หน้าหลัก / Romansa / Terpaksa Menikah Muda / บทที่ 71 - บทที่ 80

บททั้งหมดของ Terpaksa Menikah Muda: บทที่ 71 - บทที่ 80

187

Pertemuan

Kamila masih terdiam kaku, netranya bergetar tatkala wanita itu menatapnya tak percaya. “Ka–kau di sini?” tanyanya terbata-bata.Kamila tak menjawab, ia mengepalkan tangan kuat. Mengapa mereka dipertemukan kembali?“Kamila, ayo. Kenapa kau malah duduk di sini?” Bastara membantu wanita itu berdiri, dan ia tersentak kala melihat ponsel wania itu yang layarnya sudah pecah. “Astaga—”“Bastara?” Perkataan Bastara terhenti, apalagi kala mendengar ada yang memanggilnya. Pria itu lantas menoleh ke belakang punggung, ia mengernyit bingung karena merasa tak kenal dengan wanita ini.“Kau temannya Agni, bukan? Saya dulu satu kampus dengan dia, saya juga sering melihat kau menjemputnya.” Wanita itu memberikan senyum lebar, meskipun sedikit dongkol karena sang empu mengabaikannya. Dan kenapa bisa Kamila mengenal pria mapan serta tampan ini?“Maaf, saya tidak mengenal Anda. Jika begitu kami permisi.” Bastara menarik tangan Kamila yang terasa kaku, ia tak tahu ada apa dengan wanita ini, tapi yang pa
อ่านเพิ่มเติม

Kejujuran

“Bibi Agni, bonekaku diambil sama Saga!” Ayana berteriak sambil mencak-mencak.“Aku hanya membantumu membuka bungkusnya,” balas Saga datar. Sementara ia sendiri dapat hadiah buku cerita dari Agni, karena anak laki-laki ini suka membaca. “Ish, bilang saja kau juga tertarik dengan bonekaku. Ingat Saga, iri itu tidak baik. Kalau kau mau, aku bisa pinjamkan nanti, tapi tunggu setelah aku bosan.” Ayana mengangkat dagu, seolah-olah sedang mengejek sang kakak.Agni yang melihatnya terkekeh serak, gemas sekali dengan kedua anak ini. “Aku mau menaruh boneka ini dulu di kamarku,” ucap Ayana. Lalu menoleh pada wanita yang ada di sampingnya. “Bibi Agni, tolong jaga jus alpukatku. Aku akan kembali secepat mungkin.”Agni tertawa pelan sambil mengacungkan jempol. “Beres!”Setelah kepergian Ayana, Saga melangkah mendekat pada Agni. Lalu mengambil duduk di samping wanita itu. “Bibi Agni,” sapa Saga. Agni menoleh sambil tersenyum manis. “Ya, Aga?” “Apa Bibi tahu kepanjangan nama belakangku?” Saga m
อ่านเพิ่มเติม

Setelah Empat Tahun

“Narendra, mengapa ke sini malam-malam?” tanya Aron sembari tersenyum tipis pada Rendra, anak laki-laki itu selalu berbinar kala melihatnya. “Rindu Ayah, Ibu bilang Ayah pasti ada di villa.” Rendra mengangkat kedua tangan, ingin duduk di pangkuan Aron. Tapi pria itu justru menggeser tubuhnya dan mendudukkan Rendra di sampingnya. Hal itu tak luput dari perhatian Bimo. “Sepertinya aku dan Rendra akan menginap di sini,” ungkap Relin santai.“Maaf, tapi jika bukan suami istri tidak diperbolehkan. Apalagi villa ini hanya ada dua kamar saja, untuk saya dan Tuan Aron sendiri.” Bimo seperti ibu yang melindungi anaknya dari marabahaya. Relin tampak tersinggung, terlihat dari raut wajahnya yang berubah masam. “Aron—”“Bimo benar, Relin. Di sini memang cukup untuk dua orang saja, jika kau mau saya bisa pesankan hotel di sekitar sini. Daripada kau pulang malam-malam ke villa bersama Renda,” sahut Aron santai. Sesekali mengusap punggung ringkih anak laki-laki di sampingnya. Relin tersenyum kik
อ่านเพิ่มเติม

