan!Apa yang perlu dia takuti? Apa yang harus dia takuti?Saat memikirkan hal ini, Kristin mengangkat kepalanya dan melihat ke kaca spion mobil.Dia mengambil tisu dan menyeka keringat dingin di wajahnya.Mata yang ketakutan dan panik berubah menjadi ganas serta penuh dengan perhitungan dalam sekejap.Selama di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya

Bab 169

Tak lama kemudian, dokter forensik tiba di lokasi kejadian."Apa kamu anggota keluarga korban?"Sisca memeluk tubuh yang semakin dingin dan kaku itu sambil mendongak dengan ragu.Korban?"Ibuku belum meninggal, dia hanya tertidur. Dokter, tolong selamatkan dia. Sebelumnya dia pernah koma selama bertahun-tahun, tapi dia baru sadar, jadi ... dia akan sadar lagi."Dokter forensik sudah lama terbiasa dengan kejadian seperti itu.Dia menghela napas dan berkata dengan tenang, "Maaf, aku bukan dokter yang bisa menyelamatkan orang, aku dokter forensik yang bertugas mengidentifikasi mayat. Korban bernama Cindy Reine, 'kan?"Sisca menggendong Cindy, seolah-olah tidak bisa mendengar suara lain dari dunia luar. Dia hanya tahu bahwa Cindy belum mati lalu ingin membawa Cindy ke dokter ....Kalaupun tidak membawanya ke dokter, dia ingin membawa pulang Cindy ....Dia ingin menggendong Cindy, tapi tidak bisa menggendongnya sendirian."Nona, ibumu meninggal dengan keadaan nggak normal. Kami perlu mengid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya

Bab 170

"Maaf, ibuku punya masalah mental, kondisinya kurang stabil."Kapten Zanu tidak mau melepaskan petunjuknya dan segera bertanya, "Aku baru saja bertanya pada staf panti jompo. Mereka bilang ibumu punya masalah dengan korban sebelumnya dan bahkan memukul korban. Apa ini benar?"Hendra tidak menyangkalnya, "Memang karena kondisi mental, dia sering salah mengenali orang. Dia punya banyak perselisihan kecil dengan banyak pasien di panti jompo."Jawabannya sangat bersih.Setelah mendengar ini, Kapten Zanu tersenyum dan matanya yang tajam tertuju pada Bertha di belakangnya.Kapten Zanu ingin memeriksanya.Bertha gemetar ketakutan. "Aku nggak mendorongnya ... bukan aku ... dia ... dia jatuh sendiri ... aku benar-benar nggak mendorongnya ....""Kamu melihatnya jatuh dengan mata kepalamu sendiri?"Kapten Zanu tiba-tiba mendekati Bertha sambil terus menanyakan.Kali ini, Bertha ketakutan.Dia menolak untuk berbicara lagi dan hanya menggelengkan kepalanya.Pada saat ini, Kapten Zanu tiba-tiba berk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
98
DMCA.com Protection Status