Semua Bab Penyesalan Terbesar Hendra Setelah Kematian Sisca: Bab 141 - Bab 150

973 Bab

Bab 141

Setelah kembali ke Departemen Penjualan Grup SY, Sisca membuka dokumen komputer dan mengetik beberapa kata ke dalam dokumen kosong."Surat Pengunduran Diri"Saat hendak menulis lebih lanjut, seorang rekan di sebelahnya berkata dengan penuh semangat, "Baru saja di grup ada yang bilang kita akan mengadakan acara karyawan di Gunung Jawi minggu ini! Aku sudah lama ingin pergi berkemah di Gunung Jawi. Sekarang akhirnya ada kesempatan juga!""Saat hari perayaan perusahaan tahun lalu, nggak ada yang mengajukan untuk acara karyawan. Aku pikir tahun ini akan berhasil.""Sisca, kamu beruntung sekali. Kamu baru di perusahaan selama sebulan, tepat sekali ada acara karyawan."Dia menutup dokumen itu dan tersenyum. "Apakah Gunung Jawi menyenangkan?""Tentu saja. Ada juga Danau Jawi di sebelah Gunung Jawi. Danau Jawi besar dan jernih sekali, terlihat seperti laut. Cocok sekali untuk berfoto."Seperti laut ....Sisca tergerak.Dalam hidupnya ini, dia belum pernah ke pantai, jadi tentu saja dia tidak b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-20
Baca selengkapnya

Bab 142

Angel yang meneleponnya dari telepon rumah Cemara Praya.Dia dan Angel berbicara lama sekali, setidaknya satu jam.Angel bilang sangat merindukan Sisca.Angel juga bilang bahwa ayahnya sudah menyetujui mereka bertemu di akhir pekan.Setelah selesai menelepon, Sisca menutup jendela balkon.Bagaimanapun juga, dia merasa khawatir.Angel sudah menjauh darinya selama seminggu, dirinya juga sudah menjadi gila.Kalaupun dia pergi menemui Angel akhir pekan ini, dia masih samar-samar memikirkan kehidupan yang mengerikan ini....Tak lama kemudian, bus wisata tiba di dekat Gunung Jawi.Rekan di sebelahnya membangunkannya. "Sisca, jangan tidur lagi. Kita sudah sampai di Gunung Jawi, ayo turun!"Begitu membuka matanya, Sisca melihat danau biru dan jernih di luar jendela yang terbentang sejauh mata memandang.Sebelumnya rekan-rekannya selalu mengatakan bahwa Danau Jawi spektakuler dan tidak kalah dengan kenikmatan visual yang dibawa oleh laut, tapi Sisca masih setengah yakin.Sekarang setelah melih
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-20
Baca selengkapnya

Bab 143

Bulu mata Sisca sedikit bergetar lalu mengambil botol obat kecil dari tangan Billy dan memasukkannya kembali ke sakunya."Ini hanya vitamin biasa. Aku nggak sakit."Billy bukanlah orang bodoh. "Sisca, apa menurutmu aku nggak pernah lihat seperti apa vitamin itu?""Terserahmu saja."Sisca memegang kayu bakar dan kembali ke halaman rumput yang luas.Dia tidak ingin terlalu banyak berinteraksi dengan orang-orang di sekitar Hendra.Dia sudah lama tidak meminum obat ini, tapi karena Angel meneleponnya tadi malam dan menyuruhnya bertemu di akhir pekan, dia berencana untuk meminum obat tersebut dalam dua hari ke depan untuk meredakan suasana hatinya.Dia tidak ingin memasang wajah sedih saat bertemu Angel.Dia berharap sebelum meninggal, dia bisa meninggalkan kenangan indah untuk Angel....Ada acara meriah serta barbeku di halaman luas.Billy sedang duduk tidak jauh dari Departemen Penjualan menatap Sisca, tapi dalam hatinya masih saja merasa khawatir.Dia mengeluarkan ponselnya dan mencarin
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-20
Baca selengkapnya