Sebuah Keajaiban

Dona melangkah menuruni undakan tangga, kening wanita itu berkerut tatkala melihat kepala pelayannya yang keluar dari kamar bekas Kamila dulu. “Atika!” panggilnya.Wanita itu tergugu, menatap Dona takut-takut. “Kenapa kau ke kamar Kamila? Bukankah saya sudah katakan untuk jangan pernah membuka kamar itu lagi?” Dona mendekat, menyorot kepala pelayannya penuh curiga.“Sa–saya hanya membereskan kamarnya, Nyonya. Tanpa menyisakan satu helai pakaian Kamila,” jawab Atika gugup.Dona melotot tak percaya. “Bukankah saya sudah menyuruhmu dari tahun lalu? Astaga, ceroboh sekali!” “Ma–maaf, Nyonya. Saya mengaku salah.” Dona mengibaskan kedua tangan. “Ya, sudah. cepat kunci pintunya, jangan sampai Aron curiga dan bertanya macam-macam mengenai kamar ini. Karena saya tidak akan membiarkannya mengingat sekecil apa pun tentang wanita itu.”“Baik, Nyonya. Tapi barang-barang pribadi seperti dompet serta ponsel Kamila, saya buang saja atau bagaimana, Nyonya?” Dona berdecak tak suka. “Kau masih bertan
อ่านเพิ่มเติม

Ungkapan Seorang Ayah

“Ibu, boleh aku bertanya?” Ayana menatap Kamila ragu-ragu.“Tentu, sayangku.” Wanita itu tersenyum tipis sembari menatap Ayana penuh kelembutan. “Apa Ibu tidak menyukai Paman Aron? Kenapa waktu itu Ibu langsung meninggalkannya, padahal dia anak yang baik.” Ayana berucap pelan, mata bulat nan jernihnya mengerjap polos. Kamila tergugu, ia memalingkan wajah—menatap ke sembarang arah. “Ibu, jika pertanyaanku menyinggung. Tidak usah dijawab, aku hanya penasaran—sedikit, hehe ….” Gadis kecil itu tersenyum lucu, seolah mengerti saja apa arti pernyataannya barusan. Kamila menghembuskan napas berat, ia menunduk dalam. Merasa begitu egois karena melibatkan perasaan buah hatinya. “Ibu, aku sudah siap. Dan mengapa Ayana masih belum mengenakan sepatu? Sebentar lagi pukul delapan.” Saga datang sambil menenteng tasnya. “Ah, ya. Maaf, Sayang. Ibu tak fokus.” Kamila memaksakan senyum dengan mata berkaca-kaca.Selang tiga puluh menit kemudian, Saga serta Ayana sampai di sekolahnya. Kamila sendiri
อ่านเพิ่มเติม

Tes DNA

“Jelaskan siapa itu Kamila!” Aron menatap Bimo tajam, setelah sang ayah mengatakan hal itu, Tama tiba-tiba mengeluh sakit kepala, yang langsung mendapatkan penanganan oleh tim medis. Dan di sinilah Aron sekarang, di ruang kerjanya sembari menunggu jawaban Bimo.“Apa yang Tuan Tama katakan pada Anda?” tanya Bimo tenang.“Saya mempunyai istri yang bernama Kamila, dan kami sudah memiliki anak.” Aron tersenyum remeh. “Sangat mustahil, padahal yang saya cintai dari dulu hanya Relin. Mana mungkin saya mau menikah dengan perempuan selain dia.” Bimo menghembuskan napas berat, ini juga salahnya karena memberitahu Tama begitu cepat. Namun, ia juga tak punya pilihan lain, karena setelah sadar pria itu justru mencari Kamila. “Jika saya mengatakan apa yang Tuan Tama utarakan adalah kebenaran—apakah Anda percaya?” Bimo bertanya pelan. Aron mendengkus, “Kau jangan membual! Kau tahu jika hanya Relin satu-satunya wanita saya dari dulu!” “Anda menikah karena wasiat mendiang Tuan Abraham,” balas Bimo
อ่านเพิ่มเติม

Aron VS Bastara

“Ibu, maafkan kami.” Saga beserta Ayana mendekat pada Kamila, tak lupa menundukkan kepala. Setelah pukul delapan malam, barulah mereka berani menyapa kembali ibunya, dikarenakan tak bisa tidur sebelum dibacakan dongeng oleh Kamila. Ayana serta Saga juga merasa bersalah ketika melihat mata Kamila yang membengkak, pasti ini semua karena mereka yang tiba-tiba tantrum dan meminta ayah. Padahal sebelumnya sudah berjanji tak akan membahas perihal itu karena akan membuat sang ibu sedih. “Sini, Sayang. Tidak mau memeluk Ibu?” Kamila tersenyum lembut seraya merentangkan kedua tangan, membuat si kembar langsung berlari dan memeluknya erat.“Aku sayang Ibu, maaf telah membuat Ibu menangis.” Anak laki-laki menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Kamila, matanya juga ikut berkaca-kaca.“Aku juga, Ibu. Janji tidak akan mengulanginya lagi,” kata Ayana tak mau kalah. Kamila terkekeh serak, lalu mencium pipi si kembar. “Wah, ada yang berbaikan rupanya.” Bastara datang sambil memakai jaketnya, pri
อ่านเพิ่มเติม

