Bimo tak pernah menyangka ia bisa mempunyai rasa empati yang begitu tinggi terhadap seseorang. Tak pernah terbayangkan ia akan menangisi seorang wanita selain ibunya, terakhir ia bersedih kala kehilangan kedua orang tuanya, setelah itu Bimo menjalani hidup seperti biasa. Tak ada emosi berarti, baik rasa tertarik kepada lawan jenis atau rasa empati mengguncang sanubari. Namun, tidak untuk kali ini. Bimo, bahkan menggigit bibir kuat dengan air mata yang terus berjatuhan. Pria itu menunduk dengan bahu bergetar hebat, kedua tangannya memegang erat sel tempat Kamila berada, bau pengap serta suara desisan dari sel hewan yang berada di ujung ruangan menginvasi kesunyian malam.“Untuk apa Anda bersedih, Tuan. Saya tidak apa-apa, Anda bisa kembali ke kediaman utama, dan tolong jaga Arfin, jangan pernah beritahu dia jika saya ada di sini,” kata Kamila datar. Tatapannya lurus ke depan, seolah-olah apa yang terjadi saat ini bukanlah hal besar. Kendati demikian, justru membuatnya tampak semakin
Read more