Bab 144

"Ya."Keduanya saling bertukar nomor WhatsApp.Billy mengirimkan uang sebanyak 10 juta.Pegawai wanita itu tersanjung dan berkata, "Pak Billy, rok ini nggak sampai 10 juta. Ini terlalu banyak.""Nggak apa-apa, anggap saja sebagai ganti rugi. Kamu makan dulu saja."Pegawai wanita itu dengan senang hati pergi.Zayn yang sedang minum bir di samping bercanda, "Billy, kamu terlalu polos. Nggak perlu tukar nomor WhatsApp untuk kirim uang."Billy hanya tersenyum tipis.Pikiran pegawai wanita itu punya niat terselubung. Apa Billy tidak bisa melihatnya?Namun, Billy terbiasa menjadi orang baik, selalu terlihat lembut dan beradab."Hanya tukar nomor saja. Setelah itu abaikan saja dia."Hendra yang dari tadi diam saja tiba-tiba berkata pada Billy, "Kamu harus jaga amarah Kristin baik-baik. Kalau gagal, suruh dia pergi saja dari perusahaan."Nada suaranya tenang dan kaku, tapi mengandung keagungan dan keteguhan hati seorang atasan."Ya, aku akan bilang padanya."Billy tentu saja paham maksudnya. H
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 145

Di pegunungan, hari menjadi gelap lebih cepat dibandingkan di kota.Sisca naik ke kuil di puncak Gunung Jawi tepat di pukul tujuh malam.Langit di puncak gunung berangsur-angsur menjadi gelap.Sisca berlutut di atas tikar, mengatupkan kedua tangannya dan membuat permohonan yang tulus.Sisca berharap Angel bisa tumbuh dengan aman dan bahagia.Sisca juga berharap Hendra bisa melupakan dendamnya dan memulai hidupnya lagi.Harapan ketiga, dia berharap, ibunya bisa menikmati hari tua dengan sehat dan nyaman.Dia hanya membuat tiga permintaan.Tentang Angel, tentang Hendra, tentang Cindy ... tapi dia melupakan dirinya sendiri.Dia berlutut di sana dan berdoa cukup lama.Biksu yang mengenakan jubah di kuil datang dan berkata, "Nak, aku melihatmu sudah lama berlutut di sini, pasti ada masalah di hatimu. Kita ditakdirkan bertemu di sini, coba peruntunganmu di sini."Sisca sebenarnya tidak terlalu memercayai hal ini, tapi ketika dia akan meninggal, Tuhan menyelamatkannya. Mungkin Tuhan melihat b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 146

Di tengah malam, cuaca di pegunungan lembap dan hujan rintik-rintik mulai turun.Sisca duduk di tepi Danau Jawi selama hampir dua jam.Sepertinya ada sesuatu yang menariknya di Danau Jawi.Dia berdiri dan berjalan perlahan menuju Danau Jawi.Air dangkal berangsur-angsur semakin dalam, perlahan tenggelam dari betis hingga lutut ....Dia tampak melihat Angel tersenyum dan memanggil ibunya di tengah danau.Dia ingin menghampiri dan memeluk Angel.Sisca sangat merindukannya.Sisca masuk semakin dalam ke dalam air.Hingga airnya begitu dalam hingga merendam paha ....Tiba-tiba suara pria yang familier terdengar di belakangnya. "Sisca!"Dia tiba-tiba sadar kembali.Dia berbalik untuk melihat sumber suara ....Dalam cuaca dingin, Hendra berdiri tegak di bawah malam hujan yang berkabut.Jakunnya berguling, sedikit terengah-engah, sepertinya ada sedikit kecemasan di tatapan matanya yang gelap.Namun, Sisca tidak bisa melihat dengan jelas.Kemeja hitam yang dikenakannya basah kuyup oleh hujan da
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 147

Hendra berjalan di depan sambil memegang kartu kamar.Sisca mengikutinya.Begitu sampai di kamar, mereka baru sadar bahwa kamar ini kamar khusus pasangan.Sisca melihat ke kasur air dan berkata, "Aku bisa tidur di sofa."Kasurnya untuk Hendra saja.Hendra tidak berkata apa-apa, hanya melihat sekilas pakaiannya yang basah kuyup dan berkata, "Mandi air hangat dulu saja."Fasilitas di hotel kecil ini sangat buruk.Sisca merasa pusing dan segera mandi. Saat hendak memakai pakaian dan keluar, dia tiba-tiba merasakan sakit yang tumpul di dadanya.Dia langsung terbatuk. "Uhuk ... uhuk ...."Batuk mengeluarkan noda darah.Dia melihat darah yang mencolok, matanya pun segera menyusut.Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke cermin dan baru sadar bahwa wajahnya sudah pucat.Dia tampak kuyu seperti orang yang sekarat.Hendra mendengar suara batuk hebat di dalam dan mengetuk pintu kamar mandi.Hendra segera mengingatkan, "Handuk kering sekali pakai ada di luar.""Ya, aku tahu."Sisca segera menyala
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 148