Bukti Akurat

“Aron tak kunjung bisa membuat menantu saya pulang?” tanya Tama datar, sudah dua minggu pasca ia tersadar dari koma. Dan sekarang ia sudah kembali pulih. Meskipun belum bisa berjalan, karena kakinya masih terasa kaku.“Belum, Tuan. Dua minggu yang lalu saat kami menemuinya—justru Tuan Aron berdebat dengan Nyonya Kamila, dan mengancam hal yang tak seharusnya diucapkan. Tapi untung saja saya bisa membujuknya untuk menyetujui jika si kembar melakukan tes DNA dengan ayahnya,” jelas Bimo panjang lebar.Tama mendengkus, “Anak itu, awas saja jika ingatannya sudah pulih. Saya sendiri yang menghukumnya karena tak mengakui darah dagingnya sendiri!”Bimo memang sudah menceritakan bagaimana Aron sampai amnesia, serta Kamila yang pergi karena permasalahannya dengan Dona serta Relin. Pun ketika Aron ingin menggugurkan cucunya, Tama yang mendengar itu semua tentu murka luar biasa. Ia bahkan menarik fasilitas Dona untuk beberapa waktu, sampai wanita itu menyadari kesalahannya.“Jadi, kapan hasilnya ak
อ่านเพิ่มเติม

Rencana Aron

“Aku sudah bilang, Mas. Jika hubungan Relin dan Aron itu adalah kemustahilan, tapi Mas sendiri yang mendukung Relin sampai sejauh ini.” Masayu menatap sang suami penuh kekecewaan, merasa malu pada Tama karena masalah ini. “Aku hanya mendukung demi kebahagiaan putri kita,” kelit Farzan.Masayu menghembuskan napas berat. “Tidak ada namanya kebahagiaan jika merebut milik wanita lain, dari dulu aku tidak setuju dengan rencana kalian. Tapi kalian tetap memaksakan kehendak.”“Lantas aku harus bagaimana, Ayu? Ini semua sudah terjadi, dan kau tahu secinta apa Relin pada Aron, begitu pula sebaliknya. Belum lagi Rendra yang sangat dekat dengan pria itu,” ungkap Farzan lelah. Masayu membuang pandangan ke arah lain, lalu kembali menatap ke arah sang suami. “Mas jangan mendukungnya lagi, dan jangan terlalu memanjakannya. Mengenai Rendra nanti aku yang menjelaskan perlahan pada cucu kita.” Final Masayu tak mau dibantah.Berbeda halnya dengan Relin, kini wanita itu sedang memarahi sang putra yang t
อ่านเพิ่มเติม

Anda Cemburu Tuan?

“Paman mau menemani Ayana tidur malam ini?” tanya gadis kecil itu penuh binar. Aron tersenyum simpul. “Tentu, kau mau Ayah—em … Paman temani tidur setiap hari pun tidak apa-apa.” Ia mengatupkan bibir, tak tahan menyebut dirinya dengan panggilan itu, andai saja Kamila tak melarangnya. Ayana terdiam sesaat, lalu mendekat ke arah Aron. “Apakah boleh aku panggil Ayah?” pintanya malu-malu. Aron tergugu, pria arogan itu bisa merasakan jika jantungnya berdegup kencang sekarang. “Bi–bisa,” ucapnya terbata-bata. Lalu memangku Ayana dan memeluk gadis itu penuh kehangatan. Tanpa diketahui jika seorang wanita sedang menutup mulutnya menahan tangis dari balik tembok ruang tahu. Kamila tahu jika si kembar membutuhkan sosok seorang ayah, dan ia tak bisa menampik jika baik Saga serta Ayana pasti sangat bahagia mengetahui jika sang ayah berada di dekatnya. Akan tetapi, sepertinya hanya Ayana yang mampu mengekspresikan rasa bahagianya, karena Saga masih terlihat kaku dan menghindar dari Aron. “
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
678910
...
19
DMCA.com Protection Status