Dia tidak ingin terjebak dalam sakitnya pengkhianatan lagi.Siapa pun bisa mengkhianatinya, kecuali ... Sisca.Karena Sisca pernah menjadi sesuatu yang penting di hatinya dan dunianya terbuka sepenuhnya untuk Sisca.Sisca yang mengunci pintu dengan tangannya sendiri.Hendra tidak pernah ingin membukakan pintu itu pada siapa pun lagi."Sisca, lepaskan."Kata-katanya yang kejam tidak membuatnya takut.Sisca berjalan mendekatinya, mengangkat kepalanya dan menciumnya dengan mata basah."Kamu berjanji akan menemaniku menemui Luat Bonami, tapi nggak jadi pergi Laut Bonami. Kamu bilang akan selalu menepati janjimu. Bukankah kamu harus menebusnya?"Jakun pria yang menonjol itu berguling. "Sisca, jangan paksa aku lagi."Sisca menyaksikan jakun berguling-guling di lehernya.Sisca tahu bahwa ini memang reaksinya.Dia tersenyum dan berkata, "Mana mungkin aku memaksamu? Bukankah Pak Hendra juga merasakannya?"Hendra mengerutkan kening dan menunduk hendak membalas.Sisca sudah menggenggam kerah keme
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 149

Di luar hotel kecil di kaki Gunung Jawi, ada angin kencang dan hujan.Tetesan air hujan besar menghantam jendela kaca dan lapisan kabut tipis terbentuk di jendela kaca.Ruangan itu gelap dan lembap.Tempat tidur sempit itu sedikit bergoyang.Tangan pria yang panjang dan ramping dengan urat menonjol menekan jari-jarinya yang ramping dan putih kehijauan ke tempat tidur.Di antara jari-jari yang saling bertautan, kehangatan perlahan-lahan tumbuh di ujung jari.Ujung mata Sisca sangat basah dan merah.Sisca membalikkan badannya ke arahnya dan tidak bisa melihat ekspresi wajahnya.Namun, serangan di baliknya menjadi semakin sengit .......Saat berakhir, hari sudah pagi.Langit di luar bersinar dengan cahaya putih redup.Hujan berhenti.Sisca berbaring di sampingnya dan terjaga sepanjang malam.Sisca menopang tubuhnya yang lelah dan lemas, turun dari tempat tidur dengan tenang, mengambil pakaian setengah basah yang tergeletak di sampingnya lalu mengenakannya.Hendra tidak mengenakan pakaian
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya

Bab 150

Cindy memandangnya dengan sedih. "Aku ibumu, kamu pikir Ibu nggak kenal kamu? Kamu lebih suka menderita sendiri daripada membuat Angel menderita. Apa maksudmu bisa santai kalau Angel bersama dengan ayahnya. Sisca, apa pun yang kamu putuskan, Ibu pasti akan mendukungmu, tapi untuk kali ini kamu jangan membuat dirimu sendiri menderita."Mata Sisca pedih dan hanya bisa tersenyum. "Ibu memang sangat mencintaiku.""Mana mungkin Ibu nggak mengerti isi hati anak sendiri? Kamu selalu mempertimbangkan orang lain dan menempatkan dirimu di urutan terakhir dalam segala hal. Beberapa tahun ini, kamu harus mengasuhku dan anakmu, kamu sudah sangat berat.""Aku nggak merasa berat. Selama Ibu dan Angel bahagia, semua yang aku lakukan nggak akan sia-sia."Mata Cindy memerah. "Bagaimana dengan Angel? Apa dia menangis? Dia sangat menyukaimu, bagaimana kamu bisa melepaskannya ....""Wajar anak kecil menangis begitu ditinggal ibunya. Dia akan baik-baik saja dalam beberapa hari. Hendra baik padanya, dia juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-21
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
98
DMCA.com Protection Status